Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Pemberdayaan Keluarga dalam Pencegahan Covid-19 di Wilayah Puskesmas Karangrejo Metro Utara Islamiyati Islamiyati; Sadiman Sadiman; Yoga Triwijayanti
Jurnal Pengabdian Dharma Wacana Vol 2, No 1 (2021): Jurnal Pengabdian Dharma Wacana
Publisher : Yayasan Pendidikan dan Kebudayaan Dharma Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37295/jpdw.v2i1.194

Abstract

Kelurahan Karangrejo merupakan kelurahan yang hingga saat pendampingan ini dilaksanakan merupakan salah satu kelurahan yang belum ada kasus Covid-19. Mengantisipasi agar tidak terjadi kasus Covid-19 di Kelurahan Karangrejo umumnya dan pada keluarga yang memiliki balita khususnya, maka tujuan dilakukan pendampingan keluarga ini untuk mencegah agar masyarakat Karangrejo khususnya keluarga yang dilakukan pendampingan agar tidak terinfeksi Covid-19. Metode yang digunakan dalam Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini dengan pemberdayaan keluarga/ibu melalui pendidikan kesehatan dan pendampingan. Hasil pendampingan keluarga, terjadi peningkatan pengetahuan keluarga tentang covid-19 dan pencegahannya sebesar 10,31 point. Terjadi peningkatan perilaku pencegahan covid-19 oleh keluarga dari 53,75% ibu yang selalu melakukan pencegahan meningkat menjadi 70,9% setelah pendampingan dan perilaku tidak pernah melakukan pencegahan covid-19 sebesar 1,5% menjadi 0%.
Relaxation Therapy to Decrease Anxiety Level in Eldely: A Literature Review Gangsar Indah Lestari; Djoko Priyono; Triyana Harlia Putri
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Tanjungpura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/tjnpe.v3i2.49904

Abstract

The aging process results in psychosocial in elderly. Anxiety is a psychosocial problem that often experienced by elderly but gets less attention than depression and stress problems. Anxiety is caused by internal and external factors. Symptoms of anxiety in elderly are characterized as fear, worry, anxiety and panic. Anxiety can be overcome with relaxation therapy, but there is no known the most effective relaxation to decrease anxiety level in the elderly. Therefore a literature review is needed to do. Objective : Finding the most effective relaxation therapy to decrease anxiety level in elderly. Methode : Research use electronic database that consist of Pubmed,Science Direct, Google Schoolar and according to inclusion criteria. Result : Seven articles show that relaxation therapies can decrease anxiety level in elderly and the most effective relaxation therapy showed by laugh therapy. Keyword : relaxation, anxiety and elderly.
Empowerment of Family in Early Detection of Total Growth at Puskesmas Karangrejo Metro Islamiyati Islamiyati; Sadiman Sadiman; Yoga Triwijayanti
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2021): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.101 KB) | DOI: 10.35568/abdimas.v4i2.1152

Abstract

The target number of children in early detection of child development and development in the working area of ??Puskesmas Karangrejo is 1,037 children, with details of 133 infants from 0 - 11 months and 904 children aged 12 - 72 months. Of these, the coverage for early detection until February 2020 is still low, namely at 6.7%. The purpose of the Community Service is to empower families in conducting early detection of toddler growth and development in the Karangrejo Health Center area. The method of activity is health education and empowerment of “active participation” of mothers toddler in stimulating and detecting the growth and development of their children. The result of mentoring was that there was progress in the developmental ability of 1 child who had not been able to walk at the age of 19 months, showing an increase in walking ability after 2 weeks of assistance. There was an increase in the knowledge of mothers / families about growth and development by 12.68 points. There was an increase in the frequency of implementing stimulation for child growth and development by mothers of under-five from 88.2% of mothers who had stimulated to 98.6% after mentoring. Continuity of family empowerment is needed regarding early detection of growth and development and not only involving mothers / families but also involving cadres.
HUBUNGAN USIA IBU, OBESITAS DAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI M Ridwan; Gangsar Indah Lestari; Firda Fibrila
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 8 No 1 (2021): Mei
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36743/medikes.v8i1.268

