Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

RESPON PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) BONGGOL PISANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS CABE RAWIT (Capsicum frutencens L var. Cengek) Iwandikasyah Putra; Yusrizal Yusrizal; Septiandar Septiandar; Wira Hadianto; Nana Ariska; Amda Resdiar
Jurnal Agrista Vol 25, No 1 (2021): Volume 25 Nomor 1 April 2021
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi beberapa varietas cabe rawit (Capsicum frutencens L Var. Cengek) terhadap berbagai konsentrasi pupuk organik cair bonggol pisang serta nyata tidaknya interaksi kedua faktor tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di UF (University Farm), Universitas Teuku Umar Meulaboh Aceh Barat mulai dari bulan April 2019 sampai dengan selesai. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih cabai rawit varietas Genie, Bara dan sigantung, POC bonggol pisang dan polybag. Sedangkan alat-alat yang akan digunakan antara lain cangkul, parang, gembor, ember, gelas ukur, timbangan analitik, kereta sorong, gayung, meteran, papan nama, kamera dan alat tulis menulis. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 6 x 3 dengan 3 ulangan. Faktor yang diteliti meliputi konsentrasi pupuk organik cair bonggol pisang dan varietas. Faktor konsentrasi POC bonggol pisang (K) terdiri dari 6 taraf yaitu K0 = 0 (Kontrol), K1 = 10% (100 ml POC/ 900 ml air), K2 = 20% (200 ml POC/ 800 ml air), K3 = 30% (300 ml POC/ 700 ml air), K4 = 40% (400 ml POC/ 600 ml air) dan K5 = 50% (500 ml POC/ 500 ml air). Faktor varietas (V) terdiri dari 3 taraf yaitu V1 = Genie, V2 = Bara dan V3 = Pelita Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter pangkal batang, jumlah buah, berat buah dan produksi per hektar. Hasil uji F pada analisis ragam menunjukkan bahwa konsentrasi POC bonggol pisang berpengaruh sangat nyata terhadap diameter pangkal batang 20 dan 30 HST, jumlah buah, berat buah dan produksi per ha. Berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 20, 30 dan 40 HST, diameter pangkal batang 40 HST. Varietas berpengaruh nyata tinggi tanaman 30 dan 40 HST, diameter pangkal batang 20, 30 dan 40 HST, jumlah buah, berat buah dan produksi per ha. Namun berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman 20 HST. Tidak terdapat interaksi antara konsentrasi POC bonggol pisang dan varietas terhadap semua peubah pengamatan yang diamati. Response of Giving Liquid Organic Fertilizer (POC) Banana weevil to Growth and Production of Several Varieties of Chili (Capsicum frutencens L. Var. CengekThis study aims to determine the response of growth and production of several varieties of cayenne pepper (Capsicum frutencens L Var. Cengek) to various concentrations of liquid organic fertilizer of banana weevil and the interaction between the two factors. This research was conducted at UF (University Farm), Teuku Umar Meulaboh University, West Aceh, starting from April 2019 until completion. The materials used in this study were Genie, Bara and sigantung chili seeds, POC banana weevil and polybag. While the tools that will be used include hoes, machetes, fansticks, buckets, measuring cups, analytical scales, wheelbarrows, dipper, meter, nameplate, camera and writing stationery.The design used in this study was a 6 x 3 factorial randomized block design (RBD) with 3 replications. Factors studied included the concentration of liquid organic fertilizer of banana weevil and varieties. Banana POC (K) POC concentration factor consists of 6 levels, K0 = 0 (Control), K1 = 10% (100 ml POC / 900 ml water), K2 = 20% (200 ml POC / 800 ml water), K3 = 30% (300 ml POC / 700 ml water), K4 = 40% (400 ml POC / 600 ml water) and K5 = 50% (500 ml POC / 500 ml water). Variety factor (V) consists of 3 levels, namely V1 = Genie, V2 = Bara and V3 = Pelita The observed variables are plant height, stem diameter, number of fruits, fruit weight and production per hectare.F test results on the analysis of variance showed that the POC concentration of banana weevil had a very significant effect on the stem diameter of 20 and 30 HST, number of fruits, fruit weight and production per ha. Significantly affected plant height 20, 30 and 40 HST, stem diameter of 40 HST.Varieties significantly affected plant height 30 and 40 HST, stem diameter 20, 30 and 40 HST, number of fruits, fruit weight and production per ha. But no significant effect on plant height 20 HST.There was no significant interaction between the POC concentrations of banana weevil and varieties on all observed observational variables
PENINGKATAN PRODUKSI BAHAN PANGAN SINGKONG DENGAN MEMANFAATKAN LAHAN GAMBUT DI GAMPONG KUALA BARO, KECAMATAN KUALA PESISIR KABUPATEN NAGAN RAYA Yusya Abubakar; Ashabul Anhar; Ahmad Humam Hamid; Aswin Nasution; Rusdi Faizin; Yuliatul Muslimah; Akhmad Baihaqi; Zulkarnain Zulkarnain; T Saiful Bahri; Bagio Bagio; Iwandikasyah Putra
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 3 (2021): Volume 2 Nomor 3 Tahun 2021
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v2i3.2620

