Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

RIAU PASCAKELUAR DARI SUMATERA TENGAH 1957-1985 Destra Wati; Nopriyasman Nopriyasman; Wannofri Samry
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 7, No 1 (2020): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.075 KB) | DOI: 10.31604/jips.v7i1.2020.31-51

Abstract

Penelitian ini mengungkapkan sejarah pemerintahan daerah Provinsi Riau. Batasan awal penelitian ini dimulai dari tahun 1957, karena pada tahun tersebut keluar Undang-Undang mengenai pembentukan Daerah Tingkat I. Keluarnya Undang-Undang ini dengan demikian Riau resmi keluar dari Sumatera Tengah, dan berdiri sebagai sebuah Provinsi. Batas akhir penelitian tahun 1985, ditandai dengan timbulnya sebuah peristiwa yang merupakan gerakan perlawanan terhadap hegemoni pemerintahan pusat yang berlangsung pada saat Orde Baru dan ABRI (TNI) Tengah berjaya. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif dengan menggunakan metode sejarah yang dibagi dalam empat tahap yaitu heuristik, kritik sumber interpretasi, dan penulisan sehingga berbentuk tulisan sejarah yang bersifat ilmiah deskritif dan analisis. Hasil penelitian menunjukan bahwa keadaan Riau pascakeluar dari Sumatera Tengah sama saja ketika berada di bawah kekuasaan pemerintahan Sumatera Tengah. Hanya terjadi peralihan kekuasaan dari Pemerintahan Sumatera Tengah ke tangan pemerintahan pusat yang sentralistik. Tuntutan masyarakat Riau masa tahun 1950-an untuk dipimpin oleh putera daerahnya juga tidak terwujud setelah Riau berdiri menjadi provinsi sendiri. Pemerintahan pusat sangat berperan dalam pengambilan keputusan atas pengangkatan Gubernur Riau. Gubernur Riau yang menjabat didominasi oleh orang di luar Riau (bukan putra daerah) dan juga sebagian besar berasal dari militer.
Koperasi Solok Radjo: Perubahan Kehidupan Petani dan Perdagangan Kopi Arabika di Kabupaten Solok Mela Prima Irna; Lindayanti Lindayanti; Nopriyasman Nopriyasman
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 6, No 3 (2019): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1033.456 KB) | DOI: 10.31604/jips.v6i3.2019.457-472

Abstract

Penelitian ini mengungkapkan tentang kesulitan yang dihadapi petani kopi dikarenakan harga kopi yang rendah disebabkan karena panjangnya rantai perdagangan kopi sehingga melatarbelakangi terbentuknya sebuah koperasi dengan nama Koperasi Solok Radjo. Kemudian digambarkan peran koperasi dalam mengubah kehidupan petani kopi arabika dan perdagangan kopi arabika di Kabupaten Solok. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif dengan menggunakan metode sejarah yang dibagi dalam empat tahap yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi dan penulisan sehingga berbentuk tulisan sejarah yang bersifat ilmiah deskriptif analitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Koperasi Solok Radjo mampu memutus mata rantai yang panjang dari jaringan perdagangan konvensional dan menciptakan perdagangan satu pintu sehingga petani dapat diuntungkan dari segi harga. Selain menciptakan harga yang menguntungkan bagi petani, koperasi juga mengedukasi petani tentang budidaya kopi yang baik sehingga kualitas kopi yang dihasilkan juga baik dan kuantitas biji kopi yang dipanen juga meningkat. Selain itu, antusiasme petani untuk berkebun kopi juga meningkat. Kata kunci: Koperasi, Petani, Perdagangan dan Perubahan
Revitalisasi Kawasan Kota Tua Padang Sebagai Salah Satu Alternatif Wisata Sejarah di Kota Padang Refni Yulia; Meri Erawati; Gusti Asnan; Nopriyasman Nopriyasman
Bakaba : Jurnal Sejarah, Kebudayaan dan Kependidikan Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (26.992 KB) | DOI: 10.22202/bakaba.2017.v6i2.2419

