Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

STUDI KUALITAS DAYA UNTUK BERBAGAI VARIASI LETAK KAPASITOR PADA INSTALASI TENAGA Muh. Yusuf T; Ahmad Rizal Sultan; Sarma Thaha
Jurnal Teknologi Elekterika Vol 15, No 1 (2018): Mei
Publisher : Politeknik Negeri Ujung Pandang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.672 KB) | DOI: 10.31963/elekterika.v2i1.2004

Abstract

Salah satu permasalahan yang umumnya terjadi dalam proses penyaluran energi listrik yaitu rendahnya faktor daya pada sistem khususnya jika digunakan pada tingkat industri, Industri pada umumnya rata-rata menggunakan beban yang bersifat induktif sehingga dalam penerapannya diperlukan daya reaktif sebagai suplay beban induktif  untuk memenuhi kebutuhan pada sistem jaringan distribusi tenaga listrik. Faktor daya rendah dapat mengakibatkan kualitas daya terganggu,  kualitas daya yang buruk maka  akan berdampak  mempengaruhi sistem secara keseluruhan dan dapat merusak peralatan maupun sistem tersebut, Sementara kualitas daya yang baik dapat mengoptimalkan kinerja system jaringan distribusi,peralatan dan beban yang terpasang. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas daya pada sistem instalasi tenaga dengan mengambil parameter yang dijadikan sebagai rujukan yaitu nilai faktor daya pada system. Adapun standar parameter sesuaidengan standar yang ditetapkan oleh PUIL dan IEEE. Dalam perbaikan faktor daya terdapat beberapa metode yang dapat digunakan yaitu metode Individual kompensasi, Grup kompensasi, Global kompensasi. Dari beberapa hasil tersebut dapat  disimpulkan bahwa untuk perbaikan faktor daya yang efisien dalam penyaluran daya reaktif maka digunakan kompensator dengan metode individual kompensasi. Ketiga metode diatas dapat dibuktikan dengan menggunakan salah metode simulasi di aplikasi ETAP.
Perbaikan Rugi Energi Dengan Rekonfigurasi Jaringan Pada Sistem Distribusi Radial andarini asri; Alamsyah Achmad; Sarma Thaha; Wisna Saputri Alfira
Jurnal Teknologi Elekterika Vol 17, No 1 (2020): Mei
Publisher : Politeknik Negeri Ujung Pandang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31963/elekterika.v4i1.2117

Abstract

Sistem distribusi merupakan salah satu sistem dalam sistem tenaga listrik yang mempunyai peran penting karena berhubungan langsung dengan pemakai energi listrik, terutama pemakai energi listrik tegangan menengah dan tegangan rendah. Seringkali terjadi beban yang tidak seimbang pada fasa-fasanya atau terjadi kelebihan beban karena pemakaian alat-alat elektrik dari konsumen energi listrik. Semakin meningkatnya kebutuhan energi listrik harus diimbangi dengan kualitas yang baik. Untuk mengatasinya diperlukan suatu  rekonfigurasi  di jaringan distribusi. Rekonfigurasi di jaringan distribusi tenaga listrik dilakukan untuk  memperbaiki kualitas sistem jaringan. Masalah yang ada di jaringan distribusi radial yakni rugi-rugi energi yang besar. Dalam penelitian ini membahas rekonfigurasi jaringan menggunakan metode simple branch exchange. Metode simple branch exchange merupakan jenis dari metode heuristik. Cara kerja dengan menyeleksi urutan loop dilakukan untuk rekonfigurasi jaringan distribusi. Hasil simulasi menunjukkan bahwa penggunaan metode simple branch exchange untuk merekonfigurasi jaringan terjadi penurunan rugi-rugi energi dari 30,673 kWh menjadi 27,576 kWh.
Rancang Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu Sumbu Vertikal Ahmad Rosyid Idris; Fischer Siampa; Nirwan A. Noor3; Sarma Thaha
Jurnal Teknologi Elekterika Vol 17, No 1 (2020): Mei
Publisher : Politeknik Negeri Ujung Pandang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31963/elekterika.v4i1.2251

Abstract

Salah satu energi terbarukan yang berkembang pesat di dunia saat ini adalah energi angin. Energi angin merupakan energi terbarukan yang sangat fleksibel. Energi angin dapat diambil oleh turbin angin dan dapat dikonversi menjadi energi listrik dengan mengunakan alat pembangkit listrik yang tepat. Wilayah Indonesia memiliki potensi angin yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan energi terbarukan sebagai alternatif pembangkit listrik yang selama ini lebih banyak menggunakan bahan bakar minyak bumi.Pemanfaatan energi angin dapat dilakukan mulai dari kecepatan angin 1,6 m/s sampai dengan 17,1 m/s untuk menghasilkan energi listrik. Untuk dapat memanfaatkan energi angin dengan baik diperlukan turbin angin yang dapat mengkonversi menjadi energi listrik. pemanfaatan energi angin ini adalah mengubah energi dari angin menjadi energi putar pada kincir angin, lalu kincir angin digunakan untuk memutar generator yang akhirnya akan menghasilkan listrik. Sebenarnya prosesnya tidak semudah itu, karena terdapat berbagai macam sub-sistem (konstruksi/bagian-bagian utama) yang dapat meningkatkan safety dan efesiensi dari turbin angin itu sendiri. Bagian Perancangan Turbin Angin Sumbu Vertikal (TASV) skala kecil dengan jumlah sudu yang akan digunakan yaitu 3, 4 dan 6 sudu menjadi fokus perancangan Yang dapat diaplikasikan pada kecepatan angin rendah dan arah angin yang berubah-ubah.
Analisis Sistem Koordinasi Proteksi Over Current Relay (Ocr) Dan Ground Fault Relay (Gfr) Tegangan 20 Kv Bay Trafo Pada Gardu Induk Sanga-Sanga Kalimantan Timur Sarma Thaha; Andi Wawan Indrawan; Yosua Januarius Pongkiding
Jurnal Teknologi Elekterika Vol 19, No 2 (2022): Nopember
Publisher : Politeknik Negeri Ujung Pandang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31963/elekterika.v6i2.3527

