p-Index From 2019 - 2024
1.203
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Warta AKAB JPM-AKA
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

STUDI PENGARUH JENIS WARNA, DAN WAKTU OZONASI TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN PEWARNA Rosalina Rosalina
Journal Warta AKAB Vol 42, No 2 (2018): Warta AKAB
Publisher : Politeknik AKA Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55075/wa.v42i2.108

Abstract

Penurunan kualitas air disebabkan adanya zat pengotor berupa warna di lingkungan perairan yangmenyebabkan sinar matahari tidak bisa masuk sehingga menyebabkan fotosintesis tidak terjadi. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan mengolahnya dengan mengunakan oksidator kuat seperti ozon (O3). Ozon menghasilkan radikal hidroksil (OH-) yang akan bereaksi dengan senyawa organik dan anorganik sehingga dapat menghilangkan zat warna organik maupun anorganik dalam air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis zat warna dan lama waktu ozonisasi untuk menghilangkan warna dan menurunkan kekeruhan pewarna dalam air. Penelitian menggunakan tiga jenis zat warna alami dari daun bayam, kunyit dan cabai serta pewarna tekstil hijau, kuning dan merah. Waktu pengamatan dibagi dalam interval waktu 15 menit sekali selama 2 jam. Hasil Penelitian menunjukkan pewarna cabe merah membutuhkan waktu paling lama (130 menit) untuk menurunkan kekeruhan dengan persen penurunan sebesar 93,20% sedangkan waktu yang paling cepat adalah pewarna merah tekstil dengan waktu 45 menit dan persen penurunan kekeruhan 97,65%.
UJI KUALITAS PUPUK KOMPOS SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN METODE AEROB Effective Microorganisms 4 (EM4) DAN Black Soldier Fly (BSF) Rosalina Rosalina; Rossetha Pracahyani; Naliawati Prastiya Ningrum
Journal Warta AKAB Vol 44, No 2 (2020): Warta AKAB
Publisher : Politeknik AKA Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55075/wa.v44i2.9

Abstract

Sampah organik hijau rumah tangga merupakan sisa hasil pembuangan dari sisa aktivitas ibu rumah tangga di dapur yang terdiri berupa sampah organik hijau (sisa sayur-sayuran dan buahan-buahan dari dapur) Permasalahan timbulan sampah rumah tangga yang menyebabkan bau dan penyakit yang dapat dikurangi dengan memanfaatkan sampah rumah tangga menjadi kompos yang dapat berperan untuk kesuburan tanah. Kompos adalah hasil penguraian bahan organik yang dibantu oleh mikroorganisme pengurai dalam kondisi lingkungan yang hangat, dan lembab. Pengomposan yang dilakukan pada percobaan ini yaitu pengomposan aerobik dengan aktivator EM4 (Effective Microorganism 4) dan pengomposan menggunakan larva BSF (Black Soldier Fly). Tujuan percobaan untuk menguji dan mengetahui kualitas kompos dengan metode BSF dan metode EM4. Kualitas pupuk kompos tersebut akan dibandingkan dengan Standar Nasional Indonesia tentang Spesifikasi Kompos dari Sampah Organik Domestik (SNI 19-7030-2004). Percobaan dibagi menjadi tiga yaitu persiapan meliputi Persiapan larva BSF dan pembuatan larutan EM4, membuat kompos dan analisis kompos dengan parameter pH, suhu, warna dan bau, C-organik, N-organik, ratio C.N, dan kadar air,. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, hasil uji kualitas kompos BSF dan kompos aktivator EM4 sudah memenuhi parameter warna, bau, suhu, kadar air, kadar nitrogen dan rasio C/N, sedangkan parameter yang belum memenuhi SNI 19-7030-2004 yaitu pH dan kadar karbon. Berdasarkan parameter dan baku mutu pada SNI 19-7030-2004 dan waktu proses pengomposan maka kompos BSF lebih baik dari kompos aktivator EM4.
Pengolahan Logam Berat Kromium dalam Limbah Cair Laboratorium dengan Metode Koagulasi, Adsorpsi, dan Ozonasi Aynuddin Aynuddin; Rosalina Rosalina
Journal Warta AKAB Vol 46, No 2 (2022): Warta AKAB
Publisher : Politeknik AKA Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55075/wa.v46i2.102

