GA Wattimena
Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Induksi Kalus dan Bulblet serta Regenerasi Tanaman Lili Varietas Sorbon dari Tangkai Sari Bunga Kurniati, Rido; Purwito, A; Wattimena, GA; Marwoto, B; -, Supenti
Jurnal Hortikultura Vol 22, No 4 (2012): Desember
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Perbanyakan lili umumnya dilakukan secara vegetatif melalui teknik konvensional menggunakan umbi. Kemampuan totipotensi tanaman memungkinkan setiap bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk perbanyakan tanaman, termasuk tangkai sari bunga. Tujuan penelitian ialah mendapatkan protokol perbanyakan lili menggunakan tangkai sari bunga sebagai eksplan. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Hias Cipanas, dari Bulan Februari sampai dengan Oktober 2011. Tangkai sari diinduksi membentuk kalus pada beberapa media perlakuan yang mengandung TDZ 0,1-0,4 mg/l, kinetin 0,1-0,4 mg/l, dan 2,4-D 0,05 mg/l. Selanjutnya kalus diregenerasikan menjadi planlet. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan 12 perlakuan media induksi kalus dengan tiga ulangan. Parameter yang diamati ialah waktu inisiasi kalus, bobot basah kalus,  jumlah umbi yang terbentuk, serta jumlah daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media M1-K (MS + TDZ 0,1 mg/l + 2,4-D 0,05 mg/l + kinetin 0,1 mg/l) merupakan media terbaik untuk mendapatkan waktu inisiasi kalus lebih awal dibanding media yang lain. Bobot basah kalus tertinggi diperoleh pada media M3-K (MS + TDZ 0,2 mg/l + 2,4-D 0,05 mg/l + kinetin 0,3 mg/l). Jumlah daun dan jumlah umbi mini tidak berbeda nyata pada media perlakuan yang diuji. ABSTRACT. Kurniati, R,  Purwito, A, Wattimena, GA, Marwoto, B,  and Supenti 2012. Callus Induction, Bulblets, and Plant Regeneration of Lilium cv. Sorbon from Filament. Lilium is usually propagated vegetatively by using bulb. Based on the totipotency ability of every parts of plant, it is possible to regenerate them into plantlets. The objective of the experiment was to find out micropropagation technique of lily using filament as explant. The experiment was conducted at Tissue Culture Laboratory, Experimental Garden of Indonesian Ornamental Plant Research Institute, Cipanas from February to October 2011. The filaments were cut into 0.5 cm and then those cutting filaments were placed on the several in vitro media containing TDZ 0.1-0.4 mg/l, kinetin 0.1-0.4 mg/l, and 2.4-D 0.05 mg/l to form callus. The callus were subsequently regenerated to be plantlets. A completely randomized design with 12 treatments and three replications were used in this study. Parameters observed were callus initiation time, callus fresh weight, total number of bulb and leaves. The results showed that the M1-K medium (MS + TDZ 0.1 mg/l + 2.4-D 0.05 mg/l + kinetin 0.1 mg/l) was the best medium for callus initiation. The highest of fresh callus weight was achieved on M3-K medium (MS + TDZ 0.2 m g/l + 2.4-D 0.05 mg/l + kinetin 0.3 mg/l). The total of leaves and bulblets of plantlets grown on the tested in vitro media were not significantly different. 
