Nur Surya Wirawan
Departemen Anestesiologi, Perawatan Intensif, Dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin - Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Makassar, Indonesia

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Majalah Anestesia

Perbandingan antara Bupivakain Loading dose 50% Isobarik 0,5% Epidural Anestesi Unilateral Posisi Lateral Dekubitus Fleksi dengan Ekstensi pada Operasi Ekstremitas Bawah Weni Wahyuni; Syafruddin Gaus; Muhammad Ramli Ahmad; Hisbullah; Nur Surya Wirawan; Madonna Datu
Majalah Anestesia & Critical Care Vol 40 No 3 (2022): Oktober
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) / The Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Care (INSAIC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55497/majanestcricar.v40i3.267

Abstract

Latar Belakang: Pada beberapa tahun terakhir bupivakain menjadi semakin populer untuk dipakai pada anestesi epidural. Obat anestetik lokal seperti bupivakain dapat dikombinasikan dengan opiat sebagai adjuvan. Tujuan: Mengetahui perbedaan kerja bupivakain dengan adjuvan pada posisi lateral dekubitus yang berbeda. Metode: Penelitian ini adalah penelitian true experimental dengan pendekatan uji klinis tersamar tunggal. Penelitian ini dilaksanakan di beberapa rumah sakit di Makassar, Indonesia. Pasien yang menjalani operasi ekstremitas bawah diikutkan dalam penelitian dan dibagi ke dalam dua kelompok: kelompok ekstensi dan fleksi. Semua pasien diberikan loading dose 50 % bupivakain isobarik 0,5% dengan adjuvan fentanyl 50 mcg. Hasil: Rerata mula kerja blok sensorik pada posisi ekstensi adalah 19,8±1,03 menit, sedangkan pada posisi fleksi reratanya adalah 20,2±1,13 menit dengan nilai p= 0,436. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa gambaran mula kerja blok sensorik pada kedua kelompok secara statistik tidak bermakna. Perbandingan lama kerja blok sensorik pada posisi fleksi dengan posisi ekstensi didapatkan nilai p = 0,165, yang menyatakan perbedaan yang tidak bermakna. Pada kedua kelompok ditemukan tidak ada perbedaan yang signifikan baik dalam rerata tekanan sistolik (p=0,218), rerata tekanan diastolik (p=0,075), rerata laju jantung (p=0,386), maupun tekanan arteri rerata (p=0,529) Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan pada mula kerja dan lama kerja blok sensorik unilateral serta hemodinamik antara posisi lateral fleksi dengan posisi ekstensi.
Pengaruh Pemberian Lidokain Bolus Intravena dan Kontinu terhadap Intensitas Nyeri, Total Kebutuhan Fentanyl, Kadar Plasma Interleukin-6 Pascabedah Laparatomi Histerektomi dengan Anestesi Spinal Srimulyanto Sardi; Ratnawati; Andi Muhammad Musba; Andi Tanra; Nur Surya Wirawan; Madonna Datu
Majalah Anestesia & Critical Care Vol 40 No 3 (2022): Oktober
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) / The Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Care (INSAIC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Lidokain intravena saat ini digunakan untuk menangani nyeri akut pascabedah. Lidokain merupakan modalitas yang efektif untuk nyeri visceral dan dapat memperbaiki nyeri serta mengurangi ketidaknyamanan pasca operasi, sehingga mempercepat mobilisasi dan lama rawat inap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian lidokain bolus dan kontinu terhadap intensitas nyeri, total kebutuhan fentanyl dan kadar IL-6 pada operasi histerektomi dengan anestesi spinal. Metode: Penelitian ini merupakan uji klinis acak tersamar ganda dan dilakukan di beberapa rumah sakit di Makassar, Indonesia. Empat puluh enam pasien yang menjalani laparatomi histerektomi dengan anestesi spinal dibagi menjadi dua kelompok: Kelompok A (n=23) menerima lidokain 2% bolus 1,5 mg/kgBB diikuti dengan kontinu 1 mg/kgBB/jam melalui syringe pump selama 24 jam pascabedah dan Kelompok kontrol (n=23) menerima NaCl 0,9% intravena dengan metode yang sama seperti lidokain. Intensitas nyeri melalui numeric rating scale (NRS), total kebutuhan fentanil, dan kadar plasma IL-6 dicatat dalam beberapa waktu pengukuran. Hasil: NRS diam kelompok lidokain lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol pada semua waktu pengukuran (p<0,001) dan NRS gerak kelompok lidokain lebih rendah terutama pada jam ke 6 (p=0,001) dan 12 (p<0,001) pascabedah dibandingkan kelompok kontrol. Total kebutuhan fentanyl 24 jam lebih rendah pada kelompok lidokain (103.04±33.63 vs 421.74±74.32; p <0,001). Tidak ada perbedaan signifikan yang dicatat dalam hal kadar IL-6 dan efek samping antar kelompok (p>0,05). Kesimpulan: Pemberian lidokain bolus intravena dan kontinu efektif menurunkan intensitas nyeri dan total kebutuhan fentanil pascaoperasi, namun tidak signifikan menurunkan kadar plasma IL-6.