Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia

ROBOT LINE TRACKING UNTUK EDUKASI DI SEKOLAH SMP SANTO ANDREAS JAKARTA BARA Joni Fat, ST., ME., MT.; Hadian Satria Utama
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 4, No 1 (2021): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v4i1.11994

Abstract

Line tracking robot is a robot that could move by following a black line or a white line as a border. The robot consists of two motors with gearboxes, robot body which is built by using a 5 mm acrylic, breadboard, microcontroller, line tracking sensor and ball caster. Line tracking sensor will give an input to microcontroller to process. Microcontroller will activate motor according to conditions from the sensor. Robot will move forward if it detects a white line and will stop if it detects a black line. The purpose of building this line tracking robot is to educate Santo Andreas Junior High Schooler. It intended to flourish talents in robotics. The method that uses in this education is with extracurricular program. This program will be carried out in every two weeks throughout a semester with total of eight courses. The teachers are students from Electrical Engineering of Universitas Tarumanagara. These courses will teach the Junior High Schooler how to build line tracking robot and the foundation of robotics itself. It should need a longer duration in each session so the modules and learning targets could be finished well. This program also need more lecturers. It is caused by the ratio between students and lecturers is 21:4. The learning modules need a lecturer to focus only on a small team. Enthusiasm from students in this learning project is very high, so this could be proposed to become a subject in the curriculum of Junior High School of Santo AndreasABSTRAK:Robot line tracking merupakan robot yang dapat bergerak mengikuti lintasan berupa garis hitam sebagai pembatas dan jalur berwarna putih. Robot ini terdiri atas dua buah motor beserta gearbox dan roda, badan robot yang terbuat dari akrilik 5mm, breadboard, mikrokontroler, sensor line track, dan ball caster. Sensor line track akan memberikan input kepada mikrokontroler untuk diproses. Mikrokontroler akan menggerakan motor sesuai dengan kondisi dari sensor. Robot akan berjalan ketika mendeteksi warna putih dan akan berhenti ketika mendeteksi warna hitam. Tujuan dibuatnya robot line tracking ini adalah untuk mengedukasi siswa smp Santo Andreas serta menggali minat dan bakat siswa di bidang robotika. Metode pelaksanaan pemberian edukasi ini melalui program ekstrakurikuler. Kegiatan pemberian edukasi ini berlangsung dua minggu sekali selama satu semester dengan total 8 pertemuan. Tenaga pengajar ekstrakurikuler robotika adalah mahasiswa Teknik Elektro Universitas Tarumanagara. Materi yang diajarkan adalah cara membuat robot line tracking dan juga dasar-dasar dari ilmu robotika itu sendiri. Diperlukan durasi lebih panjang pada setiap pertemuan dari kegiatan ekstrakurikuler sehingga materi dan target pengajaran yang diberikan dapat tersampaikan dengan baik, juga diperlukan tambahan pengajar. Hal ini dikarenakan rasio perbandingan peserta dan pengajar adalah sebesar 21:4, dan materi yang diajarkan memerlukan pendampingan lebih dari pengajar. Antusiasme peserta kegiatan ekstrakurikuler robotika line tracking ini sangat tinggi, sehingga dapat dijadikan mata pelajaran dalam kurikulum pendidikan di Sekolah SMP Santo Andreas.
PENCAHAYAAN KANDANG SAPI DI PETERNAKAN SAWALAKSA BUANA DESA CIMAUNG, JAWA BARAT Endah Setyaningsih; Yohanes Calvinus; Hadian Satria Utama; Alfina Putri Mulyo
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 4, No 2 (2021): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v4i2.12933

Abstract

Sawalaksa Buana Farm was established in 2015, in Cimaung village, West Java. The area is about 1200 m2, there are two cages in the area. The first cage was used as a feedlot with a capacity of 24 bulls. The second cage, used as a cow shed for breeding, has a capacity of 20 cows. Another area is a cattle feed warehouse and a fermentation area for making feed. Cow food is the result of processing corn stalk waste by fermentation, and the Sawalaksa Buana farm produces this food. Corn stalk waste is obtained from farmers around the farm. The lighting system in the enclosure and the surrounding environment uses LED bulbs, 28 watts of power. Installation of lights in the area around the cage without using a lamp housing, both for the inside and outside/the environment. In accordance with the shape of this LED lamp, its use is more appropriate for the inside of the room, but in this farm, besides being used for the cage area, it is also used for the outside, namely the environment and around the road. The partners' problems are lack of understanding in the selection and placement of LED lights, already using LED lights, but lack of detailed specifications, selection of shapes and lamp housings that are not appropriate for lighting around the cage and for the area around the road. The solution offered is in the form of retrofitting lights on the cowshed and its environment to optimize the use of LED lights and lamp housings. The method of implementing PKM is in the form of field surveys, analyzing and replacing lamps and lamp houses in cattle pens and their environment. The results obtained from the lighting of the cage can be optimized, namely by using the type of lamp according to its designation, the use of the lamp housing and the selection of the appropriate lamp power. Thus, the purpose of implementing this PKM can be fulfilled.ABSTRAK:Peternakan Sawalaksa Buana berdiri tahun 2015, di desa Cimaung, Jawa Barat. Luas area sekitar 1200 m2, terdapat dua kandang di area tersebut.  Kandang pertama dipakai sebagai kandang penggemukan berkasipasitas 24 ekor sapi jantan. Kandang kedua, dimanfaatkan sebagai kandang sapi betina untuk pembibitan/breeding, berkapasitas 20 ekor sapi betina. Area lain berupa gudang makanan sapi dan area fermentasi pembuatan pakan. Makanan sapi berupa hasil pengolahan limbah batang jagung dengan cara difermentasi, dan makanan ini diproduksi sendiri oleh peternakan Sawalaksa Buana. Limbah batang jagung diperoleh dari petani sekitar peternakan. Sistem pencahayaan pada kandang dan lingkungan sekitarnya menggunakan lampu bohlam LED, daya 28 watt. Pemasangan lampu pada area sekitar kandang tanpa menggunakan rumah lampu, baik untuk bagian dalam dan luar/lingkungan. Sesuai dengan bentuk lampu LED ini, penggunaannya lebih tepat untuk ruangan bagian dalam, namun di peternakan ini, selain digunakan untuk area kandang, juga untuk bagian luar yaitu lingkungan dan sekitar jalan. Permasalahan mitra adalah kurang paham dalam pemilihan dan penempatan lampu LED, sudah menggunakan lampu LED, namun spesifikasi kurang detil, pemilihan bentuk dan rumah lampu yang kurang tepat untuk pencahayaaan sekitar kandang dan untuk area sekitar jalan. Solusi yang ditawarkan berupa retrofit lampu pada kandang sapi dan lingkungannya untuk mengoptimalkan penggunaan lampu LED dan rumah lampu. Metode pelaksanaan PKM berupa survei lapangan, menganalisis dan penggantian lampu dan rumah lampu pada kandang sapi dan lingkungannya. Hasil yang diperoleh pencahayaan kandang dapat dioptimalkan, yaitu dengan penggunaan jenis lampu sesuai peruntukannya, penggunaan rumah lampu dan pemilihan daya lampu yang sesuai. Dengan demikian tujuan pelaksanaan PKM ini dapat terpenuhi