Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pengaruh Penggunaan Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica) Terhadap Mutu Kerupuk Cumi (Loligo sp.) [Effect of Using Turmeric Extract (Curcuma domestica) on The Quality of Squid Crackers (Loligo sp.)] Jumiati Jumiati; Dewi Ratnasari; Achmad Sudianto
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 11 No. 1 (2019): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.406 KB) | DOI: 10.20473/jipk.v11i1.11914

Abstract

AbstrakKerupuk cumi saat ini cukup banyak diminati masyarakat di semua kalangan karena kandungan gizi cumi yang tinggi terutama kandungan proteinnya yaitu 17,9 g/100 g cumi segar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu kerupuk cumi (Loligo sp.) yang terbaik dengan penambahankunyit(Curcuma domestica) yang berbeda. Analisis yang dilakukan meliputi: analisa proksimat (kadar : air, abu, lemak, protein, dan karbohidrat), dan uji Total Plate Count (TPC Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan empat perlakuanyaitu: tanpa pemberian ekstrak kunyit (O) , pemberian dosis 12,5% (A), 15% (B) dan 17,5% (C) masing-masing enam ulangan. Hasil analisa uji proksimat, penggunaan ekstrak kunyit pada pembuatan kerupuk cumi berpengaruh nyata terhadap mutu kerupuk cumi dengan pemakaian ekstrak kunyit terbaik yaitu: dosis kunyit 12,5% (kadar air : 9,622%), dosis kunyit 17,5% ( kadar lemak: 4,765%), dosis kunyit 17,5% (kadar protein : 18,112%), dosis kunyit 12,5% (kadar karbohidrat : 68,253%), dan dosis kunyit 12,5% (kadar abu: 1,278%). Penggunaan ekstrak kunyit berpengaruh sangat nyata terhadap TPC pada kerupuk cumi, perlakuan yang paling baik adalah perlakuan C dengan nilai TPC sebesar 28.350 koloni/ gram. Penggunaan esktrak kunyit sebagai bahan anti bakteri pada proses pembuatan kerupuk cumi mampu menghambat aktivitas bakteri dan mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi. AbstractSquid crackers are currently quite popular with people in all circles because of the high nutritional content of squid, especially the protein content of 17.9 g / 100 g of fresh squid. This study aims to determine the quality of the best squid crackers (Loligo sp.) by adding different turmeric (Curcuma domestica). The analysis carried out included: Proximate analysis (levels: water, ash, fat, protein, and carbohydrates), and Total Plate Count (TPC) tests. This study used an experimental method, completely randomized design (CRD), with 4 treatments without the administration of turmeric extract (O), dosing 12.5% (A), 15% (B) and 17.5% (C) respectively 6 repetitions. The results of the proximate test analysis, the use of turmeric extract on the making of squid crackers had a significant effect on the quality of squid crackers with the use of the best turmeric extract: 12.5% turmeric dose (moisture content: 9.622%), 17.5% turmeric dose ( fat content: 4.765%), turmeric dosage 17.5% (protein content: 18.112%), 12.5% turmeric dose (carbohydrate level: 68.253%), and 12.5% turmeric dose (ash content: 1.278%). The use of turmeric extract has a very significant effect on TPC on squid crackers, the best treatment is treatment C with a TPC value of 28,350 colonies / gram. The use of turmeric extract as an anti-bacterial ingredient in the process of making squid crackers is able to inhibit bacterial activity and has a fairly high nutrient content.
Penggunaan Media Perendaman dari Daun Kelor (Moringa oleifera L.) dengan Konsentrasi yang Berbeda Terhadap Daya Rekat dan Daya Tetas Ikan Lele Mutiara (Clarias gariepinus): The Use of Soaking Media From Moringa Leaves (Moringa oleifera L.) With Different Concentrations on Adhesion And Hatchability of Pearl Catfish (Clarias gariepinus) Erry Angga Andwityo Yohanes; Jumiati Jumiati; Sri Rahmaningsih
MIYANG Vol 2 No 1 (2022): April (2022): Sosial Ekonomi Wilayah Pesisir dan Laut
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine, Universitas PGRI Ronggolawe, Tuban, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.875 KB) | DOI: 10.55719/j.miy.v2i1.377

