Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Formulasi dan Uji Kestabilan Fisik Granul Effervescent Infusa Kulit Putih Semangka (Citrullus Vulgaris S.) Dengan Kombinasi Sumber Asam Ratnaningsih Dewi Astuti; Wahyu Ardi Wijaya
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 11 No 1 (2016): Jurnal Kesehatan
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.828 KB)

Abstract

Sediaan effervescent merupakan metode pengobatan yang nyaman dan menyenangkan. Kulit Putih Semangka (Citrullus vulgaris S.) mengandung antioksidan dan asam amino sitrulin. Sitrulin terbukti mampu menurunkan glukosa. Pemanfaatan kulit putih semangka dianggap perlu guna menunjang pengobatan diabetes yang membosankan di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan ekstrak kental putih semangka menjadi sediaan granul effervescent dengan kombinasi sumber asam yang stabil secara fisik. Kulit putih semangka diekstraksi dengan metode infusa dan dilanjutkan pengentalan dengan destilasi vakum. Penyari yang digunakan aquadest. Infusa kulit putih semangka dibuat dalam sediaan granul effervescent dengan konsentrasi 10% tiap formula dan diformulasikan dengan kombinasi sumber asam dari asam sitrat dan asam tartrat dengan konsentrasi 30%, 31% dan 32%. Setelah dilakukan pembuatan, dilanjutkan uji mutu fisik meliputi kecepatan alir, sudut diam, waktu larut, pH, ketinggian buih, uji tanggapan rasa, bau dan kejernihan. Dari hasil uji fisik didapat rata-rata ketiga formula memiliki kecepatan alir kisaran 7,27-9,21 detik yang memenuhi syarat, sudut diam 11,30°-15,94° menyatakan baik, waktu larut yang memenuhi syarat yakni 2 menit 16 detik-2 menit 25 detik, ketinggian buih yang meningkat kisaran 5-9,5 cm dan pH dari formula I sampai III mengalami penurunan 6,17-5,41. Dari segi tanggapan rasa, bau dan kejernihan formula yang disukai oleh panelis adalah formula II. Maka dari hasil ini menunjukkan Infusa kulit Putih Semangka (Citrullus vulgaris S.) dapat diformulasikan menjadi sediaan granul effervescent dengan kombinasi sumber asam yang memenuhi syarat.
FORMULASI SEDIAAN AROMATERAPI STIK DARI CAMPURAN MINYAK LAVENDER, JERUK MANIS DAN BERGAMOT DENGAN VERIASI KONSENTRASI ASAM STEARAT SEBAGAI HARDING AGENT Ratnaningsih Dewi Astuti; Muhamad Taswin; Risdayanti .
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 16 No 1 (2021): JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang)
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jpp.v16i1.691

Abstract

Aromaterapi stik adalah modifikasi dari sediaan stik yang digunakan untuk terapi aromatik, seperti mengurangi stress. penggunaan asam sterat sebagai harding agent dapat menghasilkan sediaan stik yang baik dan stabil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi asam stearat sebagai harding agent yang optimal untuk menghasilkan sediaan aromaterapi stik yang stabil dan memenuhi persyaratan. Aromaterapi stik dibuat menggunakan zat aktif campuran minyak lavender, jeruk manis dan bergamot yang berkhasiat sebagai aromaterapi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, dengan campuran minyak sebagai zat aktif dan memvariasikan asam stearat sebagai harding agent. Pada formula I, II, III dengan asam stearat 18%, 19%, 20% dan 1% campuran minyak. Formula IV, V, VI dengan asam stearat 18%, 19%, 20% dan 2% campuran minyak. Kemudian dilakukan evaluasi sediaan selama 28 hari penyimpanan meliputi pH, suhu lebur, homogenitas, daya oles, warna, bau dan iritasi kulit. Hasil menunjukkan selama penyimpanan 28 hari sediaan aromaterapi stik memiliki pH yang cenderung meningkat, mengalami penurunan suhu lebur selama masa penyimpanan namun, masih masuk range suhu lebur sediaan stik 50°C-70°C dan semua sediaan aromaterapi stik memiliki daya oles yang baik, homogen dan tidak mengalami perubahan warna, bau serta tidak mengiritasi kulit. Campuran minyak lavender, jeruk manis dan bergamot dapat diformulasikan menjadi sediaan aromaterapi stik yang stabil dan memenuhi persyaratan. Formula paling optimal pada konsentrasi asam stearat 20% dan 1% campuran minyak.
FORMULASI SEDIAAN PASTA GIGI DENGAN BAHAN ABRASIF SERBUK CANGKANG TELUR AYAM NEGERI (Gallus domesticus) DAN UJI KESTABILAN FISIKNYA Ratnaningsih Dewi Astuti; Muhamad Taswin; Gemi Oktami
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 10 No 2 (2015): Jurnal Kesehatan
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jpp.v10i2.1173