Abstract

Singkong (Ubi Kayu) merupakan salah satu makanan produk yang ada di Indonesia penghasil energi setelah padi. Tanaman singkong penting sebagai sumber bahan pangan karbohidrat dan bahan baku industri makanan, kimia dan ternak banyaknya olahan makanan dan manfaat dari singkong sehingga menjadikan singkong menjadi makanan yang sangat disukai dikalangan masyarakat. Tanaman singkong tidak hanya dapat tumbuh di lahan mineral, naumun dpat tumguh juga di lahan gambut. Namun demikian lahan gambut yang dimanfaatkan sebagai lahan budidaya, harus dikelola dengan cara tertentu secara tepat dan benar, guna memanfaatkan lahan gambut untuk bercocok tanam singkong, serta mengedukasi petani bahwa singkong memiliki nilai ekonomis yang tinggi, sehingga dapat menambah pendapatan petani. Metode yang digunakan adalah diskusi (penyuluhan) dengan perangkat gampung serta beberapa petani, kunjungan ke lapangan serta tanya jawab (konsultasi). Hasil penelitian, usaha untuk meningkatkan produksi singkong pada lahan gambut perlu adannya penerapan teknik budidaya yang baik seperti analisis tanah, pengaturan air, pengolahan lahan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit serta penanganan pasca panen yang baik, Sehingga akan didapat hasil yang optimal.
Karakteristik Sifat Tanah pada Berbagai Tipe Penggunaan Lahan di DAS Meureubo, Provinsi Aceh, Indonesia Iwandikasyah Putra; Jekki Irawan; Muhammad Jalil; Sufardi Sufardi; Teuku Alvisyahrin
Jurnal Agrotek Lestari Vol 8, No 1 (2022): April
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jal.v8i1.5359

Abstract

Alih fungsi lahan pada berbagai tipe penggunaan lahan yang kurang bijaksana menyebabkan perubahan karakteristik sifat tanah pada DAS Meureubo Provinsi Aceh.   Penelitian ini menggunakan metode parametrik USLE (Universal Soil Loss Equation) dengan pendekatan survei deskriptif melalui observasi lapangan serta pemanfaatan data-data spasial dan studi literasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan tata guna lahan memunculkan nilai kehilangan tanah TBE (Tingkat Bahaya Erosi) aktual kelas V kategori sangat berat meliputi; SPL (Satuan Peta Lahan) 5, 12, dan 16.  Nilai TBE aktual kelas IV dengan katagori berat terjadi pada SPL 2, 6, 7, 10, dan 13. Nilai TBE aktual Kelas III dengan katagori sedang terjadi pada SPL 3, 4, 8, 9, 14, 17, dan 20, sedangkan SPL 1, 18, 19, 21 dan 11, 15 katagori tidak berbahaya yaitu sangat ringan sampai ringan. Nilai TBE aktual ini dipengaruhi oleh nilai konservasi dan pengelolaan tanaman (CP) yang tinggi.  Nilai TBE potensial kategori berat sampai sangat berat, sedangkan nilai ancaman erosi IBE (Indek Bahaya Erosi) pada masing-masing SPL masuk dalam kategori sangat tinggi.  Tingginya nilai TBE aktual pada SPL 5 dan 12 disebabkan oleh penggunaan lahan pertanian lahan kering dengan nilai erosi 36 kali lebih besar dibandingkan dengan macam tutupan lahan berupa belukar pada DAS Meureubo Provinsi Aceh pada kelerangan lahan 25 - 45 % dan >45%.  Agar nilai TBE aktual, TBE potensial dan Nilai IBE yaitu dapat ditekan dengan melakukan perbaikan terhadap lahan-lahan yang terlanjur rusak akibat alih fungsi lahan dan illegal logging. Diperlukan tindakan konservasi terhadap lahan, seperti menjaga tanaman penutup tanah dengan deforestasi berbasis manajemen pengelolaan lahan secara lestari, di samping itu pendekatan secara mekanik seperti teras bangku pada lahan yang agak curam sampai curam, serta perlu adanya regulasi berupa peraturan dari pemerintah secara fokus dan konsisten berbasis pemantauan, serta adanya usaha mengembalikan fungsi hutan dengan menghutankan kembali daerah yang berstatus hutan secara undang-undang di DAS Meureubo Provinsi Aceh
Pembuatan POC Limbah Ikan untuk Peningkatan Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Nana Ariska; Yusrizal Yusrizal; Wira Hadianto; Iwandikasyah Putra; Teuku Athaillah; Amda Resdiar; Muhammad Afrillah
Jurnal Pengabdian Masyarakat: Darma Bakti Teuku Umar Vol 3, No 1 (2021): Januari-Juni
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/baktiku.v3i1.3218

