Claim Missing Document
Check
Articles

KAJIAN ELEMEN PEMBENTUK CITRA KOTA BITUNG Wahab, Sitti Rahma Sy.; Rondonuwu, Dwight M.; Poluan, Roosje J.
SPASIAL Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Bitung yang terletak di Provinsi Sulawesi Utara kini dikenal sebagai Kota Pelabuhan, Kota Perikanan (Kota Cakalang) dan Kota Industri, akan tetapi gambaran Kota Bitung belum memberikan identitas yang jelas sehingga masyarakat masih kesulitan untuk mengingat keadaan suatu tempat. Kota Bitung kini berkembang pesat diberbagai sektor tentu perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah maupun perencana untuk memperkenalkan diri sebagai suatu wilayah yang beridentitas dan tertata dengan baik berpegang pada lima elemen pembentuk kota. Tujuan Penelitian ini adalah menemukenali elemen – elemen pembentuk citra Kota Bitung berdasarkan RTRW Kota Bitung Tahun 2013-2033 dan menganalisis citra Kota Bitung menurut persepsi masyarakat. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu dengan mengeksplor fenomena elemen pembentuk citra kota menurut pandangan masyarakat dengan menggunakan kuesioner dan peta mental. Berdasarkan hasil penelitian,(1) Ditinjau dari RTRW elemen-elemen pembentuk citra Kota Bitung yaitu elemen path (Jl. Sam Ratulangi, Jl. Piere Tendean, Jl. Ir. Soekarno, Jl. Yos Sudarso, Jl. M. R Ticoalu, Jl. Marthadinata dan Jl. H.V Worang), elemen edges ( Batas Pantai), elemen nodes (Menara Eifel, Tugu Jam Pusat Kota, Pasar Cita, Pasar Tua, dan Pelabuhan Samudera Bitung), elemen district (Kawasan Perkantoran, Kawasan Pusat Kota, Kawasan Pelabuhan Samudera Bitung) dan elemen landmark yang teridentifikasi bersifat alamiah yaitu Gunung Dua Sudara, Gunung Tangkoko, Gunung Batu Angus, Gunung Lembeh dan Gunung Woka. (2) berdasarkan analisis, elemen yang sangat dikenali masyarakat adalah  elemen landmark  yaitu Tugu Cakalang,  elemen nodes dan elemen district yaitu Pelabuhan Samudera Bitung, elemen path yaitu Jl. Sam Ratulangi sedangkan elemen yang kurang dikenali masyarakat adalah elemen edges yaitu batas pantai atau batas selat lembeh.Kata Kunci : Elemen Pembentuk Citra Kota, Kota Bitung,Persepsi Masyarakat
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BETHESDA DI TOMOHON “ARSITEKTUR KONTEKSTUAL” Kolibu, Eunike T.; Rondonuwu, Dwight M.; Rogi, Oktavianus H.A.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 6, No 1 (2017): Volume 6 No.1 Mei 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Bethesda terletak di Provinsi Sulawesi Utara, tepatnya di pusat Kota Tomohon. STIKes Bethesda merupakan perguruan tinggi swasta milik Yayasan GMIM Ds. A.Z.R. Wenas yang merupakan konversi dari Akademi Keperawatan Bethesda. STIKes Bethesda berada pada kawasan GMIM yang disebut Superblok GMIM, dimana latar belakang utama dari Superblok GMIM ini yaitu sebagai aset GMIM yang bersifat gerejawi yang kontekstual dimana melayani dalam bidang kesehatan, pendidikan dan perekonomian yang ada di Kota Tomohon. Selain itu, STIKes Bethesda barada dalam suatu kawasan bersejarah, dimana berada dekat dengan sebuah bangunan gereja yaitu ‘Gereja Tua Sion’ yang sudah berdiri sejak tahun 1878 dan bangunan rumah peninggalan Ds. A.Z.R.Wenas. Sehingga dalam perancangan ini menggunakan pendekatan tema ‘Arsitektur Kontekstual’ dimana memperhatikan permasalahan kontinuitas visual antar bangunan baru dengan nuansa lingkungan yang ada disekitarnya dengan konsep harmoni/selaras dan konsep kontras antara bangunan dengan perbedaan zaman dan gaya. Tujuan perancangan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bethesda