Abstract

Prevalensi mioma uteri di Dunia meningkat lebih dari 70%. Di Indonesia sebesar 2,39% sampai 11,70% dari semua penderita ginekologi. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan Usia Ibu, Obesitas dan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal dengan Mioma Uteri di RSUD. Jend. A. Yani Metro, RSU Muhammadiyah Metro. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif kolerasi dengan rancangan case control. Subyek penelitian adalah semua wanita dengan diagnosis penyakit ginekologi. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, analisis data secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian dari 101 responden sebanyak 44,6% ibu berusia beresiko, 48,5% ibu dengan obesitas dan 47,5% ibu menggunakan kontrasepsi hormonal. Hasil uji statistik hubungan usia ibu dengan kejadian mioma uteri diperoleh p value = 0,031, hubungan obesitas dengan kejadian mioma uteri diperoleh p value = 0,007 dan hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian mioma uteri diperoleh p value = 0,010. Bagi wanita usia kurang dari 20 tahun agar mengurangi konsumsi daging merah, mengonsumsi cukup buah dan sayur serta vitamin A dan D. Bagi wanita obesitas agar melakukan aktifitas fisik/berolah raga rutin disesuaikan dengan kondisi obesitasnya. Bagi ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lebih dari 5 tahun disarankan untuk beralih metode kentrasepsi selain kontrasepsi hormonal.
PENINGKATKAN BERAT BADAN, KUALITAS TIDUR YANG BAIK DAN KELANCARAN BUANG AIR BESAR DENGAN PIJAT BAYI Yetti Anggraini; Sadiman; Firda Fibrila; Islamiyati
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Ungu( ABDI KE UNGU) Vol. 1 No. 1 (2019): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Ungu ( ABDI KE UNGU)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pijat bayi sebagai salah satu bentuk bahasa sentuhan ternyata memiliki efek yang positif untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Berdasarkan informasi pendahuluan yang didapatkan penulis bahwa budaya pijat bayi di wilayah Kota Metro masih cukup dilestarikan dan hal ini dilakukan oleh dukun bayi. Pelaksanaan pijat bayi oleh dukun pijat bayi banyak yang tidak sesuai dengan teknik yang terdapat dalam pedoman pemijatan menurut kesehatan. Pijat bayi sebaiknya dilakukan oleh orang yang terdekat dengan bayi dalam hal ini ibu bayi dalam rangka meningkatkan sentuhan fisik seperti belaian, pelukan dan pijatan lembut yang akan meningkatkan ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi. Bayi yang dipijat akan mengalami peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak ke 10) yang membuat kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin meningkat sehingga penyerapan sari makanan menjadi lebih baik, penyerapan makanan yang lebih baik akan menyebabkan bayi cepat lapar dan karena itu bayi akan lebih sering menyusu. Pemijatan juga mengoptimalkan tumbuh kembang bayi dengan resiko tinggi, yakni bayi-bayi yang dalam proses kehamilan dan kelahirannya mempunyai faktor-faktor resiko yang dapat mengganggu tumbuh kembangnya. Misalnya, berat lahir kurang dari 2000 gram. Pijat bayi dapat digolongkan sebagai aplikasi stimulasi sentuhan karena dalam pijat bayi terdapat unsur sentuhan berupa kasih sayang, perhatian, suara, pandangan mata, gerakan dan pijatan. Stimulasi ini akan merangsang perkembangan struktur dan fungsi sel- sel otak. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi dan penyuluhan tentang pijat bayi dapat meningkatkan berat badan, meningkatkan kualitas tidur, dan melancarkan buang ai besar pada bayi, serta melatih kader dan ibu bayi usia 3-6 bualn dalam menerapkan teknik komplementer pijat bayi secara mandiri. Metode pemecahan masalah yang dilakukan berupa penyuluhan tentang pentingnya pijat bayi, demonstrasi pijat dengan phantom bayi, serta langusng mempraktikkan langkah-langkah pijat bayi sesuai dengan langkah-langkah dan prosedural yang benar. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat menunjukkan bahwa efektifitas pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi baik pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol ada perbedaan yang bermakna dengan p value 0,000, terhadap peningkatan waktu tidur baik kelompok perlakuan dan juga kelompok kontrol ada pebedaan yang bermakna dengan p value kelompok perlakuan 0,000 dan kelompok kontrol 0,003, dan terhadap peningkatan frekuensi BAB kelompok perlakuan ada perbedaan yang bermakna dengan p value 0,025 dan pada kelompok kontrol tidak ada pebedaan yang bermakna dengan p value 0,655. Diharapkan bidan sebagai pemberi pelayanan dapat mensosialisasikan dan atau pelatihan pijat bayi kepada para bidan desa maupun kader-kader yang ada disetiap posyandu di wilayah kerjanya, dan para ibu-ibu menyusui dapat melakukannya sendiri dirumah.
UPAYA MEMPERCEPAT PROSES INVOLUSI UTERUS DAN MEMPERLANCAR ASI DENGAN PIJAT OKSITOSIN Yuliawati; Yetti Anggraini; Sadiman
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Ungu( ABDI KE UNGU) Vol. 1 No. 1 (2019): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Ungu ( ABDI KE UNGU)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan data Kemenkes, pada 2015 tercatat ada 305 ibu meninggal per 100 ribu orang. Menurut WHO (2008) seperempat dari seluruh kematian ibu di tahun 2016, 32 persen diakibatkan perdarahan antepartum dan post partum, sementara 26 persen diakibatkan hipertensi yang menyebabkan terjadinya kejang, keracunan kehamilan, sehingga menyebabkan ibu meninggal (Kemenkes RI, 2013). Salah satu penyebab perdarahan adalah terjadinya sub involusi uterus. Sub involusi uterus adalah keadaan menetap atau terjadinya retardasi involusi. Proses normalnya menyebabkan uterus kembali ke bentuk semula. Akan tetapi, fenomena di lapangan, masih banyak ditemukan ibu nifas hari ketiga dengan TFU masih satu jari dibawah pusat, padahal seharusnya sudah tiga jari dibawah pusat. Hal ini mengindikasikan masih banyak ibu nifas yang mengalami keterlambatan penurunan TFU. Pemberian ASI eksklusif juga masih rendah, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Daerah (RISKESDAS) (2013) pemberianASI ekslusif pada bayi selama enam bulan hanya 40,6% jauh dari target nasional yang mencapai 80%. Upaya untuk mengatasi hal tersebut salah satunya dengan pijat oksitosin. Pijat oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima-keenam dan merupakan usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan. Manfaat pijat oksitosin adalah memberikan kenyamanan pada ibu, mengurangi bengkak (engorgement), mengurangi sumbatan ASI, proses involusi, merangsang pelepasan hormon oksitosin, mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit. Pengabmas ini bertujuan untuk memberikan informasi dan penyuluhan tentang pijat oksitosin untuk mempercepat proses inivolusi dan memperlancar ASI. Kegiatan pengabmas ini melatih kader dan ibu menyusui untuk dapat melakukan pijat oksitosin secara mandiri. Metode pemecahan masalah yang dilakukan berupa penyuluhan tentang pijat oksitosin, dengan langsung mendemonstrasi dan kemudian mempraktikkan langsung pada ibu-ibu menyusui langkah-langkah pijat oksitosin sesuai dengan prosedural. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat menunjukkan bahwa ada pengaruh pijat oksitosin terhadap perubahan tinggi fundus uteri dan kelancaran pengeluaran ASI pada ibu post partum normal, ada pengaruh pijat oksitosin terhadap perubahan tinggi fundus uteri dan kelancaran pengeluaran ASI pada ibu post SC. Pengabmas ini diharapkan bidan dapat mensosialisasikan teknik-teknik komplementer dimulai dari ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu nifas, khususnya pijat oksitosin pada ibu nifas yang bertujuan untuk mempercepat proses involusi uterus dan memperlancar pengeluaran ASI.
Peningkatan Pengetahuan KEK dan Pemanfaatan Pekarangan Sebagai Sumber Gizi Keluarga Pada Ibu Hamil Firda Fibrila; M Ridwan; Gangsar Indah Lestari; Septi Widiyanti
Seandanan: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2021): Seandanan: Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (863.925 KB) | DOI: 10.23960/seandanan.v1i2.17

