Steffano Aditya Handoko
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Tingkat kepuasan pasien jaminan kesehatan nasional terhadap mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Poliklinik Gigi dan Mulut RSUD Badung Mangusada Putu Ayu Risnia Jayanti Putri; Steffano Aditya Handoko; Ni Made Sri Nopiyani; Ni Wayan Arya Utami; Ni Kadek Fiora Rena Pertiwi
Bali Dental Journal Vol. 3 No. 2 (2019): June 2019
Publisher : School of Dentistry Faculty of Medicine Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/bdj.v3i2.33

Abstract

Latar Belakang: Peserta JKN mendapatkan manfaat di Fasilitas Kesehatan yang bekerjasama dengan JKN, salah satunya adalah RSUD Kabupaten Badung Mangusada. Poliklinik Gigi dan Mulut RSUD Badung, tercatat memiliki jumlah pasien JKN yang terus meningkat. Ditambah dengan adanya program KBS yang terintegrasi dengan JKN pada tanggal 1 Januari 2017. Akan terjadi peningkatan jumlah kunjungan serta peningkatan tuntutan untuk perbaikan kualitas layanan yang mempengaruhi kepuasan pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien JKN di Poliklinik Gigi dan Mulut RSUD Badung Mangusada. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat kepiasan pasien JKN di Poliklinik Gigi dan Mulut RSUD Badung Mangusada. Metode: Penelitian ini berjenis deskriptif observasional dengan pendekatan cross-sectional. Responden sebanyak 110 pasien dengan menggunakan consecutive sampling. Data diperoleh dengan pengisian kuisioner yang dikembangkan dari kerangka model SERVQUAL oleh Parasuraman. Hasil penelitian ini dianalisis secara univariat. Hasil: Penelitian menunjukan pasien JKN merasa sangat puas 64,5% dan puas 35,5%. Pada dimensi wujud nyata, 51,8% merasa puas dan 48,2% merasa sangat puas. Dimensi kehandalan, 50,9% merasa puas dan 49,1% merasa sangat puas. Dimensi jaminan, 38,2% merasa puas dan 61,8% merasa sangat puas. Dimensi ketanggapan, 49,1% merasa puas dan 50,9% merasa sangat puas. Dimensi empati adalah 40,9% merasa puas dan 59,1% merasa sangat puas. Simpulan: Secara keseluruhan, pasien JKN sudah merasa sangat puas. Pihak rumah sakit sebaiknya melakukan program penjaminan mutu yang berkesinambungan, khususnya pada aspek yang belum memuaskan pasien seperti dimensi kehandalan yaitu waktu tunggu pasien di Poliklinik.
Hubungan tingkat pengetahuan dan perilaku ibu dalam merawat gigi anak terhadap kejadian karies anak di TK Titi Dharma Denpasar Ni Putu Chandra Parama Jyoti; Putu Ratna Kusumadewi Giri; Steffano Aditya Handoko; Desak Putu Yuli Kurniati; Luh Wayan Ayu Rahaswanti
Bali Dental Journal Vol. 3 No. 2 (2019): June 2019
Publisher : School of Dentistry Faculty of Medicine Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/bdj.v3i2.34

Abstract

ABSTRAK: Latar Belakang: Anak usia sekolah di Indonesia memiliki risiko besar terkena karies karena faktor makanan, penggunaan fluoride, penggunaan susu botol serta tingkat pengetahuan dan perilaku dari orang tua yang berkaitan dengan perawatan gigi dan mulut. Pada anak usia Taman Kanak-kanak, perawatan gigi dan mulut masih bergantung kepada ibu yang merupakan figur terdekat seorang anak. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dan perilaku ibu dalam merawat gigi anak terhadap kejadian karies anak di TK Titi Dharma Denpasar. Metode penelitian: desain penelitian menggunakan metode cross-sectional analitik pada 46 ibu serta anaknya. Ibu diberikan kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan serta perilaku dalam merawat gigi anak, kemudian dilakukan pemeriksaan rongga mulut untuk mengetahui indeks karies anak dari ibu yang telah mengisi kuesioner tersebut. Hasil : dari hasil penelitian menunjukan bahwa 67,9% ibu memiliki pengetahuan yang baik, kemudian terdapat 65,22% ibu dengan perilaku yang baik mengenai perawatan gigi anak. Indeks karies di TK Titi Dharma Denpasar sebesar 3,9 (kategori sedang). Kesimpulan: kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan tingkat pengetahuan serta perilaku ibu dalam merawat gigi anak terhadap kejadian karies anak di TK Titi Dharma Denpasar.
Gambaran perawatan pencabutan gigi dan tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut di wilayah kerja Puskesmas Mengwi II Ni Putu Novi Wiantari; Putu Ika Anggaraeni; Steffano Aditya Handoko
Bali Dental Journal Vol. 2 No. 2 (2018): June 2018
Publisher : School of Dentistry Faculty of Medicine Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/bdj.v2i2.116