Abstract

Peninggalan sejarah mendatangkan keuntungan besar dalam bidang pariwista sejarah dan budaya. Padang sebagai kota warisan Kolonial Belanda juga memiliki bangunan bersejarah yang sudah dikategorikan sebagai benda cagar budaya. Berdasarkan Keputusan Walikota Padang nomor 3 tahun 1998 terdapat sebanyak 74 buah bangunan yang masuk kagori benda cagar budaya. Dewasa ini jumlah bangunan bersejarah yang masih bertahan semakin berkurang, seiring dengan kurangnya kontrol pemerintah dan juga terjadinya bencana alam. Untuk itu diperlukan keseriusan dan kesadaran sejarah dari semua pihak (stakeholder), baik itu pemerintah maupun jajaran industri pariwisata, termasuk masyarakat kota Padang  untuk mengembangkan dan melesratarikan pariwisata kota tua Padang. Karena potensi wisata yang ada di kota tua Padang sangat beragam dan menjual untuk wisata budaya, agama dan sejarah. Kota tua yang multi etnis dan beragam budaya yang juga eksis menjadi bagian kecil dari potensi wisata yang dapat dijual kepada wisatawan lokal, nasional maupun internasional. Semua itu hanya diperlukan kerjasama yang baik antar semua elemen masyarakat untuk saling menjaga dan melestarikan serta mengembangkan potensi kota tua yang ada. Jika hal itu terwujud pariwisata kota tua Padang akan memberikan kontribusi yang besar bagi pemerintah kota Padang melalui Pendapatan Asli Daerah  (PAD), perbaikan ekonomi bagi masyarakat setempat dan juga bisa menjadi alternatif wisata yang berbudaya, religi dan sejarah bagi Kota Padang. Penelitian ini mengunakan metode penelitian kulitatif.  
Hegemoni Politik-Ekonomi di Kerinci Pada Masa Hindia-Belanda 1904-1942 Selvi Nurtinta Mardi; Zulqaiyyim Zulqqaiyyim; Nopriyasman Nopriyasman
Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah Vol 5, No 2 (2022): Pengembangan Materi dalam Pembelajaran Sejarah
Publisher : Prodi. Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dan APPS (Asosiasi peneliti dan Pendidik Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/historia.v5i2.50229

Abstract

The purpose of this essay is to illustrate how the Kerinci people dealt with the political and economic hegemony that existed in this region during the Dutch East Indies period. The political-economic history category includes this article. This study demonstrates that the Kerinci people have responded to the Dutch East Indies government, as seen by their conflict with the Dutch Colonial Government (the Depati Parbo War and the resistance of the Kerinci clerics). New trade routes that were used by the Kerinci people to escape trade routes that the Dutch had previously dominated have also emerged. The reaction of the Kerinci populace to new trade goods introduced by the Dutch East Indies government, such as tea in the Kayu Aro region and Kayu Manis in Bukit Barisan, as well as the opening of a school in Kerinci.Keywords: Coffie, Rice, Tea, New Line
Ideology and Political Orientation of Intellectuals from Koto Gadang 1930-1950: A Prosopography Nazra Cahyani Endah Regita; Herwandi Herwandi; Nopriyasman Nopriyasman
IHiS (Indonesian Historical Studies) Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ihis.v6i2.15899

Abstract

Koto Gadang is a traditional village in Minangkabau, which has produced many Indonesian political figures in the period before and during the early days of Indonesian independence. Koto Gadang scholar is an intellectual figure in Indonesian politics in various schools of thought. This study analyses the thoughts of the intellectuals from Koto Gadang; Yahya Datuk Kayo, Agus Salim, Rohana Kudus, Chalid Salim, and Sutan Syahrir; in Indonesian politics 1930-1950. The study shows that the variety of researchers' viewpoints is impacted by family, social, and instructive natural elements, inside and outside Koto Gadang. Yahya Datuk Kayo in the Koto Gadang environment built his region from various aspects, one of which was marked by the construction of Studiefonds [intellectualship foundations]. Rohana Kudus advances the ladies of Koto Gadang through the woman' abilities school, called Keradjinan Amai Setia. Agus Salim's considerations on Islam and his patriotism about the goals of an autonomous Indonesia. Chalid Salim's writings criticizing the colonial government led to him being arrested and imprisoned, in his actions to defend the workers. Sutan Syahrir grew up outside Koto Gadang, his nationalism was under the influence of socialism through the popular revolution he carried out.
HISTORIOGRAFI PERANG KAMANG 1908: KATEGORISASI PENULISAN OLEH ORANG MINANG Helma Fitri; Gusti Asnan; Nopriyasman Nopriyasman
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 9, No 10 (2022): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v9i10.2022.3699-3712