Abstract

Ibu hamil selama kehamilannya memiliki resiko mengalami kekurangan energi kronik terutama dimasa pandemi penyakit covid-19 akibat kebijakan pemerintah dalam pembatasan mobilitas masyarakat dan menurunnya ekonomi masyarakat. Perlunya upaya untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kekurangan energi kronik pada ibu haml, perlu pemanfaatan pekarangan keluarga sebagai sumber gizi kelarga khususnya pada ibu hamil. Tujuan dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat ini dalam rangka peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang kekurangan energi kronik dan pemanfaatan pekarangan sebagai sumber gizi keluarga. Keberhasilan kegiatan ini dievaluasi melalui kegiatan pre dan post tes. Secara kuantitatif nilai rata-rata peserta sebelum dilaksanakan kegiatan adalah 41,5 dan mengalami kenaikan menjadi 77,17 dengan demikian terjadi peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang KEK dan dan pencegahannya sebesar 19.45 point. Hasil observasi terdapat peningkatan perilaku keluarga dalam pemanfaatan lahan pekarangan sebagai alternatif sumber gizi keluarga dari 41,6% meningkat menjadi 66,6% setelah pendampingan keluarga.
Uterus Involution And Psychological Adaptation In Postpartum Mothers Gangsar Indah Lestari; Luthfia Nur Azizah
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 8, No 2 (2022): Vol 8.No.2.April 2022
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v8i2.6400