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun kelor (Moringa oleifera L.) sebagai media perendaman dengan konsentrasi yang berbeda terhadap daya tetas ikan lele mutiara (Clarias gariepinus). Parameter yang diamati yaitu daya rekat dan daya tetas telur.. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Data dianalisis menggunakan uji F. Hasil dari penelitian menunjukkan nilai daya rekat telur pada perlakuan K (kontrol), A (15 ppt), B (20 ppt) dan C (25 ppt) yaitu Fhitung (121,83) > F5% (4,07) dan F1% (7,59) terdapat perbedaan sangat nyata (P<0,01) diantara keempat perlakuan. Nilai rata-rata daya rekat telur pada perlakuan K (kontrol) 2,13%, A (15 ppt) 2%, B (20 ppt) 1,47% dan C (25 ppt) 1%. Dosis terbaik pada perlakuan C (25 ppt). Nilai Nilai daya tetas pada perlakuan (kontrol), A (15 ppt), B (20 ppt) dan C (25 ppt) yaitu Fhitung (40,67) > F5% (4,07) dan F1% (7,59) terdapat perbedaan sangat nyata (P<0,01) diantara keempat perlakuan. Nilai rata-rata daya tetas telur pada perlakuan K (kontrol) 50%, A (15 ppt) 73,3%, B (20 ppt) 80% dan C (25 ppt) 83,3%,. Dosis terbaik pada perlakuan C (25 ppt).
Perbandingan Data Hasil Produksi Tangkapan Ikan Menggunakan Alat Tangkap Cantrang di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong: Comparison of Fish Production Results Using A Cantrang Catching Equipment at The Fishing Port of The Nusantara Brondong Fiki Andriyan; Suwarsih Suwarsih; Jumiati Jumiati
MIYANG Vol 2 No 1 (2022): April (2022): Sosial Ekonomi Wilayah Pesisir dan Laut
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine, Universitas PGRI Ronggolawe, Tuban, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.354 KB) | DOI: 10.55719/j.miy.v2i1.389

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1-30 Juni 2021 dengan tujuan membandingkan hasil tangkapan ikan, jenis dan produksi hasil tangkapan (%) cantrang di PPN Brondong. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Analisis data yang digunakan yiatu Analisa komparatif dan analisa uji Independent T test. Hasil penelitian menunjukkan ikan yang tertangkap cantrang A terdapat 15 jenis spesies dan cantrang B (cantrang harian) terdapat 15 jenis spesies ikan yaitu Jumlah perbandingan persentase A dan B, diantaranya jumlah ikan alu-alu/kucul pada A yaitu 100% dan pada B yaitu 0%. Jumlah ikan ayam-ayam/togek/kambing-kambing pada A yaitu 95% dan pada B yaitu 5%, ikan balak/beloso pada A yaitu 100% dan pada B yaitu 0%, ikan beronang/sadar pada A yaitu 100% dan pada B yaitu 0%, ikan Biji Nangka/Jenggot pada A yaitu 99% dan pada B yaitu 1%, ikan bukur/jaket pada A yaitu 100% dan pada B yaitu 0%, ikan cumi-cumi-cumi pada A yaitu 100% dan pada B yaitu 0%, ikan kapasan pada A yaitu 99% dan pada B yaitu 1%, ikan keong/kerok pada A yaitu 100% dan pada B yaitu 0%, ikan kuniran pada A yaitu 99% dan pada B yaitu 1%, ikan kurisi pada A yaitu 100% dan pada B yaitu 0%, ikan Kwee/putihan pada A yaitu 90% dan pada B yaitu 10%, ikan mata besar/wanggi pada A yaitu 100% dan pada B yaitu 0%, ikan pari/pe pada A yaitu 100% dan pada B yaitu 0%.
ANALISIS GOOD MANUFACTURING PRACTICE (GMP) DAN MUTU DAGING RAJUNGAN PADA MINIPLANT PENGUPASAN DI KABUPATEN TUBAN Jumiati ,; Muhammad Zainudin
Pena Akuatika Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan Vol 18, No 1 (2019): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.327 KB) | DOI: 10.31941/penaakuatika.v18i1.709

