Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Perbedaan antara perlekatan Candida albicans pada glass fiber non dental dan e-glass fiber dental reinforced polymer setelah perendaman dalam NaOCl 0,5%The difference between the adhesion of Candida albicans on glass fiber non-dental and e-glass fiber dental reinforced polymer after immersion in 0.5% NaOCl Widya Puspita Sari; Leny Sang Surya; Chitra Annesha Pratiwi
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 5, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v5i1.30886

Abstract

Pendahuluan: Porositas merupakan salah satu sifat fisik yang dapat membuat resin akrilik rentan terhadap perlekatan debris dan mikroorganisme seperti Candida albicans. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan penambahan fiber. Resin akrilik yang ditambahkan fiber mempunyai sifat fisis yang lebih baik dibandingkan dengan resin tanpa penambahan fiber. E-glass fiber sering digunakan dalam bidang kedokteran gigi, namun di Indonesia harganya relatif mahal dan sulit diperoleh sehingga perlu pemesanan yang cukup lama. Alternatif seperti Glass fiber non dental banyak tersedia dengan harga yang terjangkau. Tujuan penelitian adalah menganalisis perbedaan perlekatan Candida albicans pada fiber reinforced polymer antara glass fiber non dental dan e-glass fiber dental setelah perendaman NaOCl 0,5%. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimental laboratorium menggunakan rancangan posttest control group design. Jumlah total sampel adalah 12 buah, dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok kontrol (polymer tanpa penambahan fiber), kelompok perlakuan 1 (glass fiber non dental reinforced polymer), dan kelompok perlakuan 2 (e-glass fiber dental reinforced polymer). Analisis statistik menggunakan uji Kruskal-Wallis, selanjutnya untuk mengetahui kelompok mana yang terdapat perbedaan maka selanjutnya dilakukan uji lanjutan (post-hoc) menggunakan uji Mann-Whitney untuk mengetahui adanya perbedaan pada tiap kelompok. Hasil: Perlekatan Candida albicans pada kelompok kontrol (0,68%), glass fiber non dental (0,56%), dan e-glass fiber dental (0,43%). Hasil uji statistik nilai p= 0,007<0,05. Hasil uji Post hoc 0,021. Simpulan: Terdapat perbedaan perlekatan Candida albicans antara glass fiber non dental dan e-glass fiber dental reinforced polymer setelah perendaman dalam larutan sodium hipoklorit (NaOCl) 0,5 %.Kata kunci: Candida albicans, glass fiber non dental, e-glass fiber dental reinforced polymer, natrium hipoklorit 0,5%. ABSTRACTIntroduction: Porosity is one of the mechanical properties that makes acrylic resin susceptible to the attachment of debris and microorganisms such as Candida albicans. The addition of fiber can overcome this problem. The addition of fiber will leads to acrylic resin with better physical properties than without the addition. E-glass fiber is often used in dentistry. However, in Indonesia, the price is relatively high and difficult to obtain, requiring quite a long order. Alternatives such as non-dental glass fiber are widely available at affordable prices. This study was aimed to analyse the difference in the adhesion of Candida albicans on glass fiber non-dental and e-glass fiber dental reinforced polymer after immersion in 0.5% NaOCl. Methods: The type of research was quantitative research with experimental laboratory methods using a posttest control group design. The total number of samples was 12, divided into three groups: the control group (polymer without fiber addition), treatment group 1 (glass fiber non-dental reinforced polymer), and treatment group 2 (e-glass fiber dental reinforced polymer). Statistical analysis used was the Kruskal-Wallis test. Then, to determine which groups had differences, an advance test (post-hoc) was carried out using the Mann-Whitney test to determine the differences in each group. Results: Adhesion of Candida albicans in the control group (0.68%), non-dental glass fiber (0.56%), and dental e-glass fiber (0.43%). The result of the statistical test resulted in p-value=0.007; p<0.05. The result of the post-hoc test was 0.021. Conclusion: There is a difference in the adhesion of Candida albicans between non-dental glass fiber and dental e-glass fiber dental re-inforced polymer after immersion in 0.5% sodium hypochlorite (NaOCl) solution.Keywords: Candida albicans, glass fiber non dental, e-glass fiber dental reinforced polymer, 0.5% sodium hypochlorite.
PERBEDAAN KEKASARAN PERMUKAAN RESIN AKRILIK YANG DIRENDAM DALAM LARUTAN SODIUM HIPOKLORIT DAN EKSTRAK JAMUR ENDOFIT ASPERGILLUS SP (AKAR RHIZOPHORA MUCRONATA) Okmes Fadriyanti; Fennisa Irza Putri; Leny Sang Surya
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah Volume 5, Nomor 2, Desember 2018
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.644 KB) | DOI: 10.33854/jbd.v5i2.161