Abstract

Latar Belakang : Masa nifas merupakan masa setelah persalinan. Involusi uterus pada ibu postpartum merupakan proses yang sangat penting karena ibu memerlukan perawatan yang khusus, bantuan dan pengawasan demi pulihnya kesehatan seperti sebelum hamil. Sebagian besar kematian ibu (88%) terjadi dalam waktu 4 jam setelah persalinan. Penyebab kematian terbesar ibu di Indonesia yaitu perdarahan (30,3%). Jika involusi uterus berjalan dengan normal maka akan dapat mengurangi kejadian perdarahan terutama perdarahan postpartum yang merupakan salah satu penyebab langsung dari kematian ibu. Involusi uterus pada ibu postpartum merupakan proses yang sangat penting karena ibu memerlukan perawatan yang khusus, bantuan dan pengawasan demi pulihnya kesehatan seperti sebelum hamil. Salah satu indikator dalam proses involusi adalah tinggi fundus uteri. Penurunan tinggi fundus uteri ini bisa terjadi dengan baik bila kontraksi dalam uterus baik. Selain penurunan tinggi fundus uteri, kemampuan penyesuaian diri pada masa nifas juga sangat penting dijaga. Pelaksanaan yang kurang maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut pada komplikasi masa nifas.Tujuan penelitian untuk mengetahui perubahan involusi uterus dan untuk mengetahui gambaran adaptasi psikologis pada ibu postpartum di BPM Eka Santi dan Sulistiyo Rahayu, Lampung Tengah.Metode penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi seluruh ibu 8 jam postpartum memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi di Praktik Mandiri Bidan (PMB) Eka Santi dan Sulistiyo Rahayu, Lampung Tengah. Sampelpenelitian 93 responden ibu postpartum dengan cara purposive sampling yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri. Variabel penelitian dalam penelitian yaitu perubahan involusi uterus dan adaptasi psikologi ibu nifas.Hasil penelitian dengan karakteristik umur ibu 20-35 tahun sebanyak 77 (82,8%) dan tidak bekerja sebanyak 91 (97,8%) dengan hasil pada kunjungan pertama, tinggi fundus uteri yang sesuai 87 (93,6%), kontraksi baik 87 (93,5%), perdarahan normal 86 (92,4%) dan lochea normal 93 (100%). Pada kunjungan dua, tinggi fundus uteri yang sesuai 92 (98,9%), kontraksi baik 91 (97,8%), perdarahan normal 91 (97,8%) dan lochea normal 90 (96,8%). Pada kunjungan ketiga tinggi fundus uteri yang sesuai 90 (96,8%), kontraksi baik 91 (97,8%), perdarahan normal 92 (98,9%) dan lochea normal 92 (98,9%). Pada kunjungan keempat tinggi fundus uteri yang sesuai 91 (97,8%), kontraksi baik 90 (96,7%), perdarahan normal 91 (97,8%) dan lochea normal 90 (96,8%).Kesimpulan involusi uteri ibu postpartum berjalan dengan baik. Begitu juga adaptasi psikologi ibu normal.Saran dapat meningkatkan kinerja bidan dalam mengidentifikasi ketidaksesuaian perubahan fisiologis maupun psikologis pada ibu nifas, sesuai dengan tahapannya, dalam upaya peningkatan kesejahteraan ibu pada masa nifas, juga dapat mengaplikasikan keilmuan bersinergis dengan program yang dilaksanakan oleh pemerintah, dalam upaya memberikan asuhan kebidanan. Kata kunci :  Adaptasi Psikologi, Involusi Uterus, Masa Nifas ABSTRACT Background: The postpartum period is the period after childbirth. Meanwhile, uterine involution in postpartum mothers is crucial because the mother requires special care, assistance, and supervision to restore health as before pregnancy. In this case, most maternal deaths (88%) occurred within four hours of delivery. In Indonesia, the biggest cause of maternal death was bleeding (30.3%). If uterine involution proceeds normally, it will reduce the incidence of bleeding, especially postpartum bleeding, which is one of the direct causes of maternal death. One of the indicators in the process of involution is the height of the uterine fundus. The decrease in uterine fundal height can occur properly if the contractions in the uterus are good. In addition to decreasing the height of the uterine fundus, it is also vital to maintain the ability to adjust during the puerperium. Improper implementation can cause the mother to experience various problems, and it can even lead to complications during the puerperium.The purpose of the study was to determine changes in uterine involution and describe the psychological adaptation of postpartum mothers at BPM Eka Santi and Sulistiyo Rahayu, Central Lampung.Method used in this research was descriptive quantitative. The population of this study was all mothers with eight hours postpartum who met the inclusion and exclusion criteria at the independent midwife practice (PMB) Eka Santi and Sulistiyo Rahayu, Central Lampung. The samples taken in this study were 93 postpartum mothers. The sample selection in this study was carried out by purposive sampling based on certain considerations made by the researchers themselves. The research variables in this study were changes in uterine involution and the psychological adaptation of postpartum mothers. The study results with the characteristics of mothers aged 20-35 years were 77 mothers (82.8%) and not working as many as 91 mothers (97.8%). The results at the first visit revealed that the appropriate uterine fundal height was 87 mothers (93.6%), good contractions were at 87 mothers (93.5%), the normal bleeding was at 86 mothers (92.4%), and normal lochia was at 93 mothers (100%). At the second visit, the appropriate uterine fundal height was 92 mothers (98.9%), the good contraction was 91 mothers (97.8%), normal bleeding was at 91 mothers (97.8%), and normal lochia was 90 mothers (96.8%). At the third visit, the appropriate uterine fundal height was at 90 mothers (96.8%), good contractions were at 91 mothers (97.8%), normal bleeding was at 92 mothers (98.9%), and normal lochia was at 92 mothers (98.9%). At the fourth visit, the appropriate uterine fundal height was at 91 mothers (97.8%), good contractions were at 90 mothers (96.7%), normal bleeding was at 91 mothers (97.8%), and normal lochia was at 90 mothers (96.8%).Conclusion: Based on the data analysis results and discussion, it can be concluded that uterine involution for postpartum mothers was going well, as was the psychological adaptation of normal mothers.Suggestions: The results of this study are expected to improve the performance of midwives in identifying discrepancies in physiological and psychological changes in postpartum mothers, according to the stages, to improve maternal welfare during the postpartum period, and to apply science in synergy with programs implemented by the government to provide midwifery care. Keywords: psychological adaptation,puerperium,uterus involution 
Hubungan Karakteristik Bidan dengan Praktik Kebidanan Komplementer di Praktek Mandiri Bidan Ranny Septiani; Gangsar Indah Lestari
Jurnal Keperawatan Vol 15, No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.516 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v15i2.1695

