Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Semiotic analysis in Islamic-Javanese healing texts Widyastuti, Sri Harti
Indonesian Journal of Applied Linguistics Vol 11, No 3 (2022): Vol. 11, No. 3, January 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ijal.v11i3.43708

Abstract

The Javanese healing texts are mostly found in Ancient Javanese and New Javanese. The texts depict the social-cultural backgrounds of the society producing the texts. Healing texts are written in particular patterns, completed with spell prayers which form the compound between the signifier and the signified. Hence, the present study is aimed at analyzing healing texts using Pierce theory and the semiotic method to find icons, indexes, and symbols. The study used the descriptive qualitative method of the Pierce approach. The data sources were texts as the transliteration result of the manuscripts Serat Primbon Djawi (Dossier of Javanese Almanac), Boekoe Primbon Djampi Jawi (Book of Javanese Medicine Almanac), Serat Primbon Jawi (Dossier of Javanese Almanac), Serat Primbon Wirid (Dossier of Spell Almanac), Serat Primbon (Dossier of Almanac) and Serat Primbon Jampi (Dossier of Almanac of Javanese Medicine) transliteration by Bratakesawa. The data were analyzed using the descriptive technique in which the data worthiness was appraised by semantic validity and intra-rater validity. Findings show that all texts are constructed of semiotic structures of icons, indexes, and symbols. In the icons, there are similar relations with verses of the Holy Quran and the nine holy clerics, spreaders of the Moslem religion. The indexes show causal relationships between the cause of the ailments and the therapies in the form of medicinal mixtures. The symbols function to show resentment of cultures that brace them and relate between icons and indexes for the unified healing formulations that are integrated and have suggestive powers.
PENGEMBANGAN MODEL BAHAN AJAR BERBASIS POTENSI DAERAH UNTUK MENUNJANG PEMBELAJARAN BAHASA JAWA Siti Mulyani; Sri Harti Widyastuti; Zulfi Hendri
Jurnal Kependidikan Vol. 43, No.1 (2013)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jk.v43i1.2254

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan penunjang pembelajaran Bahasa Jawa di SD dan SMP terkait dengan peralatan tradisional sebagai potensi daerah. Penelitian ini menggunakan desain penelitian pengembangan. Prosedur pengembangan pada penelitian ini melalui du tahap, yaitu: studi pendahuluan dan pengembangan prototipe. Studi pendahuluan dilaksanakan dengan kajian pustaka dan kajian lapangan. Pengembangan prototipe melalui dua tahapan, yakni pertama, pengembangan materi bahan ajar penunjang, dan kedua, pengembangan bahan ajar penunjang pembelajaran bahasa Jawa. Setelah tersusun bahan ajar diadakan uji produk kepada ahlinya, terkait dengan keahlian substansi, keahlian dalam bidang pembelajaran dan direvisi berdasarkan validasi dari ahli tersebut.Berdasarkan hasil kajian pustaka dan kajian lapangan peneliti dapat kemukan simpulan sebagai berikut. Bahan ajar mempergunakan bahasa Jawa ngoko. Berdasarkan  validasi ahli materi maupun ahli pembelajaran peneliti melakukan pembenahanterkait dengan judul, gambar halaman sampul, huruf diperbesar menjadi arial 11
PENGEMBANGAN MODEL BAHAN AJAR BERBASIS POTENSI DAERAH UNTUK MENUNJANG PEMBELAJARAN BAHASA JAWA Siti Mulyani; Sri Harti Widyastuti; Zulfi Hendri
Jurnal Kependidikan Vol. 43, No.1 (2013)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jk.v43i1.2250