Abstract

Serbuk cangkang telur ayam negeri (Gallus domesticus) mengandung 94% kalsium karbonat yang dapat digunakan sebagai abrasive da;am pasta gigi dengan penambahan kalium nitrat 5% sebagai zat aktif anti hipersensitif. Serbuk cangkang telur ayam negeri dapat dijadikan bahan dasar dengan campuran berbagai macam herba dalam pembuatan pasta gigi yang ekonomis. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan membuat dengan membuat formula pasta gigi dengan bahan abrasive serbuk cangkang telur ayam negeri (Gallus domesticus) yang diperoleh dari cangkang telur ayam negeri yang dihaluskan dan diayak menggunakan mesh 200. Pasta gigi dibuat dengan konsentrasi zat aktif kalium nitrat sebesar 5% dan memvariasikan abrasive yaitu serbuk cangkang telur ayam negeri sebesar 15%, 22,5% dan 30%. Kemudian dilakukan uji kestabilan fisik pasta gigi selama 28 hari penyimpanan yang terdiri dari homogenitas, viskositas, pH, tinggi busa, warna, baud an rasa. Hasil yang didapat bahwa setiap formula mengalami kenaikan kecuali tinggi busa yang mengalami penurunan. Uji homogenitas ketiga formula tetap stabil selama penyimpanan, untuk uji viskositas formula I berkisar antara 52.338-73.089 cps, formula II berkisar antara 79949-98099 cps dan formula III72335-130262cps, untuk uji pH berkisar antara6,62-7,61. Tinggi busa yang didapatkan untuk formula I berkisar 50-40 mm, formula II berkisar antara 55-40 dan formula III berkisar antara 60-40 mm, untuk uji warna dan bau hanya formula III yang mengalami perubahan, sedangkan untuk uji rasa tidak mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa srbuk cangkang telur ayam negeri dengan konsentrasi 22,5% dapat dibuat menjadi sediaan pasta gigi dengan konsentrasi zat aktif kalium nitrat 5%.
PENYULUHAN DAN PEMBERIAN COMPLEMENTER MEDICINE DALAM PENGUATAN PERAN KELUARGA MENDAMPINGI PENDERITA TB Sarmalina Simamora; Ratnaningsih Dewi Astuti; Tedi Tedi
Jurnal LINK Vol 18, No 2 (2022): NOVEMBER 2022
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (625.09 KB) | DOI: 10.31983/link.v18i2.8547