Abstract

Produksi cabai dalam pelaksanaan budidayanya tidak selalu berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dapat dipengaruhi oleh tingkat produksi cabai belum optimal dan terkadang berbanding terbalik dengan luas lahan cabai yang ditanam sehingga produksi tidak terpenuhi. Salah satu penyebab rendahnya produksi yaitu masih banyaknya petani mengunakan bahan-bahan kimia dalam kegiatan budidayanya. Oleh karena itu perlu memanfaatan bahan organik yang aman, efektif pengaruhnya bagi tanaman, dan ada di sekitar kita, salah satunya limbah ikan. Secara umum limbah ikan mengandung banyak nutrien yaitu N, P dan K dan unsur mikro yang merupakan komponen penyusun pupuk organik. Tujuan kegiatan ini memperkenalkan sumber daya bahan alami lokal untuk pengelolaan budidaya pertanian yang ramah lingkungan serta pemanfaatn limbah yaitu pemanfaatan POC limbah ikan. Kegiatan ini akan dilakukan dengan metode pelatihan berupa pemaparan materi mengenai POC limbah ikan. Pengabdian masyarakat dilakukan di balai desa Lapang Kecamatan Johan pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Pertemuan ini dihadiri oleh Kepala Desa, Sekretaris desa, petani cabai, dan Pengabdi, Petani yang hadir berjumlah 30 orang yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. pembuatan POC limbah ikan disosialisasikan dengan baik kepada masyarakat petani cabai desa Lapang. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan pemahaman teknologi pengolahan limbah ikan menjadi pupuk organik cair dapat dikuasai oleh para petani cabai.
PEMBERIAN BAHAN ORGANIK DAN PENINGKATAN KESUBURAN TANAH PADA LAHAN KOPI LIBERICA TANGSE KABUPATEN PIDIE Helmi Helmi; Ilyas Ilyas; Munawar Khalil; Iwandikasyah Putra; Afrizal Afrizal
Serambi Journal of Agricultural Technology Vol 4, No 1 (2022): Juni
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/sjat.v4i1.4261

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan produktivitas lahan yang berkelanjutan dengan menerapkan bahan organik. Penggunaan bahan organik kascing, pupuk kulit buah, dan kotoran sapi dalam jangka panjang diharapkan mampu memperbaiki sifat fisik tanah pada tanaman kopi Liberica (Coffea liberica var). Penelitian dilakukan di perkebunan kopi Liberica Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie. Penelitian ini menggunakan rancangan acak faktorial pola bersarang dengan 2 faktor: (1) perlakuan bahan organik (kontrol, vermikompos, pupuk kulit buah kopi, dan kotoran sapi), (2) tingkat kedalaman tanah (0-10 cm, 10-20 cm, dan 20-30 cm tinggi dibandingkan dengan aplikasi pupuk kulit kopi, kotoran sapi pada kedalaman 0-10 cm. Aplikasi berbagai bahan organik tidak meningkatkan bahan organik tanaman. tanah pada kedalaman 10-20 dan 20-30 cm Aplikasi vermikompos, pupuk kulit kopi dan kotoran sapi meningkatkan stabilitas agregat dibandingkan tanpa aplikasi bahan organik (NPK) Bahan organik memiliki hubungan positif dengan stabilitas agregat tanah di kedalaman 0-10 cm (r = 61%), sehingga semakin tinggi kandungan bahan organik maka stabilitas agregat tanah semakin tinggi, sedangkan pada kedalaman 10-20 cm dan 20-30 cm tidak ada hubungan yang signifikan.
RESPON BEBERAPA VARIETAS DAN DOSIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN (Cucumis sativus L.) PADA TANAH ULTISOL Iwandikasyah Putra; Irvan Subandar; Samsuar Samsuar
Jurnal Agrotek Lestari Vol 2, No 2 (2016): Oktober
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.455 KB) | DOI: 10.35308/jal.v2i2.604