yaitu sebagai wadah fisik pelayanan fasilitas pendidikan yang representatif yang beradaptasi dengan lingkungan dan bangunan sekitar dalam kawasan Superblock GMIM. STIKes Bethesda diharapkan dapat mewadahi serta memfasilitasi berbagai aktivitas pengguna didalamnya khususnya bagi masyarakat Kota Tomohon. Dalam perancangan ini menggunakan metode pendekatan tipologi bentuk, tipologi fungsi dan tipologi kultural historik. Adapun hasil perancangan yang diterapkan teraplikasi dalam konsep aplikasi tematik, konsep gubahan bentuk dan ruang, konsep zoning, konsep entrance, parkir dan sirkulasi pada tapak, konsep struktur dan konstruksi serta utilitas bangunan, konsep selubung bangunan dan konsep ruang luar. Dimana tervisualisasi melalui gambar hasil perancangan. Kata kunci       : Arsitektur Kontekstual, STIKes, Superblock GMIM
KAWASAN WISATA KULINER KUALA JENGKI DI MANADO (PENERAPAN KONSEP PLACE) Pua, Elisabet S.; Rondonuwu, Dwight M.; Mononimbar, Windy M.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No.1 Mei 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sektor pariwisata merupakan salah satu potensi yang menjadi daya tarik bagi para wisatawan mancanegara. Banyak potensi wisata yang dapat dikembangkan di Indonesia seperti wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, dan wisata kuliner. Wisata kuliner adalah salah satu sektor pariwisata yang tak kalah menarik dengan sektor lainnya. Setiap daerah di Indonesia memiliki kuliner khas masing-masing, oleh karena pengaruh dari setiap budaya yang ada di daerah masing-masing tersebut, salah satunya kota Manado. Pada saat ini kota Manado telah memiliki sejumlah tempat yang menjual makanan-makanan khas sayangnya tempat-tempat tersebut kurang presentatif dan kurang menarik. Berangkat dari potensi dan permasalahan di atas maka dibutuhkankan perancanaan dan peracangan Kawasan Wisata Kuliner Kuala Jengki di Manado dengan penerapan konsep Place yang mengekspresikan dan menonjolkan keunikan potensi landscape yang berada di pinggiran sungai sehingga tempat ini mampu menampung kebutuhan kuliner khas yang lengkap bagi wisatawan serta tempat yang disertai dengan fasilitas hiburan dan rekreasi bagi masyarakat. Kata Kunci: Kawasan Wisata, Kuliner, Kuala Jengki, Manado, Place
TAMAN WISATA DANAU LOTA DI MORONGE OPTIMALISASI KAWASAN TEPIAN DANAU Maliatja, Aghita G.; Waani, Judy O.; Rondonuwu, Dwight M.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 2 (2015): Volume 4 No.2 November 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kawasan perairan merupakan kawasan yang sangat berpengaruh terhadap keberlanjutan kehidupan.Air merupakan kebutuhan utama, karena air adalah salah satu faktor penggerak berbagai jenis pekerjaan/ kegiatan.Dari berbagai aspek ini, kawasan perairan memiliki karakter tersendiri yang menarik sehingga, tidak heran kawasan ini sangat diminati.Dari sinilah mula-mula munculnya konsep waterfront, baik di pantai, sungai, danau dan terpisah dengan daratan atau berada di tengah-tengah daratan.Masing-masing memiliki keunikan yang khas.Lama-kelamaan kawasan itu berkembang, hingga menjadi sentra aktivitas yang ramai. Optimalisasi kawasan tepian danau Lota ini, merupakan wujud perhatian terhadap potensi-potensi yang belum di kembangkan. Selain itu, mengingat daerah Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan daerah yang sebagian besarnya adalah perairan baik itu laut, sungai, danau dan merupakan bagian perbatasan NKRI yang jika proses pengembangannya menggunakan konsep waterfront, bukan tidak