Abstract

As a provider of electricity services, PLN is required to provide service and supply of electricity with good quality, continuity, improvement and efficiency. Disturbances in distribution systems are short circuit faults between phases or ground phase faults. To protect properly, proper coordination of relay settings is required. Among the equipment in the protection system used in distribution lines are overcurrent relays (OCR) and ground fault relays (GFR). In this study, an analysis of the OCR and GFR settings will be carried out on a 20 kV cubicle at the Sanga-Sanga Substation, East Kalimantan, with the help of the DigSILENT Power Factory 15.1.7 application with a disturbance simulation at 10% and 90% of the feeder length. Based on the analysis results, it is obtained that the short circuit results of 3 phases, 2 phases, and 1 phase to the ground have a value that is not much different from the calculation, while the OCR setting for the outgoing relay is 0.8 A on the secondary side. TMS is 0.083 seconds while the relay is on the incoming side of 20 kV 1 A and TMS of 0.198 seconds. The GFR setting for the outgoing relay is 0.06 A on the secondary side, and TMS is 0.1 seconds, and the relay on the incoming side is 20 kV 0.015 A and TMS is 0.26 seconds).
Implementasi Over Load Shedding (OLS) Pada Interbus Transformator (IBT) #3 31.5 Mva Dan IBT #5 31.5 MVA Di GI Tello 150/66 kV Untuk Menjaga Keandalan Suplai Ke GI Borongloe, GI Daya Dan GI Mandai Sarma Thaha; Annisya Adiyanti; Usman Usman; Ahmad Rizal Sultan
Jurnal Teknologi Elekterika Vol 19, No 1 (2022): Mei
Publisher : Politeknik Negeri Ujung Pandang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31963/elekterika.v6i1.3660

Abstract

Interbus transformer (IBT) is transformer that transfer power in different voltage level. Tello Substation has two IBT that change voltage level from 150 kV to 66 kV.  In order to maintain the reliability operation of Tello substation, both IBT must be not allowed to overload. Overload condition could occur if one of the transformers is fault, the normal transformer will be overload.  If an overload condition occurs, the two IBTs may not operate simultaneously. Due to this condition, it is necessary to prevent the occurrence of overload condition by applying overload shedding (OLS). This OLS application can prevent overload on the transformer if one of the transformers out of service due to fault condition. The OLS relay will work when the load on the IBT has reached its setting, by releasing the load on the 66 kV system line according to the OLS scheme as a precautionary step before all transformers trip. This research uses a case study on the Makassar Subsystem, which is one of the Sulbagsel System's electrical systems. The results showed that the amount of load that needed to be removed when implementing the OLS scheme at IBT #3 and IBT #5 31.5 MVA GI Tello was 16.86 MW. The OLS and OCR schemes are coordinated with the OLS setting current at each IBT GI Tello is 302.5 A, while the setting current for OCR at each IBT GI Tello is 330 and  time multiple setting ( tms) is 1.96
Perancangan Alat Ukur Portable Datalogger Pembangkit Listrik Tenaga Surya Nirwan A Noor; Ahmad Rizal Sultan; Sarma Thaha; Kazman Riyadi; Musfirah Putri Lukman
Jurnal Teknologi Elekterika Vol 20, No 1 (2023)
Publisher : Politeknik Negeri Ujung Pandang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31963/elekterika.v20i1.4241

Abstract

Information about the output power of solar panels and the intensity of solar radiation is needed in the PLTS system to determine the characteristics of the potential power generated by the panels and estimate the amount of load attached. The purpose of this study was to design and manufacture a portable parameter measuring instrument and datalogger module on a microcontroller-based solar panel. Arduino Uno and ThingSpeak WebServer where with this measuring instrument solar panel parameters such as input parameters in the form of solar radiation, ambient (environment) temperature and output parameters in the form of voltage, current, latitude panel position will be measured, stored and displayed in graphical form in realtime. The system being built consists of three main parts: namely the sensor as input which will measure solar radiation data, temperature or temperature, current, voltage, latitude and longitude position of the Arduino Uno solar panel module which will acquire measurement data from sensors and the Labview application which will store and display data in realtime. The results of this study indicate that the measured current error is 1.68% and the lux error is 1.95%.