Abstract

Penyakit TBC adalah penyakit menular yang masih menjadi masalah global hingga saat ini . Persoalan TBC di dunia termasuk Indonesia masih menjadi beban negara yang memerlukan perhatian serius. Pengetahuan, kondisi kesehatan, status ekonomi, dukungan keluarga, tenaga kesehatan dan efek obat merupakan faktor-faktor yang turut mempengaruhi keberhasilan pengobatan. Pasien yang menjalani pengobatan dengan baik mengalami kesembuhan, namun beberapa pasien tidak sembuh karena tidak menjalani pengobatannya dengan patuh. Diperlukan dukungan keluarga agar pasien dapat sembuh tepat pada waktunya. Tujuan kegiatan ini adalah memberi edukasi kepada pasien dan keluarganya agar meningkatkan peran keluarga dalam mendampingi pasien TB sehingga berperilaku baik agar tidak menularkan penyakitnya kepada keluarga dan orang lain. Dalam kegiatan ini juga diperkenalkan dan diberikan beberapa obat complementer berbasis herbal untuk pendamping pengobatan TB. Metode kegiatan adalah penyuluhan, pemberian buku saku dan pemberian bantuan bahan obat complementer berbasis herbal. Dampak dari penyuluhan dievaluasi melalui pengisian kuisioner untuk mengukur sikap yang menunjukkan kepedulian anggota keluarga dalam mendampingi pasien menjalani pengobatannya. Dampak dari kegiatan pengabdian ini menunjukkan adanya perubahan perilaku anggota keluarga dalam mendampingi pasien TB setelah mereka mendapat edukasi, diperkenalkan dan mendapat bantuan complementer medicine.
Formulasi Dan Evaluasi Balsam Aromaterapi Ekstrak Daun Jeruk Purut (Citrus Hystrix D.C) Dengan Variasi Cera Alba Sebagai Stabilizing Agent Ratnaningsih Dewi Astuti; Debby Putri Millenia
Jurnal Kesehatan Farmasi Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.532 KB) | DOI: 10.36086/jpharm.v3i1.959

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Balsam merupakan salah satu bentuk sediaan yang dapat digunakan sebagai aromaterapi. Zat penstabil yang biasa digunakan dalam sediaan balsam adalah cera alba dengan konsentrasi 5-20% menghasilkan balsam yang stabil dan memiliki daya pelepasan obat yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi cera alba yang optimal untuk menghasilkan balsam yang stabil dan memenuhi persyaratan dengan ekstrak daun jeruk purut (Citrus hystrix D.C) yang mengandung sitronelal sebagai zat aktifnya. Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, dengan ekstrak daun jeruk purut (Citrus hystrix D.C) sebanyak 3% sebagai zat aktif dan memvariasikan cera alba sebagai stabilizing agent dengan konsentrasi 15% pada formula I, 16% pada formula II dan 17% pada formula III. Kemudian dilakukan evaluasi sediaan pada suhu kamar dan uji dipercepat (Cycling test) meliputi pH, homogenitas, daya Sebar, bau, warna dan iritasi kulit. Hasil: Hasil evaluasi menunjukkan pH sediaan pada uji penyimpanan suhu kamar dan uji dipercepat (Cycling test) mengalami kenaikan, dan hasil pengujian daya sebar sediaan pada kedua uji penyimpanan mengalami penurunan tetapi masih memenuhi syarat. Semua sediaan balsam aromaterapi memiliki homogenitas yang baik, balsam aromaterapi ini juga tidak mengalamai perubahan warna, bau serta tidak menyebabkan iritasi kulit baik pada penyimpanan suhu kamar maupun uji dipercepat (Cycling test). Kesimpulan: Ekstrak daun jeruk purut (Citrus hystrix D.C) dapat diformulasikan menjadi sediaan balsam aromaterapi yang stabil dan memenuhi syarat serta dapat bertahan selama 12 bulan dengan konsentrasi cera alba yang paling optimal sebesar 15%. Kata kunci : Balsam, aromaterapi, ekstrak daun jeruk purut, cera alba
Gambaran Pemberian Informasi Obat Analgetik Sebagai Upaya Swamedikasi di Apotek-Apotek Kecamatan Talang Kelapa Banyuasin Tedi Tedi; Ratnaningsih Dewi Astuti; Bella Maya Sari
Jurnal Kesehatan Farmasi Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (627.414 KB) | DOI: 10.36086/jpharm.v3i2.1063