mungkin tahun-tahun mendatang akan berhasil seperti yang sudah diterapkan pada Singapura, Sydney, dan Paris yang telah berhasil menggunakan konsep waterfront. Pengaruh paling utama terhadap perencanaan taman wisata danau Lota yang berkonsepkan optimalisasi kawasan tepian danau sebagai area waterfront merupakan sebuah konsep yang diharapkan kedepannya mampu merubah kualitas ekosistem serta lingkungan danau. Konsep ini memaksimalkan sebisa mungkin setiap bagian-bagian taman mampu mendapatkan view danau, dari berbagai sudut pandang tanpa ada bagian-bagian yang menghalangi view danaunya. Sehingga konsepnya bisa di capai, dan tentunya terus merawat dan menjaga pelestariannya termasuk dalam perencanaan taman wisata danau ini. Dengan demikian tidak hanya ada ruang terbuka saja sebagai fasilitas rekreasi yang disediakan namun, dengan adanya fasilitas ini kondisi danau bisa menjadi lebih baik lagi. Taman wisata danau Lota, merupakan satu langkah nyata untuk berbagai permasalahan yang timbul dan diharapkan mampu mengatasinya. Sehingga kehadiran taman wisata danau Lota tidak hanya sebatas pemenuhan kebutuhan akan fasilitas rekreasi saja tapi banyak dampak positifnya untuk danau, lingkungan sekitar serta masyarakat yang tinggal dan hidup di sekitarnya. Kata kunci : Optimalisasi, Potensi, Waterfront
KUALITAS LINGKUNGAN MELALUI PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI Sembel, Amanda S.; Rondonuwu, Dwight M.
MEDIA MATRASAIN Vol 13, No 3 (2016)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan lingkungan hidup telah menjadi permasalahan global. Masalah banjir yang melanda berbagai kota di Indonesia termasuk Kota Manado menjadi indikator bahwa telah terjadi penurunan kualitas lingkungan. Kelompok Remaja Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) adalah wadah organisasi Gereja yang dalam tugas dan tanggungjawab melayani di ladang Tuhan terpanggil juga untuk peduli pada peningkatan kualitas lingkungan hidup sebagai  Anugerah ciptaan Tuhan yang perlu dijaga dan dipelihara. Generasi muda melalui  kelompok remaja GMIM Sinode dapat berpartisipasi dalam memajukan bangsa melalui kegiatan menjaga dan memelihara lingkungan dengan upaya-upaya mengantisipasi  dampak pemanasan global yang ditandai dengan masalah-masalah yang muncul saat ini seperti masalah banjir, kekeringan, sampah, dan pemanasan suhu perkotaan. Dengan permasalahan tersebut maka perlu adanya sosialisasi tentang peningkatan sadar lingkungan untuk membangun remaja Sinode GMIM Peduli Lingkungan melalui kegiatan Pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB). LRB merupakan rekayasa teknologi tepat guna untuk menanggulangi masalah keterbatasn lahan sebagai daerah resapan air.Tujuan pembuatan LRB yaitu untuk meningkatkan kepedulian generasi muda GMIM terhadap lingkungan sehingga lingkungan menjadi sehat, hijau, dan lestari. Target luaran yang ingin dicapai pada pembinaan dan pendampingan kelompok Remaja Sinode GMIM Kota Tomohon adalah melalui penyuluhan dan pelatihan untuk menumbuhkan rasa cinta lingkungan bagi generasi muda sebagai pilar-pilar gereja masa depan tentang pentingnya memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk kompos serta menerapkan teknologi yang tepat untuk meningkatkan daya serap air atau konservasi tanah melalui pembuatan lubang resapan biopori di Kota Tomohon.
PELESTARIAN LANSEKAP BUDAYA INDONESIA : MENDOKUMENTASIKAN LANSEKAP VERNAKULAR ETNIS MINAHASA DI WILAYAH PERDESAAN PESISIR PANTAI KECAMATAN KEMA, SULAWESI UTARA Wuisang, Cynthia E.V.; Rengkung, Joseph; Rondonuwu, Dwight M.
