Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PEMBERDAYAAN ENERGI MATAHARI SEBAGAI ENERGI LISTRIK LAMPU PENGATUR LALU LINTAS Widodo, Djoko Adi; Suryono, -; Andrasto, Tatyantoro
Jurnal Teknik Elektro Vol 2, No 2 (2010): Jurnal Teknik Elektro
Publisher : Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai jenis sumber daya energi dalam jumlah yangcukup melimpah. Letak Indonesia berada pada daerah katulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selaludisinari matahari selama 10 sampai dengan 12 jam dalam sehari. Data Ditjen Listrik dan PengembanganEnergi pada tahun 1997, kapasitas terpasang listrik tenaga surya di Indonesia mencapai 0,88 MW daripotensi yang tersedia 1,2 x 109 MW.Penelitian ini bertujuan mengembangkan inovasi teknologi pembangkit listrik bersumber dari energimatahari. Pengkonversi energi matahari menjadi energi listrik menggunakan fotovoltaik atau sel surya.Sedangkan energi listrik yang dihasilkan disimpan dalam sebuah baterai. Manfaat dari penelitian untukmemberdayakan energi matahari secara optimal sebagai sumber energi listrik pada lampu pengatur lalulintas.Berdasarkan percobaan dari satu modul surya 50 Wp diperoleh kuat arus pada sel surya dan kuatarus yang mengalir ke dalam baterai yang berfluktuatif besarnya. Energi listrik yang dihasilkan daripenyinaran sinar matahari selama 6 jam mampu menyalakan 4 buah lampu dengan total daya 30 wattselama 16 jam. Diharapkan dari hasil riset ini dapat diadakan penelitian lanjutan mengenai teknologipengukuran secara realtime agar dapat memonitoring potensi energi sepanjang musim.Kata Kunci: Energi matahari, Fotovoltaik, Energi Listrik
PEMBERDAYAAN ENERGI MATAHARI SEBAGAI ENERGI LISTRIK LAMPU PENGATUR LALU LINTAS Widodo, Djoko Adi; Suryono, -; Abdrasto, Tatyantoro; Tugino, -
Sainteknol : Jurnal Sains dan Teknologi Vol 8, No 2 (2010): December 2010
Publisher : Unnes Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/sainteknol.v8i2.324

Abstract

Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai jenis sumber dayaenergi dalam jumlah yang cukup melimpah. Letak Indonesia berada pada daerahkatulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari selama 10 sampaidengan 12 jam dalam sehari. Data Ditjen Listrik dan Pengembangan Energi padatahun 1997, kapasitas terpasang listrik tenaga surya di Indonesia mencapai 0,88 MWdari potensi yang tersedia 1,2 x 109 MW. Penelitian ini bertujuan mengembangkaninovasi teknologi pembangkit listrik bersumber dari energi matahari. Pengkonversienergi matahari menjadi energi listrik menggunakan fotovoltaik atau surya sel.Sedangkan energi listrik yang dihasilkan disimpan dalam sebuah baterai. Manfaatdari penelitian untuk memberdayakan energi matahari secara optimal sebagai sumberenergi listrik pada lampu pengatur lalu lintas. Berdasarkan percobaan dari satu suryasel diperoleh kuat arus pada sel surya dan kuat arus yang mengalir ke dalam bateraiyang berfluktuatif besarnya. Energi listrik hasil dari sebuah surya sel 50 WP yangterkena sinar matahari selama 6 jam mampu menyalakan 4 buah lampu dengan daya30 watt selama 16 jam. Diharapkan agar diadakan penelitian mengenai efisiensi darisuatu surya sel sepanjang musim kemarau dan hujan secara realtime.Kata Kunci:Energi matahari, Fotovoltaik, Energi Listrik.