Abstract

Penggunaan resin akrilik polimerisasi panas masih menjadi pilihan sebagai basis gigi tiruan lepasan, merupakan bagian yang berkontak dengan mukosa mulut. Salah satu sifat fisis dari bahan ini yang perlu diperhatikan adalah kekasaran permukaan, yang dapat mempengaruhi secara langsung terhadap retensi bakteri dan jamur terutama Candida albicans. Pencegahan Candida albicans pada resin akrilik dengan menambahkan bahan antijamur dalam larutan pembersih gigi tiruan. Jamur endofit Aspergillus sp yang berasal dari akar Rhizophora mucronata, berpotensi sebagai bahan antijamur. Tujuan penelitian untuk mengetahui efek ekstrak jamur endofit Aspergillus sp terhadap kekasaran permukaan resin akrilik polimerisasi panas. Rancangan penelitian menggunakan post-test only control group design. Sampel lempeng resin akrilik polimerisasi panas dengan ukuran 65 mm x 10 mm x 2,5 mm yang direndam selama 6 hari dalam larutan sodium hipoklorit 1% ekstrak dan jamur endofit Aspergillus sp, dan di uji menggunakan independent t-test. Hasil penelitian menunjukkan kekasaran permukaan resin akrilik dalam larutan ekstrak jamur endofit Aspergillus sp meningkat dibandingkan dengan sodium hipoklorit, dengan rerata kekasaran permukaan perendaman resin akrilik terendah pada kelompok larutan sodium hipoklorit dan tertinggi pada kelompok ekstrak jamur endofit Aspergillus sp (akar Rhizophora mucronata) (p>0,05).
IDENTIFIKASI BAKTERI PADA 3 PERMUKAAN DENTAL UNIT (BOWL RINSE, DENTAL CHAIR, INSTRUMENT TABLE) DI RSGM UNIVERSITAS BAITURRAHMAH TAHUN 2018 Bilham Sachwiver; Leny Sang Surya; Dewi Elianora
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah Volume 5, Nomor 1, Juni 2018
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (57.311 KB) | DOI: 10.33854/JBDjbd.140

Abstract

Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian di dunia. Salah satu jenis infeksi adalah infeksi nosokomial. Infeksi ini menyebabkan 1,4  juta kematian setiap hari di seluruh dunia. Infeksi nosokomial itu sendiri dapat diartikan sebagai  infeksi yang diperoleh seseorang selama berada di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri yang terdapat pada permukaan dental unit yang diduga sering berkontaminasi dengan pasien di RSGM Baiturrahmah. Penelitian ini dilakukan di RSGM Baiturrahmah yang kemudian diidentifikasi di Laboratorium Mikrobiologi RSI Siti Rahmah dengan melakukan tiga usapan pada permukaan dental unit yang sering berkontak dengan pasien dan operator yaitu bowl rinse, instrumen table dan dental chair. Sampel di dapatkan sebanyak 17, pengambilan sampel menggunakan metode acak sederhana. Hasil penelitian ditemukan  bahwa terdapat 4 jenis bakteri Gram positif yaitu Staphylococcus epidermidis Sp, Staphylococcus aureus Sp, Bacillus Sp, Dipteroid basil Sp dan 1 Bakteri Gram negatif yaitu Pseudomonas Sp. Kesimpulan penelitian, bakteri yang paling banyak ditemukan pada permukaan dental unit yaitu bakteri Gram positif.
MIKROORGANISME PADA SALIVA ANAK NORMAL DAN ANAK AUTISME Nadhifah Salsabila; Valendriyani Ningrum; Leny Sang Surya
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah Volume 5, Nomor 1, Juni 2018
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.778 KB) | DOI: 10.33854/JBDjbd.136