MEDIA MATRASAIN Vol 13, No 3 (2016)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini mengkaji lansekap budaya etnis Minahasa, yang difokuskan pada permukiman masyarakat di wilayah perdesaan. Perdesaan di Tana Minahasa (The Greater Minahasa Region terdiri dari beberapa kabupaten seperti Kabupaten Minahasa Utara, kabupaten Minahasa Induk, Kabupaten Minahasa Selatan dan kabupaten Minahasa Tenggara) memiliki ciri dan karakter lokal yang unik dan bervariasi. Filosofi dan pandangan hidup masyarakat Minahasa telah berakar ratusan tahun dan di ekspresikan secara vertikal dalam  hubungan lansekap-manusia dengan Tuhan penciptanya, dalam hubungan horizontal dengan masyarakat lainnya  dan hubungan masyarakat dengan lingkungannya. Setiap desa memiliki perbedaan signifikan dalam budaya dan tradisi lokalnya yang tercermin dalam perilaku dan praktek hidup sehari-hari. Penelitian Lansekap Budaya khususnya lansekap vernakular  pada masyarakat Minahasa akan dilakukan dengan mengidentifikasi karakteristik lingkungan fisik dan originalitas perspektif /pandangan hidup masa lalu dan sekarang. Rekam jejak budaya Minahasa telah terdokumentasikan dalam berbagai arsip daerah, nasional dan internasional sejak pertama kali didatangi bangsa Eropa di abad 15 dan etnis Minahasa mengalami periodisasi perubahan budaya secara drastis sejak kolonisasi Belanda. Ancaman kehilangan identitas dan  tradisinya mendorong untuk dilakukan penelitian dengan menemukan kembali dan memperbaharui tradisi dan budaya asli yang pernah berkembang dengan menggali nilai-nilai tangible dan intangible dalam lansekap budaya pada masyarakat etnis Minahasa yang hidup pada jaman sekarang  melalui tradisi dan kearifan lokal yang dimiliki. Riset dilakukan dengan pendekatan etnografi yang secara deskriptif mengkaji pola permukiman (desa)  dan ciri arsitektur vernakular yang masih bertahan hingga saat in. Penelitian ini juga menganalisis norma tradisional, kepercayaan dan nilai-nilai hidup yang mendukung praktek perencanaan, desain dan pengelolaan lansekap permukiman berdasarkan  konstruksi filosofi mempertahankan dan mengkonservasi lansekap budaya. Hasil riset membuktikan lansekap budaya Minahasa khususnya yang terdokumentasi di Kecamatan Kema masih bertahan dalam tekanan globalisasi dan modernisasi namun masih sangat membutuhkan perhatian khusus dalam pengelolaannya. Untuk itu perlu adanya pengelolaan Konservasi Budaya secara komprehensif, terpadu dan berkelanjutan.
ANALISIS KERENTANAN FISIK BENCANA LONGSOR KECAMATAN TOMBULU KABUPATEN MINAHASA Rorong, Yolanda O.; Rondonuwu, Dwight M.; Gosal, Pierre H.