Abstract

Background: Tooth extraction is a procedure of pulling out the teeth from the alveolar bone socket. Tooth extraction is a last choice of treatment for the patients that have damaged tooth and cannot be treated anymore. Aim: The purpose of this study was to determine the level of society knowledge about oral health for the tooth extraction treatment in Puskesmas Mengwi II. Methods: A descriptive study with cross sectional approach was done from October 24 to November 30, 2016 at Puskesmas Mengwi II. Data were collected by means of questionnaires. Total sample of 76 respondents were patients aged 18 years and older who performed dental and oral treatment at Puskesmas Mengwi II. Statistical analysis of univariate and bivariate (chi square test) are used to determine the relationship between 2 variables.Results: The results of this study are 16 (21.1%) respondents performed tooth extractions and 60 (78.9%) respondents did not perform tooth extractions. There are 52 (68.4%) respondents with high level of oral health knowledge and 24 (31.6%) respondents with low level of oral health knowledge. Chi square test analysis showed the value of p = 0.019. Conclusions: It was concluded that respondents with low level of oral health knowledge have a higher proportion of tooth extraction compared with high level of oral health knowledge and it is statistically significant.
Uji efektifitas antibakteri ekstrak buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans in vitro Putu Wiswananta Parama; I Dewa Made Sukrama; Steffano Aditya Handoko
Bali Dental Journal Vol. 3 No. 1 (2019): January 2019
Publisher : School of Dentistry Faculty of Medicine Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/bdj.v3i1.136

Abstract

Introduction: Lime fruit has been used by the society in order to prevent and cure many disease that caused by bacteria, fungus and virus infection. Lime (Citrus aurantifolia) contain some active compounds such as alkaloid, flavonoid, steroid, triterpenoid, saponin, tannin and phenolic that can inhibit the growth of bacteria. Streptococcus mutans is a Gram-Positive, facultative anaerobe bacteria that caused dental caries. The aim of this study is to know whether lime (Citrus aurantifolia) extract has an effect on Streptococcus mutans growth in vitro. Method: An experimental research has been done using Post Test Only Control Group Design method with lime (Citrus aurantifolia) extract that its antibacterial effectivity was tested on Streptococcus mutans ATCC 35668. The test method used was Kirby-Bauer disc diffusion on Muller Hinton blood agar media. The lime extract on this research obtained using maseration method with methanol 98% as the solvent. The concentration created was 40%, 60%, and 80%. Positive control used was Vancomycin and the negative control used was methanol 98%. Result: The result is inhibition zone that formed around the extract disc was increased with enchancement of the extract concentration. The average of inhibition zone in 40%; 60%; 80% concentration is 14,2; 19,6; 22,6 mm. Statistical test One Way ANOVA showed that p<0.05 that mean there is a significant difference in every extract concentration that inhibit Streptococcus mutans growth in vitro. Conclusion: Lime fruit extract (Citrus aurantifolia) with a concentration of 40%, 60%, and 80% can inhibit the growth of Streptococcus mutans in vitro.
Hubungan antara pengetahuan dan perilaku menjaga kesehatan gigi dengan oral hygiene pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana N.W. Rossa Sri Astini; D.N Ari Susanti; Steffano Aditya Handoko
Bali Dental Journal Vol. 3 No. 2 (2019): June 2019
Publisher : School of Dentistry Faculty of Medicine Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/bdj.v3i2.167

Abstract

Introduction: Oral hygiene is one of important determinant for health as oral hygiene could affect various important functions such as speech, masticatory function and aesthetic. Students of dentistry in particular should able to apply the knowledge and behavior of maintaining healthy teeth and mouth of their own. The purpose of this study is to know the relation between knowledge and behaviour of maintaining dental health with oral hygiene of Dentistry Student at Medical Faculty of Udayana University. Method: Research method was analytical observational using cross sectional design. The subject of research was selected by total sampling method on Dentistry Student at Medical Faculty of Udayana University, thus 100 students were selected through inclusion and exclusion criterias. This research was conducted by giving questionnaire covering questions about knowledge and behavior and Oral Hygiene Index Smplified (OHI-S) was used as examination tool and as an indicator in asessing oral hygiene. Result: Significance correlation was documented for relationship between knowledge and oral hygiene using Chi-square test (p=0.026) and similar result also documented between oral hygiene and behavior of maintaining oral hygiene (p=0.006). Conclusion: From those results in this study, could be concluded that there is a relationship between knowledge and behaviour of maintaining dental health with oral hygiene on Dentistry Student at Medical Faculty of Udayana University.
Tingkat pengetahuan dan perilaku terhadap status kebersihan gigi dan mulut pengguna piranti ortodontik cekat pada mahasisa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Christina Immee Wijanarko; Steffano Aditya Handoko; Louise Cinthia Hutomo
Bali Dental Journal Vol. 4 No. 1 (2020): January 2020
Publisher : School of Dentistry Faculty of Medicine Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/bdj.v4i1.243

