Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

HUBUNGAN BEBAN KELUARGA DENGAN KEMAMPUAN CAREGIVER DALAM MERAWAT KLIEN SKIZOFRENIA Helena Patricia; Dwi Christina Rahayuningrum; Vino Rika Nofia
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 10, No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.592 KB) | DOI: 10.30633/jkms.v10i2.449

Abstract

ABSTRAK Puskesmas Naras merupakan angka tertinggi untuk gangguan jiwa dibandingkan dengan gangguan jiwa yang ada di Puskesmas yang ada di kota Pariaman. Banyaknya keluarga yang tidak mampu merawat anggota keluarganya dengan skizofrenia disebabkan karena beban keluarga yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan beban keluarga dengan kemampuan caregiver dalam merawat pasien skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas Naras Kota Pariaman tahun 2018.Penelitian ini  merupakan penelitian deskriptif analitik menggunakan metode cross sectional. Penelitian dilakukan di Puskesmas Naras kota Pariaman pada bulan Agustus 2018. Populasi adalah seluruh keluarga pasien skizofrenia sebanyak 66 orang dengan sampel penelitian diambil secara totalsampling. Hasil analisis menunjukkan 54,5% mengalami beban sedang, 56,1%memiliki kemampuan yang kurang baik dalam merawat klien skizofrenia. Terdapat hubungan beban keluarga dengan kemampuan caregiver dalam merawat pasien skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas Naras Kota Pariaman, dengan p value 0,016.Dari hasil penelitian ini dapat simpulkan bahwa terdapat hubungan beban keluarga dengan kemampuan caregiver dalam merawat pasien skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas Naras Kota Pariaman tahun 2018. Untuk itu kepada tenaga kesehatan agar memberikan informasi dan penyuluhan yang lebih banyak tentang gangguan jiwa khususnya pada keluargayang anggota keluarganya menderita gangguan jiwa. Kata kunci                  : Beban Keluarga; Kemampuan Caregiver; Skizofrenia ABSTRACTNaras Health Center is the highest number for mental disorders compared to mental disorders in Puskesmas in the city of Pariaman. The number of families who are unable to care for their family members with schizophrenia is caused by a high family burden. The purpose of this study was to determine the relationship of family burden with the caregiver's ability to treat schizophrenic patients in the working area of Naras Health Center Pariaman City in 2018. This research is a descriptive analytic study using cross sectional method. This research has been carried out at Naras Public Health Center in Pariaman City and the time of the research was carried on August 2018. The population in this study was the whole family of schizophrenic patients, as many as 66 people with the study sample taken in total population.The results of this study showed that 54.5% had a moderate burden, 56.1% have poor skills in treating schizophrenia clients. There is a family burden relationship with the caregiver's ability to treat schizophrenic patients in the Naras Community Health Center in Pariaman City), with a p value of 0.016. From the results of this study it can be concluded that there is a family burden relationship with the caregiver's ability to care for schizophrenic patients in the Naras Health Center working area Pariaman City in 2018. For that to the health workers to provide more information and counseling about mental disorders, especially in families family members suffer from mental disorders.Keywords         : Family Expenses, Caregiver Ability,schizophrenic
EFEKTIFITAS MASSASE PUNGGUNG DAN KAKI TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI Etri Yanti; Dwi Christina Rahayuningrum; Eliza Arman
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 10, No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.065 KB) | DOI: 10.30633/jkms.v10i1.305

