Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Antiobesity and antihypercholesterolemic effects of white tea (Camellia sinensis) infusion on high-fat diet induced obese rats Shiyan, Shaum; Herlina, Herlina; Bella, Annisa Mutiara
Pharmaciana Vol 7, No 2 (2017): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.907 KB) | DOI: 10.12928/pharmaciana.v7i2.6622

Abstract

Obesity may cause the lipid metabolisms disorder so that a risk factor for hypercholesterolemic. Catechin and epigallocatechin gallate in white tea potentially inhibit lipase activity. Caffeine compounds and catechin derivatives have a role as antihypercholesterolemic. The objective of this study was to explore antiobesity and antihypercholesterolemic activity from white tea infusions to lipase and total cholesterol in rats model fed a high-fat-diet. Twenty-five rats were divided into five groups. Negative control group was administered with distilled water. The positive control group was administered with orlistat dose 14.2 mg/kgBW. Group 3rd, 4th, and 5th were treated with white tea infussion doses of 125, 250 and 500 mg/kgBW/day, respectivelly. period and feed intake was calculated daily during the treatment. White tea doses of 500 mg/kgBW decrease the total cholesterol by 37.16±11 mg/dL, lipase level of 23.70±0.64 U/L, weight up to 3.53±1.21 g/day and decrease feed intake by 12.71±1.76 g/day. The infusion of white tea can decrease total cholesterol level, lipase level, body weight and feed intake. This study concluded that infusion of white tea has antiobesity and antihypercholesterolemic effect on rats fed high-fat-diet.
PENYULUHAN PENANGGULANGAN PENYAKIT DM DAN CARA PENGGUNAAN OBAT YANG TEPAT DI PULAU SEMAMBU Herlina .
Jurnal Pengabdian Sriwijaya Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Lembaga Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37061/jps.v6i3.7016

Abstract

Diabetes melitus (DM) merupakan hiperglikemia (glukosa darah terlampau meningkat) dan diikuti gangguan metabolisme glukosa, lemak dan protein di dalam tubuh. Adanya gejala klinis atau komplikasi diabetes yang khas (misalnya retinopati) dilengkapi dengan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu >200 mg/dL sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM. Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah puasa >126 mg/dL juga dapat digunakan sebagai patokan diagnosis DM. Gejala diabetes melitus ditandai dengan poliuria (banyak berkemih), polidipsia (banyak minum), polifagia (banyak makan), yang dapat dijelaskan sebagai berikut: naiknya kadar gula darah, diabetes bercirikan adanya gula dalam kemih (glikosuria) dan banyak berkemih karena glukosa yang diekskresikan mengikat banyak air. Akibatnya timbul rasa haus, kehilangan energi, turunnya berat badan serta rasa letih.Sebagai tenaga pengajar di Program Studi Farmasi, kami berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit DM serta memberikan penyuluhan mengenai penggunaan obat yang tepat untuk penanggulangan penyakit DM. Kegiatan ini diadakan pada bulan Oktober 2018 di Pulau Semambu Indralaya Ogan Ilir. Kegiatan ini merupakan salah satu sumbangsih kami sebagai tenaga pengajar dalam menerapkan Tridharma Perguruan Tinggi yang salah satu unsurnya adalah Pengabdian Kepada Masyarakat.Dari hasil penyuluhan yang telah dilakukan, dapat dirasakan antusiasme warga untuk mengetahui obat yang tepat untuk penanggulan penyakit DM. Ketika diberi informasi mengenai obat DM terlihat bahwa masyarakat tidak terlalu mengetahui obat yang tepat digunakan karena kurangnya kesadaran terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan oleh penyakit DM. Oleh karena itu, dengan kegiatan ini adanya transfer informasi terjadi dengan baik, dan masyarakat menerima dengan baik informasi yang dipaparkan ke mereka.
Hepatoprotective effect of ethanol extract of matoa leaves (Pometia pinnata) against paracetamol-induced liver disease in rats Yosua Maranatha Sihotang; Eka Windiasfira; Hendro David Ginola Barus; Herlina Herlina; Rennie Puspa Novita
Science and Technology Indonesia Vol. 2 No. 4 (2017): October
Publisher : Research Center of Inorganic Materials and Coordination Complexes, FMIPA Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.162 KB) | DOI: 10.26554/sti.2017.2.4.92-95

