Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Examining the Smoking Levels of Junior High School Students in Semarang City, Indonesia Besar Tirto Husodo; Novia Handayani; Kusyogo Cahyo; Nurhasmadiar Nandini
Journal of Public Health for Tropical and Coastal Region Vol 3, No 1 (2020): Journal of Public Health for Tropical and Coastal Region
Publisher : Public Health Faculty, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jphtcr.v3i1.7343

Abstract

Background: The prevalence of active smokers in Indonesia remains high. Global Adults Tobacco Survey (GATS) on 2011 stated that Indonesia has the highest number of active smokers (67% male and 2.7% female). National Health Indicator Survey 2016 showed the number of male adolescent who smoke was 54.8%. The aim of this study was to examine the smoking levels of junior high school students in Semarang City in order to arrange improvement in behavioral changes through identifying the patterns of adolescent’s smoking behavior.Methods: This study used cross sectional study design. Samples were selected with simple random sampling technique, and 160 smokers who were junior high school students were obtained from 16 sub-districts in Semarang City. Data was analyzed using univariate and bivariate analysis.Results: The result showed that the majority of the respondents were light smokers (90.0%) who smoke <5 cigarettes/day. The chi square test showed that pocket money to buy cigarettes (p=0.011) and the social interaction pattern (p=0.026) have correlation to students’ smoking levels.Conclusion: Most students start to smoke at the age of less than 12 years old with light smoking degree. It is correlated with the pocket money to buy cigarettes and the social interaction pattern.
Pembuatan Sistem Informasi Geografis Potensi Dan Aset Desa Untuk Menunjang Pembangunan Desa Dumpil Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati Abdi Sukmono; Besar Tirto Husodo; Dyah Wijaningsih
Jurnal Pasopati : Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Pengembangan Teknologi Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemerintah Desa sebagai unit pemerintahan terkecil di Indonesia memiliki perananan yang sangat penting dalam Pembangunan Nasional. Seiring dengan muncunya Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa, memberikan akses yang cukup besar pada desa untuk melaksanakan pembangunan. Selain itu sebagai wujud pelaksanaan UU Desa, pemerintah saat ini juga telah memberikan perhatian yang cukup tinggi terhadap desa dengan memberikan Dana Desa untuk peningkatan infrastruktur desa. Pembangunan desa ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Pelaksanaan pembangunan infrastruktur pedesaan sangat membutuhkan informasi spasial untuk menunjang perencaaan pembangunan yang baik. Sesuai amanah UU Desa Pasal 17 ayat 2 disebutkan tentang informasi spasial berwujud peta desa yang menunjukkan batas wilayah desa.  Peta Desa ini dapat dituangkan dalam bentuk Peta cetak maupun sistem informasi geografis secara online. Untuk memperkuat kebijakan tersebut, Spesifikasi teknis peta desa telah dikeluarkan oleh Badan Informasi Gespasial melalui Perka No 3 Tahun 2016 tentang spesifikasi teknis penyajian peta desa. Namun dalam pelaksanaannya dengan jumlah SDM Informasi Geospasial di Tingkat Daerah yang masih terbatas, belum tentu semua pemerintah daerah telah menyusun Peta Desa. Pemerintah Desa Dumpil sebagai Pelaksana Pemerintahan Desa di Kabupaten Pati menyadari pentingnya informasi spasial dalam perencanaan pembangunan dan publikasi potensi desa. Akan tetapi keterbatasan pengetahuan dasar penyusunan informasi geospasial menjadi salah satu permasalahan utama. Menilik hal tersebut, Universitas Diponegoro sebagai salah satu universitas yang berkomitmen dalam pengembangan masyarakat desa berusaha menjembatani permasalahan tersebut melalui program pengabdian kepada masyarakat untuk menmbuat Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil Program pengabdian kepada masyarakat ini berupa Sistem Informasi Geografis (SIG) Potensi dan Aset Desa Dumpil yang dapat diakses secara online dan diintegrasikan dalam website Desa Dumpil. Keberadaan SIG Potensi dan Aset Desa ini mampu menjadi sarana rujukan perencanaan pembangunan dan publikasi potensi Desa Dumpil.
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERlLAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK PETUGAS KEBERSIHAN KOS Dl KELURAHAN TEMBALANG Deni Syahrudin Taniansyah; Bagoes Widjanarko; Besar Tirto Husodo
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip) Vol 8, No 5 (2020): SEPTEMBER
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.498 KB) | DOI: 10.14710/jkm.v8i5.27944