Abstract

ABSTRAKHipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya lebih dari 90 mmHg. Hipertensi berada pada peringkat 1 dari 10 penyakit lainnya dengan jumlah penderita hipertensi sebanyak 1.589 orang di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas. Hipertensi disebabkan oleh beberapa faktor seperti usia, genetik, lingkungan. Penanganan hipertensi dapat dilakukan secara nonfarmakologi yaitu dengan terapi masase punggung dan masase kaki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas masase punggung dan kaki terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi. Jenis penelitian ini yaitu Quasi Exsperiment, post test control grup design. Jumlah sampel sebanyak 16 orang penderita hipertensi, 6 orang perlakuan masase punggung,  6 orang perlakuan masase kaki dan 6 orang  kontrol yang diambil dengan teknik purposive sampling. Pemberian  masase dilakukan selama  7 hari berturut-turut dan pengukuran telkanan darah dilakukan pada hari ke 8. Data diolah dengan komputerisasi dengan analisa univariat mengguanakan mean dan analisa bivariat menggunakan uji T independen dengan tingkat kepercayaan 95%(α=0,05). Penelitian ini dilakukan pada tanggal 28 Agustus – 4 September 2018. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan rata-rata tekanan darah penderita hipertensi pada kelompok perlakuan masase punggung 147,50/92,00 mmHg. Rata-rata tekanan darah pada kelompok masase kaki yaitu dengan 127,50/76,25 mmHg. Tekanan darah pada kelompok kontrol 155,12/93,88 mmHg Hasil analisa bivariat didapatkan ada pengaruh masase punggung dengan nilai sistole p=0,000, diastole p= 0,001 . dan rata-rata tekanan darah pada kelompok masase kaki sistole dengan nilai p= 0,001 dan diastole dengan nilai p =0,000.Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah pemberian masase kaki lebih efektif dari pada dan masase punggung dilihat dari nilap value diastolenya terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi. Diharapkan kepada petugas kesehatan khususnya perawat agar menerapkan terapi non farmakologi khususnya masase punggung dan masae kaki antihipertensi sebagai tindakan mandiri perawat untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Kata Kunci : Hipertensi, massase kaki      THE EFFECT OF GIVING BACK MASSAGE ON BLOOD PRESSURE IN PATIENTS OF HYPERTENSION IN THE WORKING AREA OF ANDALAS PADANG HEALTH CENTER ABSTRACT Hypertension is persistent blood pressure where the systolic pressure is above 140 mmHg and the diastolic pressure is> 90 mmHg. Hypertension is caused by several factors such as age, genetic, environment. Handling of hypertension can be done non-pharmacologically by foot massage therapy with fragrant citronella oil. The aims of this study is to know defoimine the effect of foot massage with fragrant cf citronella oil.This type of research is Quasi Exsperiment, post test control group design. The total sample of  16 people with hypertension, 8 treatment groups, 8 control groups were taken by purposive sampling technique. Data were processed by computerization with univariate analysis using descriptive statistics and bivariate analysis using independent T test with a 95% confidence level (≤ = 0.05). This research was conducted on August 28 to September 4. Based on the results of the study, obtaimed the average blood pressure of hypertensive patients in the treatment group namely 127.50 mmHg systolic and 76.25 mmHg diastolic and mean of blood pressure in to the control group with 142.50 systolic and 92.50 mmHg diastolic, there was an effect  foot massage with fragrant citronella oil, with p = systolic 0,001 and diastolic 0,000 (p≤0,05).The conclusion of the results of this study is the effect of administering foot massage with fragrant citronella oil on blood pressure in patients with hypertension. It is expected that health workers, especially nurses, should include non-pharmacological therapies, especially foot massage with fragrant lemongrass oil as antihypertensive as an independent action for nurses to reduce blood pressure.Keywords            : Hypertension, foot massage with fragrant citronella oil 
PENGARUH KOSUMSI JUS JAMBU BIJI MERAH TERHADAP PENINGKATAN KADAR TROMBOSIT PADA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) EFFECTS OF RED GUAVA JUICE CONSUMPTION ON INCREASED THROMBOCYTE LEVELS IN DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF) PATIENTS Dwi Christina Rahayuningrum; Honesty Diana Morika
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 2, No 1 (2019): November 2019
Publisher : Stikes Syedza Saintika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v2i1.442

