Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

ANALISIS STRUKTUR GENETIK DAN ASPEK PEDAGOGIS DALAM NOVEL ATHIRAH KARYA ALBERTHIENE ENDAH WINDY WONMALY
Literasi : Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannya Vol 3, No 1 (2019): JURNAL LITERASI APRIL 2019
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.675 KB) | DOI: 10.25157/literasi.v3i1.1994

Abstract

Sastra merupakan ciptaan, sebuah kreasi, ekspresi pikiran dan perasaan manusia baik lisan maupun tulisan dengan bahasa yang indah menurut konteksnya (Hutomo, dalam Sudikan 2001:2).. Dalam karya sastra, berbagai nilai hidup dihadirkan karena hal ini merupakan hal positif yang mampu mendidik manusia, sehingga manusia mencapai hidup yang lebih baik sebagai makhluk yang mempunyai akal, pikiran, dan perasaan. Karya sastra tidak sekedar benda mati yang tidak berarti, tetapi didalamnya termuat suatu ajaran berupa nilai-nilai hidup dan amanat yang mampu meningkatkan wawasan pemikiran manusia dalam memahami kehidupan. Novel Athirah karya Alberthiene Endah adalah novel yang menceritakan  tentang kisah Jusuf Kalla, tentang sosok ibunya yang biasa di panggil Emma. Jusuf Kalla sebagai seorang anak sulung yang berbagi perasaan bagaimana menghadapi keadaan yang orang tuanya berpoligami. Ada perasaan sedih, kehilangan dan airmata tapi semua menjadi energi ketika orang yang mengalaminya sang Emma bisa bangkit dan menjadi energi bagi anak-anak, keluarga termasuk suaminya yang membagi cintanya. Hasil penelitian menunjukan bahwa aspek-aspek pedagogis yang terdapat dalam novel Athirah karya Alberthiene Endah yaitu (1)Aspek Pedagogis Religius mengikat manusia dengan Tuhan pencipta alam dan seisinya. (2)Aspek Pedagogis Moral yang sering disamakan dengan etika, yaitu suatu nilai yang menjadi ukuran patut tidaknya manusia bergaul dalam kehidupan bermasyarakat. (3)Aspek Pedagogis Pendidikan merupakan sesuatu yang bisa kita ambil dan bisa dijadikan panutan. (4)Aspek Pedagogis Sosial berarti hal-hal yang berkenan dengan masyarakat atau kepentingan umum. Merupakan hikmah yang dapat diambil dari perilaku sosial dan tata cara hidup sosial. Suatu kesadaran dan emosi yang relatif lestari terhadap suatu objek, gagasan, atau orang juga termasuk didalamnya. (5)Aspek Pedagogis Estetika mengandung pengertian cara seseorang pengarang menyampaikan gagasannya dengan menggunakan media bahasa yang indah dan harmonis serta mampu menuansakan makna dan suasana yang dapat menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca. (6)Aspek Pedagogis Budaya merupakan sesuatu yang dianggap baik dan berharga oleh suatu kelompok masyarakat atau suku bangsa yang belum tentu dipandang baik pula oleh kelompok masyarakat atau suku bangsa lain sebab nilai budaya membatasi dan memberikan karakteristik pada suatu masyarakat dan kebudayaannya.
EFEKTIVITAS MEDIA ALAM SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ANAK, DI SD NEGERI 33, KAMPUNG SWATUT MALAUMKARTA, DISTRIK MAKBON, KABUPATEN SORONG, PAPUA BARAT NATASYA VIRGINIA LEUWOL; WINDY WONMALY; MARISSA A TUMAMAHU
JURNAL EKONOMI, SOSIAL & HUMANIORA Vol 3 No 10 (2022): INTELEKTIVA : JURNAL EKONOMI, SOSIAL DAN HUMANIORA - EDISI JUNI 2022
Publisher : KULTURA DIGITAL MEDIA ( Research and Academic Publication Consulting )