Abstract

Pendahuluan: Autisme merupakan suatu gangguan perkembangan yang mempengaruhi fungsi normal otak, perkembangan interaksi sosial dan kemampuan berkomunikasi. Anak autisme memiliki kepedulian yang rendah terhadao diri sendiri, sensitif terhadap bulu sikat dan pasta gigi, cenderung mengkonsumsi makanan kariogenik, dan memiliki kelainan motorik lidah. Keterbatasan yang dimiliki anak autisme tersebut menyebabkan anak autisme lebih berisiko terhadap penyakit periodontal dan karies gigi. Karies merupakan penyakit jaringan keras gigi akibat aktivitas mikroorganisme dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan dan penyakit periodontal adalah penyakit pada jaringan pendukung gigi yang faktor penyebab utamanya adalah mikroorganisme, kedua penyakit tersebut erat kaitan terjadinya dengan kondisi rongga mulut salah satunya adalah saliva. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan jenis dan jumlah koloni mikroorganisme pada saliva anak autisme dan anak normal yang mengalami karies. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, subjek penelitian anak autisme yang berada di SLB Autisma YPPA Kota Padang dan anak normal yang berada di SD N 05 Sawahan Kota Padang. Sampel penelitian berupa saliva dilakukan pembiakkan mikroorganisme pada media agar darah. Data dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil: Terdapat perbedaan jenis mikroorganisme pada saliva anak normal dan anak autisme. jenisMikroorganisme pada saliva anak autisme yaitu Streptococcus sp, Neisseria sp, Staphylococcus aureus, dan Candida sp, sementara pada saliva anak normal jenis Streptococcus sp dan Neisseria sp. Hasil uji statistik perbedaan jumlah Streptococcus sp didapatkan nilai p=0,001, pada Neisseria sp didapatkan nilai p=0,012. Kesimpulan: Terdapat perbedaan jenis dan jumlah koloni mikroorganisme pada saliva anak normal dan anak autisme.
Use of local anesthesia in children: literature review: Penggunaan bahan anastesi lokal pada anak: kajian pustaka Nurhayani Putri; Leny Sang Surya
Makassar Dental Journal Vol. 10 No. 3 (2021): Volume 10 Issue 3 Desember 2021
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35856/mdj.v10i3.465

Abstract

Local anesthetic agents are drugs used to relieve pain that may occur during dental procedures, one of them is tooth extraction. Lo-cal anesthetics are divided into two groups, namely esters and amides. Local anesthetics aim to immobilize the sensory nerves locally by administering drugs or other medical interventions so that the patient cannot feel pain for a certain duration of time. The use of local anesthesia is usually combined with topical anesthesia to relieve pain due to needle injection. Giving local anes-thesia to children is a psychological barrier for children because usually children are not tolerant of pain and fear. Providing good dental care without pain and comfort is the dentist's responsibility.
PSIKOEDUKASI PARENTING DI ERA MILENIAL UNTUK MENURUNKAN PARENTING STRESS PADA IBU Siska Oktari; Leny Sang Surya
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 11 (2023): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i11.4250-4255

Abstract

Artikel ini membahas dampak psikoedukasi terhadap parenting stress pada ibu dengan anak usia 1-10 tahun di era milenial. Parenting stress menjadi tantangan yang signifikan bagi orang tua dalam mendidik anak-anak. Psikoedukasi, pendekatan intervensi yang menggabungkan unsur pendidikan dan informasi psikologis, digunakan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam mengelola stress. Penelitian melibatkan 23 ibu yang mengikuti program psikoedukasi melalui presentasi dan sesi diskusi. Materi mencakup pola perilaku anak, cara menghadapi anak sesuai perkembangannya, dan menjaga kesehatan mental orang tua. Hasil menunjukkan partisipasi aktif peserta dan pertanyaan yang beragam selama sesi diskusi. Program ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan orang tua dan mengurangi parenting stress.