SPASIAL Vol 6, No 3 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kejadian bencana longsor yang terjadi beberapa tahun belakangan ini menyebabkan dampak kerugian yang besar terutama pada aspek infrastruktur. Salah satu kecamatan di kabupaten Minahasa yang sering terjadi bencana longsor berada di kecamatan Tombulu. Salah satu cara untuk mengukur kerentanan bahaya longsor ini yaitu dengan memanfaatkan teknologi Sistem Informasi Geografis. Penelitian ini memiliki dua (2) tujuan yaitu: (1) Tingkat kerentanan bencana tanah longsor berdasarkan faktor alami di kecamatan Tombulu kabupaten Minahasa, dan (2) Tingkat kerentanan bencana longsor terhadap lahan terbangun dan tidak terbangun kecamatan Tombulu kabupaten Minahasa. Penelitian ini menggunakan satu variabel dan enam parameter. Metode Analisis yang digunakan dalam penelitian ini merupakan analisis spasial (overlay). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kerentanan bencana longsor di kecamatan Tombulu terbagi menjadi 3 tingkat kelas rentan, yaitu kelas rendah seluas 29% dari total luas wilayah penelitian, kelas sedang seluas 56% dan (3) kelas tinggi 15% dari total luas wilayah penelitian. Klasifikasi daerah rentan longsor berdasarkan penggunaan lahan, untuk lahan terbangun kelas rendah seluas 0%, lahan terbangun kelas sedang seluas 13% dan lahan terbangun kelas tinggi seluas 1%. Untuk lahan tidak terbangun kelas rendah seluas 27%, lahan tidak terbangun kelas sedang seluas 44% dan lahan tidak terbangun kelas tinggi seluas 14% dari total luas wilayah kecamatan Tombulu. Berdasarkan hasil dan analisis penelitian, Tingkat kerentanan longsor lahan di kecamatan Tombulu memiliki tingkat potensi kerentanan bencana longsor lahan tiga kelas yaitu rendah, sedang dan tinggi. Klasifikasi daerah rentan bencana longsor berdasarkan pemanfaatan lahan kecamatan Tombulu untuk lahan terbangun dengan tingkat rentan bencana longsor tinggi seluas 426.53 ha dan lahan tidak terbangun dengan tingkat rentan longsor tinggi seluas 5144.92 ha dari total luas wilayah kecamatan.Kata Kunci: Kecamatan Tombulu, Tingkat Kerentanan, Bencana Longsor, Sistem Informasi Geografis.
PENGEMBANGAN EKOWISATA DI KAWASAN PANTAI NABIRE DAN PANTAI GEDO KABUPATEN NABIRE PAPUA Manege, Max Millian; Rondonuwu, Dwight M.
SPASIAL Vol 7, No 1 (2020)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ekowisata di Kabupaten Nabire Papua perlu untuk dikembangkan sebagai tujuan wisata. Pantai Nabire dan Pantai Gedo adalah pantai yang terletak di Kabupaten Nabire, yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai salah satu kawasan yang strategis untuk mengangkat citra Kabupaten Nabire Papua sebagai daerah yang mengandalkan sektor pariwisata, dikarenakan pantai ini banyak dikunjungi oleh wisatawan dan masyarakat lokal, jaraknya yang dekat dengan pusat Kota Nabire, dan merupakan pantai yang masih alami yang dikelola oleh pemerintah setempat. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aspek ekowisata di kawasan Pantai Nabire dan Pantai Gedo Kabupaten Nabire serta mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman ekowisata di kawasan Pantai Nabire dan Pantai Gedo Kabupaten Nabire Papua. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian teridentifikasi karakteristik aspek–aspek ekowisata yang terdapat pada kawasan Pantai Nabire dan Pantai Gedo berupa aspek ekologis yaitu flora di kawasan Pantai Nabire dan Pantai Gedo terawat dengan baik, aspek fisik yaitu prasarana dan sarana pariwisata yang ada di kawasan Pantai Nabire dan Pantai Gedo sudah cukup memadai hanya perlu dijaga dan lebih diperhatikan lagi, dan aspek sosial budaya yaitu peran serta masyarakat sangatlah baik diantaranya dapat dilihat dari aktivitas masyarakat serta festival budaya tahunan di kawasan Pantai Nabire dan Pantai Gedo. Berdasarkan analisis Strength, Weakness, Opportunities, Threat (SWOT) kawasan Pantai Nabire dan Pantai Gedo memiliki kekuatan (strength) daya tarik wisata pantai berupa atraksi alam yang indah dan berpeluang (opportunities) untuk dikembangkan sebagai tujuan wisata. Sedangkan kelemahannya (weakness) adalah masih minimnya prasarana dan sarana pendukung pariwisata, selain itu terdapat ancaman (threat) terganggunya sistem ekologis, fisik, sosial budaya serta gempa bumi dan tsunami.Kata Kunci: Ekowisata, Pantai Nabire, Pantai Gedo.