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan penunjang pembelajaran Bahasa Jawa di SD dan SMP terkait dengan peralatan tradisional sebagai potensi daerah. Penelitian ini menggunakan desain penelitian pengembangan. Prosedur pengembangan pada penelitian ini melalui du tahap, yaitu: studi pendahuluan dan pengembangan prototipe. Studi pendahuluan dilaksanakan dengan kajian pustaka dan kajian lapangan. Pengembangan prototipe melalui dua tahapan, yakni pertama, pengembangan materi bahan ajar penunjang, dan kedua, pengembangan bahan ajar penunjang pembelajaran bahasa Jawa. Setelah tersusun bahan ajar diadakan uji produk kepada ahlinya, terkait dengan keahlian substansi, keahlian dalam bidang pembelajaran dan direvisi berdasarkan validasi dari ahli tersebut.Berdasarkan hasil kajian pustaka dan kajian lapangan peneliti dapat kemukan simpulan sebagai berikut. Bahan ajar mempergunakan bahasa Jawa ngoko. Berdasarkan  validasi ahli materi maupun ahli pembelajaran peneliti melakukan pembenahanterkait dengan judul, gambar halaman sampul, huruf diperbesar menjadi arial 11
POLA KEARIFAN MASYARAKAT LOKAL DALAM SISTEM SAWAH SURJAN UNTUK KONSERVASI EKOSISTEM PERTANIAN Tien Aminatun; Sri Harti Widyastuti; Djuwanto Djuwanto
Jurnal Penelitian Humaniora Vol 19, No 1: April 2014
Publisher : LPPM UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1438.877 KB) | DOI: 10.21831/hum.v19i1.3521

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola kearifan petani sawah surjan dalam mengkonservasi lahan pertanian dan  hubungan pola kearifan petani sawah surjan dengan komponen-komponen ekosistem pertanian yang dapat dikonservasi. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder dan angket. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pola kearifan petani sawah surjan dalam mengkonservasi lahan pertanian adalah secara turun temurun, seringkali tanpa memahami makna atau tanpa sadar; dan hubungan pola kearifan petani sawah surjan dengan komponen-komponen ekosistem pertanian yang dapat dikonservasi adalah membantu menciptakan ekosistem pertanian yang lebih stabil dengan adanya keragaman tanaman yang ditanam, sehingga tidak mudah terserang hama dan dengan adanya diversifikasi hasil panen dapat memberikan keuntungan lebih bagi petani
TUMBUHAN HERBAL SEBAGAI JAMU PENGOBATAN TRADISIONAL TERHADAP PENYAKIT DALAM SERAT PRIMBON JAMPI JAWI JILID I Hesti Mulyani; Sri Harti Widyastuti; Venny Indria Ekowati
Jurnal Penelitian Humaniora Vol 21, No 2: Oktober 2016
Publisher : LPPM UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (65.198 KB) | DOI: 10.21831/hum.v21i2.13109

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tumbuhan herbal yang dimanfaatkan sebagai pengobatan tradisional terhadap penyakit dalam manuskrip Jawa, yakni Serat Primbon Jampi Jawi Jilid I (SPJJ I) koleksi Reksapustaka Mangkunegaran Surakarta. Metode yang digunakan adalah deskriptif-analitis dengan pendekatan ilologi modern. Pendekatan ilologi modern digunakan untuk membedah manuskrip SPJJ I. Deskripsi dilakukan untuk tumbuhan herbal yang bermanfaat sebagai pengobatan tradisional terhadap penyakit dan analisis kandungan beserta khasiatnya. Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa tumbuhan herbal yang ditemukan terdiri atas akar, rimpang, umbi, kulit kayu, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Di samping itu, juga ditemukan bahan-bahan jamu sebagai pelengkapnya, yaitu, garam, inggu, tembakau (sata awon), air jeruk nipis, air jeruk purut, air perasan daun iler, air susu ibu, air tawar: dingin, panas, dan cuka. Cara pengolahan bahan racikan jamu, yaitu dibakar, digigit-gigit, digoreng, dihaluskan (dipipis, didheplok, digerus), dijemur, dikukus, direbus, dan direndam. Adapun cara pemberian jamu, yaitu di-borèh-kan, di-cekok-kan, diminumkan, di-param-kan, di-pupuk-kan, dan di-tapel-kan
PENGARANG, KARYA DAN TEKS Sri Harti Widyastuti
Diksi Vol 2, No 1: DIKSI MEI 1993
Publisher : Faculty of Languages and Arts, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11156.516 KB) | DOI: 10.21831/diksi.v2i1.7041

