Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

KEANEKARAGAMAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR PADA RHIZOSFER AREAL REVEGETASI LAHAN PASCATAMBANG EMAS PT NATARANG MINING Siti Tisas Sitra Sanana; Ceng Asmarahman; Melya Riniarti; Duryat Duryat
Jurnal Belantara Vol 5 No 1 (2022)
Publisher : Forestry Study Program University Of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1343.873 KB) | DOI: 10.29303/jbl.v5i1.844

Abstract

  Identification of local AMF is crucial in accelerating the process of successful revegetation on post-mining land. The research objective was to identify the diversity of AMF species on PT Natarang Mining's post-mining land. Soil sampling using purposive sampling techniques in a non-proportional manner with a plot measuring 20 m x 20 m determined based on the spread of vegetation growing at the location. Sampling site on revegetation land in 2015 and 2018. The AMF spores were obtained by using a wet filter method and the data obtained were analyzed by descriptive analysis. The results of the study identified that there were 3 genera found, namely Acaulospora sp. Glomus sp and Gigaspora sp. The diversity of FMA species in both locations is classified as moderate. Soil chemical properties correlated with the number and type of arbuscular mycorrhizal spores found at all locations. Further research is needed to clearly identify the species and characteristics of the spores and their application can increase the success of reclamation.
Skarifikasi Awal Dan Penambahan Beberapa Jenis Zat Pengatur Tumbuh Untuk Percepatan Perkecambahan Benih Kayu Kuku (Pericopsis moonianna Thw) Neneng Laila Romdyah; Melya Riniarti; Ceng Asmarahman; Slamet Budi Yuwono
EnviroScienteae Vol 16, No 2 (2020): EnviroScienteae Volume 16 Nomor 2, Agustus 2020
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/es.v16i2.9661

Abstract

Scarification was the destruction of the seed coat to  softening seed coat and  became permeable to water and gas. The purpose of this study was to obtain the best scarification techniques, types of growth regulatory substances and the combination of scarification treatments and addition of growth regulatory substances to accelerate the germination of Pericopsis mooniana seeds. The study was conducted using factorial randomized block design with three replications. The first factor was the scarification technique, with hot water, and broken the seed skin. The second factor  was the addition of growth regulatory substances (coconut water and, bamboo shoots) shoot water and artificial growth regulatory substances  Dates analyzed with variance and continued with the tukey test at 5% level. The results showed that the scarification technique by broken seed skin significant differences in the percentage of sprouts, germination, average days of germination, vigor index, number of leaves, and seedling height. The addition of  growth regulatory substances did not show a significant difference in all observed variables.
PRODUKSI NIRA AREN DI AREAL GARAPAN KELOMPOK TANI HUTAN HARAPAN BARU I DALAM TAMAN HUTAN RAYA WAN ABDUL RACHMAN Inka Kumala Dewi; Indriyanto .; Ceng Asmarahman
Wanamukti: Jurnal Penelitian Kehutanan Vol 25, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Winaya Mukti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35138/wanamukti.v25i1.381

Abstract

The Harapan Baru I Forest Farmers Group is one of the forest farmer groups in the Wan Abdul Rachman Great Forest Park. In the cultivated land of the Harapan I Forest Farmers Group, there are productive sugar palm trees as a producer of palm sap. Sugar palm is a tree belonging to the Palmae family. The objectives of this research were to determine of sugar palm sap production at the cultivated land of the Harapan Baru I Forest Farmer Group. The research was carried out in November until December 2021. The method used was the direct observation in the field related to the volume of sugar palm sap. In addition, a simple regression analysis was carried out to determine effect the height of the growing place on the production of sugar palm sap. The results obtained, there are 9 individuals are being harvested sap. The average production of sugar palm sap is 16.7 l/tree per day. The production of sugar palm sap is influenced by the height of the place where it grows and the age of the sugar palm tree. The higher the place to grow, the more sugar palm sap produced. The largest production of sugar palm sap is obtained from sugar palm trees 10—15 years old, which is 29.8 l/tree. The production of sugar palm sap at the cultivated land of the Harapan Baru I Forest Farmers Group I in the Wan Abdul Rachman Great Forest Park is in the medium category.
PRODUKSI GULA AREN CETAK MILIK ANGGOTA KTH HARAPAN BARU I DI KELURAHAN BATU PUTUK, KOTA BANDAR LAMPUNG Pascalina Yossy Putri; Indriyanto Indriyanto; Ceng Asmarahman
MAKILA Vol 16 No 1 (2022): Makila: Jurnal Penelitian Kehutanan
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/makila.v16i1.5386