Abstract

Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes pembawa virus Dengue. Desa TembaIang merupakan daerah endemis DBD, di Desa TembaIang banyak terdapat asrama mahasiswa dimana petugas kebersihan sebagai penanggung jawab menjaga kebersihan lingkungan kos menentukan apakah masyarakat sekitar terkena DBD atau tidak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pemberantasan sarang nyamuk pada petugas kebersihan papan di Desa TembaIang. Penelitian menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif. Desain penelitian menggunakan studi cross section. Total populasi penelitian sebanyak 87 petugas kebersihan kos dilihat dari total kos yang ada di Kecamatan TembaIang. Ada 88 orang dalam penelitian ini. Teknik pengambilan sampel hingga menggunakan teknik pengambilan sampel. Mayoritas responden berperilaku buruk yaitu 56,8%, mayoritas usia responden termasuk dalam kategori usia dewasa akhir yaitu 58,0%, berjenis kelamin perempuan sebanyak 51,1%. Responden memiliki tingkat pendidikan tinggi 90,9%, pengetahuan baik 63,6%, memiliki sikap baik 69,3%, memiliki persepsi baik 55,7%, ketersediaan sarana kesehatan baik 77,3%, memiliki kebijakan kesehatan baik 69,3% , memiliki dukungan kost yang baik sebesar 59,1%, dan memiliki dukungan kader kesehatan yang baik sebesar 53,4%. Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antara persepsi responden (ρ = 0,006), ketersediaan sarana prasarana kesehatan (ρ = 0,003), dukungan kos (ρ = 0,002), dan dukungan kader kesehatan (ρ = 0,000) dengan perilaku PSN desa Tembalang. Tidak ada hubungan antara Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan,
HUBUNGAN INTENSITAS PEMANFAATAN KONTEN KESEHATAN REPRODUKSI PADA MEDIA SOSIAL INSTAGRAM TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA DI PULAU JAWA Farasiva Indiani Rajasa; Bagoes Widjanarko; Besar Tirto Husodo
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip) Vol 8, No 5 (2020): SEPTEMBER
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.008 KB) | DOI: 10.14710/jkm.v8i5.27934

Abstract

Advances of information and communication technology that can never be limited by time and space increasing the number of internet users in Indonesia. Java has the most internet users (55% of the total), with Instagram as one of the social media that mostly used by adolescents (37.3%). Adolescence, transitional phase of growth between childhood and adulthood, is the age when the reproductive system begins to change and physical maturation happens. There are times when adolescents feel uncomfortable to discuss sexual and reproductive health issues. The existence of social media makes it easier for adolescents to find information about reproductive health without any direct interactions between one another. This research aims to analyze the relationship of intensity reproductive health content usage on Instagram with adolescents’ level of knowledge in Java. This research employs a quantitative research design, using an online questionnaire with a cross-sectional study, and the number of respondents, 383 precisely, is determined by using a purposive sampling technique. The results showed that 63.2% of the respondents had a high-intensity use of reproductive health content on Instagram and 55.1% of the respondents had a lack of reproductive health knowledge. Based on the results of the bivariate analysis using Chi-square test, there is a relationship between the intensity of reproductive health content usage on Instagram (p-value 0,000) with adolescents’ level of knowledge in Java.
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN KONDOM PADA PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI PASAR KEMBANG YOGYAKARTA DALAM PENCEGAHAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL Putri Balqish Ameilia; Besar Tirto Husodo; Syamsulhuda Budi Musthofa
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip) Vol 8, No 4 (2020): JULI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.645 KB) | DOI: 10.14710/jkm.v8i4.26461

Abstract

Penularan utama infeksi menular seksual ialah melalui hubungan seksual. Setiap orang yang telah aktif secara seksual memiliki resiko terkena infeksi menular seksual. Peningkatan insidensi infeksi menular seksual selalu berkaitan dengan perilaku seksual beresiko tinggi. Prostitusi merupakan salah satu masalah utama dalam penyebaran infeksi menular seksual. Pekerja seks komersial merupakan salah satu kelompok resiko tinggi yang dapat terinfeksi menular seksual yang erat kaitannya dengan perilaku seksual berganti-ganti pasangan dan perilaku penggunaan kondom yang tidak konsisten. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan penggunaan kondom pada pekerja seks komersial di Pasar Kembang Yogyakarta dalam pencegahan infeksi menular seksual. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekata cross sectional dengan melakukan satu kali pengukuran pada saat penelitian. Populasi pekerja seks komersial berjumlah 300 orang dan sampel dipilih menggunakan purposive sampling yaitu menentukan ciri-ciri sesuai dengan permasalahan sebanyak 71 orang. penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil penelitian ditemukan bahwa adanya hubungan antara efikasi diri dengan penggunaan kondom dalam pencegahan infeksi menular seksual (p-value 0,026). Sebagian besar masih terdapat pekerja seks komersial yang belum menerapkan penggunaan kondom dengan baik (35.6%). Diharapkan agar pekerja seks komersial lebih mawas diri dengan penggunaan kondom agar dapat mencegah kejadian infeksi menular seksual.
MEDIA EDUKASI PROMOSI KESEHATAN MELALUI FILM DALAM MENUMBUHKAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA Besar Tirto Husodo; Novia Handayani; Ulfa Velia Aisyiyah Purnamawati
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip) Vol 9, No 2 (2021): MARET
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.028 KB) | DOI: 10.14710/jkm.v9i2.28846

