Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

JANGJAWOKAN PARANTI DANGDAN: RAHASIA PESONA GADIS DESA KARANGJAYA KABUPATEN PANGANDARAN Yeni Yulia Andriani; Silvy C. Adelia
ENGGANG: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya Vol. 2 No. 1 (2021): Desember: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya
Publisher : FKIP, Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (985.952 KB) | DOI: 10.37304/enggang.v2i2.3883

Abstract

ABSTRAKArtikel ini bertujuan mendeskripsikan pertunjukan dan transmisi JangjawokanParanti Dangdan. Jangjawokan Paranti Dangdan merupakan sastra lisan dalam bentukmantra yang dimiliki masyarakat Sunda di Desa Karangjaya Kabupaten Pangandaran.Pada saat ini, Jangjawokan Paranti Dangdan masih eksis digunakan oleh perempuanDesa Karangjaya dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan latar belakang tersebut,penelitian ini dilakukan untuk (1) mengetahui pertunjukan Jangjawokan ParantiDangdan; dan (2) transmisi Jangjawokan Paranti Dangdan di kalangan perempuan DesaKarangjaya. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dengantujuan mendeskripsikan objek yang diteliti berdasarkan fakta yang diperoleh. Sumber datadari penelitian ini adalah Jangjawokan Paranti Dangdan dan informasi-informasi yangdiperoleh secara langsung dari informan yang merupakan pewaris sekaligus pelestarimantra dalam lingkaran kekerabatan. Penelitian ini menggunakan perspektif naturilistikdengan teori transmisi Parry-Lord. Teori transmisi digunakan untuk mengungkappertunjukan dan pewarisan sastra lisan. Hasil penelitian ini mengungkap pertunjukanmantra di hadapan pewaris dan transmisi mantra yang meliputi syarat-syarat pewaris danritual pewarisan.
Mantra Pertahanan Diri Perempuan Sunda di Dusun Pamagangan Kabupaten Pangandaran: Kajian Sastra Lisan Albert B. Lord Yeni Yulia Andriani; Silvy C. Adelia
Arif: Jurnal Sastra dan Kearifan Lokal Vol 1 No 2 (2022): Arif: Jurnal Sastra dan Kearifan Lokal
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.245 KB) | DOI: 10.21009/Arif.012.05

Abstract

Artikel ini bertujuan mendeskripsikan performansi dan transmisi mantra pertahanan diri. Mantra pertahanan diri merupakan sastra lisan dalam bentuk mantra yang dimiliki perempuan Sunda di Dusun Pamagangan Desa Karangbenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran. Pada saat ini, mantra pertahanan diri masih eksis digunakan perempuan Dusun Pamagangan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian menggunakan metode deskriptif. Sumber data penelitian adalah mantra pertahanan diri dan informasi-informasi yang diperoleh secara langsung dari informan yang merupakan pewaris sekaligus pelestari mantra dalam lingkaran kekerabatan. Penelitian ini menggunakan perspektif naturalistik dengan teori transmisi Parry-Lord. Teori transmisi digunakan untuk mengungkap penampilan dan pewarisan sastra lisan. Hasil penelitian ini mengungkap penampilan mantra di hadapan pewaris dan transmisi mantra yang meliputi syarat-syarat pewaris serta ritual pewarisan.
Keindahan yang Semu: Analisis Dekonstruksi Derrida Nesa Riska Pangesti; Candra Rahma Wijaya Putra; Fina Hiasa; Yeni Yulia Andriani
Jurnal Bahasa dan Sastra Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Faculty of Languages and Arts, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/jbs.v10i1.115760

Abstract

This research is motivated by the problems of beauty and normality that develop in society. Women are often seen as objects that must be judged and contested for their beauty. Beautiful and normal is considered a solid and patent construction. However, the meaning of beautiful and normal is not stable. The purpose of this study is to deconstruct the structure that is considered to be established regarding beauty and normality. The method used to deconstruct this structure is the deconstruction method offered by Derrida. The data source of this research is the novel Maya by Ayu Utami, while the data in this study are words, phrases, sentences, and paragraphs that contain discourses of beauty and normalcy in the novel Maya. Furthermore, data analysis is carried out through the study of binary oppositions to then look for the hierarchical structure in the binary oppositions. After obtaining the binary opposition and hierarchical structure, then the deconstruction process is carried out. The results obtained in this study include the normative structure of beauty and normality in the novel Maya, binary opposition in the novel Maya, and the deconstruction of beauty and normal in the novel Maya. 
MY NAME IS TYSON: IDENTIFYING PROPER NAME TRANSLATION AND ITS EFFECT(S) IN BEYBLADE Silvy Cinthia Adelia; Shun Hirano; Yeni Yulia Andriani; Ephrilia Noor Fitriana; Dwi NCS Kusumaningtyas
LiNGUA: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Vol 18, No 1 (2023): LiNGUA
Publisher : Laboratorium Informasi & Publikasi Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/ling.v18i1.19756

Abstract

This study examines the procedures adapted for the proper translation of (character) names in the anime Beyblade and the effects of applying these translation procedures. Character names belong to the Culture Specific Items (CSIs) group known as proper names. As a CSI, names can contain historical and/or cultural references, which makes them difficult to translate. The study extracted the original names from the source text, Bakuten Shoot Beyblade, and compared them to their English version in the target text, Beyblade. The data collected were analyzed using the translation procedures proposed by Fernandes (2006) and Hervey Higgins (1992) to determine how the translation affects the movie. The analysis indicated that name translation in Beyblade mainly employed translation procedures of Recreation, Substitution, and Copy. They result in the loss of cultural reference and hidden meaning behind the names, affecting the story's intrinsic elements, particularly regarding the plot and characterization. The American audiences, therefore, are deprived of the opportunity to gain specific insights into the characters’ roles, relationships, and traits embedded in the character names of the original Bakuten Shoot Beyblade.