Abstract

Pengertian historiografi dalam penulisan ini bukan sekedar penulisan sebuah sejarah. Tapi lebih kepada pembahasan mendalam terhadap satu tema atau peristiwa khusus yang dalam hal ini mengenai Perang Kamang 1908. Perang yang dilatarbelakangi pemberlakuan pajak ini, sebenarnya terjadi hampir seluruh daerah di Minangkabau. Namun Perang Kamang menjadi salah satu yang terbesar dengan banyaknya koran Belanda yang memberitakanya dan ditulis baik oleh penulis luar, juga banyak penulis asal Minang sendiri. Kemampuan menulis orang Minang pada awal abad ke 20 merupakan salah satu dampak positif dari politik etis. Terbukanya ruang pendidikan yang lebih baik bagi pribumi sehingga melahirkan para intelektual termasuk para penulis hebat dan kritis asal Minang. Kehebatan itu juga melahirkan tulisan-tulisan tentang Perang Kamang meskipun saat itu pemerintah Hindia Belanda masih berkuasa. Tulisan-tulisan orang minang ini sangat beragam, dan jika dikategorisasikan terdapat 3 bentuk karya tulis yaitu: kategori sastra (non ilmiah), kategori ilmiah dan kategori semi ilmiah dengan perbedaan masing-masingnya.
Ekspansi Hindia Belanda dan Runtuhnya Kekuasaan Elit Tradisional Kerajaan Koto Besar di Rantau Batanghari Romi Arif; N. Nopriyasman; Mhd. Nur
HISTORIA : Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah Vol 8, No 2 (2020): HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.533 KB) | DOI: 10.24127/hj.v8i2.2376

Abstract

This study discusses about expansion of the Dutch Indies Government in the area Kingdom of Koto Besar, which is a cow instead the Kingdom of Pagaruyung. This research was conducted using historical science methods and social science approaches as a tool. The first stage of this research, namely the collection of data carried out with literature and field studies. After the data is collected, it continues with source criticism in obtaining historical facts. Furthermore, these facts are interpreted, until closed with historiography (writing). The results of this study revealed that there was a relationship between the arrival of the Dutch East Indies and the collapse of the power of the traditional elite in the Kingdom of Koto Besar. At first the Dutch only asked permission from Tuanku Koto Besar to place troops in his territory. In its development, it turned out that the Netherlands had another purpose, which was to fully control the Koto Besar region. This has an impact on the power of traditional elites who have long had influence in the Koto Besar Kingdom.
Revitalisasi Kawasan Kota Tua Padang Sebagai Salah Satu Alternatif Wisata Sejarah di Kota Padang Refni Yulia; Meri Erawati; Gusti Asnan; Nopriyasman Nopriyasman
Bakaba Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.943 KB) | DOI: 10.22202/bakaba.2017.v6i2.2419

Abstract

Peninggalan sejarah mendatangkan keuntungan besar dalam bidang pariwista sejarah dan budaya. Padang sebagai kota warisan Kolonial Belanda juga memiliki bangunan bersejarah yang sudah dikategorikan sebagai benda cagar budaya. Berdasarkan Keputusan Walikota Padang nomor 3 tahun 1998 terdapat sebanyak 74 buah bangunan yang masuk kagori benda cagar budaya. Dewasa ini jumlah bangunan bersejarah yang masih bertahan semakin berkurang, seiring dengan kurangnya kontrol pemerintah dan juga terjadinya bencana alam. Untuk itu diperlukan keseriusan dan kesadaran sejarah dari semua pihak (stakeholder), baik itu pemerintah maupun jajaran industri pariwisata, termasuk masyarakat kota Padang  untuk mengembangkan dan melesratarikan pariwisata kota tua Padang. Karena potensi wisata yang ada di kota tua Padang sangat beragam dan menjual untuk wisata budaya, agama dan sejarah. Kota tua yang multi etnis dan beragam budaya yang juga eksis menjadi bagian kecil dari potensi wisata yang dapat dijual kepada wisatawan lokal, nasional maupun internasional. Semua itu hanya diperlukan kerjasama yang baik antar semua elemen masyarakat untuk saling menjaga dan melestarikan serta mengembangkan potensi kota tua yang ada. Jika hal itu terwujud pariwisata kota tua Padang akan memberikan kontribusi yang besar bagi pemerintah kota Padang melalui Pendapatan Asli Daerah  (PAD), perbaikan ekonomi bagi masyarakat setempat dan juga bisa menjadi alternatif wisata yang berbudaya, religi dan sejarah bagi Kota Padang. Penelitian ini mengunakan metode penelitian kulitatif.  
Strategi Perjuangan Kompi Harimau Kuranji Melawan Belanda di Kota Padang Tahun 1945-1948 Yuni Zulfitri; Nopriyasman Nopriyasman; Anatona Anatona
HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah Vol 11, No 2 (2023): HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/hj.v11i2.8244