Pembentukan Benih Sintetik Tanaman Nenas Roostika, Ika; Purnamaningsih, R; Supriati, Y; Mariska, Ika; Khumaida, N; Wattimena, GA
Jurnal Hortikultura Vol 22, No 4 (2012): Desember
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nenas merupakan tanaman buah tropis dan subtropis yang komersial. Kultivar Smooth Cayenne memiliki tipe dan jumlah propagul yang terbatas, sehingga diperlukan dukungan teknologi lainnya untuk produksi benih secara masal. Teknologi benih sintetik dapat diterapkan untuk produksi benih secara masal dan konservasi. Tujuan  penelitian ialah untuk mengetahui pengaruh kombinasi auksin dan sitokinin terhadap morfogenesis eksplan nenas yang terenkapsulasi, mengetahui pengaruh interaksi antara suhu penyimpanan dengan konsentrasi paklobutrazol atau manitol terhadap pertumbuhan eksplan nenas yang terenkapsulasi dan masa simpan. Penelitian dilaksanakan dari Bulan April sampai dengan Desember 2011 di Laboratorium Kultur Jaringan, Kelompok Peneliti Biologi Sel dan Jaringan, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Bogor. Percobaan disusun secara faktorial dalam rancangan acak lengkap terdiri atas enkapsulasi eksplan, pertumbuhan minimal menggunakan paklobutrazol, atau manitol yang dikombinasikan dengan suhu penyimpanan. Enkapsulasi dilakukan terhadap batang semu dan basal daun menggunakan Na-alginat 3% yang berisi media MS dengan penambahan BA (0, 1, 2, dan 3 mg/l) yang dikombinasikan dengan NAA (0, 1, 2, dan 3 mg/l). Untuk memacu proses diferensiasi, basal daun diberi praperlakuan menggunakan media MS yang mengandung BA 0,5 mg/l dan NAA 0,5 mg/l sebelum dienkapsulasi dengan perlakuan BA dan NAA pada konsentrasi 0; 0,5; dan 1 mg/l.  Pertumbuhan minimal dilakukan menggunakan paklobutrazol (0, 1, 2, dan 3 mg/l) atau manitol (0, 1, 2, 3, 4, dan 5%) pada suhu penyimpanan 15 dan 25 0C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa basal daun nenas yang terenkapsulasi mampu berdiferensiasi setelah praperlakuan. Tidak terdapat interaksi yang nyata antara konsentrasi paklobutrazol dengan suhu penyimpanan terhadap daya hidup dan daya tembus kapsul tunas nenas. Biakan tersebut hanya dapat disimpan selama 1 bulan. Interaksi yang nyata juga tidak dijumpai antara konsentrasi manitol dengan suhu penyimpanan terhadap daya hidup dan daya tembus kapsul embrio somatik nenas. Manitol 4% mampu memperpanjang masa simpan hingga 4 bulan. Manitol dapat menggantikan aplikasi suhu rendah dalam penyimpanan kultur nenas yang terenkapsulasi. Pineapple is a commercial tropical and subtropical fruit crop. Smooth Cayenne cultivar has limited type and number of propagules so that it should be supported by the other technology to produce plenty seedlings. Artificial seed can be applied for seed production and conservation. The objectives of the study were to know the effect of combination treatments between auxin and cytokinin to the morphogenesis of encapsulated pineapple cultures, to know the effect of paclobutrazol, mannitol, and temperature of storage to the growth of encapsulated pineapple cultures. The experiment was conducted from April to December 2011 at Tissue Culture Laboratory, Researchers Group of Cell and Tissue of Biology, Indonesian Center for Agricultural Biotechnology and Genetic Resources Research and Development, Bogor. Factorial of a completey randomized design was used. The study consisted of encapsulation, minimal growth by using paclobutrazol or mannitol combined with storage temperature. Encapsulation was conducted by using 3% Na-alginat containing of MS medium with addition of BA (0, 1, 2, and 3 mg/l) combined with NAA (0, 1, 2, and 3 mg/l). To promote differentiation, leaf bases were pre-cultured on MS media containing BA and NAA at concentration of 0.5 mg/l respectively prior to encapsulated by BA and NAA (0; 0.5; and 1 mg/l). Minimal growth was conducted by using paclobutrazol (0, 1, 2, and 3 mg/l), or mannitol (0, 1, 2, 3, 4, and 5%), and combined with storage temperature (15 and 25 0C). The results showed that encapsulated leaf bases of pineapple could differentiate after pre-treatment. There was no interaction between paclobutrazol and temperature to the survival rate and emergence rate of the encapsulated cultures. The encapsulated shoots could be stored for 1 months. There was also no interaction between mannitol and temperature to the survival rate and emergence rate of the encapsulated cultures. By using somatic embryos and 4% mannitol, the storage period could be prolonged for 4 months. Mannitol could substitute the use of low temperature in the conservation of encapsulated pineapple cultures.