Abstract

Latar Belakang: Tingginya persentase upaya masyarakat untuk mengobati diri sendiri serta kebutuhan informasi obat yang tinggi, maka pemberian informasi obat harus diberikan secara tepat oleh tenaga kefarmasian untuk mencegah medication error pada masyarakat. Tidak hanya pada obat yang diresepkan, tetapi juga pada obat bebas. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan ketepatan pemberian informasi obat analgetik bebas sebagai upaya swamedikasi di apotek-apotek Kecamatan Talang Kelapa Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian observasi dengan pendekatan deskriptif dengan jumlah sampel 16 orang. Pengambilan data dilakukan dengan metode pasien simulasi yang melakukan pembelian obat analgetik di apotek sesuai skenario yang disiapkan. Hasil: Dari sebelas aspek ketepatan informasi obat analgetik bebas yang dilakukan oleh tenaga kefarmasian di delapan apotek kecamatan Talang Kelapa. Informasi yang paling tepat diberikan yaitu cara penyimpanan obat dan cara memperlakukan obat yang masih sisa sebesar 100%. Informasi lainnya yang memiliki penilaian sangat baik yaitu lama penggunaan obat dan cara membedakan obat yang masih baik dan sudah rusak sebesar 87,5%, informasi khasiat obat dan cara pemakaian obat sebesar 81,3%. Informasi dengan ketepatan baik antara lain waktu pemakaian obat (68,7%), kontraindikasi (62,5%), dosis (62,5%), efek samping (56,3%). Sedangkan edukasi mengenai penyakit pasien menjadi informasi paling rendah ketepatannya dengan persentase 37,5% dengan penilaian cukup baik. Kesimpulan: Secara keseluruhan ketepatan pemberian informasi obat analgetik bebas sebagai upaya swamedikasi di apotek-apotek Kecamatan Talang Kelapa sudah dinilai baik. Hanya saja tenaga kefarmasian yang ada kebanyakan bersikap pasif, sehingga dibutuhkan keaktifan pasien simulasi dalam mendapatkan informasi agar bisa menentuan tepat atau tidaknya sebuah informasi.
Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Krim Ekstrak Daun Labu Air (Lagenaria Siceraria (Molina) Standl.) Dengan Kombinasi Asam Stearat Dan Trietanolamin Sebagai Emulgator Ratnaningsih Dewi Astuti; Ilham Marsandes
Jurnal Kesehatan Farmasi Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jkpharm.v2i2.1689

Abstract

Daun labu air memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi dan dapat mencegah penuaan dini. Secara empiris daun labu air digunakan dengan cara mengaplikasikannya langsung ke kulit wajah. Untuk mengoptimalkan penggunaannya, maka perlu dibuat dalam bentuk sediaan krim. Kombinasi asam stearat dan trietanolamin sebagai emulgator dapat membentuk suatu krim yang lembut dan stabil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi kombinasi asam stearat dan trietanolamin yang optimal untuk menghasilkan krim yang stabil dan memenuhi syarat. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, ekstrak daun labu air (Lagenaria siceraria (Molina) Standl.) diformulasikan dalam sediaan krim sebesar 4,1 % dengan kombinasi asam stearat dan trietanolamin (6%:2%) pada formula I, (8%:2%) pada formula II, (10%:2%) pada formula III. Kemudian dilakukan evaluasi sediaan pada suhu kamar dan uji dipercepat (Cycling Test) meliputi pH, viskositas, daya sebar, pemisahan fase, homogenitas, tipe emulsi, warna dan bau serta iritasi kulit. Berdasarkan hasil yang didapat, pH sediaan pada kedua uji penyimpanan mengalami penurunan, dan hasil pengujian viskositas mengalami kenaikan baik pada penyimpanan suhu kamar maupun uji dipercepat, sedangkan daya sebar mengalami penurunan. Ditinjau dari pemisahan fase, homogenitas, tipe emulsi, warna, bau dan iritasi kulit, ketiga formula memenuhi syarat selama penyimpanan suhu kamar dan uji dipercepat. Ekstrak daun labu air dapat diformulasikan menjadi sediaan krim yang stabil dan memenuhi persyaratan. Formula yang paling optimal adalah krim dengan kombinasi asam stearat dan trietanolamin 10%:2%.