Abstract

ABSTRAKSalah satu hasil perikanan yang mudah rusak/busuk atau bersifat perishable food adalah  rajungan (Portunus pelagicus Linn). Terjadinya pembusukan setelah binatang tersebut mati  akan berlangsung cepat jika penanganan pasca panen tidak dilakukan dengan baik. Aktivitas enzim dan bakteri merupakan penyebab utama penurunan mutu daging rajungan. Daya beli konsumen terhadap produk daging rajungan kalengan ditentukan oleh mutu daging rajungan sebagai bahan baku produk kalengan tersebut.  Tujuan penelitian ini adalah  mengkaji penerapan GMP (Good Manufacturing Practice) miniplant pengupasan rajungan dan mutu daging rajungan secara organoleptik (kenampakan, bau, cita rasa, dan tekstur daging) dan Mikrobiologis (TPC). Penelitian deskriptif dengan  menggunakan metode survei melalui observasi, dan wawancara, Subyek penelitian adalah 7 miniplant pengupasan rajungan yang terdapat di Kabupaten Tuban. Analisa data  dengan membandingkan kondisi hasil survey dengan pedoman GMP dan Analisis fisik yang dilakukan, meliputi uji organoleptik pada rajungan segar dan daging rajungan setelah pengupasan di mini plant Selain itu, uji. Analisis mikrobiologi dilakukan pada rajungan segar dan daging rajungan setelah pengupasan di miniplant pengupasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu secara organoleptik daging rajungan segar dan matang adalah 8,6 dan 7,9. Nilai TPC daging rajungan segar sebesar 2,6 X 104 sedangkan nilai TPC daging rajungan matang 3,7 X 105 Hasil penelitian penerapan GMP menunjukkan kesesuaian ≥ 70% pada alur proses pengupasan rajungan yaitu penerimaan bahan baku, sortasi, perebusan, dan penyimpanan, sedangkan pada alur proses pengupasan, pengecekan akhir, pengemasan, dan penyetoran ke pabrik pengalengan menunjukkan hasil kurang sesuai yaitu ≤ 70%. Kata kunci : Miniplant Pengupasan Rajungan, GMP, Organoleptik, Mikrobiologis  ABSTRACT       One of the most perishable food products is the crab (Portunus pelagicus Linn).. The occurrence of decay after the animal died will take place quickly if post-harvest handling is not done well. Enzyme and bacterial activity is a major cause of deterioration in the quality of crab meat.The purchasing power of consumers towards canned crab meat products is determined by the quality of crab meat as raw material for canned products. The purpose of this study is to examine the implementation of GMP (Good Manufacturing Practice) miniplant stripping crab and the quality of organoleptic crab meat (appearance, smell, taste, and texture of meat) and Microbiological (TPC). Descriptive research using survey method through observation, and interview, Research subject is 7 miniplant stripping crabs found in Tuban. Data analysis by comparing condition of survey result with GMP guidance and Physical analysis conducted, including organoleptic test on fresh crabs and crab meat after stripping at mini plant In addition, test. Microbiological analysis was performed on fresh crabs and crab meat after stripping at stripping miniplant. The results showed that the organoleptic quality of fresh and ripe crab meat was 8.6 and 7.9. TPC value of fresh crab meat of 2.6 X 104 whereas TPC value of mature meat crab 3.7 X 105 The result of research of GMP application shows conformity of ≥ 70% in crushing stripping process that is acceptance of raw material, sorting, boiling, and storing, while in the stripping process, final checking, packaging, and depositing to cannery factory showed less suitable result that is ≤ 70%. Keywords: Miniplant Peeling of Rajungan, GMP, Organoleptik, Microbiological
ANALISIS PENYELENGGARAAN PENYULUHAN DALAM PEMBERDAYAAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) NELAYAN DI KECAMATAN PALANG KABUPATEN TUBAN Jumiati Jumiati; Muhammad Zainuddin
Pena Akuatika Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan Vol 18, No 2 (2019): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.714 KB) | DOI: 10.31941/penaakuatika.v18i2.813