Abstract

The availability of palm sap will determine the production of palm sugar. Therefore, the research objective is to know the palm sugar production in the sugar industry of the Harapan Baru I Forest Farmers Group at Batu Putuk Village. The research data was gathered through observing and interviewing palm sugar industry owners. According to the research, the average volume of processed sap per day was 46.125 liters (50.737 kg/day) from 16 palm trees. The average palm sugar yield is 12.57 percent, and the average palm sugar production is 6.53 kg/day. The right strategy to develop molded palm sugar production was to maintain palm plants and improve tapping techniques to increase the volume of palm sap and palm sugar production.
Pemanfaatan Lahan Pekarangan Rumah Pada Desa Hanura Untuk Budidaya Tanaman MPTS Pala (Myristica fragrans) Surnayanti Surnayanti; Indriyanto Indriyanto; Ceng Asmarahman; Inggar Damayanti; Machya Kartika Tsani; Melya Riniarti; Duryat Duryat; Trio Santoso; Afif Bintoro
Repong Damar: Jurnal Pengabdian Kehutanan dan Lingkungan Vol 1, No 2 (2022): November
Publisher : Magister of Forestry,Department of Forestry, Faculty of Agriculture, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (727.056 KB) | DOI: 10.23960/rdj.v1i2.6433

Abstract

Desa Hanura Terletak di Kecamatan Teluk Pandang Kabupaten Pesawaran yang merupakan Desa transmigran yang berada di provinsi Lampung, lahan pekarangan yang dimiliki masyakarat  masih sangat luas sehingga bisa dimanfaatkan untuk menanam tanaman dengan pola agroforestri dengan harapan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang, salah satunya dengan tanaman pala,  pala yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena dapat dimanfaatkan dari biji buah dan fulinya  yang digunakan sebagai bahan industri minuman, makanan, farmasi dan kosmetik  tujuan dari pengabdian ini  memberikan wawasan tetang pentingnya  pemanfaatan lahan pekarangan secara optimal khususnya kombinasi dengan tanaman pala. Beradsarkan hasil pengabdian pada masyarakat desa hanura pengetahuan masyakarakat tentang peng optimalan lahan pekarangan semakin meningkat selain antara 15 % hingga 50 % selain itu masyakat Desa Hanura yang selama ini hanya tau manfaat buah pala dari buah bagian dalam dengan adanya kegiatan pengabdian ini masyakarat makin banyak mengetahui kompon-komponen yang bisa dimanfaatkan dari pohon pala
JENIS TANAMAN PENGHASIL PANGAN PADA TEGAKAN HUTAN DI AREAL GARAPAN KTH SEJAHTERA 4 DALAM TAHURA WAN ABDUL RACHMAN Kurnia Maulita; Ceng Asmarahman; Indriyanto Indriyanto
Gorontalo Journal of Forestry Research VOLUME 5 NOMOR 2 TAHUN 2022 GORONTALO JOURNAL OF FORESTRY RESEARCH
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32662/gjfr.v5i2.2034

Abstract

ABSTRAKTanaman penghasil pangan memiliki peran penting untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat di sekitar hutan.  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis pohon dan perdu penghasil pangan yang ada di KTH Sejahtera 4 Tahura Wan Abdul Rachman.  Penelitian dilakukan menggunakan metode garis berpetak.  Data yang ditemukan kemudian dianalisis dengan menghitung Kerapatan (K), Kerapatan Relatif (KR), Luas Penutupan (C), Luas Penutupan Relatif (CR), Frekuensi (F), Frekuensi Relatif (FR), dan Indek Nilai Penting (INP).  Hasil penelitian ditemukan sebanyak 18 jenis tanaman penyusun tegakan hutan.  Duabelas jenis tanaman dalam tegakan hutan tersebut nerupakan penghasil pangan, yaitu alpukat (Persea americana), mangga (Mangifera indica), jeruk nipis (Citrus aurantifolia), durian (Durio zibethinus), sukun (Artocarpus altilis), nangka (Artocarpus heterophyllus), tangkil (Gnetum gnemon), petai (Parkia speciosa), kakao (Theobroma cacao), pala (Myristica fragrans), kopi (Coffea robusta), dan cengkeh (Eugenia aromaticum).  Jenis pohon penghasil pangan yang paling dominan di KTH Sejahtera 4 Tahura Wan Abdul Rachman adalah pala dengan nilai INP sebesar 71,25 dan cengkeh dengan nilai INP sebesar 47,88.  Keragaman jenis dan jumlah pohon penghasil pangan lebih ditingkatkan untuk menunjang ketahanan pangan masyarakat sekitar Tahura Wan Abdul Rachman.Kata kunci: Pangan; Tegakan Hutan; INP; TahuraABSTRACTFood-producing plants have an important role in meeting the food needs of the people living around the forest.  This study aims to analyze the types of trees and shrubs that produce food in KTH Sejahtera 4 Tahura Wan Abdul Rachman.  Research was done using grid methods.  The data found is then analyzed by calculating the fragility (k), relative density (kr), extent of closure (c), relative extent of closure (cr), frequency (f), relative frequency (fr), and index of important value (inp).  The results of the study found as many as 18 types of plants that make up forest stands.  Twelve types of plants in the forest stand produce food, namely avocado (Persea americana), mango (Mangifera indica), lime (Citrus aurantifolia), durian (Durio zibethinus), breadfruit (Artocarpus altilis), jackfruit (Artocarpus heterophyllus), tangkil (Gnetum gnemon), petai (Parkia speciosa), cocoa (Theobroma cacao), nutmeg (Myristica fragrans), coffee (Coffea robusta) and clove (Eugenia aromaticum).  The most dominant type of food growing tree in KTH prosper4 tahura wan abdul rachman is head with an inp of 71,25 and a clove of inp of 47,88. Increased variety of the variety and number of food-producing trees to support food security around Tahura Wan Abdul Rachman.Keywords: Food; Forest Stand; INP; Tahura
Pengaruh Penambahan Arang Sekam terhadap Pertumbuhan Semai Sengon (Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & J.W.Grimes) dan Jati (Tectona grandis L.f.) (The Effect of Addtion of Husk Charcoal on the Growth of Sengon (Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & J.W.Grimes) and Teak (Tectona grandis L.f.) Seedlings) Adraisna Airansi; Indriyanto Indriyanto; Ceng Asmarahman
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 19, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpht.2022.19.2.111-122

