Sapto Purnomo
STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : VOX EDUKASI: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan

PENINGKATAN SIKAP NASIONALISME MELALUI METODE SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANAGARAAN DI SMA NEGERI 1 SEYEGAN SLEMAN Sapto Purnomo
VOX EDUKASI: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol 3, No 1 (2012): APRIL
Publisher : STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1016.868 KB) | DOI: 10.31932/ve.v3i1.453

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan sikap nasionalisme siswa melalui metode simulasi pada pembelajaran PKn di SMA Negeri  1 Seyegan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan disain dengan Kemmis dan Mc Taggart. Setiap siklus terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi , da refleksi. Penelitian ini terlaksana dalam dua siklus, masing-masing tiga kali pertemuan. Pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian ini adalah guru  PKn yang mengajar di kelas X , sebagai kolaborator yang berperan melaksanakan tindakan. Peneliti bertindak sebagai perencana pembelajaran dan observer tindakan. Sedangkan siswa kelas X sebagai subjek yang dikenai  tindakan. Jenis tindakan yang dilakukan adalah pembelajran PKn  dengan metode simulasi. Data peningkatan sikap nasionalisme di noeroleh melalui pengamatan, wawancara, dan tes sikap yang kemudian dianalisis dengan membandingkan hasil tes sikap sebelum tindakan dan sesudah tindakan, serta hasil pengamatan setiap siklus.  Hasil penelitian menunjukan bahwa metode simulasi pada siklus I dengan materi Sumpah Pemuda dapat meninggalkan sikap nasionalisme siswa. Hal ini di tunjukan dengan tanggpan positif siswa sebelum tindakan besar 72,22% menjadi  80,56% setelah tindakan. Penerapan metode simulasi pada siklus II dengan materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, siswa yang menunjukan sikap positif sebesar 97,22. Berdasarkan peningkatan skor tanggapan siswa pada siklus I dan II dapat d simpulkan bahwa poenerapan metode simulasi dalam pembelajaran PKn dapat meningkatkan sikap nasionalisme siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Seyegan.Kata kunci: sikap nasionalisme, metode simulasi, pendidikan kewarganegaraan
ANALISIS PERAN GURU DALAM MENANAMKAN RANAH AFEKTIF PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA KELAS XI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 01 PENGKADAN) Sapto Purnomo; Waluyo Waluyo
VOX EDUKASI: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol 5, No 1 (2014): APRIL
Publisher : STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.837 KB) | DOI: 10.31932/ve.v5i1.128

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran guru menanamkan ranah afektif dalam pembelajaran pendidikan Kewarganegaraan di kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 01 Pengkadan. Penelitian ini merupakan penelitian survey. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Pengkadan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dalam penelitian ini penulis ingin menganalisis kemudian mendeskripsikan keadaan tentang peran guru menanamkan ranah afektif dalam pembelajaran PKn di kelas XI IPS SMA Negeri 01 Pengkadan. Alat pengumpul data penelitian adalah observasi, wawancara, angket, serta dokumentasiHasil penelitian yang diperoleh adalah Peran guru dalam menanamkan ranah afektif pada pembelajaran PKn pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Pengkadan sangat diperlukan. Guru memberikan teladan dan menanamkan kepada siswa untuk berbuat jujur, bersikap positif, disiplin, tidak sombong, dan berinteraksi dengan baik dalam masyarakat. Faktor pendukung dalam upaya menanamkan ranah afektif siswa pada pembelajaran PKn adalah guru harus menanamkan sikap moral, tanggungjawab, rasa hormat, keadilan, keberanian, kejujuran, rasa kebangsaan, displin diri, toleransi, ketekunan, percaya diri, kesopanan, kerajinan, dan kematangan sikap kepada siswa. Tujuannya untuk menanamkan ranah afektif agar dilaksanakan siswa. Faktor-faktor penghambat upaya menanamkan ranah afektif siswa pada pembelajaran PKn adalah berasal dari guru, siswa, orang tua dan masyarakat.                                                Kata Kunci: Peran Guru, Penanaman Ranah Afektif
PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN POKOK BAHASAN HAK ASASI MANUSIA DI KELAS VII PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Sapto Purnomo
VOX EDUKASI: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol 4, No 2 (2013): NOPEMBER
Publisher : STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.028 KB) | DOI: 10.31932/ve.v4i2.446

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kompetensi profesional guru terhadap hasil belajar siswa. Metode yang digunakan penelitian eksperimen dengan bentuk Quasi Experimental Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII. Analisis data yang menggunakan teknik statistik kuantitatif.  Kesimpulan penelitian yaitu: 1) Perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol dalam pengukuran awal (pre-test) berdasarkan hasil tabel perbedaan mean (rata-rata) persentasi terdapat selisih sebesar 8,35%. Adapun nilai rata-rata pada kelas eksperimen sebesar 59.57 dengan kategori “Kurang”. Sedangkan pada kelas kontrol mencapai nilai sebesar 65 dan dapat dikategorikan “Cukup”. 2) Perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada pengukuran akhir (post-test) dapat dikemukakan bahwa perbedaan hasil belajar siswa adalah 10,43 poin (13,22%). Sedangkan perbedaan harga Indeks Gain Hake kelas eksperimen sebesar 0,91 dengan kategori sangat baik dan pada kelas kontrol dengan harga Indeks Gain Hake sebesar 0,109 dengan kategori rendah. 3) Pengaruh kompetensi profesional guru terhadap hasil belajar siswa, dapat diinterpretasikan memiliki pengaruh secara signifikan. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan uji hipotesis dengan rumus uji t-test diperoleh harga thitung = 5,404>ttabel  sebesar 2,000. Artinya bahwa Ho ditolak dan Ha diterima dengan batas taraf kesalahan sebesar 0,5%, maka keputusannya bahwa setiap guru yang memiliki kompetensi profesional dalam mengajar jauh lebih baik hasil belajar siswa dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar oleh guru yang tidak memiliki kompetensi profesional. 4) Respon siswa terhadap kompetensi profesional guru dapat disimpulkan bahwa proses pelaksanaan pembelajaran dengan adanya perlakuan dalam pembelajaran pokok bahasan Hak Asasi Manusia (HAM) di Kelas VII jauh lebih baik dan pro-aktif dalam belajar dari pada siswa tanpa diberikan perlakuan. Kata Kunci: Kompetensi Profesional Guru dan Hasil Belajar Siswa.