Teuku Alvisyahrin
Program Studi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Karakteristik Sifat Tanah pada Berbagai Tipe Penggunaan Lahan di DAS Meureubo, Provinsi Aceh, Indonesia Iwandikasyah Putra; Jekki Irawan; Muhammad Jalil; Sufardi Sufardi; Teuku Alvisyahrin
Jurnal Agrotek Lestari Vol 8, No 1 (2022): April
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jal.v8i1.5359

Abstract

Alih fungsi lahan pada berbagai tipe penggunaan lahan yang kurang bijaksana menyebabkan perubahan karakteristik sifat tanah pada DAS Meureubo Provinsi Aceh.   Penelitian ini menggunakan metode parametrik USLE (Universal Soil Loss Equation) dengan pendekatan survei deskriptif melalui observasi lapangan serta pemanfaatan data-data spasial dan studi literasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan tata guna lahan memunculkan nilai kehilangan tanah TBE (Tingkat Bahaya Erosi) aktual kelas V kategori sangat berat meliputi; SPL (Satuan Peta Lahan) 5, 12, dan 16.  Nilai TBE aktual kelas IV dengan katagori berat terjadi pada SPL 2, 6, 7, 10, dan 13. Nilai TBE aktual Kelas III dengan katagori sedang terjadi pada SPL 3, 4, 8, 9, 14, 17, dan 20, sedangkan SPL 1, 18, 19, 21 dan 11, 15 katagori tidak berbahaya yaitu sangat ringan sampai ringan. Nilai TBE aktual ini dipengaruhi oleh nilai konservasi dan pengelolaan tanaman (CP) yang tinggi.  Nilai TBE potensial kategori berat sampai sangat berat, sedangkan nilai ancaman erosi IBE (Indek Bahaya Erosi) pada masing-masing SPL masuk dalam kategori sangat tinggi.  Tingginya nilai TBE aktual pada SPL 5 dan 12 disebabkan oleh penggunaan lahan pertanian lahan kering dengan nilai erosi 36 kali lebih besar dibandingkan dengan macam tutupan lahan berupa belukar pada DAS Meureubo Provinsi Aceh pada kelerangan lahan 25 - 45 % dan >45%.  Agar nilai TBE aktual, TBE potensial dan Nilai IBE yaitu dapat ditekan dengan melakukan perbaikan terhadap lahan-lahan yang terlanjur rusak akibat alih fungsi lahan dan illegal logging. Diperlukan tindakan konservasi terhadap lahan, seperti menjaga tanaman penutup tanah dengan deforestasi berbasis manajemen pengelolaan lahan secara lestari, di samping itu pendekatan secara mekanik seperti teras bangku pada lahan yang agak curam sampai curam, serta perlu adanya regulasi berupa peraturan dari pemerintah secara fokus dan konsisten berbasis pemantauan, serta adanya usaha mengembalikan fungsi hutan dengan menghutankan kembali daerah yang berstatus hutan secara undang-undang di DAS Meureubo Provinsi Aceh