Abstract

ABSTRACTOne of the factors directly influencing good seedling growth is the conditions of the weaning media. The most frequently used seedling weaning medium is humus soil or topsoil, the most fertile soil type. The content of organic matter in the soil media is only 5%. Therefore, adding organic matter is needed as a mixture in seedling weaning media. One of the organic materials commonly used is husk charcoal. The research objectives were to determine the effect of husk charcoal dose addition to the soil as a weaning medium on the sengon and teak seedlings. The experimental units were arranged in Completely Randomized Design with 5 types of treatment, namely 100% soil, 80% soil + 20% husk charcoal, 60% soil + 40% husk charcoal, 40% soil + 60% husk charcoal, and 20% soil + 80% husk charcoal. The results showed that husk charcoal media composition of up to 40% and 100% soil media was the best proportion for teak seedlings. Meanwhile, a good proportion to be used as a medium for weaning sengon seedlings is 80% soil media + 20% husk charcoal and 20% soil media + 80% husk charcoal.Keywords: Growth, growing media, husk charcoal, sengon, teak.ABSTRAKPertumbuhan semai yang baik dipengaruhi secara langsung salah satunya oleh kondisi media penyapihan semai. Media penyapihan semai yang paling sering digunakan adalah tanah humus atau tanah lapisan atas (top soil) yang merupakan jenis tanah paling subur. Kandungan bahan organik yang ada dalam media tanah hanya 5%. Oleh karena itu, penambahan bahan organik sangat diperlukan sebagai campuran pada media penyapihan semai. Salah satu bahan organik yang biasa digunakan yaitu arang sekam. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis media tanam arang sekam terhadap pertumbuhan semai sengon dan jati. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan terdiri atas 5 macam, yaitu tanah 100%, tanah 80% + arang sekam 20%, tanah 60% + arang sekam 40%, tanah 40% + arang sekam 60%, dan tanah 20% + arang sekam 80%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan komposisi media arang sekam sampai batas 40% dan media tanah 100% merupakan proporsi yang paling baik untuk semai jati. Proporsi yang baik untuk digunakan sebagai media penyapihan semai sengon adalah penggunaan media tanah 80% + arang sekam 20% dan media tanah 20% +arang sekam 80%.Kata kunci: Pertumbuhan, media tanam, arang sekam, sengon, jati.
JENIS POHON PENYUSUN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI SEKITAR PABRIK PT SEMEN BATURAJA, BANDAR LAMPUNG Winda Ambarwati; Ceng Asmarahman; Melya Riniarti; . Indriyanto
Jurnal Celebica : Jurnal Kehutanan Indonesia Vol 3, No 2 (2022)
Publisher : Halu Oleo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jc.v3i2.29418