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine the effectiveness of natural media as a means to increase children's interest in learning at SD Negeri 33, Swatutu Malaumkarta Village, Makbon District, Sorong Regency, West Papua. The method used is qualitative research to answer research problems related to student interest in learning obtained from the learning process, interview, observation and documentation. Qualitative research aims to design students for a general understanding of social reality from the participant's perspective, then the results of the research are analyzed using several data analysis techniques, namely extending observations, increasing persistence, and field analysis. The results of the research obtained are natural media as an effective means to increase children's interest in learning at SD Negeri 33, Sorong Regency. Natural media really gives freedom to students in expressing their thoughts to obtain contextual learning and can be used as a reference in learning at school. Children in the teaching and learning process become free to develop what they know, see, and feel. Learning by using natural media, can be evaluated to maximize teaching and learning processes and outcomes. The supporting factors for using natural media in this study are the availability of wide and beautiful nature, as well as the comprehensive use of the natural environment. The limiting factors are time and weather. However, this is not an obstacle for teachers to apply natural media in the learning process to increase children's interest in learning.
Karakteristik Kepemimpinan Ideal di Era Generasi Milenial Natasya Virginia Leuwol; Sherly Gaspersz; Marissa Swanda Tupamahu; Windy Wonmaly
Journal on Education Vol 5 No 2 (2023): Journal on Education: Volume 5 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Departement of Mathematics Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joe.v5i2.1144

Abstract

Berbicara soal kepemimpinan adalah sebuah isu yang menarik untuk diperbincangkan, oleh karena kepemimpinan sangat dibutuhkan dalam setiap generasi. Itu artinya, dalam sebuah kepemimpinan butuh seorang pemimpin yang berkarakter yang mampu memimpin, mampu memahami perubahan dan perkembangan setiap jaman. Seiring perkembangan zaman, banyak pemimpin muncul akibat tuntutan dan kondisi lingkungan pada saat itu. Pemimpin pada generasi masyarakat milenial saat ini, menjadi satu tantangan yang kritis. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan karakter kepemimpinan ideal pada era generasi milenial. Bertujuan mengulas tentang teori kepemimpinan dan tipe kepemimpinan, karakter Generasi Milenial, serta karakter kepemimpinan ideal pada era Generasi Milenial. Penelitian ini adalah studi kepustakaan dalam bentuk pengumpulan data melalui referensi teoritis yang relevan dengan karakter kepemimpinan ideal pada era generasi milenial. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa Kepemimpinan pada era milenial memiliki pendekatan yang khas karena digitalisasi yang merambah dunia kerja tidak memungkinkan bagi pemimpin untuk bertindak secara konvensional. Pemimpin pada era melenial perlu mengaplikasikan karakter kepemimpinan yang ideal pada era generasi milenial, yaitu pemimpin berkemampuan digital yang handal, pembangun hubungan harmoni dan ideal, demikian juga sebagai pemimpin yang selalu memberi tantangan, serta pendorong kolaborasi untuk meningkatkan motivasi dan kepuasan. Menyesuaikan dengan pola dan gaya hidup generasi milenial yang suka serba cepat dan instan serta cepat mengadaptasikan diri, maka seorang pemimpin ideal pada era milenial adalah pemimpin yang lincah dan cepat beradaptasi.
Strategi Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka Berbasis Individual Differences Pada Perguruan Tinggi Nur Arifin; Jihan Jihan; Mohammad Edy Nurtamam; Astuti Cendrawati Ramli; Windy Wonmaly; Jemi Pabisangan Tahirs
Journal on Education Vol 6 No 1 (2023): Journal On Education: Volume 6 Nomor 1 Tahun 2023
Publisher : Departement of Mathematics Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joe.v6i1.3420