Abstract

Penggunaan terapi komplementer merupakan terapi alternatif yang menjadi banyak perhatian banyak negara. Terapi komplementer juga merupakan pendukung pengobatan konvensional atau pengobatan pilihan lain di luar pengobatan medis yang konvensional. Hampir di seluruh dunia, bidan menggunakan terapi komplementer dalam profesi mereka lebih dari praktisi medis lainnya. Sebuah tinjauan pustaka memperkirakan 60 – 100% bidan telah menggunakan satu atau lebih terapi komplemeter  Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Populasi dan sampel penelitian adalah semua bidan praktek mandiri di Kota Metro yang berjumlah 52 orang, Pengumpulan data dilakukan dalam satu waktu dengan menggunakan instrumen kuesioner. Data dianalisis dengan analisis univariat dan bivariat.  Hasil penelitian ini,  67,3% bidan telah melakukan praktik kebidanan komplementer, hanya variabel pendidikan yang tidak mempunyai hubungan bermakna terhadap praktik kebidanan komplementer. Saran untuk bidan agar melakukan peningkatan pengetahuan secara formal maupun informal tentang terapi-terapi non konvensional/komplementer sehingga dapat memberikan pelayanan praktik kebidanan komplementer dalam memberikan pelayanan kebidanan.
Effect Of Dates Consumption On The Increase Of Hb Level On X Grade Female Students At Ma Darul A’mal Metro Fakhrunnisa Ahmad; Sri Lestariningsih; Gangsar Indah Lestari
Jurnal Teknologi Kesehatan (Journal of Health Technology) Vol. 14 No. 1 (2018): Maret
Publisher : POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.028 KB) | DOI: 10.29238/jtk.v14i1.88

Abstract

Woman have anemia risk because of monthly period and iron lost about 1,4 mg/day. Anemia incidence on girls in Metro City was about 67%. Presurvey result at Darul A'mal Senior High School showed from 11 students whose Hb level were checked, there were 8 students who had anemia (72.7%). Anemia can be overcome by eating dates. This research aims to know the effect of eating dates to the increase of Hb level on tenth grade female students at Darul A'mal Senior High School Metro. The research used one group pretest posttest from pre-experiment research design. Sample was taken using quote sampling with total of 20 respondents. Data were collected using checklist and mechanical devices (digital Hb). The data were analyzed by univariate analyst using median and bivariate t test dependen on parametric (wiloxon test). The research result obtained median on Hb level measurement before was 11,2 gr/dl and 11,7 gr/dl after. The result of statistic test wilcoxon p value was 0,031. The conclusion of this research, there is an influence of eating dates to the increase of Hb level on tenth grade female students at Darul A'mal Metro Senior High School. It is expected that the students are given dates everyday after taking dawn prayers in congegration or breakfast to prevent and handle anemia at Darul A'mal Senior High School.