Abstract

This research to know response organic materials and some varieties to cucumber to result and growth atultisol and whet herthere is interaction both of factor.This research have been executed by in Garden Agriculture Faculity of TeukuUmar University Meulaboh, Aceh Barat Started 3 July up to 7 September 2015.This research to used is a randomized blokc desigh (RBD) with 3 x 4 and 3 with there replications. The first factor is  varieties 3 level: Hercules, Mercy, and Wuku. The second factor is organic material; 4 level that is control (without treatmant),10 tons/hectare, 20 tons/hectare, and 30 tons / hectare set organic. The results showed that the varieties signifcantly affectted plant height 15, 20, and 25 days after plantiny length diameter fruit. Where as 15 and 20 days after planting, fruit weight and production tons/hectare. Showed no significant effect on dose organic plant heigh 15, 20, and 25 days after planting, fruit weigh, fruit length, fruit to diameter, and productions total tons/hectare. There was no significant interaction between varieties and organic material on all parameters of observation. Keywords: cucumber, organic materials, ultisol, varieties
PENGARUH PEMBERIAN DOLOMIT DAN PEMUPUKAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL OKRA (Abelmoschus esculentus L.) PADA TANAH HISTOSOL Iwandikasyah Putra; Jasmi Jasmi
Jurnal Agrotek Lestari Vol 4, No 2 (2018): Oktober
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (627.226 KB) | DOI: 10.35308/jal.v4i2.1631

Abstract

Abstract Histosol is an organic soil with a high acidity value (pH 4.5) and low levels of nutrients N, P, and K that is effects to plant growth and yield. This study aims to examine the effect of dolomite and NPK fertilization on the growth and yield of Okra (Abelmoschus esculentus L.) on Histosol soil. This research was conducted in the Experimental Garden of the Faculty of Agriculture, Teuku Umar University, West Aceh. This study used a factorial 4 x 4 randomized block design (RBD) with 3 replications. The factors studied include: 1) Dolomite factor (D) consists of 4 levels, namely: D0= without liming, D1= 22.5 grams/polybag, D2= 45 grams/polybag, D3= 67.5 grams / polybag; 2) NPK fertilizer factor (N) consists of 4 levels, namely: N0= zero NPK fertilizer application, N1= 11.25 gram/polybag, N2 = 18.75 grams/polybag, N3= 26.25 grams/polybag. The results showed that dolomite dose had a very significant effect on plant height, stem diameter and number of leaves of okra plants aged 15, 30, 45 and 60 HST. Very significant effect on the length of the okra fruit aged 73 HST and significant effect on the weight of the fruit age 73 HST, but no significant effect on fruit diameter, number of fruit age and production per hectare (tons) 73 HST. NPK fertilizer has a very significant effect on plant height and stem diameter aged 15, 30, 45 and 60 HST. Very significant effect on fruit length and diameter okra fruit aged 73 HST. Not significant effect on the number of fruits, fruit weight and per hectare production (tons) of okra aged 73 HST. There was no interaction between dolomite and NPK fertilizer from all treatments.Keywords : Histosol, acidity, liming and fertilizing, growth and yield of okra plants
RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) TERHADAP PEMBERIAN DOSIS BOKASI AMPAS TEBU Iwandikasyah Putra; Hasanuddin Husen; Amda Resdiar; Eva Salisma
Jurnal Agrotek Lestari Vol 6, No 2 (2020): Oktober
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jal.v6i2.3178