Abstract

Penyiapan kepemimpinan berdasarkan konsep Islam Jawa dalam Serat Wulang Putra karya Pakubuwana IX Sri Harti Widyastuti
LITERA Vol 21, No 1: LITERA (MARCH 2022)
Publisher : Faculty of Languages and Arts, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/ltr.v21i1.48034

Abstract

Konsep penyiapan kepemimpinan dimaknai sebagai ide atau gambaran mental masyarakat Jawa berdasarkan tradisi Islam dan tradisi Jawa untuk menyiapkan seseorang menjadi raja, penguasa, atau pemimpin. Ide atau gambaran mental tersebut diwujudkan melalui karya sastra, yakni Serat Piwulang. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan konsep-konsep penyiapan kepemimpinan yang terdapat dalam Serat Wulang Putra. Sumber data penelitian adalah Serat Wulang Putra karya Paku Buwana IX. Berdasarkan prinsip filologi modern, langkah penelitian yang dilakukan yaitu (a) trasliterasi sandar, (b) penerjemahan isi, (c) pembacaan heuristik, dan (d) pembacaan hermenutik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga konsep penyiapan kepemimpinan berdasarkan perspektif Islam Jawa pada Serat Wulang Putra. Pertama, kekuatan penghargaan (reward power) yaitu kekuatan yang diperoleh dengan cara berusaha dekat dan rajin menghadap raja. Kedua, kekuatan untuk mencegah penolakan (oercive power) yakni penyiapan kekuasaan yang memerlukan derajat dalam pemerolehannya. Ketiga, kekuasaan yang sah (legitimate power) untuk menyiapkan kekuasaan yang dapat disahkan adalah dengan cara menempatkan legitimasi berupa wahyu. Keempat, kekuatan referensi (referent power) yaitu membiasakan untuk bergaul dengan orang-orang yang berkedudukan tinggi.Kata Kunci: serat wulang, kepemimpinan, kekuasaan, dan konsep Jawa IslamPreparation of leadership based on the concept of Javanese Islam in Serat Wulang Putra by Pakubuwana IXAbstractThe concept of leadership preparation is interpreted as an idea or mental picture of Javanese society based on Islamic tradition and Javanese tradition to prepare someone to become a king, ruler, or leader. The idea or mental picture is realized through a literary work, namely Serat Piwulang. This study aims to explain the concepts of leadership preparation contained in Serat Wulang Putra. The source of the research data is Serat Wulang Putra by Paku Buwana IX. Based on the principles of modern philology, the research steps carried out are (a) standardized transliteration, (b) content translation, (c) heuristic reading, and (d) hermeneutic reading. The results showed that there were three concepts of leadership preparation based on the Javanese Islamic perspective on Serat Wulang Putra. First, the power of appreciation (reward power) is the power that is obtained by trying to be close and diligent to face the king. Second, the power to prevent rejection (coercive power), namely the preparation of power that requires degrees in its acquisition. Third, legitimate power to prepare power that can be ratified is by placing legitimacy in the form of revelation. Fourth, referent power, which is getting used to associating with people of high position.Keywords: serat wulang, leadership, power, and the concept of Javanese Islam
SISTEM KEPENGARANGAN DALAM SERAT-SERAT WULANG PAKUBUWONO IX Sri Harti Widyastuti
LITERA Vol 17, No 1: LITERA MARET 2018
Publisher : Faculty of Languages and Arts, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/ltr.v17i1.19045