Abstract

The hepatoprotective effects of matoa leaves were evaluated by paracetamol-induced injury in rat’s hepatocytes. The ethanolic extract of matoa leaves (EEML) at doses of 200, 300, 500 mg/kg, po and silymarin at dose of 100 mg/kg, po were given for seven days. Silymarin was given as the reference drug. Hepatoprotective effect was studied by measuring the level of AST, ALT, ALP and total protein in serum. In vivo, oral treatment with EEML at dose of 500 mg/kg significantly reduced AST, ALT, ALP in serum whereas total protein was not significantly reduce in each groups. These results indicate that the hepatoprotective action of EEML is likely related to its potent antioxidative activity. Neutralizing reactive oxygen species enhancing the activity of original natural hepatic-antioxidant enzymes may be the main mechanisms of EEML against paracetamol-induced injury. Keywords: Matoa Leaves (Pometia pinnata), Paracetamol, Silymarin, Hepatoprotection
PENGARUH TRITERPEN TOTAL PEGAGAN (Centella asiatica (L) Urban) TERHADAP FUNGSI KOGNITIF BELAJAR DAN MENGINGAT PADA MENCIT JANTAN ALBINO (Mus musculus) YANG DIHAMBAT DENGAN SKOPOLAMIN Herlina Herlina
Molekul Vol 5, No 2 (2010)
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.819 KB) | DOI: 10.20884/1.jm.2010.5.2.81

Abstract

Pegagan (Centella asiatica (L) Urban) has been described to posses CNS effects such as improving cognitive function, learning and memory. The aim of the research was to evaluate the effects of total triterpen’s pegagan extract on cognitive functions as the learning and memory performance in male albino mice (Mus musculus) inhibited by scopolamine. The research design was Complete Randomized Design (RAL) – factorial on thirty six mice divided into 4 groups. One control group received only aquabidest (negative control). Three treatment groups received total triterpen 16 mg/kg BW, 32 mg/kg BW orally and piracetam 500 mg/kg BW by intra peritoneally (positive control) for 21 days. Data indicating learning and memory process of all subjects were obtained from one-trial passive avoidance test. Data were analyzed by two way ANOVA and BNT (p<0,05). Result showed that total triterpen 32 mg/kg BW had significantly prolonged the retention time compared to control group indicating improvement in cognitive function (505,03 second vs -18,53 second) (p<0,05) and it was not significantly different to piracetam 500 mg/kg BW group (505,03 second vs 522,48 second) (p>0,05). In conclusion, total triterpen from pegagan (Centella asiatica (L) Urban) improved learning ability and memory of male albino mice (Mus musculus) even though, it was inhibited by scopolamine.
Formulasi dan Evaluasi Sediaan Submikro Partikel Gelasi-Ionik Pembawa Ekstrak Daun Pluchea indica Sebagai Antibakteri pada Kulit Tikus Putih Jantan Galur Wistar Mardiyanto Mardiyanto; Herlina Herlina; Najma Annuria Fithri; Yutry Rahmi
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 6, No 2 (2019): J Sains Farm Klin 6(2), Agustus 2019
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1001.593 KB) | DOI: 10.25077/jsfk.6.2.171-179.2019

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai formulasi dan evaluasi sediaan submikro partikel gelasi inonik pembawa ekstrak Beluntas (Pluchea indica L) sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas anti bakteri submikro partikel terhadap Staphylococcus aureus dengan melihat penurunan jumlah dan diameter abses pada kulit tikus putih jantan galur wistar. Preparasi ekstrak daun beluntas menjadi sediaan submikro partikel menggunakan polimer kitosan dan natrium alginat serta kalsium klorida (CaCl2) sebanyak 40 mL dengan konsentrasi 18 mM sebagai crosslinker dengan metode gelasi ionik. Tiga formula (F1-F3) dibedakan atas jumlah ekstrak 450, 900, dan 1350 mg untuk masing-masing formula. Formula optimum submikro partikel yang didapatkan memiliki persen efisiensi enkapsulasi terbesar yaitu 86,742% (formula 1). Hasil karakterisasi submikro partikel seperti diameter, distribusi ukuran partikel (PDI), dan zeta potensial dengan menggunakan alat particle size analyzer pada formula optimum (F1) yaitu 529,5 nm; 0,567; dan-27,6 mV. Pengujian in vivo menggunakan 6 kelompok diantarannya: kontrol normal (tanpa perlakuan), kontrol positif (salep tetrasiklin HCl 3%), kontrol negatif (tanpa bahan uji), kelompok uji I (submikro partikel), kelompok uji II (ekstrak), dan kelompok uji III (plasebo). Kulit tikus dioleskanStaphylococcus aureus selama 3 hari untuk mengindikasikan terbentuknya abses, kemudian pemberian bahan uji terhadap masing masing kelompok diberikan selama 7 hari berikutnya..Hasil penelitian in vivo menunjukkan bahwa submikro partikel kitosan dan natrium alginat pembawa ekstrak daun beluntas pada dosis 450 mg menghasilkan penurunan diameter abses sebesar85%, sedangkan pada ekstrak murni sebesar 60%, dan salep tetrasiklin-HCl sebesar 100%.
PELATIHAN PEMANFAATAN BUNGA ROSELLA SEBAGAI MINUMAN KESEHATAN PADA MASA PANDEMI COVID 19 DI DUSUN V DESA PULAU SEMAMBU INDRALAYA UTARA _ Herlina
Jurnal Pengabdian Sriwijaya Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Lembaga Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37061/jps.v9i2.18247