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan hasil beberapa varietaskedelai (Glycine max (L.) Merrill) terhadap pemberian dosis bokasi ampas tebu, yang dilaksanakan di lahan percobaan Universitas Teuku Umar, mulai dari Juli sampai September 2019. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak kelompok (RAK) pola Faktorial yang terdiri dari dua faktor. Varietas (V) terdiri dari 3 taraf yaitu : V1= Varietas dena 1, V2= Varietas devon 1, V3=Varietas grobongan. Faktot kedua adalah dosis bokasi ampas tebu (D) terdiri dari 4 taraf yaitu :D0=0 kg/ha, D1= 1 kg/ha, D2= 2 kg/ha, dan D3= 3 kg/ha. Hasil penelitian uji F pada analisis ragam menunjukkan varietas kedelai berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada 14, 21, dan 28 HST, jumlah duan 28 dan 35 HST, berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada 35 HST, jumlah daun 14, 21 HST, serta berpengaruh tidak nyata terhadap parameter lainnya. Pemberian dosis pupuk bokasi ampas tebu berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada 14, 21 dan 35 HST, jumlah daun pada 21 dan 28 HST, bobot kering per tanaman. Berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 28 HST, bobot kering pertanaman, dan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun pada 14 dan 35 HST, jumlah polong berisi, berat biji kering, dan produksi per hektar, secara interaksi maka varietas dan dosis pupuk bokasi ampas tebu berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun pada umur 14, 21, 28 dan 35 HST.
APLIKASI SERBUK CANGKANG TELUR DAN PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SEMANGKA (Citrullus vulgaris Schard) PADA TANAH GAMBUT MEULABOH Iwandikasyah Putra; Nana Ariska; Yuliatul Muslimah
Jurnal Agrotek Lestari Vol 5, No 1 (2019): April
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.24 KB) | DOI: 10.35308/jal.v5i1.1962

Abstract

This study aims to determine the effect of eggshell powder application and manure on the growth and production of watermelon on meulaboh peat soils and whether these two factors were real or not. This research was conducted in the experimental garden of the Faculty of Agriculture, Teuku Umar Meulaboh University from December 2018 to April 2019. This study used a 4 x 4 factorial randomized block design with three replications. The egg shell powder (C) factor consisted of four the levels are: C0 = control, C1 = 300 kg / ha (2.25 g / polybag), C2 = 400kg / ha (3 / polybag), C3 = 500 kg / ha (3.75 g / polybag) (Syam et al., 2014). Factor manure (K) consists of four levels, namely: K0 = control, K1 = 50 tons / ha (0.375 kg / polybag), K2 = 100 tons / ha (0.75 kg / polybag), K3 = 150 tons / ha (1,125 kg / polybag) Observation parameters include; plant length (cm), number of leaves, age of flowering, fruit length (cm), diameter of fruit (cm), weight of fruit (kg), production of tons / ha. The results showed that the dose of eggshell had a significant effect on increasing soil pH, a very significant effect on the length of the 15 HST plant but had no significant effect on the length of the 30 HST plant, the number of leaves 15 and 30 HST, and the flowering phase. Significantly affect the fruit length and fruit diameter. However, no significant effect on fruit weight and tons / ha production. Manure has a very significant effect on the length of watermelon plants aged 15 HST. However, the effect was not significant at the age of 30 HST. Significant effect on the number of watermelon leaves aged 15 HST, however, very significant effect on the age of 30 HST. Very significant influence on watermelon flowers and very significant effect on fruit length, diameter, fruit weight, and tons / ha production. There was no interaction between eggshell and manure from all treatments. Keywords: Eggshell Powder, Manure, Watermelon, Peatland  
RESPON TANAMAN SAWI DI TANAH GAMBUT DENGAN PEMBERIAN ABU CANGKANG KERANG Mita Setyowati; Iwandikasyah Putra; Banta Saidi
Jurnal Agrotek Lestari Vol 3, No 1 (2017): April
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.343 KB) | DOI: 10.35308/jal.v3i1.291

Abstract

The use of shells ash as an ameliorant could raise the pH, reduce degradation of nutrients and can supply nutrients in the peat soil. The shells ash were composed of calcium carbonate (CaCO3), which amounted to 53.05% CaCO3, Na at 0.08%, P 0.05%, 0.05% Mg, Fe 0.02%, Cu 16.36% , 15.76% Zn and 0.1% Si. This study aims to determine the response of mustad plants in peatlands with granting of shell clams ash. This research was conducted at the Experimental Farm Faculty of Agriculture, University of Teuku Umar, Meulaboh, Aceh Barat in April to June 2016. The research design used was a randomized block design (RAK)3 x 5 factorial design with three replications, ie varieties factor with 3 levels (V1 = Tosakan, V2 = Dora and V3 = Takana 801 and dose shells with 5 levels (D0 = 0 ton ha-1, D1 = 2 ton ha-1, D2 = 4 t ha-1, D3 = 6 ton ha-1 and D4 = 8 ton ha-1). There is no interaction between the dose of shells ash and varieties of all the observed variables, but the best dose of shellsash was 2 ton ha-1 and the best varieties was Tosakan. Keywords: ameliorant, mustard varieties, peats soils, shells