Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Deteksi Dini Perkembangan Anak Usia Balita Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Ibu Dalam Melakukan Deteksi Dini Perkembangan Anak di Pusat Kesehatan Masyarakat Sikumana, Kota Kupang Agustina Agustina; Mariana Oni Betan
JURNAL INFO KESEHATAN Vol 15 No 1 (2017): JURNAL INFO KESEHATAN
Publisher : Research and Community Service Unit, Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (790.691 KB) | DOI: 10.31965/infokes.Vol15.Iss1.123

Abstract

Early childhood is the "golden period" of child development, the window of opportunity and the critical period. This period is a sensitive period, a period of rapid and important growth and development. If there is a drift of growth and not detected early then it will affect the growth of the next flower (Siswanto, 2010). Based on data from East Nusa Tenggara Health Profile (2010), early detection in children under five in Kupang City was 1,506 children (9.3%) of 16,121 children under five. Research Ina A., 2014, in Kota Kupang, found 19 respondents experiencing development deviations. Existing phenomenon in the field rarely found early detection activities of child development in Maternal and Child Health Services. Assessment of progress with KPSP is easy to do as long as you know how. This study aims to analyze the influence of health education on early detection of the child under five development of children towards improving mother's knowledge and skill in early detection of child development, at Maternal and Child Health Services, health center of Sikumana, Kupang City ". This type of research is experimental with one group design pre-test and post-test design. The sample size was 44 people, ie 22 treatment and 22 no treatment. Random sampling. The results of this study indicate that there is an effect of health education on early detection of the development of children under five on improving mother's knowledge and skills in early detection of child development, in Maternal and Child Health Services Sikumana Health Center, Kupang City "with p = 0,000, for knowledge and p = 0,000 for skills.
Penguatan dan Pemberdayaan Remaja Laskar Sehat Desa Kuanheun Florentianus Tat; Mariana Oni Betan; Aben B.Y.H Romana; Elisabeth Harwanti; Emiliandry Febryanti T. Banase
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 8 (2023): Volume 6 No 8 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i8.10263

Abstract

ABSTRAK Remaja merupakan periode dimana individu telah mencapai kedewasaan secara seksual dan fisik, dengan perkembangan penalaran yang baik dan kemampuan membuat keputusan. Batasan usia remaja terdiri dari tiga fase, yaitu remaja awal (11-14 tahun), remaja menengah (15-17 tahun) dan remaja akhir (18-20 tahun).  Remaja Desa Kuanheun telah memiliki wadah persatuan Remaja Gereja yang melakukan aktifitas rutin setiap bulan. Dari kelompok remaja ini, dibentuk organisasi Remaja Laskar Sehat sebanyak 30 orang, yang strukturnya terdiri dari pembina, penanggung jawab, ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara dan beberapa ketua bidang. Remaja Laskar Sehat yang terpilih bersedia bekerja fokus pada program promosi pencegahan bagi teman sebaya. Mewujudkan Desa Kuanheun Sehat dan Sejahtera dengan remaja yang memiliki perspektif, sehat, peduli, dan tanggap serta berperan aktif dalam pencegahan dan penularan covid 19 di wilayah Desa Kuahenun. Dilakukan melalui latihan dasar kepemimpinan remaja Desa Kuanheun. Laskar remaja diberikan materi tentang pencegahan Covid-19 untuk melatih aspek kogitif, kegiatan praktik dalam bentuk video untuk melatih aspek psikomotor dan outbond untuk melatih aspek afektif. Ada pemahaman yang lebih baik di antara kaum muda tentang bagaimana mereka dapat melindungi diri dari Covid-19 dan peningkatan kapasitas dan kemampuan kelompok remaja, pengetahuan, sikap, dan keterampilan, Aktifitas kelompok Remaja Laskar Sehat terstruktur dan rutin serta terukur dalam pencegahan Covid- 19, Kolaborasi remaja dan masyarakat dalam pencegahan Covid- 19. Meningkatnya kapasitas organisasi kelompok Remaja Laskar Sehat, keterampilan kelompok Remaja Laskar sehat dan menggerakan kelompok sebaya dan masyarakat dalam pencegahan Covid 19. Kata Kunci: Remaja, Penguatan, Pemberdayaan  ABSTRACT Adolescence is a period when individuals have reached sexual and physical maturity, with the development of good reasoning and decision-making abilities. The age limit of adolescence consists of three phases, namely early adolescence (11-14 years), middle adolescence (15-17 years), and late adolescence (18-20 years). Kuanheun Village Youth already has a Youth Church association that carries out routine activities every month. From this youth group, a Healthy Youth Warriors organization was formed by as many as 30 people, whose structure consists of a supervisor, person in charge, chairman, vice chairman, secretary, treasurer, and several department heads. Selected Healthy Warriors youth are willing to work focused on prevention programs for peers. Goal: Creating a Healthy and Prosperous Kuanheun Village with youth who have perspective, are healthy, caring, and responsive, and play an active role in the prevention and transmission of Covid 19 in the Kuahenun Village area. Method; Conducted through basic youth leadership training in Kuanheun Village. The youth paratroopers were given the material on preventing Covid-19 to train cognitive aspects, practical activities in the form of videos to train psychomotor aspects, and outbound to train affective aspects. As a result, there is a better understanding among young people about how they can protect themselves from Covid-19 and an increase in the capacity and abilities of youth groups, knowledge, attitudes, and skills. Covid-19, Adolescent and community collaboration in Preventing Covid-19. Conclusion: increasing the organizational capacity of the Healthy Warrior Youth group, the Healthy Youth Warriors skills group, and mobilizing peer groups and the community in the prevention of Covid 19. Keywords: Youth, Strengthening, Empowerment
Pemberdayaan Remaja dalam Pemberian Makanan Tambahan dan Edukasi Mencegah Stunting di Kota Kupang Florentianus Tat; Romana B. Y. H Aben; Mariana Oni Betan
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 4 (2024): Volume 7 No 4 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i4.13398