Abstract

Kromium (VI) merupakan unsur logam berat yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Salah satu sumber limbah kromium (VI) yaitu limbah laboratorium. Penelitian mengenai kombinasi metode koagulasi, adsorpsi, dan ozonasi belum banyak diteliti, terutama spesifik tentang penyisihan kromium (VI). Kombinasi proses koagulasi dan adsorpsi menggunakan aluminium sulfat dan organoclay serta ozonasi berpotensi dilakukan untuk penyisihan kromium (VI). Tujuan penelitian yaitu untuk: (1) menganalisis kondisi optimum proses koagulasi, adsorpsi dan ozonasi dalam mengolah limbah kromium (VI) yang berasal dari laboratorium, dan (2) mengukur efisiensi proses penyisihan kromium (VI) dengan proses koagulasi, adsorpsi, dan ozonasi. Penetapan kromium (VI) dilakukan dengan metode spektrofotometri. Hasil percobaan menunjukkan  kondisi optimum pengolahan limbah kromium (VI) dengan aluminium sulfat yaitu pada pH 8 dan dosis 1,5 g/L; sementara kondisi optimum untuk pengolahan dengan organoclay yaitu pada pH 4 dan dosis 2 g/L; ozonasi paling optimum pada pH 4 dengan durasi 1 jam. Penyisihan kromium (VI) dengan koagulan aluminium sulfat memberikan efisiensi pengolahan yang lebih baik (33,47%) dibandingkan dengan organoclay (7,65%) dan ozonasi (0,65%). Meskipun demikian kombinasi perlakuan organoclay dan ozonasi memberikan efisiensi yang sangat signifikan (94,77%).
Penyuluhan Potensi Bahan Alami Dalam Pengawetan Tahu di IKM Kota Manis Kecamatan Gunung Putri Kota Bogor Fareka Kholidanata; Wiwi Widarsih; Rosalina Rosalina; Dadang Supriatna; Annissa Amalia; Chairil Anwar
Jurnal Pengabdian Masyarakat AKA Vol 2, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Politeknik AKA Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.145 KB) | DOI: 10.55075/jpm-aka.v2i2.152

Abstract

Tahu merupakan produk pangan dengan umur simpan rendah karena kandungan protein dan air yang tinggi sehingga pertumbuhan dan perkembangan bakteri menjadi optimal. Hal ini menyebabkan tahu mudah mengalami pembusukan sehingga mendorong pengusaha tahu untuk menggunakan pengawet. Saat ini masih banyak ditemukan pengusaha tahu yang menambahkan formaldehida sebagai pengawet karena dianggap paling efektif. Menurut peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1168/MenKes/PER/X/1999, formaldehida merupakan bahan kimia terlarang untuk produk makanan karena bersifat racun bagi tubuh. Oleh karena itu, diperlukan kegiatan penyuluhan kepada pengusaha tahu agar tidak lagi menggunakan formaldehida sebagai pengawet tahu, namun sebaiknya mengunakan bahan alami seperti kunyit, bunga kecombrang, dan kemangi. Selain sebagai pengawet tahu, bahan alami juga memiliki potensi untuk digunakan dalam pengecekan kandungan formaldehida dalam produk tahu seperti bunga telang dan buah naga. Kegiatan penyuluhan ini tergabung dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat (PkM) tim dosen Politeknik AKA Bogor. Adapun tahapan dari kegiatan PkM ini, yaitu kegiatan pra kegiatan (survei kelompok mitra, determinasi sasaran, dan persiapan sarana prasarana), pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi (kemitraan dan tim kinerja). Target luaran dari kegiatan ini adalah meningkatnya pemahaman penggunaan bahan alami untuk pengawetan dan pengecekan formaldehida pada produk tahu. Berdasarkan hasil evaluasi, terlihat bahwa kegiatan ini diterima dengan baik, berdampak positif dan sesuai dengan kebutuhan.
Pengembangan IKM Minyak Atsiri Pala di CV Putra Cinta Damai Desa Ciherang Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor Shinta Damerys Sirait; Rosalina Rosalina; Septilina Melati Sirait; Nur Indah Riswati
Jurnal Pengabdian Masyarakat AKA Vol 1, No 1 (2021): Desember 2021
Publisher : Politeknik AKA Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (814.052 KB) | DOI: 10.55075/jpm-aka.v1i1.63