Abstract

Semen merupakan bahan baku kontruksi dengan komposisi batu kapur, pasir silika, pasir besi dan tanah liat. Industri semen mengakibatkan dampak buruk lingkungan berupa gas polutan, debu, maupun zat berbahaya lainnya. Salah satu upaya untuk mengurangi dampak negatif tersebut dengan membangun ruang terbuka hijau (RTH). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis pohon penyusun di sekitar areal pabrik semen PT Semen Baturaja, Bandar Lampung. Pengumpulan data menggunakan metode observasi langsung dengan sensus di lapangan. Penelitian dilakukan dari bulan September-Desember 2022. Data yang diambil meliputi data nama jenis, diameter batang, tinggi pohon dan luas tajuk. Data komunias dikumpulkan menggunakan metode sensus pada zona 0-500 meter dari batas areal pabrik dengan jarak 100 meter setiap gradien. Data dianalisis menggunakan metode deskripsi kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan terdapat 57 jenis pohon dengan total 745 individu dengan jenis dominan pada setiap gradien yaitu, gradien 1 Polyalthia longifolia (58,56%), gradien 2 Mangifera indica (61,00%), gradien 3  Mangifera indica (59,54%), gradien 4 Mangifera indica (52,44%) dan Swietenia mahagoni (44,59%) dan gradien 5 Polyalthia longifolia (45,60%) dan Mangifera indica (44,68%).
PELATIHAN PEMBUATAN MIKROORGANISME LOKAL DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR DI KELOMPOK TANI HUTAN SUMBER AGUNG Machya Kartika Tsani; Melya Riniarti; Indriyanto, Indriyanto,; Ceng Asmarahman
Jurnal Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat Vol 5, No 1 (2022): MEI 2022
Publisher : Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat Sekolah Vokasi UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jp2m.73349

Abstract

Pengelolaan tanaman budidaya menggunakan bahan kimia atau anorganik secara berkelanjutan dalam jangka waktu yang lama akan berakibat pada kerusakan tanah, tanaman dan lingkungan. Perlu upaya yang tepat untuk merubah kebiasaan penggunaan bahan kimia tersebut. Salah satu upaya yang diberikan yaitu melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani dalam pembuatan MOL yang digunakan sebagai pupuk organik penambah nutrisi tanaman agar lingkungan dapat terjaga dengan baik. Oleh karena itu tujuan pada kegiatan PKM ini yaitu memberikan pelatihan pembuatan MOL serta mengetahui cara pemanfaatannya sebagai pupuk organik cair. Khalayak sasaran kegiatan ini yaitu anggota KTH Sumber Agung. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat telah berjalan dengan baik. Terlihat adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam pembuatan MOL bonggol pisang dan mengetahui cara pemanfaatannya sebagai pupuk organik cair. Peserta memberikan antusiasme yang tinggi untuk merubah penggunaan pupuk kimia/anorganik menjadi pupuk organik yang dibuat menggunakan bahan-bahan di sekitar mereka yang mudah ditemukan. Pembuatan MOL yang cenderung tidak memerlukan banyak biaya dapat menghemat lebih banyak biaya pengolahan lahan.
PERBANYAKAN LEGUME COVER CROP Desmodium trifolium PADA BEBERAPA MEDIA TANAM Ceng Asmarahman; Machya Kartika Tsani; Hendra Prasetia; Inggar Damayanti; Surnayanti Surnayanti; Afif Bintoro
Gorontalo Journal of Forestry Research VOLUME 5 NOMOR 1 TAHUN 2022 GORONTALO JOURNAL OF FORESTRY RESEARCH
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32662/gjfr.v5i1.2078

Abstract

ABSTRAKLahan pascatambang merupakan lahan terbuka yang mudah terdegradasi, sehingga perlu dilakukan revegetasi terutama jenis legum cover crop. Tujuan penelitian yaitu melakukan perbanyakan legume cover crop Desmodium triflorum pada beberapa media. Analisis data menggunakan Anova dengan software SPSS versi 10.01. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan media memberikan pengaruh sangat nyata terhadap daya kecambah, rata-rata hari berkecambah, tinggi kecambah, serta jumlah daun tanaman Desmodium trifolium, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah benih berkecambah. Perlakuan media tanah campuran arang sekam pada Desmodium trifolium memberikan nilai terbaik terhadap rata-rata daya kecambah (33,33%), rata-rata hari berkecambah (9,41 hari), rata-rata tinggi kecambah (9,91 cm) dan rata-rata jumlah daun (7,34 helai), bila dibandingkan dengan perlakuan media tanah campuran dengan serbuk kayu gergaji. Kata kunci: tumbuhan penutup tanah; Desmodium trifolium; media tumbuh ABSTRACTPost-mining land is open land that is easily degraded, so it is necessary to conduct revegetation, especially using cover crop legumes. This study aimed to propagate the legume cover crop Desmodium triflorum on several media. The data was analysed using ANOVA with SPSS software version 10.01. The results showed that the media treatment had a very significant effect on germination, average days of germination, germination height, and the number of leaves of Desmodium trifolium plants, but not significant effect on the number of germinated seeds. The soil treatment with husk charcoal mixed to Desmodium trifolium indicated the best average germination, average germination day, average germination height, and average number of leaves with (33.33%), (9.41 days), (9.91 cm) and (7.34 pieces), respectively, when compared to the mixed soil media with sawdust treatment.Keywords: legume cover crop; Desmodium trifolium; growth media