Abstract

ABSTRAK Indonesia termasuk dalam urutan  tertinggi  kasus  stunting  dengan  prevalensi  37,2  %  dibandingkan  negara-negara  tetangga lain. Satu dari 4 anak Indonesia mengalami stunting, kurang lebih ada 5 juta anak Indonesia mengalami stunting (Studi Status Gizi Indonesia, 2021). Indonesia menargetkan angka stunting turun hingga 14% pada tahun 2024, sementara angka stunting di tahun 2021 mencapai 24%. Dampak  dari  kejadian  stunting  adalah  adanya  peningkatan  angka  kesakitan  dan  kematian pada  anak,  pertumbuhan  postur  tubuh  atau  tinggi  badan  yang  tidak  optimal  dibandingkan  umur anak,  terganggunya perkembangan  motorik,  meningkatnya  angka  kejadian  penyakit  degeneratif, performa belajar yang kurang optimal sehingga kognitif dan produktivitas anak pun terpengaruh dan yang  lebih  jauh  lagi  adalah  peningkatan  biaya  kesehatan. Kegiatan PKM ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja dan orangtua tentang stunting serta mengetahui perubahan berat badan anak setelah diberikan pemberian makanan tambahan. kegiatan PKM ini adalah penyuluhan dan pemberian makanan tambahan. Kegiatan PKM antara lain terjadi peningkatan pengetahuan orangtua dan remaja tentang stunting serta peningkatan berat badan 2 orang anak setelah diberi makanan tambahan. Pengetahuan orangtua dan remaja tentang pemenuhan gizi anak dan pencegahan stunting meningkat dan berat badan anak bertambah selama 3 bulan pemberian makanan tambahan. Kata Kunci: Stunting, Penyuluhan, Makanan Tambahan  ABSTRACT Indonesia is included in the highest order of stunting cases with a prevalence of 37.2% compared to other neighboring countries. One in 4 Indonesian children is stunted, approximately 5 million Indonesian children are stunted (Indonesian Nutritional Status Study, 2021). Indonesia targets the stunting rate to decrease to 14% by 2024, while the stunting rate in 2021 will reach 24%. The impact of stunting is an increase in morbidity and mortality rates in children, growth in body posture or height that is not optimal compared to the child's age, impaired motor development, increased incidence of degenerative diseases, suboptimal learning performance so that children's cognitive and productivity are affected and further is an increase in health costs. This PKM activity aims to find out the picture of knowledge of adolescents and parents about stunting and find out changes in body weight. The method of PKM activities is counseling and supplementary feeding. The results of PKM activities include an increase in parental and adolescent knowledge about stunting and an increase in body weight of 2 children after being given additional food. Parents' and adolescents' knowledge about child nutrition and stunting prevention increased and children gained weight during 3 months of supplementary feeding. Keywords: Stunting, Counseling, Food Supplement