Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN CELEBRITY WORSHIP PADA REMAJA PECINTA KOREA DI MANADO DITINJAU DARI JENIS KELAMIN Astrid Lingkan Mandas; Suroso Suroso; Dwi Sarwindah S
PSIKOVIDYA Vol 22 No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.985 KB) | DOI: 10.37303/psikovidya.v22i2.111

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana hubungan antara konsep diri dengan celebrity worship dan melihat apakah ada perbedaan celebrity worship antara laki-laki dan perempuan pada remaja pecinta Korea di Manado. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah 84 remaja pecinta Korea di Manado yang tergabung dalam 4 fandom yakni EXO-L, A.R.M.Y, BLINKS, dan ONCE. Hasil analisis korelasi product moment menunjukan bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan antara konsep diri dengan celebrity worship (rxy = -0,771 pada p = 0,000). Analisis data menggunakan uji mann-whitney menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan celebrity worship antara laki-laki dan perempuan (Z= -0,157 pada p = 0,876)Kata kunci : celebrity worship; konsep diri
Social Self-Esteem and Fear of Missing Out Towards the Social Media User of Generation Z Astrid Lingkan Mandas; Khoirotus Silfiyah
Jurnal Sinestesia Vol. 12 No. 1 (2022)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53696/27219283.78

Abstract

Social media gives many advantages, especially in making people connected to each other, but it is also admitted that the advantages have their own sinister side. Social media may also create dystopia, besides utopia, meaning that it can also be considered a bad thing, rather than good. One of the dystopias that may be found is that it also creates fear of missing out on the person that uses social media. Fear of missing out (FoMO) is a form of fearfulness and uneasiness of the person that one may miss something exciting and the feeling of constantly needing to be connected with other people. Fear of missing out is also triggered by the need to fulfill the need for self-esteem, especially social self-esteem. Social self-esteem is the social self of the people that construct self-evaluation in a certain social situation. This research aims to study the correlation between social self-esteem and FoMO. This research utilizes quantitative methods. The result of product-moment analysis shows a significant negative correlation between social self-esteem and FoMO (rxy = -0,547 to p = 0,000). Based on the result, it can be concluded that the lower the individual social self-esteem, the higher the inclination to feel the fear of missing out. Generation Z or the post-millennial generation has a quite high tendency to feel the fear of missing out due to several characteristics of this generation which have been the base of the construction of the fear of missing out, such as under-influence, being always connected, and digital intuitiveness.
Kesulitan Belajar Spesifik pada Anak SD Astrid Lingkan Mandas; Emilia Sensanen
Journal of Psychology "Humanlight" Vol. 3 No. 2 (2022): Desember
Publisher : Psikologi Kristen IAKN MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sampai saat ini belajar masih menjadi fenomena yang multidimensional. Terdapat hubungan antara informasi yang diproses dan sistem yang berfungsi untuk dapat membuat anak belajar. Setiap anak tentu saja berusaha untuk belajar, namun dalam beberapa alasan yang spesifik gagal untuk belajar secara efektif. Alasan-alasan tersebut mencakup masalah pada area pendengaran, proses berpikir, persepsi, memori, dan ekspresi. Ketika seorang anak mengalami kesulitan di area-area tersebut, maka anak tersebut dapat dikatakan mengalami kesulitan belajar spesifik. Istilah ‘kesulitan belajar spesifik’ adalah suatu kondisi dimana anak yang diyakini memiliki tingkat kecerdasan normal (bahkan tidak sedikit yang mempunyai kecerdasan di atas rata-rata) ternyata mengalami kesulitan yang signifikan dalam beberapa area perkembangan. Area perkembangan yang mengalami kesulitan ini meliputi bidang-bidang akademis seperti kemampuan baca, tulis, hitung. Fokus dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kesulitan belajar spesifik pada anak dan faktor-faktor penyebabnya serta pengaruh pemberian intervensi berupa psikoedukasi terhadap orangtua dan sekolah. Penelitian ini menggunakan metode single-case experiment dan subjek penelitian diambil dari salah satu SD yang ada di Surabaya. Penerapan psikoedukasi menunjukan memberikan insight pada orangtua subjek (ibu). Ibu subjek menyadari tentang kebutuhan untuk memindahkan subjek ke sekolah yang dapat menunjang pendidikan khusus subjek. Berdasarkan hasil monitor dengan orangtua setelah subjek dipindahkan ke sekolah dengan pendidikan khusus, terjadi peningkatan dalam prestasi subjek.