Abstract

Abstrak Tanaman pala yang merupakan tanaman asli Indonesia telah banyak dikenal masyarakat karena kandungannya yang dapat dimanfaatkan dalam industri makanan maupun minuman. Untuk wilayah Kabupaten Bogor, tanaman pala merupakan komoditas unggulan lokal perkebunan, sehingga banyak ditemukan khususnya di Desa Ciherang, Kecamatan Caringin. Di daerah ini terdapat satu Industri Kecil Menengah (IKM) yang mengolah tanaman pala, khususnya bagian buah, menjadi minyak atsiri yang banyak digunakan sebagai salah satu obat gosok herbal. Namun demikian, sisa daging buah pala yang digunakan dalam pengolahan minyak atsiri tidak dimanfaatkan dengan baik oleh warga sekitar dan hanya menjadi limbah padat untuk kemudian dibuang. Oleh karena itu, tim kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Politeknik AKA Bogor memberikan pelatihan bagi warga sekitar IKM untuk dapat mengolah sisa daging buah pala menjadi produk olahan baru, contohnya jelly pala, yang diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomis buah pala tersebut dan mengurangi limbah padat. Selain itu, tim PkM ini juga membantu IKM Putra Cinta Damai yang menjadi lokasi kegiatan dengan memberikan rak pengering buah pala yang berguna untuk mempercepat pengeringan buah pala yang akan diolah. Kata kunci: limbah padat; pala; jelly; rak pengering Kata kunci: limbah padat; pala; jelly; rak pengering
Sosialisasi Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Menjadi Pupuk Cair Organik di IKM Kota Manis Kecamatan Gunung Putri Kota Bogor Wiwi Widarsih; Rosalina Rosalina; Dadang Supriatna; Annissa Amalia; Chairil Anwar; Fareka Kholidinata
Jurnal Pengabdian Masyarakat AKA Vol 3, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Politeknik AKA Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55075/jpm-aka.v3i1.157

Abstract

Tahu merupakan produk pangan yang digemari masyarakat Indonesia. Produksi tahu yang meningkat menghasilkan limbah cair tahu yang tinggi. Untuk setiap 1 kg bahan baku kedelai dibutuhkan rata-rata 45 liter air dan akan dihasilkan limbah cair berupa whey tahu sebanyak 43,5 liter (Husin 2008:1) Pembuangan limbah cair yang tidak diolah ke lingkungan akan menyebabkan berbagai dampak yang negatif. Sebagai upaya untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan, limbah cair tahu harus diolah  terlebih dahulu. Mayoritas masyarakat pelaku industri kecil menengah belum mengetahui pemanfaatan limbah cair tahu menjadi pupuk organik cair. Oleh karena itu, penulis memandang perlu untuk melakukan sosialisasi pemanfaatan limbah cair tahu menjadi pupuk organik cair kepada pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) produsen tahu Kota manis dan industri kecil menengah (IKM) RND di Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor. Kegiatan sosialisasi ini tergabung dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat (PkM) tim dosen Politeknik AKA Bogor. Adapun tahapan dari kegiatan PkM ini yaitu kegiatan pra kegiatan (survei kelompok mitra, determinasi sasaran, dan persiapan sarana prasarana), pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi (kemitraan dan tim kinerja). Tahap pelaksanaan PkM dilakukan dengan memberikan sosialisasi dan pelatihan terkait potensi limbah cair tahu menjadi pupuk organik cair. Target luaran yang dicapai dari kegiatan ini adalah meningkatnya pemahaman pemanfaatan limbah cair tahu menjadi pupuk organik cair yang lebih ramah lingkungan. Berdasarkan hasil evaluasi dari antusiasme peserta, terlihat bahwa kegiatan ini diterima dengan baik, berdampak positif, dan sesuai dengan kebutuhan.
Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos pada IKM ARG Desa Pesawahan Kabupaten Garut Suhartini Suhartini; Candra Irawan; Maman Sukiman; Rosalina Rosalina; Andita Utami; Imalia Dwi Putri; Wira Aditia Septian; Kheiza Noor Aulia Azhar; Muhammad Radhi Alhafish; Muhammad Kemal Caesar Aqidah Pramudya
Jurnal Pengabdian Masyarakat AKA Vol 3, No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Politeknik AKA Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55075/jpm-aka.v3i2.176

Abstract

Livestock waste is still a problem that demands government attention. One of the livestock wastes that cause pollution comes from the cultivation of rabbits. The variation in the number of processed rabbits causes an increase in demand for the number of rabbits, which will be proportional to the amount of waste produced, both in the form of manure and leftover feed. One of the efforts to control rabbit farm waste can be done by processing it into compost. This community service activity aims to provide skills in making compost made from manure and rabbit feed to the Pesawahan Village community, who are members of IKM ARG using Effective Microorganism 4 (EM4) and Trichoderma activators. Training activities are carried out through three stages, namely pre-implementation which includes an initial survey and situation analysis, the implementation stage which consists of outreach and composting training, and evaluation of the results of activities. The results of the training showed that the compost from the training was smoother and moister than the IKM ARG fertilizer before the training was given. Based on the results of the questionnaire, it is known that IKM ARG members are interested in applying the results of the training to produce compost.