Abstract

One way to provide adolescent reproductive health education is through film media. Films are a collection of events that occur in unique human life and are poured into the screen. Signs produced by humans are used as visuals that can be seen from various perspectives and provide a separate message for each individual. “Dua Garis Biru” is a form of reproductive and sexual health promotion in form of movie for teenager, which is an attractive ways for teenager to understand the information about reproductive and sexual health. This study aims to explain how the understanding of reproductive health content delivered through the movie "Dua Garis Biru" to teenager at Junior High School X Semarang City. This research was conducted using quantitative descriptive method and cross sectional design. The population in this research were 567 students from 8th and 9th grade of 2020/2021 academic year who attended Junior High School  X Semarang City. The total of sample in this study is 85 respondents who were determined through the calculation of the Slovin formula. The results showed that the knowledge and attitudes of respondents who are already good after receiving information on adolescent reproductive health content through “Dua Garis Biru” were 58.8% and 68.2%. “Dua Garis Biru” can be used as a media in providing adolescent reproductive health education in schools.
PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH MAHASISWI STUDI KASUS PERGURUAN TINGGI FAVORIT DI KOTA SEMARANG Muhammad Kevin Ardian Ariayudha; Besar Tirto Husodo; Priyadi Nugraha Prabamurti
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip) Vol 8, No 4 (2020): JULI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.98 KB) | DOI: 10.14710/jkm.v8i4.26462

Abstract

Seks pranikah adalah salah satu permasalah remaja yang sangat kompleks. Perguruan tinggi yang jauh dari rumah, membuat mahasiswi kurang kontrol dari orang tua, dan kontrol sosial lemah dapat memperparah perilaku seksual pada mahasiswi. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan Perilaku Seksual Pranikah Mahasiswi Studi Kasus Perguruan Tinggi Favorit di Kota Semarang. Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam. Subjek yang diteliti adalah 8 informan utama yang merupakan mahasiswi yang sudah melakukan hubungan seksual pranikah, dan 5 informan triangulan yang merupakan teman dekat mahasiswi. Hasil penelitian  menunjukan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan mahasiswi melakukan perilaku seksual pranikah adalah jumlah uang saku yang cukup tinggi sehingga bebas melakukan hal-hal yang negati.,  Pengaruh teman dekat yang sering berdiskusi tentang seksualitas, sehingga memicu untuk melakukannya. Pengaruh pacar yang sering berdiskusi mengajak hubungan seksual. Sikap yang cenderung permisif sehingga cenderung memperbolehkan suatu hal, termasuk perilaku seksual pranikah. Pengawasan yang kurang dari lingkungan sehingga dapat memicu perilaku seksual pranikah. Peraturan yang cenderung tidak ditaati sehingga memberi celah untuk melakukan hubungan seksual pranikah. Pendidikan seks dini masih tabu yang diberi orang tua kepada anaknya, sehingga mencari informasi seksual dari teman sebaya maupun media informasi yang belum tentu benar. Dan media informasi yang sering diakses untuk melihat konten pornografi sehingga dapat mendorong untuk melakukan hubungan seksual.
STIGMA MAHASISWA KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN TERHADAP ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) DI KABUPATEN KEBUMEN Galuh Ismah Nur Awalis; Besar Tirto Husodo; Syamsulhuda B Musthofa
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip) Vol 8, No 4 (2020): JULI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.427 KB) | DOI: 10.14710/jkm.v8i4.26429

