Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Fisika FLUX

Analisis Reduksi Spektrum Sinar Biru Berbasis Papercraft Spectrometer pada Layar Ponsel Pintar Berjenis LED Mochamad Yusuf Santoso; Galih Anindita; Mades Darul Khairiansyah; Joko Endrasmono; Edy Setiawan
Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Vol 19, No 2 (2022): Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.73 KB) | DOI: 10.20527/flux.v19i2.12129

Abstract

Seperti yang sudah kita alami bersama, ponsel pintar saat ini sudah menjadi bagian hidup sehari-hari. Pengguna ponsel pintar di Indonesia pada tahun 2021 diperkirakan mencapai 191,6 juta orang (70,1% populasi). Durasi penggunaan yang cenderung lama akan memberikan efek yang pada tubuh. Hal ini berhubungan dengan paparan radiasi sinar biru yang dihasilkan layar ponsel pintar. Penggunaan teknologi Light Emitting Diode (LED) menjadi semakin terkenal luas pada layar ponsel pintar. Walaupun terlihat berwarna putih, namun cahaya yang dipancarkan dari layar ponsel pintar memiliki panjang gelombang 400 – 490 nm, yang tergolong dalam kategori sinar biru. Dua saran umum yang dapat dilakukan untuk mengurangi paparan radiasi sinar biru yaitu pengurangan cahaya tingkat tinggi yang tidak perlu di malam hari dan redaman komponen panjang gelombang pendek dari spektrum. Namun, masih banyak pengguna yang tidak menyadari bahwa ponsel pintar mereka memiliki fitur filter sinar biru. Spektrum sinar biru dari layar ponsel dapat diamati menggunakan spektrometer. Saat ini, spektrometer sangat murah telah dikembangkan untuk dapat dirakit sendiri, misalnya papercraft spectrometer dari Public Lab. Artikel ini akan berfokus pada analisis reduksi sinar biru dari layar ponsel pintar berjenis LED. Terdapat tiga ponsel pintar yang diamati, yaitu masing-masing satu unit ponsel berjenis layar AMOLED, OLED dan Super AMOLED. Pengamatan dilakukan ketika fitur filter sinar biru bawaan ponsel diaktifkan atau tidak. Hasil analisis spektrum menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai intensitas ketika filter sinar biru tidak diaktifkan dan diaktifkan. Ketika filter sinar biru bawaan dari ponsel diaktifkan, maka intensitas yang dihasilkan dari layar lebih rendah dibandingkan tanpa mengaktifkan filter. Berdasarkan perhitungan reduksi intensitas sinar biru, didapatkan bahwa rata-rata filter dari ketiga ponsel yang diamati mampu mereduksi sinar biru antara 52,79% - 68,78%. Ponsel pintar dengan layar Super AMOLED memiliki performansi reduksi spektrum sinar biru lebih baik dibandingkan dengan ponsel dengan layar OLED dan AMOLED.