PEMBERDAYAAN ENERGI MATAHARI SEBAGAI ENERGI LISTRIK LAMPU PENGATUR LALU LINTAS Widodo, Djoko Adi; Suryono, -; Andrasto, Tatyantoro
Jurnal Teknik Elektro Vol 2, No 2 (2010): Jurnal Teknik Elektro
Publisher : Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jte.v2i2.1553

Abstract

Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai jenis sumber daya energi dalam jumlah yangcukup melimpah. Letak Indonesia berada pada daerah katulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selaludisinari matahari selama 10 sampai dengan 12 jam dalam sehari. Data Ditjen Listrik dan PengembanganEnergi pada tahun 1997, kapasitas terpasang listrik tenaga surya di Indonesia mencapai 0,88 MW daripotensi yang tersedia 1,2 x 109 MW.Penelitian ini bertujuan mengembangkan inovasi teknologi pembangkit listrik bersumber dari energimatahari. Pengkonversi energi matahari menjadi energi listrik menggunakan fotovoltaik atau sel surya.Sedangkan energi listrik yang dihasilkan disimpan dalam sebuah baterai. Manfaat dari penelitian untukmemberdayakan energi matahari secara optimal sebagai sumber energi listrik pada lampu pengatur lalulintas.Berdasarkan percobaan dari satu modul surya 50 Wp diperoleh kuat arus pada sel surya dan kuatarus yang mengalir ke dalam baterai yang berfluktuatif besarnya. Energi listrik yang dihasilkan daripenyinaran sinar matahari selama 6 jam mampu menyalakan 4 buah lampu dengan total daya 30 wattselama 16 jam. Diharapkan dari hasil riset ini dapat diadakan penelitian lanjutan mengenai teknologipengukuran secara realtime agar dapat memonitoring potensi energi sepanjang musim.Kata Kunci: Energi matahari, Fotovoltaik, Energi Listrik
PEMBERDAYAAN ENERGI MATAHARI SEBAGAI ENERGI LISTRIK LAMPU PENGATUR LALU LINTAS Widodo, Djoko Adi; Suryono, -; Abdrasto, Tatyantoro; Tugino, -
Sainteknol : Jurnal Sains dan Teknologi Vol 8, No 2 (2010): December 2010
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/sainteknol.v8i2.324

Abstract

Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai jenis sumber dayaenergi dalam jumlah yang cukup melimpah. Letak Indonesia berada pada daerahkatulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari selama 10 sampaidengan 12 jam dalam sehari. Data Ditjen Listrik dan Pengembangan Energi padatahun 1997, kapasitas terpasang listrik tenaga surya di Indonesia mencapai 0,88 MWdari potensi yang tersedia 1,2 x 109 MW. Penelitian ini bertujuan mengembangkaninovasi teknologi pembangkit listrik bersumber dari energi matahari. Pengkonversienergi matahari menjadi energi listrik menggunakan fotovoltaik atau surya sel.Sedangkan energi listrik yang dihasilkan disimpan dalam sebuah baterai. Manfaatdari penelitian untuk memberdayakan energi matahari secara optimal sebagai sumberenergi listrik pada lampu pengatur lalu lintas. Berdasarkan percobaan dari satu suryasel diperoleh kuat arus pada sel surya dan kuat arus yang mengalir ke dalam bateraiyang berfluktuatif besarnya. Energi listrik hasil dari sebuah surya sel 50 WP yangterkena sinar matahari selama 6 jam mampu menyalakan 4 buah lampu dengan daya30 watt selama 16 jam. Diharapkan agar diadakan penelitian mengenai efisiensi darisuatu surya sel sepanjang musim kemarau dan hujan secara realtime.Kata Kunci:Energi matahari, Fotovoltaik, Energi Listrik.
PENGARUH BISING LALU LINTAS UDARA BANDARA SAM RATULANGI TERHADAP KENYAMANAN PENGHUNI PERUMAHAN DI SEKITARNYA Suryono, -; Betteng, Luther; Mastutie, Faizah
MEDIA MATRASAIN Vol 9, No 3 (2012)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi pengaruh bising lalu-lintas pesawat terbang bandar udara Sam Ratulangi, terhadap rasa nyaman dan rasa aman para penghuni permukiman disekitarnya perumahan: CBA, Griya 4, dan Permata Klabat. Obyek penelitian tersebut dipilih karena jarak dari Bandar udara Sam Ratulangi relatif dekat, sekitar 300 meter hingga 4.000 meter dan berada satu garis lurus dengan landasan pacu, sehingga permukiman tersebut patut diduga terkena dampak negatif penting dari bising yang bersumber dari aktifitas take off dan landing pesawat udara. Adapun metoda penelitian yang digunakan: pertama, Observasi yakni pemetaan letak bandara dan tiga lokasi perumahan, data penerbangan, kedua adalah pengukuran bising obyektif, yaitu bising latar belakang dan kebisingan dengan menggunakan sound level meter dan pengukuran subyektif yakni dengan melakukan wawancara dan penyebaran kuisener untuk mendapatkan tanggapan responden, perihal rasa nyaman dan rasa aman para penghuni. Dari hasil analisa data dapat disimpulkan bahwa rasa nyaman dan aman secara obyektif dan subyektif, terdapat perbedaan yang cukup signifikan, untuk rekomendasi guna mengantisipasi dampak negatif dari bising bagi pihak terkait antara lain: penghuni, pengembang dan pemerintah sebagai pembuat dan pengontrol kebijakan Kata kunci: bising, gangguan rasa nyaman, aman dan antisipasi
DESAIN RUMAH SAKIT YANG AMAN DAN NYAMAN Junan, Venesia; Suryono, -
MEDIA MATRASAIN Vol 10, No 3 (2013)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertimbangan tentang strategi keamanan dan kenyamanan bangunan perlu diperhatikan sejak awal perencanaan dan perancangan. Karena permasalahan yang ditimbulkan bangunan dapat mempengaruhi lingkungan sekitar dan sebaliknya.Pada zaman modern ini, masalah keamanan dan kenyamanan yang dihadapi manusia mulai beragam. Masalah-masalah yang muncul akibat pengaruh alam : misalnya gempa. Sedangkan masalah akibat pengaruh manusia : misalnya kebisingan dan kebakaran. Tetapi manusia juga telah menemukan material baru, seperti besi, baja, batu bata atau beton. Dengan material dari perkembangan teknologi tersebut manusia telah belajar membangun bangunan yang aman dan nyaman untuk ditinggal. Namun penggunaan material tersebut harus disertai dengan proses konstruksi yang tepat. Terlebih khusus pada bangunan berskala besar dengan tingkat aktivitas tinggi misalnya “Rumah Sakit”.Untuk itu segala aspek peraturan bangunan yang menyangkut keamanan bangunan baik terhadap ancaman bencana alam maupun bencana anthropogene, serta menyangkut kenyamanan bangunan dari segi visual, audial, dan thermal perlu diperhatikan seksama sejak awal dalam tahap perancangan.Kata kunci: Perancangan, aman dan nyaman.