KAJIAN CITY BRANDING TOMOHON SEBAGAI KOTA BUNGA Mokalu, Kezia Stefani; Rondonuwu, Dwight M.; Lintong, Steven
SPASIAL Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

City branding merupakan strategi untuk meningkatkan daya saing kota dalam menghadapi kompetensi global dengan membangun diferensiasi dan memperkuat identitasnya. Saat ini, Kota Tomohon dikenal luas oleh masyarakat sebagai Kota Bunga dan telah melaksanakan Tomohon International Flower Festival (TIFF) sejak tahun 2008. Selain itu, sejak dahulu penduduknya sudah mengembangkan budidaya tanaman hias. Bahkan Tomohon telah ditetapkan sebagai Kawasan Khusus Pengembangan Agrobisnis Florikultura (KKPAF) untuk Kawasan Indonesia Timur oleh Ditjen Hortikultura. Berbagai potensi tersebut digunakan pemerintah untuk membangun diferensiasi kota yang merupakan bagian dari strategi city branding. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui city branding Tomohon sebagai Kota Bunga menurut teori Kavaratzis. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik analisis Miles & Huberman dan SWOT. Hasil penelitian menunjukkan visi Kota Tomohon tidak secara ekplisit menetapkan Kota Bunga pada setiap dokumen perencanaan. Akan tetapi, budaya internal menunjukkan pengelolaan dan pemasaran Kota Bunga telah dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai program dinas terkait. Namun sayangnya, keterlibatan komunitas lokal dalam pengembangan Kota Bunga baru sebatas pelaksanaan TIFF. Begitu pula dengan sinergi yang terbentuk diantara stakeholder yang saling mendukung untuk mensukseskan TIFF. Meskipun demikian, infrastruktur kota sudah mampu menyediakan kebutuhan dasar, termasuk untuk pengembangan Kota Bunga. Hanya saja, ruang dan gerbang kota kurang menonjolkan brand bunga. Sedangkan kesempatan yang menonjolkan brand sangat terbuka dan komunikasi masih belum memaksimalkan logo dan slogan. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa Kota Tomohon telah menerapkan city branding menurut teori Kavaratzis, walaupun masih belum maksimal karena masih berujung pada promosi TIFF.Kata kunci: City Branding, Tomohon, Kota Bunga
KAJIAN PENGEMBANGAN PESISIR TELUK MANADO SEBAGAI KOTA TEPI PANTAI Hudha, Nurul; Rondonuwu, Dwight M.; Suryono, -
SPASIAL Vol 6, No 3 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Manado merupakan salah satu kota yang terletak di Provinsi Sulawesi Utara yang berbatasan langsung dengan Teluk Manado.  Kondisi dinamis kawasan pesisir Teluk Manado yang telah ditetapkan sebagai kawasan strategis dalam rencana tata ruang wilayah kota membuat kawasan ini terus mengalami perubahan dalam pengembangannya. Wilayah pesisir Teluk Manado dalam pengembangannya kurang memperhatikan karakteristik dan potensi yang ada pada kawasan serta peraturan yang ada sehingga kurang sesuai dengan fungsi zonasi kawasan yang telah diatur. Penelitian ini dilakukan di sepanjang pesisir Teluk Manado yang meliputi 21 (dua puluh satu) kelurahan yang termasuk dalam Kawasan Pesisir Manado. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Karakteristik kawasan pesisir Teluk Manado serta menganalisis strategi pengembangan yang tepat dan sesuai dengan karakteristik serta potensi yang ada. Metode penelitian yang dilakukan yaitu metode penelitian kualitatif dengan teknik analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats). Hasil penelitian menunjukkan  karakteristik kawasan pantai Kota Manado terdiri dari  recretional waterfront, commercial waterfront, residencecial waterfront, historical waterfront  dan cultural waterfront. Adapun strategi dan arahan pengembangan berupa penataan kembali kawasan perdagangan dan jasa di sepanjang pantai, pengembangan wisata kampung nelayan, mengembangkan Kawasan permukiman vertikal dengan fungsi mixed used pada kawasan padat bangunan, meningkatkan fungsi kawasan pelabuhan menjadi pelabuhan wisata, meningkatkan fungsi kawasan wisata bahari, menyediakan ruang untuk aktivitas nelayan seperti penyediaan tambatan perahu dan pelabuhan kecil, serta mengembangkan kawasan hutan mangrove menjadi kawasan wisata.Kata Kunci: Pengembangan pesisir, tepi air, teluk Kota Manado