Abstract

Kedatangan Belanda setelah Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945 dengan tujuan untuk menguasai Indonesia kembali, mendapat perlawanan dari kaum republiken. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi perjuangan kompi Harimau Kuranji melawan Belanda pada masa revolusi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah melalui empat tahapan yaitu pertama, heuristik yakni tahap pengumpulan data berupa dokumen atau buku, artikel, jurnal dan wawancara. Kedua kritik sumber yaitu melakukan pengujian data dengan melakukan kritik internal dan eksternal terhadap data berbagai sumber. Ketiga interpretasi yakni penafsiran data sehingga menjadi fakta bermakna. Tahap terakhir yaitu penulisan sejarah dalam bentuk thesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompi Harimau Kuranji memiliki strategi untuk mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda. Strategi yang digunakan adalah gerilya, serangan umum, cegatan, penyusupan, perampasan senjata dan pemetaan operasi. Beberapa strategi tersebut diimplementasikan di lapangan sesuai dengan ancaman yang dihadapi. Setiap peristiwa yang terjadi sesuai dengan strategi yang dirancang untuk mencapai sebuah keberhasilan.
PRAYITNO; PENERAPAN PEMIKIRANNYA PADA SEKOLAH PPSP IKIP PADANG DAN SEKOLAH PEMBANGUNAN LABORATORIUM UNP 1974-2014 Adityodehaal Adityodehaal; Nopriyasman Nopriyasman; Muhammad Nur
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP) Vol. 6 No. 3 (2023): Volume 6 No. 3 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v6i3.18541

Abstract

Kepemimpinan kharismatis adalah kepemimpinan yang berdasarkan kepercayaan, kepatuhan, dan kesetiaan para pengikutnya. Ini timbul dari kepercayaan yang penuh kepada pemimpin yang dicintai, dihormati dan dikagumi. Hal yang menarik dari Prayitno adalah, selain sebagai dosen yang mengajar bimbingan konseling di IKIP Padang dengan mobilitas kesibukkan yang tinggi, Prayitno masih bersedia untuk mengelola sekolah di dua periode yang berbeda yaitu: PPSP (Proyek Perintis Sekolah Pembangunan) dan sekolah pembangunan KORPRI UNP. Hal yang menarik lainnya dari Prayitno sebagai Direktur sekolah pembangunan laboratorium UNP adalah pendekatannya yang humatistik dalam pengembangan dan peningkatan mutu sekolah. Fakta ini dapat dilihat dengan hubungan harmonis antara dewan direktur sekolah pembangunan laboratorium dengan kepala sekolah dan guru-guru yang mengajar pada sekolah laboratorium UNP (SD, SMP, SMA). Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan bagaimana penerapan pemikiran Prayitno di PPSP IKIP Padang dan sekolah pembangunan laboratorium UNP (1974-2014). Metode yang digunakan adalah metode sejarah yang meliputi heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Selain sumber tertulis, data juga didapat melalui sumber lisan, yaitu mewawancarai orang-orang yang dekat dan mengetahui tentang kehidupan seorang Prayitno. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh informasi bahwa Prayitno lahir pada tanggal 21 Desember 1940. diSidareja, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. beberapa inovasi yang dilakukan Prayitno sewaktu menjadi Direktur sekolah pembangunan laboratorium UNP adalah: LWS (Lingkar Wilayah Sekolah), Jurusan Bahasa di SMA Pembangunan laboratorium UNP, Pemberian Reward Bagi siswa yang berprestasi, Ideologi Lima-i dalam proses pembelajaran, langkah-langkah yang dikembangkan Prayitno dalam pembelajaran tidak menolak prosedur pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku, bagi pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran.