TOTOK SUYANTO
Unknown Affiliation

Published : 31 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

KOMPETENSI KEPEMIMPINAN SISWA PASCA MENGIKUTI PROGRAM LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN SISWA DI SMK NEGERI 12 SURABAYA Eka Saputri Fitriani; Totok Suyanto
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Vol 3 No 3 (2015): Kajian Moral dan Kewarganegaraan (Jilid 2)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya (Unesa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/kmkn.v3n3.p1354-1368

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui kompetensi kepemimpinan siswa setelah mengikuti program latihan dasar kepemimpinan siswa di SMK Negeri 12 Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 12 Surabaya. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta program LDKS tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 35 siswa. Dalam penelitian ini seluruh anggota populasi dijadikan sebagai sampel penelitian karena populasi kurang dari 100 maka sampel diambil semua yakni 35 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan wawancara yang selanjutnya dianalisis dengan analisis dengan rumus deskriptif persentase (DP). Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa kompetensi kepemimpinan siswa pasca mengikuti program LDKS termasuk dalam kriteria baik. Hal ini dapat dilihat melalui tiga sub variabel yakni kompetensi kinerja, kompetensi personal, kompetensi sosial. Berdasarkan hasil penelitian di atas data menunjukkan kompetensi kepemimpinan siswa terdapat 3 kategori kriteria penilaian kompetensi kepemimpinan siswa yakni sebanyak 5 (14,3%) responden yang termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 24 (68,8%) responden yang termasuk dalam kategori baik, sebanyak 6 (17,1%) responden yang termasuk dalam kategori cukup. Kata kunci: Kompetensi Kepemimpinan, LDKS, Kepemimpinan Siswa   Abstract This research to identify the leadership competencies of students after participating in basic training student leadership program at SMK Negeri 12 Surabaya. This research uses deskriptif quantitative research methods. Research conducted at SMK Negeri 12 Surabaya. The population in this research is a program participant LDKS 2014/2015 school years as many 35 students. In this research, all members of the population used as a sample for a population of less than 100 then the samples were taken of all the 35 students. The technique of collecting data using questionaires and interviews were the analyst with deskriptive analysis of the formula percentage (DP). Based on the research of data analysis can be conclude that the leadership comptencies of students of post-program LDKS include in both criteria. This can be seen through the three sub variables of  performance competence,  personal competence, social competence. Based on the reasearch above data show leadership competencies of student there are three categories of student leadership competency assesmenet criteria which 5(14,3%), of  respondents were include in the very good category, a total of 24(68,8%) of respondens were included in both categories, 6(17,1%) of respondents are include in the category enough. Keyword: leadership competencies, LDKS, student leadership.
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI DEMOKRASI DALAM KEGIATAN ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH DI SMA KHADIJAH SURABAYA Harmita Dian Nastiti; Totok Suyanto
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Vol 4 No 1 (2016): Kajian Moral dan Kewarganegaraan (Jilid 2)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya (Unesa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/kmkn.v1n4.p282-296

Abstract

AbstrakOSIS merupakan salah satu organisasi yang menjalankan setiap kegiatannya berdasarkan pembelajaran nyata dalam berpolitik secara demokratis pada tataran sekolah. Nilai-nilai demokrasi yang dijadikan variable dalam penelitian ini adalah nilai demokrasi tentang mengikuti serta menganggap wajar adanya keanekaragaman dan menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembagau. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini menggunakan sampel sebesar 37 pengurus OSIS. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, angket, observasi dan dokumentasi sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dalam persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi nilai-nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Khadijah Surabaya terlaksana dalam berbagai bentuk kegiatan dan sudah terimplementasi dengan sangat baik. Implementasi nilai demokrasi tentang mengikuti serta menganggap wajar adanya keanekaragaman dalam kegiatan pengambilan keputusan sebesar 86,89% atau masuk ke dalam kategori sangat baik, implementasi nilai demokrasi tentang mengikuti serta menganggap wajar adanya keanekaragaman dalam pelaksanaan kegiatan dilakukan secara bertanggung jawab, terjalin kerjasama, adanya komunikasi dan keterbukaan sebesar 85,06% atau masuk kedalam kategori sangat baik. Implementasi nilai demokrasi tentang penyelesaian perselisihan secara damai dan melembaga menunjukkan sebesar 87,50% atau masuk ke dalam kategori sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai demokrasi sudah terimplementasi dengan sangat baik dalam kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah di SMA Khadijah SurabayaKata Kunci: Pendidikan Demokrasi , Nilai Demokrasi dan OSIS.AbstractStudent council is one of organizations which every activity is done based on a real education in politic democratically at the level of school. The democracy values which becomes variable in this research is democracy values by Henry b. Mayo is recognizing and considering reasonable the diversity and resolving disputes peacefully and institutionally. The research used quantitative research with descriptivw method. The sample ot the research consisted of 37 management of student council. The data collected by interview, questionnaire, observation, and documentation while the analysis technique used descriptive quantitative in the percentage. The result showed that the implementation of democracy values in activity of student council at SMA Khadijah Surabaya was carried on some kinds of activity which has implemented well. The implementation of democracy values about participating and assuming fair of diversity in decision activity was 86,89% or included into category very good. The implementation of democracy values about participating and assuming fair of diversity in doing activity responsibility, establishing cooperation, communication and openness wa 85,06% or included into category very good. The implementation of democracy values about the peaceful settlement of disputes and institutionalized showed was 87,50% or included into category very good. Based on the explanation above, it can be concluded that democracy values have implemented very good in activity of student council at SMA Khadijah Surabaya.Keywords: Democracy Education , Democracy Values and OSIS.
PERSEPSI GURU TERHADAP CORPORAL PUNISHMENT SEBAGAI ALAT MENDISIPLINKAN SISWA DI SEKOLAH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN SUCI WULANDARI; TOTOK SUYANTO
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Vol 6 No 2 (2018): Kajian Moral dan Kewarganegaraan (Jilid 1)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya (Unesa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/kmkn.v6n2.p%p

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi guru terhadap corporal punishment sebagai alat untuk mendisiplinkan siswa di sekolah Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 161 guru di Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui angket yang diberikan kepada respoden. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus persentase. Berdasarkan analisis data, hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi guru terhadap corporal punishment menunjukkan bahwa persepsi guru sangat setuju sebesar 2.5%, persepsi setuju sebesar 46%, cukup setuju sebesar 41% dan tidak setuju sebesar 10.5%. Secara keseluruhan perhitungan rata-rata dari total 161 guru diperoleh skor total 1323 dengan perolehan rata-rata skor 8,2, sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi guru terhadap corporal punishment sebagai alat untuk mendisiplinkan siswa di sekolah Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan termasuk dalam kategori “cukup setuju”. Kata Kunci: persepsi guru, corporal punishment, disiplin. Abstract This research aims to describe how the teachers perception about corporal punishment as a tool to discipline students in the school Paciran Subdistrict Lamongan District. This research uses quantitative approach with descriptive method. It used 161 samples of teachers in Paciran Subdistrict Lamongan District. The analysis of data use the formula percentage. Based on data analysis, the results showed that teachers perception about corporal punishment showed that teachers strongly agreed at 2,5%, agreed perception by 46%, quite agree by 41%, and 10,5% disagreement. Overall the average of 161 teachers obtained a total score of 1323 with an average score of 8,2, it can be consored that teachers perception of corporal punishment as a tool to discipline students in the school of Paciran Subdistrict Lamongan District included in the category “ quite agree’’. Keywords: teacher perception, corporal punishment, discipline.
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SEKOLAH DALAM MENANGANI KENAKALAN SISWA DI SMP AN NAJIYAH SURABAYA YOSANDRA ALFIAN; TOTOK SUYANTO
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Vol 6 No 2 (2018): Kajian Moral dan Kewarganegaraan (Jilid 2)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya (Unesa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/kmkn.v6n2.p%p

Abstract

Abstrak Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui upaya dilakukan sekolah dalam implementasi budaya religius di Sekolah Menengah Pertama An najiyah Surabaya dan sebagai upaya untuk mengatasi perilaku siswa yang menyimpang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, dengan mengambil latar SMP An najiyah Surabaya, observasi, dokumentasi. Untuk mendeskripsikan implementasi kebijakan sekolah dalam menangani kenakalan siswa di SMP An najiyah Surabaya.Analisis data dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikam kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan Teknik triangulasi. Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi yang telah peneliti lakukan dapat di simpulkan dengan menemui tiga narasumber yaitu, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru bimbingan konseling. Kebijakan sekolah dalam rangka mengatasi kenakalan remaja di bagi menjadi tiga upaya yaitu kuratif, represif dan preventif. Program yang di buat sekolah dalam rangka pemberian peringatan dan nasehat, adanya sanksi yang mendidik, adanya kegiatan instrupsi mendadak, pembentukan tim tata tertib, program dan sensitifitas guru yang kurang maksimal dalam rangka menegakkan peraturan sekolah sumber Daya Manusia yang kurang, citra lama sekolah tawuran yang masih melekat pada SMP An najiyah, Sistem keteladanan guru yang kurang berjalan optimal, masih adanya orang tua yang membela kesalahan anak dan anak kurang terbuka terhadap permasalahan yang sedang di hadapi. Kata kunci: kebijakan sekolah, perilaku menyimpang.
MOTIVASI KIAI DALAM GOTONG ROYONG DENGAN METODE AMAL SALEH DI PONDOK PESANTREN ROBI SUJASTRA; TOTOK SUYANTO
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Vol 6 No 2 (2018): Kajian Moral dan Kewarganegaraan (Jilid 4)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya (Unesa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/kmkn.v6n2.p%p

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi Kiai yang menggagas gotong royong dengan metode amal saleh di Pondok Pesantren Wali Barokah Kediri. Penelitian ini menggunakan teori fenomenologi dari Alfred Schutz dan menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain penelitian deskriptif. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Dalam hal ini Informan yang di tuju adalah orang yang memiliki pengetahuan lebih di antara yang lainnya yaitu Kiai pondok pesantren.. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam yang dilakukan secara tidak terstruktur. Teknik analisis data dimulai dengan melakukan reduksi data, selanjutnya penyajian data lalu ditarik kesimpulan. Teknik keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber dengan membandingkan data yang didapat dari masing-masing informan. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Ditemukan dorongan dari Kiai dalam mengagas gotong royong dengan metode amal saleh. Temuan atau hasil penelitian ini adalah adanya motif sebab dan motif tujuan yang mendorong Kiai untuk melaksanaan gotong royong dengan metode amal saleh Dalam hal ini motif sebab Kiai menganggap gotong royong di pondok pesantren karena amal saleh merupakan sifat yang harus di miliki oleh orang iman. sedangkan motif tujuan Kiai mengagas gotong royong di pondok pesantren yaitu untuk memperlancar kegiatan yang ada di Pondok Pesantren Wali Barokah Kediri.Kata Kunci : Amal Saleh, Gotong Royong, Pondok Pesantren
TANGGAPAN MASYARAKAT TENTANG ADANYA KEBIJAKAN PROGRAM WAJIB MADRASAH DINIYAH DI KABUPATEN PASURUAN NUR AINI; TOTOK SUYANTO
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Vol 6 No 3 (2018): Kajian Moral dan Kewarganegaraan (Jilid 1)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya (Unesa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/kmkn.v6n3.p%p

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tanggapan masyarakat mengenai adanya Program Wajib Madrasah Diniyah di Kabupaten Pasuruan.Tanggapan yang dimaksud di sini berdasarkan pengetahuan yang dimiliki dan pengalaman yang dimiliki terkait dengan Program Wajib Madrasah Diniyah serta tanggapan yang berupa dukungan atau penolakan terhadap adanya Program Wajib Madrasah Diniyah di Kabupaten Pasuruan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Alasan memilih pendekatan kualitatif karena untuk mendeskripsikan tentang tanggapan masyarakat terhadap adanya kebijakan Program Wajib Madrasah Diniyah di Kabupaten Pasuruan. Informan dalam penelitian ini sebanyak 20 informan yang terdiri dari empat kepala Sekolah, empat Kepala Madrasah Diniyah, empat tokoh masyarakat, empat orang tua dari siswa, serta empat siswa. Data yang dikumpulkan menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis melalui pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Kemudian data tersebut diuji menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi tekhnik dengan mengecek data ke sumber yang sama dengan tekhnik yang berbeda. Hasil dari penelitian yang sudah dilakukan mengenai tanggapan masyarakat yaitu: Pertama, adanya program ini akan membantu sekolah dalam membentuk karakter siswa yang sesuai dengan agama islam. Kedua, saat ini pelaksanaan Program Wajib Madrasah Diniyah masih belum berjalan sepenuhnya karena terdapat kendala salah satunya dari sarana prasarana. Ketiga, adanya Program Wajib Madrasah Diniyah merupakan solusi dalam mengatasi kenakalan remaja. Keempat, adanya Program Wajib Madrasah Diniyah anak bisa mengisi waktu luang dengan kegiatan yang positif. Kelima, adanya Program Wajib Madrasah Diniyah akan menambah pemahaman lebih banyak tentang agama islam. Kata kunci : Pendidikan, Program Wajib Madrasah Diniyah, Tanggapan masyarakat
KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN KAWASAN TANPA ROKOK DI STASIUN SIDOARJO ROKHIMAH WINDIYATI; TOTOK SUYANTO
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Vol 6 No 3 (2018): Kajian Moral dan Kewarganegaraan (Jilid 1)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya (Unesa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/kmkn.v6n3.p%p

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kesadaran hukum masyarakat dalam pelaksanaan kawasan tanpa rokok di Stasiun Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif yang dilakukan di Stasiun Sidoarjo. Teknik pengumpulan data melalui kuisioner dan dokumentasi. Teknik sampling menggunakan teknik Simple Random Sampling dengan jumlah responden 92 orang perokok. Teknik analisis data menggunakan rumus persentase. Untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat dalam pelaksanaan kawasan tanpa rokok digunakan teori kesadaran hukum dari B. Khutchinsky. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesadaran hukum masyarakat dalam pelaksanaan kawasan tanpa rokok di Stasiun Sidoarjo masuk dalam kategori sangat baik dengan pengetahuan hukum sangat baik dengan skor 93,4%, pemahaman hukum sangat baik dengan skor 92%, sikap hukum sangat baik dengan skor 91,5% dan untuk melihat pola perilaku masyarakat peneliti menggunakan teknik observasi atau pengamatan. Pola perilaku masyarakat terhadap hukum sudah mencerminkan pola perilaku patuh terhadap hukum dikarenakan takut akan sanksi atau hukuman yang sudah ditetapkan pada Perda No.4/2011 dengan dibuktikan tidak ditemukan masyarakat yang merokok di sembarang tempat. Kata Kunci : Kesadaran Hukum, KTR, Perda No. 4/2011This study intends to describe the level of legal awareness of society in the implementation of a non-smoking area at Sidoarjo Station. This study uses a descriptive quantitative approach done at Sidoarjo Station.Techniques of data collection are through questionnaire and documentation. Technique of sampling uses technique of Simple Random Sampling with the number of respondents on 92 smokers. Techniques of data analysis use aformula of percentage. To find the level of legal awareness of society in the implementation of non-smoking areasis usedtheory of the legal awareness from B. Khutchinsky.The result of study showed that the level of legal awareness of society in the implementation of a non-smoking area at Sidoarjo Station was in the very good category with very good legal knowledge with a score of 93,4%, very good legal understanding with a score of 92%, very good legal attitude with a score of 91, 5%, and to see the behavioral pattern of society, researcher used technique of observation. The pattern of community behavior towards the law has reflected the law-compliant behavior pattern due to fear of sanctions or penalties that have been stipulated in Regional Regulation No.4 / 2011 with no evidence found that people smoke in any place. Keywords: Legal Awareness, KTR, Regional Regulation No. 4/2011
Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Sistem Full Day School di SMP Negeri 3 Blitar RETNO ANIH LATUL KHUSNA; TOTOK SUYANTO
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Vol 6 No 3 (2018): Kajian Moral dan Kewarganegaraan (Jilid 2)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya (Unesa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/kmkn.v6n3.p%p

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter di SMP Negeri 3 Blitar dan mendeskripsikan implementasi pendidikan karakter melalui sistem full day school di SMP Negeri 3 Blitar. Dalam penelitian ini menggunakan teori belajar sosal Albert Bandura dan teori behaviorisme Skinner. Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Penentuan informan penelitian dilakukan dengan cara purposive sampling. Dalam penelitian ini terdapat tiga informan penelitian, yaitu kepala sekolah SMP Negeri 3 Blitar, guru wali kelas VIII SMP Negeri 3 Blitar, dan siswa-siswi kelas VIII SMP Negeri 3 Blitar. Teknik untuk pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, teknik observasi, dan teknik dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan untuk pengecekan keabsahan data menggunakan teknik-teknik meliputi validitas internal, validitas eksternal, realibilitas, dan objektivitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, (1) Bentuk usaha sekolah dalam implementasi pendidikan karakter melalui sistem full day school yaitu melalui kegiatan ayo ngaji dan pendalaman keagamaan, ayo maca, ayo resik-resik, ayo basa, dan ayo kerja, Selain melalui kegiatan-kegiatan dalam program sistem full day school. Penanaman nilai-nilai karakter di SMP Negeri 3 Blitar juga menggunakan keteladanan atau memberikan contoh, teguran, kegiatan rutin, dan memasang poster-poster mengenai nilai-nilai karakter. (2) Nilai-nilai karakter yang diperoleh dari implementasi pendidikan karakter melalui sistem full day school di SMP Negeri 3 Blitar yaitu, nilai religi, nilai gemar membaca, nilai peduli lingkungan, nilai disiplin, dan nilai nasionalis. Kata Kunci: Sistem full day school, pendidikan karakter, nilai-nilai karakter ABSTRACT This study aims to describe the values ​​developed in character education in SMP Negeri 3 Blitar and describe the implementation of character education through a full day school system at SMP Negeri 3 Blitar. In this study using Albert Banduras sosal learning theory and Skinners behaviorism theory. The method in this study uses a qualitative approach with descriptive methods. Determination of research informants was done by purposive sampling. In this study there were three research informants, namely the principal of Blitar 3 Public Middle School, the VIII grade guardian teacher of Blitar 3 State Junior High School, and eighth grade students of Blitar Middle School 3.Techniques for collecting data using interview techniques, observation techniques, and documentation techniques. Data analysis was carried out by means of data collection, data reduction, data presentation, and conclusion drawing. Whereas for checking the validity of the data using techniques including internal validity, external validity, reliability, and objectivity.The results of this study indicate that, (1) The form of school business in the implementation of character education through the full day school system is through the activities of koran and as ayo ngaji program, ayo basa, ayo maca, ayo resik-resik, and ayo kerjo program, in addition to through activities in a full day school system program. Planting character values in SMP Blitar 3 also uses exemplary or exemplary examples, reprimands, routine activities, and installing posters about character values. (2) Character values obtained from the implementation of character education through a full day school system in Blitar State Junior High School 3 namely, religious values, value in reading, environmental care, discipline, and nationalist values. Keywords: Full day school system, character building, character values
Strategi Kepala Desa Dalam Memberdayakan Masyarakat Tunagrahita Untuk Membangun Good Citizenship Di Kampung Idiot Desa Karangpatihan Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo SITI RULIANININGSIH; TOTOK SUYANTO
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Vol 6 No 3 (2018): Kajian Moral dan Kewarganegaraan (Jilid 2)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya (Unesa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/kmkn.v6n3.p%p

Abstract

ABSTRAKPemimpin merupakan seseorang yang memiliki kecakapan sesuai bidangnya yang dapat mempengaruhi bawahannya untuk melakukan suatu kegiatan tertentu agar mencapai tujuan bersama. Pemimpin dibutuhkan tidak hanya di negara saja, tetapi dilingkup kecil seperti desa juga dibutuhkan seorang pemimpin yang biasanya disebut kepala desa. Mengenai pemimpin desa tercantum di dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, pasal 1 ayat (2) dijelaskan, bahwa pemerintahan desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kepala desa yang sebagai pemimpin desa mempunyai peranan yang sangat besar untuk kemajuan dan kesejahteraan desa. Penelitian ini berada di Desa Karangpatihan, yang sebagian masyarakatnya terdapat penyandang tunagrahita dengan keadaan yang sangat memprihatinkan. Oleh karena itu, Kepala Desa Karangpatihan bertanggungjawab untuk memberdayakan masyarakat tunagrahita agar menjadi warga negara yang baik. Pada penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan strategi yang dilakukan oleh kepala desa dalam memberdayakan masyarakat tunagrahita untuk membangun good citizenship di kampung idiot Desa Karangpatihan Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo, (2) mendeskripsikan kendala yang dialami dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat tunagrahita untuk membangun good citizenship di kampung idiot Desa Karangpatihan Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo, (3) mendeskripsikan faktor penguat yang menjadi pendorong pemberdayaan untuk masyarakat tunagrahita di kampung idiot Desa Karangpatihan Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori good citizenship. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan dengan menggunakan observasi partisipasi pasif, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Data dianalisis melalui pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan untuk keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi kepala desa dalam memberdayakan masyarakat tunagrahita untuk membangun good citizenship dengan melalui pemenuhan hak layak hidup sejahtera, pemenuhan hak berpolitik, pemenuhan hak bermasyarakat dan menjaga lingkungan. Kendala yang dialami dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat tunagrahita untuk membangun good citizenship adalah komunikasi dari penyandang tunagrahita sulit untuk diajak bicara, jarak rumah penyandang tunagrahita ke tempat pelatihan jauh, dan faktor non-teknis saat pemilu penyandang tunagrahita banyak yang lupa dan bingung saat memilih. Faktor penguat yang menjadi pendorong pemberdayaan untuk masyarakat tunagrahita yaitu keinginan agar penyandang tunagrahita bisa tumbuh lebih maju, orang-orang tunagrahita bisa hidup mandiri, menghapus stigma kampung idiot, dan haknya penyandang tunagrahita bisa terpenuhi. Kata Kunci : Strategi Kepala Desa, Pemberdayaan Tunagrahita,Good Citizenship ABSTRACT A leader is someone who has the appropriate skills of his own that could affect his subordinates to perform certain activities in order to achieve a common goal. It takes a leader not only in the country but in the region as in the village also needed a leader who usually referred to the village chief. About village leaders listed in legislation Number 6 of the year 2014 about village, article 1 paragraph 2, that the Government is conducting the Affairs of the village government and the interests of the local community in the countrys system of Government The Unity Of The Republic Of Indonesia. The head of the village, as the village has a very big role for the progress and welfare of the village. This research is in the village of Karangpatihan, some of the people there are disabilities mental retardation with circumstances that very concern. Therefore, the village chief Karangpatihan responsibility to empower community mental retardation in order to become good citizens. This research aims to (1) describe the strategies undertaken by the village chief in empowering the community mental retardation to build good citizenship in the village idiot, the village of Karangpatihan, district of Balong, Ponorogo regency, (2) describe the constraints being experienced in the implementation of community empowerment mental retardation to build good citizenship in the village idiot, the village of Karangpatihan, district of Balong, Ponorogo regency, (3) describe the factors driving the amplifier be empowering for the community mental retardation in the village idiot, the village of Karangpatihan, district of Balong, Ponorogo regency. The theory used in this research is the theory of good citizenship. This research method using qualitative descriptive approach. Data were collected using passive participation by observation, in-depth interviews, and documentation. The data were analyzed through data collection, data reduction, data presentation, and conclusion. As for the validity of data using triangulation of sources. The results showed that the village chief strategy in empowering the community mental retardation to build good citizenship through the fulfillment of rights worth living prosperous, fulfilling the political rights, the fulfilment of the rights of society and maintaining compliance the environment. The constraints being experienced in the implementation of community empowerment mental retardation to build good citizenship is the communication of people with mental retardation is difficult to talk, disabilities mental retardation home distance to venue far, and non-technical factors when elections persons with mental retardation many who forgot and confused while choosing. Factors driving the amplifier be empowering for the community mental retardation that is desire so that persons with mental retardation could grow more advanced, those mental retardation could live independently, to remove the stigma of hometown idiot, and the right people with mental retardation can be fulfilled. Keywords : Village chief strategy, Empowerment of mental retardation, Good citizenship
HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS VII PADA MATA PELAJARAN PPKn DI SMP NEGERI 1 KRIAN MOHAMMAD FARIZAL ARDIANSYAH; TOTOK SUYANTO
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Vol 7 No 1 (2019): Kajian Moral dan Kewarganegaraan (Jilid 1)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya (Unesa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/kmkn.v7n1.p%p

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara minat belajar dengan kemandirian belajar siswa pada mata pelajaran PPKn. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain korelasi yang dilakukan di SMP Negeri 1 Krian. Sampel penelitian berjumlah 75 peserta didik kelas VII dengan pengambilan sampel 7-8 siswa per kelas dengan jumlah populasi penelitian ini sebesar 315 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah melalui angket. Untuk mengetahui minat belajar dengan kemandirian belajar dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Hasil penelitian diperoleh nilai r sebesar 0,83, berdasarkan asumsi hipotesis apabila nilai rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi sebesar 5% maka Ho ditolak, sehingga ada hubungannantara minat belajar dengan kemandirian belajar siswa pada pelajaran PPKn. Hubungan antara minat belajar dengan kemandirian belajar pada mata pelajaran PPKn tergolong sangat tinggi karena nilai r terletak pada rentang 0,80-1,00. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa antara minat belajar dengan kemandirian belajar pada mata pelajaran PPKn memiliki korelasi positif dimana semakin besar minat belajar siswa, semakin besar juga kemandirian belajar siswa pada mata pelajaran PPKn dengan nilai r sebesar 0,83 dan hubungan antar variabel tergolong tinggi dengan rentang nilai r antara 0,80-1,00.