Abstract

ABSTRAK Penyakit Demam Berdarah (DBD) menular melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. DBD merupakan penyakit berbasis vektor yang menjadi penyebab kematian utama di negara tropis. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan,  DBD di RSUD Dr. M. Zein Painan tahun 2019 berada diurutan pertama yaitu 284 kasus (5,5%). Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasy Exsperiment. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita DBD di Ruangan Penyakit Dalam RSUD Dr. M. Zein Painan yaitu sebanyak 55 orang. Teknik Sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 16 orang yang terbagi 8 orang kelompok intervensi dan 8 orang kelompok kontrol. Hasil penelitian didapatkan nilai rerata kadar trombosit pada kelompok kontrol  178.625 mcL, sedangkan pada kelompok intervensi  301.125 mcL. Berdasaran uji Hipotesis didapatkan p value = 0,003. ≤ 0,05. Disarankan kepada Direktur RSUD Dr. M. Zein Painan untuk dapat melakukan perawatan nonfarmakologi sebagai pendukung perawatan farmakologi yaitu dengan jus jambu biji merah. Kata Kunci : Jus Jambu Biji Merah; Kadar Trombosit; DBD ABSTRACT Dengue Fever (DHF) is transmitted through the bite of the Aedes aegypti mosquito. DHF is a vector-based disease that is the leading cause of death in tropical countries. Data from the South Pesisir Selatan District Health Office, DBD in Dr. M. Zein Painan in 2019 was first in 284 cases (5.5%). The type of research used is Quasy Experiment. The population in this study were all patients with DHF in the Internal Medicine Room Dr. M. Zein Painan as many as 55 people. The sampling technique used was purposive sampling with a total sample of 16 people divided into 8 intervention groups and 8 control groups. The results showed an average value of platelet levels in the control group 178,625 mcL, whereas in the intervention group 301.125 mcL. Based on the hypothesis test p value = 0.003 was obtained. ≤ 0.05. It is recommended to the Director of RSUD Dr. M. Zein Painan to be able to carry out nonpharmacological treatments as a support for pharmacological treatments, namely red guava juice. Keywords: Red Guava Juice; Thrombocyte Levels; DHF
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS AIR REBUSAN JAHE EMPRIT DAN MADU HUTAN PADA PENDERITA HIPERTENSI Helena Patricia; Emira Apriyeni; Dwi Christina Rahayuningrum
HUMAN CARE JOURNAL Vol 7, No 3 (2022): Human Care Journal
Publisher : Universitas Fort De Kock

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32883/hcj.v7i3.2199

Abstract

Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah dalam pembuluh arteri yang melebihi batasan normal. Tindakan untuk mengatasi hipertensi secara nonfarmakologi yaitu cara pemberian air rebusan jahe emprit dan madu hutan. Penelitian ini bertujuan membandingkan efektivitas pemberian air rebusan jahe emprit dan madu hutan terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Jenis penelitian ini quasy eksperimental dengan desain penelitian pre test dan post test one group designt. Penelitian dilakukan  di wilayah Kerja Puskesmas Lolo Kabupaten Kerinci dengan jumlah sampel 16 orang melalui teknik purposive sampling. Analisis hasil penelitian dilakukan secara univariat dan bivariat dengan mengunakan uji t-test independen. Hasil penelitian terdapat pengaruh air rebusan jahe emprit terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi dengan p-value 0,000, dan terdapat pengaruh madu hutan terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi dengan p-value 0,000. Tidak terdapat perbedaan efektivitas antara pemberian air rebusan jahe emprit dan madu hutan terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi dengan nilai signifikan > 0,05. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara efektivitas pemberian air rebusan jahe emprit dan madu hutan terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi. Saran, melalui kepala Puskesmas diharapkan kepada petugas kesehatan agar dapat memberikan pendidikan kesehatan terapi non farmakologi sebagai tindakan mandiri.
Self Management dan Kualitas Hidup Penderita Rheumatoid Arthritis Emira Apriyeni; Helena Patricia; Dwi Christina Rahayuningrum
REAL in Nursing Journal Vol 6, No 1 (2023): REAL in Nursing Journal
Publisher : Universitas Fort De Kock Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32883/rnj.v6i1.2362

Abstract

Rheumatoid Arthritis (RA) menyebabkan keterbatasan aktivitas penderitanya dan akan mempengaruhi kualitas hidup. Keterbatasan aktivitas dan komplikasi penyakit dapat di minimalkan dengan melaksanakan self management untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan self management dengan kualitas hidup penderita rheumatoid arthritis. Penelitian dilaksanakan diwilayah kerja Puskesmas Kemantan Kabupaten Kerinci pada penderita Rheumatoid Athritis. Sampel penelitian berjumlah 50 orang dengan teknik Purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisa menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden mengalami kualitas hidup yang kurang baik (64,0%) dan Self Management yang kurang baik (68,0%). Hasil analisa lebih lanjut di dapatkan p value = 0,000 yang berarti terdapat hubungan antara Self Management dengan Kualitas Hidup penderita Rheumatoid Arthritis. Kesimpulan penelitian ini didapatkan ada hubungan antara Self Management dan kualitas hidup pada penderita Rheumatoid Arthritis. Oleh karena itu diharapkan pasien dapat lebih meningkatkan self management sehingga kualitas hidupnya semakin baik.