Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Zuriat

Karakter Agronomi Populasi F1 dan F2 Padi Persilangan CMS IR58025 A dengan Tiga Galur Pemulih Kesuburan dan Resiprokalnya Aris Hairmansis; Murdani Diredja; , Suwarno
Zuriat Vol 18, No 2 (2007)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v18i2.6710

Abstract

Penelitian untuk mempelajari pengaruh depresi inbreeding dan mandul jantan sitoplasma terhadap penampilan beberapa karakter agronomi padi pada populasi F1 dan F2 dilakukan dengan menggunakan populasi persilangan galur mandul jantan (cytoplasmic genetic male sterile= CMS) tipe wild abortive (WA) IR58025A dengan tiga galur pemulih kesuburan, IR53942, C20 dan Kencana Bali, masing-masing mewakili tipe padi Indica, Japonica dan Javanica; dan persilangan resiprokalnya. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya heterosis yang nyata untuk semua karakter yang diamati pada hampir semua populasi F1 yang diuji. Sebagian besar populasi F2 menunjukkan depresi inbreeding yang nyata untuk semua karakter agronomi yang diamati, dan nilai depresi inbreeding terbesar terlihat pada karakter hasil gabah kering per tanaman yang besarnya antara 18.16% sampai dengan 53.98%. Nilai tengah karakter umur berbunga, tinggi tanaman, jumlah anakan dan hasil gabah kering per tanaman antara F1 hasil persilangan dengan menggunakan CMS sebagai tetua betina dan resiprokalnya berbeda untuk tiap kombinasi hibrida. Hal yang sama juga terjadi pada populasi F2 turunannya. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa penurunan nilai tengah hasil gabah kering dari F1 ke F2 nyata pada semua hibrida yang diuji dan besarnya bervariasi antar kombinasi hibrida. Berdasarkan keragaan individu-individu di F2, fiksasi penampilan agronomi di F1 dimungkinkan karena sejumlah individu di F2 mampu menunjukkan penampilan yang superior dibanding F1, namun penggunaan kembali benih turunan dari hibrida F1 tidak dapat direkomendasikan karena nilai tengah dari populasi F2 secara nyata lebih rendah dibandingkan F1-nya.
Efektivitas Wide Compatibility Variety dalam Persilangan dengan Padi dari Berbagai Agroekosistem Rini Hermanasari; Hajrial Aswidinnoor; , Trikoesoemaningtyas; , Suwarno
Zuriat Vol 18, No 2 (2007)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v18i2.6712

Abstract

Percobaan untuk mengevaluasi efektivitas gen wide compatible dari enam genotipe padi telah dilaksanakan di kebun percobaan dan rumah kaca Muara, Bogor dari bulan April 2005 sampai Pebruari 2006. Percobaan ditata berdasarkan rancangan acak kelompok (RAK) yang diulang tiga kali. Untuk mengevaluasi efektivitas enam wide compatibility variety (WCV) dilakukan dengan menyilangkan antara enam WCV terdiri dari Cabacu, Napa, Kencana Bali,Lampung Lawer, Grogol dan Klemas disilangkan dengan 32 tester yang berasal dari subspesies dan ekotipe berbeda. Hasil pengujian menunjukkan bahwa genotipe Cabacu dan Grogol merupakan WCV yang efektif dalam meningkatkan pengisian gabah pada persilangan antar subspesies dan ekotipe berbeda.
Kemandulan Tepungsari dan Kehampaan Gabah Beberapa Galur Mandul Jantan Padi Introduksi dari IRRI Yuniati P. Munarso; B. Sutaryo; , Suwarno
Zuriat Vol 12, No 1 (2001)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v12i1.6680

Abstract

Percobaan untuk melihat tingkat kemandulan tepungsari dan kehampaan gabah galur mandul jantan (GMJ) yang diintroduksi dari IRRI dilakukan di kebun percobaan dan Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi pada musim hujan (MH) 1999/2000 dan musim kemarau (MK) 2000. Bahan yang digunakan adalah 36 GMJ dengan masing-masing tetua jantannya berasal dari IRRI. Tiap GMJ ditanam sekali di sawah sebanyak satu barisan jarak tanam 20 cm × 20 cm, sepanjang tiga meter. Galur pelestari pasangannya ditanam dua kali waktu tanam selang lima hari sampai tujuh hari, berdampingan dengan tanaman GMJ-nya. Pengamatan dilakukan terhadap umur 50% berbunga, kemandulan tepungsari, dan kehampaan gabah. Data menunjukkan bahwa pada MH 1999/ 2000, setiap GMJ mempunyai tingkat kemandulan tepungsari berbeda yang bervariasi dari 63,26% sampai 95,23%. Galur mandul jantan terbaik ditemukan pada galur IR72782A, IR72078A, IR62627A dan IR72083A. Sedangkan pada MK 2000, semua GMJ menunjukkan kemandulan tepungsari tinggi (98,8%-100%). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa galur mandul jantan introduksi sebelum digunakan untuk bahan percobaan daya hasil, masih perlu dilakukan silang balik dan pemurnian untuk bahan tetua dalam pengembangan padi hibrida.