DESAIN GEDUNG SEKRETARIAT FKUB SULAWESI UTARA MELALUI PENDEKATAN ICONIC DAN SEMIOTIK ANALOGI Suryono, -
MEDIA MATRASAIN Vol 9, No 1 (2012)
Publisher : Jurusan Arsitektur, FT - UNSRAT Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebelum dibentuknya Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Sulawesi Utara sudah ada organisasi serupa, Badan Kerja Sama Antarumat Beragama (BKSAUA), sejak tahun 1967, hingga saat ini masih eksis, terbukti cukup efektif untuk ikut menjaga tri kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, ada ide untuk tetap mempertahankan BKSAUA sebagai icon kearifan lokal namun juga dibentuk FKUB sebagai icon kearifan nasional, bahkan rencana membangun gedung sekretariat bersama. Permasalahan yang timbul adalah, bagaimana dapat medesain skretariat yang dapat mencerminkan tri kerukunan umat beragama, di Sulawesi Utara dan bisa diterima oleh masyarakatnya yang majemuk: baik dari sudut pandang suku, agama maupun ras. Penulis mencoba medesain gedung tersebut dengan pendekatan Iconic dan semiotik analogi dimaksudkan untuk mempertahankan identitas masing-masing agama sebagai wujud keterwakilan bentuk sebagai identitas yang telah dikenal selama ini baik pada bangunan tempat ibadah maupun bangunan keagamaan lainnya. Agar bangunan mencerminkan kerukunan sebagai pencerminan kearifan lokal  maupun kearifan nasional. Kata kunci: Rukun,icon kearifan Lokal dan Nasional
KAJIAN PENGEMBANGAN PESISIR TELUK MANADO SEBAGAI KOTA TEPI PANTAI Hudha, Nurul; Rondonuwu, Dwight M.; Suryono, -
SPASIAL Vol 6, No 3 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Manado merupakan salah satu kota yang terletak di Provinsi Sulawesi Utara yang berbatasan langsung dengan Teluk Manado.  Kondisi dinamis kawasan pesisir Teluk Manado yang telah ditetapkan sebagai kawasan strategis dalam rencana tata ruang wilayah kota membuat kawasan ini terus mengalami perubahan dalam pengembangannya. Wilayah pesisir Teluk Manado dalam pengembangannya kurang memperhatikan karakteristik dan potensi yang ada pada kawasan serta peraturan yang ada sehingga kurang sesuai dengan fungsi zonasi kawasan yang telah diatur. Penelitian ini dilakukan di sepanjang pesisir Teluk Manado yang meliputi 21 (dua puluh satu) kelurahan yang termasuk dalam Kawasan Pesisir Manado. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Karakteristik kawasan pesisir Teluk Manado serta menganalisis strategi pengembangan yang tepat dan sesuai dengan karakteristik serta potensi yang ada. Metode penelitian yang dilakukan yaitu metode penelitian kualitatif dengan teknik analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats). Hasil penelitian menunjukkan  karakteristik kawasan pantai Kota Manado terdiri dari  recretional waterfront, commercial waterfront, residencecial waterfront, historical waterfront  dan cultural waterfront. Adapun strategi dan arahan pengembangan berupa penataan kembali kawasan perdagangan dan jasa di sepanjang pantai, pengembangan wisata kampung nelayan, mengembangkan Kawasan permukiman vertikal dengan fungsi mixed used pada kawasan padat bangunan, meningkatkan fungsi kawasan pelabuhan menjadi pelabuhan wisata, meningkatkan fungsi kawasan wisata bahari, menyediakan ruang untuk aktivitas nelayan seperti penyediaan tambatan perahu dan pelabuhan kecil, serta mengembangkan kawasan hutan mangrove menjadi kawasan wisata.Kata Kunci: Pengembangan pesisir, tepi air, teluk Kota Manado
PENERAPAN ANALOGI LINGUISTIK PADA ARSITEKTUR DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP SENI EKSPRESIONIS Manaroinsong, Keren E.; Suryono, -
MEDIA MATRASAIN Vol 14, No 3 (2017)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penerapan Analogi Linguistik pada Arsitektur dengan Menggunakan Prinsip Seni Ekspresionis akan menjelaskan suatu konsep linguistik yang ekspresionis dengan cara mengungkapkan dan menata imajinasi pada pola penataan sehingga dapat memudahkan interpretasi yang disampaikan oleh bentuk bangunan. Konsep Analogi Linguistik pada Arsitektur dengan Menggunakan Prinsip Seni Ekspresionis akan mengkaji sebuah  pemahaman sehingga dapat menyatakan dan menyatukannya dengan arsitektur yang pada akhirnya secara produktif dapat mencetuskan seni kreatifitas atau ide-ide rancang bangunan yang komprehensif atau menyeluruh dengan penataan objek yang akan dibangun. Ekspresionis dalam hal ini bahwa bangunan dianggap sebagai suatu wahana yang digunakan arsitek untuk mengungkapkan bentuk atau sikap terhadap suatu bangunan. Maksudnya bangunan dapat memberi ulasan tentang keadaan, tentang lokasi dan masalah bagaimana menjaga agar bangunan tersebut mampu membahasakan nilai-nilai estetika.