Abstract

Salah satu cara pencegahan penyebaran virus Covid-19 memperkuat sistem kekebalan tubuh dengan mengkonsumsi rempah atau herbal yang secara klinis telah dapat meningkatkan imunitas tubuh. Bunga rosella banyak mengandung kandungan gizi vitamin dan berkhasiat sebagai antioksidan serta dapat dimanfaatkan sebagai minuman kesehatan dalam bentuk teh celup herbal dan sirup. Tujuan dari pelatihan ini untuk menstimulasi masyarakat desa Pulau Semambu untuk memanfaatkan bunga rosella menjadi produk minuman kesehatan yang bisa meningkatkan nilai ekonomi masyarakat dengan proses yang sederhana. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dengan metode pemberdayaan langsung dan pendampingan dengan masyarakat desa Pulau Semambu khususnya ibu-ibu rumah tangga yang tidak produktif serta remaja putri. Kegiatan pengabdian ini melalui 3 tahap yaitu observasi, pengenalan akan manfaat bunga rosella dan demonstrasi pelatihan pembuatan teh celup rosella dan sirup rosella. Setelah itu dalam kegiatan pengabdian ini juga dilakukan pendampingan masyarakat dengan harapan masyarakat dapat memproduksi teh celup herbal dan sirup tersebut secara berkelanjutan sebagai produk unggulan daerah yang meningkatkan perekonomian masyarakat. Hasil yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah 1) Terciptanya produk berupa teh celup herbal dan sirup berbahan dasar bunga rosella yang dapat dikonsumsi sehari-hari; 2) Terbukanya peluang bisnis bagi masyarakat setempat; 3) Terbentuknya masyarakat yang peduli kesehatan; 4) Terbentuknya masyarakat yang hemat dan dapat membuat produk rumahan sehingga meningkatkan perekonomian keluarga.
AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK ETANOLIK DAUN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) PADA TIKUS DIABETES TIPE 2 YANG DIBERI DIET LEMAK TINGGI DAN SUKROSA Shaum Shiyan; Herlina Herlina; Della Arsela; Elmiawati Latifa
Jurnal Farmasi Sains dan Praktis Vol 3 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/pharmacy.v3i2.1730

Abstract

Daun kopi robusta (Coffea canephora) memiliki potensi sebagai agen antioksidan dan antidiabetes karena kandungan senyawa fenolik yang melimpah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak etanolik daun kopi robusta (EEDK) terhadap penurunan kadar glukosa darah. Hewan uji dibagi menjadi kelompok normal, kontrol negatif (NaCMC 0,5%), kontrol positif (metformin 34,6 mg/200 gBB), dan tiga perlakuan (EEDK dosis 59, 118, dan 236 mg/kgBB). Pemodelan tikus diabetes dengan pemberian sukrosa dan diet lemak tinggi selama 85 hari. Ekstrak diberikan pada hari ke-86 sampai 100, kadar glukosa darah diukur hari 91; 96 dan 101. Penurunan kadar glukosa darah kelompok kontrol positif sebesar 69,26%. Kelompok perlakuan ekstrak berturut-turut 47,05%; 56,93% dan 72,48%. Ekstrak daun kopi robusta memiliki aktivitas sebagai antidiabetes dan tidak terdapat perbedaan dibandingkan metformin (p>0,05). Rata-rata nilai AUC96-101 yang paling rendah dan mempunyai persentase penurunan kadar glukosa darah yang paling besar ditunjukan oleh EEDK dosis 236 mg/kgBB. Nilai ED50 EEDK yaitu 126,90 mg/kg BB. Daun kopi robusta memiliki potensi sebagai agen antidiabetes.