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan sistem kepengarangan dalam serat-serat wulang Pakubuwono (PB) IX. Data penelitian berupa kata dan kalimat yang menunjukkan sistem kepengarangan dalam serat-serat wulang PB IX. Pengumpulan data dengan metode filologi modern. Analisis data menggunakan metode deskriptif dengan penerapan teori asal-usul teks. Hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, terdapat peran PB IX sebagai pengarang dan penulis atau ingkang anganggit dan ingkang anyerat dalam serat-serat wulang PB IX. Peran ini dibantu oleh penulis kerajaan untuk mengikat karyanya. Peran tersebut ditunjukkan penggunaan gaya tuturan dengan penyebutan kata adikku, guruku Ngabdul Kahar, guruningwang, trahingwang, anakku, woting tyasingsun, dan sutengsun. Kedua, terdapat peran PB IX sebagai pengayom. Peran ini tampak pada manggala dan kolofon teks yang diikuti bentuk sengkalan. Yang memiliki peran pengayom biasanya adalah seorang pujangga kerajaan atau penulis kerajaan yang cukup ternama. Dalam serat-serat wulang PB IX ini muncul pengarang dan penulis, yaitu Nyai Tumenggung Adisara.Kata kunci: serat wulang, Pakubuwono IX, pengayom, filologi modern THE AUTHORSHIP SYSTEM IN SERAT-SERAT WULANG BY PAKUBUWONO IXAbstractThis study aims to describe the authorship system in serat-serat wulang (teaching works) by Pakubuwono (PB)IX. The data were in the form of words and sentences describing the authorship system in serat-serat wulang by PB IX. They were collected using the modern philology method. The data analysis used the descriptive method by applying theories on the origins of texts. The results are as follows. First, there are roles of PB IX as the author (ingkang anganggit) and the writer (ingkang anyerat) in serat-serat wulang PB IX. These roles are assisted by the court author in order to bind the works. The roles are shown in the use of some special terms such as adikku, guruku Ngabdul Kahar, guruningwang, trahingsun, anakku, woting tyasingsun, and sutengsun. Second, there is a role of PB IX as pengayom (patron). This is shown in manggala and the text colophon followed by a form of sengkalan (chronogram). A patron is usually a famous court poet or writer. In serat-serat wulang by PB IX, there is an author or writer, namely Nyai Tumenggung Adisara.Keywords: serat-serat wulang, Pakubuwono IX, patron, modern philology
KEPRIBADIAN WANITA JAWA DALAM SERAT SULUK RESIDRIYA DAN SERAT WULANG PUTRI KARYA PAKU BUWONO IX Sri Harti Widyastuti
LITERA Vol 13, No 1: LITERA APRIL 2014
Publisher : Faculty of Languages and Arts, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/ltr.v13i1.1907

Abstract

This study aims to describe Javanese women’s personality in the perspective of feminism and gender equality and inequality in Serat Suluk Residriya and Serat Wulang Putri. It employed the qualitative research design and modern philology. The findings are as follows. Javanese women’s personality in Serat Suluk Residriya includes their images. Gender inequality in Serat Suluk Residriya includes subordination, woman stereotype, rights to use but not to possess, women as sexual objects, and polygamy. Gender inequality in Serat Wulang Putri shows that women must have a lot of children. Gender equality in Sera Wulang Putrishows that men and women have equal rights to be ascetic, knowledgeable, skillful, brave and great, and wealthy.
KANDUNGAN NILAI MORAL DALAM UNGKAPAN TRADISIONAL JAWA DAN PEPATAH CINA Sri Harti Widyastuti
LITERA Vol 11, No 1: LITERA APRIL 2012
Publisher : Faculty of Languages and Arts, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/ltr.v11i1.1154

Abstract

This study aims to describe the moral values in Javanese traditional expressions and Chinese proverbs. The data on Javanese expressions were collected from Javanese course books and Kasusastran Jawi and those on Chinese proverbs were collected from Pepatah China Kuno untuk Generasi Modern. The data were analyzed by classifying the themes and comparing Javanese traditional expressions with Chinese proverbs. The findings are as follows. First, the themes include (a) self-control, (b) ethics of marriage and social life, (c) leadership ethics, and (d) ethics of managing a country and nation. Second, the similarity in themes shows a common way of life in Javanese and Chinese societies. This can serve as a means of understanding the cultures of the two ethnic groups so that there is a close relationship and mutual respect.