Abstract

The Merdeka Learning Independent Campus curriculum aims to improve the competence of graduates by equipping students with various types of skills, both soft skills and hard skills needed by the world of work. The development of the Merdeka Learning-Campus Merdeka curriculum in the Trunojoyo Madura University Early Childhood Education Teacher Education Study Program based on individual differences in Higher Education is expected that students can understand the character and diversity of students as a basis for being able to play a role as educators and education personnel, consultants in the field of PAUD and teacherpreneurs. The method used is descriptive research method with quantitative approach. The research subjects were 93 students from the 2021-2023 batch, and 12 lecturers who taught in the PG-PAUD Study Program. The stages of research implementation include: Focus group discussions, workshops, instrument making, field surveys, data processing and analysis, results seminars and socialization. This research was conducted for 3 weeks at Trunojoyo University Madura. Data collection techniques using a questionnaire that contains aspects of curriculum implementation strategies, namely: planning, curricular documents, human resources, administration, infrastructure, and cultural climate. The results of the validation test conducted on 30 items, obtained 26 valid items, and 4 invalid items, so the research team decided to use 26 valid items for the data collection process. The reliability result shows 0.869 which can be categorized that the questionnaire distributed is reliable to describe the curriculum development strategy for independent campus learning based on individual differences in higher education.
Kepemimpinan Berbasis Nilai Dan Etika, Bagi Anak Dan Remaja Di Panti Asuhan Pelangi III, Kota Sorong, Papua Barat Daya Natasya Virginia Leuwol; Sherly Gasperzs; Windy Wonmaly; Mahasiswa Prodi Bahasa & Sastra Indonesia
Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2023): Juli - Desember
Publisher : CV. ITTC INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47233/jpmittc.v2i2.1026

Abstract

Basically, every child already has the potential to become a leader. Therefore, leadership skills in children must be applied from an early age as a solid foundation to realize their dreams and goals in life. The spirit of leadership can basically train a sense of responsibility, discipline, and perseverance that are beneficial for the future of children. According to experts, the age of children is the right time to teach the importance of having a leadership attitude in themselves, because the age of children is the initial phase of the character formation process. So do not be surprised if we see in schools the subject matter and learning methods that are applied emphasize more on the formation of children's character. This study aims to cultivate children's values-based leadership and ethic. This type of service is descriptive qualitative. There are many ways that can be done by the younger generation in developing a leadership spirit, one of which is through compromise and tolerance with others. This is important today because of the development of globalization, the ways of thinking, behavior, attitudes, and lifestyles are also increasingly worrying. Therefore, children's values-based leadership and ethic can be used as references on how to develop leadership attitudes in the younger generation so that in the future they will become a generation of bright leaders.
Analisis Tindak Tutur Dalam Film Tanah Air Beta Karya Ari Sihasale Windy Wonmaly; Desi Susana Arwam; Tirsa Lingchin; Vicky Lendehiang; Allin Leunufna
Jurnal Pendidikan Sosial Dan Konseling Vol. 1 No. 2 (2023): Juli - September
Publisher : CV. ITTC INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47233/jpdsk.v1i2.49

Abstract

This study aims to determine the forms of locutionary, illocutionary, and perlocutionary speech acts contained in a film entitled "Tanah Air Beta Karya Ari Sihasale". The type of research used is descriptive qualitative. The data in this study are film speech acts while the data source is the film “Tanah Air Beta by Ari Sihasale. Data collection techniques are observing techniques and note taking techniques. The results of this study indicate that there are 3 types of speech acts, namely: namely: locutionary, illocutionary, and perlocutionary speech acts. In the film Tanah Air Beta Karya Ari Sihasale, there are 30 forms of illocutionary speech acts which are divided into 14 assertive speech acts, 13 directive speech acts, 2 expressive speech acts, 1 commissive speech act, and 3 commissive speech acts. verbal perlocutionary speech acts, 3 nonverbal perlocutionary speech acts, and 2 nonverbal perlocutionary speech acts.
Pelatihan Kompetensi Guru Sekolah Minggu dalam Penerapan Project Based Learning Berbasis Kearifan Lokal di Jemaat Immanuel Boswezen Sorong Sherly Gaspersz; Natasya V. Leuwol; Windy Wonmaly
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 3 (2024): Volume 7 No 3 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i3.12571