Abstract

One of the things that challenges HIV/AIDS reduction is stigma and vice versa for people with HIV/AIDS (PLWHA). The most stigma and contribution to health services. Health students who are expelled will fall into health services which are expected to be able to reject the stigma against PLWHA. The impact of the existence of stigma on people with HIV/AIDS (PLWHA) is that sufferers who withdraw from the community, do not want to do routine maintenance for fear of being open. The purpose of this study was to study the stigma of midwifery and nursing students towards people with HIV/AIDS (PLWHA). This research method is quantitative research with cross sectional research design. The sample in this study was active midwifery and nursing students level 1 to 3 in Kebumen Regency, taken using the simple random sampling method with a total number of respondents as many as 89 people. Data collection was carried out through the interview method using a questionnaire. Data analysis was performed using univariate and bivariate analysis. The results showed that there was a relationship between force variables, age variables, participation variables with PLWHA, courses, access to information, knowledge and attitudes towards PLWHA with the stigma of midwifery and nursing students towards people with HIV/AIDS (PLWHA) in Kebumen Regency. the results of this study there is still a stigma against PLWHA in midwifery and nursing students namely with the category of stigma against PLWHA low category (73%) and stigma against PLWHA high category (27%).
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP KONSUMSI ALKOHOL PADA SISWA SMA NEGERI DI WILAYAH KECAMATAN BOJA Rana Chika Lantyani; Besar Tirto Husodo; Novia Handayani
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip) Vol 8, No 1 (2020): JANUARI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (30.577 KB) | DOI: 10.14710/jkm.v8i1.24807

Abstract

Perilaku konsumsi alkohol kini sudah menjadi kebiasaan semua komunitas baik di dunia maupun di Indonesia, tidak heran apabila alkohol kini mulai merambah ke generasi muda, terutama remaja. Rasa ingin mencoba hal baru yang dimiliki remaja kini mendorong remaja untuk mengkonsumsi alkohol. Tentu saja hal ini dapat merusak mental maupun psikis dari remaja itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku remaja terhadap konsumsi alkohol pada siswa sma negeri di wilayah kecamatan boja. Metode yang digunakan deskriptif analitik dan observasi dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini berupa penelitian populasi  dengan  jumlah sampel 100 siswa, dengan responden seluruh siswa/siswi sekolah menengah atas di wilayah kecamatan boja.Data yang didapat dianalisis secara univariat dan bivariat. Diperoleh hasil sebanyak 57% responden pernah mengkonsumsi alkohol, hasil uji menunjukan bahwa variabel yang berhubungan dengan perilaku konsumsi alkohol yaitu Sikap remaja terhadap kebiasaan minum alkohol (p=0,004), ketersediaan minuman alkohol (p=0,002), Aksessibiltas/cara mendapatkan minuman beralkohol (p=0,001), Peraturan sekolah mengenai larangan konsumsi alkohol (p=0,001), Rekan/teman sebaya yang mengkonsumi alkohol (p=0,010), sedangkan variabel yang tidak berhubungan yaitu pengetahuan remaja mengenai minuman alkohol dan bahaya konsumsi alkohol, aturan yang melegalkan alkohol beredar, keluarga teman dekat, pimpinan kelompok (ketua gank) yang mengkonsumsi alkohol. Diharapkan seluruh masyarakat baik instansi terkait,pihak sekolah maupun orang tua harus lebih aktif dalam mengawasi pergaulan anak. Kata kunci: alkohol, remajaKepustakaan: 1995 - 2018
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT LEPTOSPIROSIS PADA KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU KECAMATAN TEMBALANG Windayani Sitindaon; Syamsulhuda B Mustofa; Besar Tirto Husodo
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip) Vol 8, No 3 (2020): MEI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.765 KB) | DOI: 10.14710/jkm.v8i3.26389

Abstract

Background: Leptospirosis disease is an infectious disease of animals caused by the Leptospira bacteria. This disease is a widespread zoonotic in the world, especially in tropical regions including Indonesia. The family plays an important role in maintaining the environment, and contributes actively in the prevention and eradication of disease sources, especially mothers who play an important role in protecting the family from exposure to disease. The aim of this research is to analyse factors affecting the behavior of housewives in the prevention of leptospirosis disease in families. Method: This type of research is descriptive analytic, quantitative approach, cross sectional research design with a sample number of 96 respondents (housewives residing in the work area Puskesmas Kedungmundu). The instruments used are questionnaires with interviews. Analysis of the data used are univariate and bivariate with Chi-square test. Results: Research shows the age of respondents dominated by age ≥ 45 years with the last education graduated high school/equivalent. Respondents did not work for 62.5%. The results showed that the level of education (p = 0,006), knowledge (p = 0,027), the perception of vulnerability (p = 0,027) and the perception of benefits (p = 048) related to housewives ' behaviour in the prevention of leptospirosis disease in families. The age variable of the respondent (p = 0,142), the work (p = 0,605), the perception of seriousness (p = 0,889) and the perception of inhibitions (p = 0,747) are not related to housewives ' behavior in the prevention of leptospirosis disease in the family. Education and employment part of the modification components do not affect the behavior directly, but affect the individual beliefs. Conclusion: The community should be more cautious in maintaining a pet in the home because it can transmit leptospirosis disease for anyone.