Abstract

Program pemberdayaan masyarakat pesisir melaluipenyelenggaraan penyuluhan menjadi sesuatu yang penting dikembangkan sesuaidengan sosio-kultural masyarakatnya, peran penting para penyuluh perikanan akanmemberikan dampak yang signifikan bagi pengembangan ekonomi nelayanperikanan tangkap.Penelitian ini bertujuan untuk : 1) menganalisis faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pemberdayaan Kelompok Usaha Bersama (KUB) nelayan di Kecamatan Palang Kabupaten Tuban 2) menetapkan strategi  pola kebijakan pemberdayaan Kelompok Usaha Bersama  yang dilakukan melalui pelaksanaan penyuluhan.Menggunakan metode survei dengan pengumpulan data melalui wawancara dan penyebaran kuesioner.Subyek penelitian adalah 75 responden anggota dari 25 Kelompok Usaha Bersama di 7 Desa di Kecamatan Palang Kabupaten Tuban. Analisis hasil dengan metode SWOT meliputi faktor  internal : Kekuatan (Strenght) dan Kelemahan (Weakness), serta faktor eksternal : Peluang (Opportunity) dan Ancaman (Treath). Hasil analisa data penelitian menunjukkan bahwa faktor Kekuatan memperoleh skor 3,65, faktor Kelemahan  memperoleh skor 0,78.  Faktor Peluang memperoleh skor 2,68, faktor Ancaman memperoleh skor 0,92.Pemberdayaan Kelompok Usaha Bersama melalui penyelenggaraan penyuluhan dapat tercapai dengan baik karena didukung faktor internal (Kekuatan) yaitu : tersedianya penyuluh yang kompeten, komoditas perikanan laut yang potensial dikembangkan, adanya interaksi nelayan yang kuat, akses pemasaran yang terbuka dan mudah dijangkau, keinginan nelayan untuk mengembangkan usaha perikanannya. Sedangkan faktor ekternal  (Peluang) yaitu : adanya upaya pemerintah mengembangkan perikanan nelayan sebagai potensi utama perekonomian masyarakat pesisir melalui penyelenggaraan penyuluhan dengan sistem latihan, kunjungan secara kontinue, kebijakan untuk pemberdayaan, adanya permintaan pasar terhadap produk perikanan yang cukup tinggi. Strategi yang perlu dilakukan : 1) memperoleh data yang akurat mengenai Kelompok Usaha Bersama (KUB) dalam membuat kebijakan pemberdayaan, 2) optimalisasi lembaga penyuluhan dalam pengelolaan penyelenggaraan penyuluhan, 3) meningkatkan kerjasama nelayan dengan pelaku usaha perikanan dengan sarana dan prasarana yang memadai, 4) menjamin kestabilan harga komoditas perikanan Kata kunci: Nelayan, Penyuluhan, Pemberdayaan, Kelompok Usaha Bersama, SWOT.
QUALITY OF SHRIMP CRACKERS WITH ADDITIONAL INGREDIENTS OF BLUE SWIMMING CRAB (Portunus pelagicus) WASTE PRODUCT, LEMI Jumiati Jumiati; Yuyun Suprapti
AQUASAINS Vol 11, No 2 (2023)
Publisher : Jurusan Perikanan dan Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/aqs.v11i2.p1333 - 1342

Abstract

The purpose of this study was to determine the difference in the quality of crabs from the addition of crab mustard in the manufacture of shrimp crackers, increasing the usefulness of crab mustard which are generally discarded and can be used as processed cracker products. The use of crab mustard in this study as an additional ingredient in the manufacture of shrimp crackers. Quality parameters in the form of nutritional composition include: protein, fat, carbohydrate, water and ash, organoleptic test (texture, taste, smell and color) and Total Plate Count (TPC). Experimental method, analysis of data by F test on product quality with 5 treatment composition comparisons: flour, mustard and shrimp meat, namely: L (50%: 50%:0%); A (50% : 37.5% : 12.5%); B (50% : 25% : 25%); C (50% : 12.5% : 37.5%); U (50% : 0% : 50%), each treatment had 3 replications. The results of proximate analysis (protein, fat, carbohydrates, water and ash), organoleptic test showed a very significant difference (P<0.01) between treatments, but for TPC there was no significant difference (P>0.05). The best nutritional composition in treatment C. The best organoleptic test results in treatment C. The best TPC value in treatment A.
Optimalisasi Pendapatan Kelompok Pembudidaya Ikan Lele dengan Diversifikasi Olahan Pasca Panen di Pokdakan “Jabrisan Rumbuk Dadi Makmur” Yuyun Suprapti; Jumiati; Sri Rahmaningsih
Portal ABDIMAS Vol. 1 No. 2 (2023): Jurnal PORTAL ABDIMAS
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/portalabdimas.v1i2.3398

Abstract

Perikanan budidaya saat ini menjadi tren di kalangan pelaku perikanan, mengingat perikanan tangkap mulai tidak bisa maksimal dikarenakan kondisi laut mulai tercemar dan mengalami kerusakan. POKDAKAN Jabrisan Rumbuk Dadi Makmur berdiri pada November 2022 yang beranggotakan 10 pembudidaya ikan lele. Dari 10 orang pembudidaya rata-rata memiliki 10-15 kolam. Permasalahan saat ini adalah : harga lele rendah dibanding dengan harga pakan. Solusi yang ditawarkan : pembuatan olahan berbahan dasar lele, pengemasan dan pelabelan. Target kegiatan yaitu pembuatan olahan berbahan dasar ikan lele antara lain: ekado dan kaki naga; pengemasan yang menarik dan juga cara pemasaran. Indikator capaian: peningkatan pengetahuan mitra mengenai pembuatan olahan berbahan dasar ikan lele, pengemasan yang menarik sehingga produk bisa dikonsumsi semua kalangan mulai anak kecil, remaja bahkan dewasa, pemasaran juga menjadi target pelatihan karena pemasaran menjadi hal paling penting disaat kita memproduksi barang. Dari hasil pelatihan di dapatkan adanya peningkatan pengetahuan mitra minimal 46,2% diversifikasi produk. Adapun Output dari kegiatan ini adalah publikasi ilmiah di jurnal/prosiding ber ISBN, Hak Cipta, video kegiatan yang bisa diakses di media sosial