Abstract

ABSTRAK Sekolah Minggu adalah bentuk kelompok pelayanan dalam gereja yang perlu mendapat perhatian serius dari para pekerja gereja. Sekolah Minggu sebagai salah satu jenis pendidikan non formal memuat anggota gereja yang masih muda dan perlu diberi bekal pendidikan Alkitabiah dan pendasaran iman yang sesuai dengan ajaran gereja. Pengajaran ini perlu dilakukan oleh Guru Sekolah Minggu (GSM) yang memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan yang cukup dalam melaksanakan panggilan pengajarannya yang tidak hanya berfokus pada aktifitas ceramah, cerita dan diskusi pada setiap pengajarannya. Melainkan perlu adanya penerapan model pembelajaran yang aktif dan inovatif agar tidak terkesan monoton berupa Project Based Learning (PjBL) yang diberikan dalam suatu pelatihan kompetensi GSM dalam mengajar. Tujuan utama dari kegiatan pelatihan ini agar menciptakan suasana pembelajaran yang mendorong anak lebih bisa berkolaborasi aktif, kreatif, dan inovatif dalam pembelajaran dikelas, berpikir kritis serta empati dengan sesama. Metode PjBL ini diajarkan dalam sebuah pendekatan kontekstual yang berbasis kearifan lokal sehingga bisa memperkaya wawasan berpikir terkait pengetahuan local wisdom sebagai bahan edukasi sekaligus melestarikan kearifan lokal masyarakat secara khusus di Tanah Papua. Tahapan yang dilalui dalam kegiatan pelatihan berupa, Observasi terhadap kondisi mitra, pelaksanaan pelatihan dengan berbagi materi Guru Sekolah Minggu Cerdas Berkarakter, Project Based Learning berbasis Kearifan Lokal, serta Diskusi Proyek Pengajaran yang dilakukan pada Anak Sekolah Minggu (ASM) dan Pembuatan Proyek Kearifan Lokal. Kegiatan pelatihan penerapan PjBL ini telah berjalan dengan baik dan mendapatkan perhatian khusus dari GSM dan Badan Pelayan GSM sendiri dalam menciptakan suasana baru untuk mendukung sebuah proses pembelajaran yang produktif, kreatif dan inovatif yang mana memberikan dampak positif kepada ASM dalam rangka pengembangan sumber daya manusia yang berkarakter. Kata Kunci: Pelatihan Kompetensi, Guru Sekolah Minggu, Project Based Learning, Kearifan Lokal  ABSTRACT Sunday School is a form of service group in the church that needs serious attention from church workers. Sunday School as a type of non-formal education includes young church members who need to be provided with Biblical education and basic faith that is by church teachings. This teaching needs to be carried out by Sunday School Teachers (GSM) who have sufficient knowledge and skills to carry out their teaching vocation which does not only focus on lecture activities, stories and discussions in each teaching. However, it is necessary to apply an active and innovative learning model so that it does not seem monotonous in the form of Project Based Learning (PjBL) given in a GSM competency training in teaching. The main aim of this training activity is to create a learning atmosphere that encourages children to collaborate more actively, creatively and innovatively in classroom learning, think critically and empathize with others. The PjBL method is taught in a contextual approach based on local wisdom so that it can enrich thinking insight related to local wisdom knowledge as educational material while preserving the wisdom of local communities specifically in the Land of Papua. The stages undertaken in the training activities include, Observation of partners' conditions, implementation of training by sharing materials for Smart Sunday School Teachers with Character, Project Based Learning based on Local Wisdom, as well as Discussion of Teaching Projects carried out on Sunday School Children (ASM) and Creation of Local Wisdom Projects. This PjBL implementation training activity has gone well and received special attention from GSM and the GSM Service Agency itself in creating a new atmosphere to support a productive, creative and innovative learning process that has a positive impact on ASM in the context of developing human resources with character. Keywords: Competency Training, Sunday School Teachers, Project Based Learning, Local Wisdom