Abstract

ABSTRAK : Latar belakang: Mahasiswa bidang kesehatan akan memberikan pendidikan dan panduan kepada masyarakat mengenai kebersihan gigi dan mulut. Sebelum terjun ke masyarakat, penting untuk mengetahui tingkat pengetahuan, perilaku dan status kebersihan gigi dan mulut mereka sendiri, terutama bagi pengguna piranti ortodonti cekat yang memerlukan perhatian khusus. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan perilaku terhadap status kebersihan gigi dan mulut pengguna piranti ortodontik cekat pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan jumlah sampel 69 responden yang terdiri dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana pengguna piranti ortodonti cekat yang dipilih dengan teknik total sampling. Responden diberikan kuesioner kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan status kebersihan gigi dan mulut. Data yang didapat dianalisis secara univariabel dan bivariabel dengan pendekatan cross sectional dan analisis chi square. Hasil: Terdapat 31 orang (45%) yang memiliki status kebersihan gigi dan mulut buruk. Uji analisis menyatakan bahwa hubungan antara tingkat pengetahuan dan status kebersihan mendapat perolehan nilai p 0,000 dan hubungan antara perilaku dan status kebersihan mendapat perolehan nilai p 0,048. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan perilaku terhadap status kebersihan gigi dan mulut pengguna piranti ortodonti cekat pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.Kata kunci: pengetahuan, perilaku, status kebersihan, ortodontik cekat. ABSTRACT : Background : Medical students will provide education and guidance to the community about oral hygiene. Before entering the community, it’s important to know their level of knowledge, behavior and oral hygiene status, especially for fixed orthodontic appliance users that require special attention. Objective : The purpose of this research was to determine the relationship between the level of knowledge and behavior with oral hygiene status of students using fixed orthodontic appliance at Faculty of Medicine Udayana University. Methods : The research method used observational analytic with total sample of 69 respondents from students using fixed orthodontic appliance at Faculty of Medicine Udayana University that selected with total sampling technique. Respondents were given questionnaires and followed by examination of oral hygiene status. The data were analyzed univariable and bivariable with cross sectional approach and chi square analysis. Result : There are 31 students (45%) with poor oral hygiene. The result of this research showed the value of relationship between knowledge and oral hygiene status was p = 0.000 and the value of relationship between behavior and oral hygiene status was p = 0,048. Conclusion : There is a relationship between knowledge and behaviour with oral hygiene status of students using fixed orthodontic appliance at Faculty of Medicine Udayana Univeristy. Keywords : knowledge, behavior, oral hygiene status, fixed orthodontic.
Faktor-faktor yang memengaruhi kecemasan dental pada anak usia 8-12 tahun di Sekolah Dasar Negeri 3 Peguyangan Denpasar Made Kristiana Dewi; Steffano Aditya Handoko; Putu Nugrahaeni Widiasavitri
Bali Dental Journal Vol. 4 No. 1 (2020): January 2020
Publisher : School of Dentistry Faculty of Medicine Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/bdj.v4i1.247

Abstract

Background: Dental anxiety is a common problem when performing dental treatment. Dental anxiety associated with oral health problems and psychological problems. Dental anxiety is a complex multifactorial phenomenon, in some countries, dental anxiety is most prevalent in children. Anxiety levels in children will be easily observed at the age of 8-12 years because they were considered to have the ability to recognize the environment and have a high sense of curiosity. Anxiety in children need a special attention because it will affect the success of dental care.Aim: The aims of this research is to determine the factors that affect dental anxiety and the most influential factor on dental anxiety in children aged 8-12 years at Sekolah Dasar Negeri 3 Peguyangan Denpasar.Method: The method used in this research was cross-sectional analytic with purposive sampling technique and got sample of 182 childrens. The data were collected using a modified CFSS-DS questionnaire. Processing technique and data analysis is done by Pearson correlation test, Chi-square test, and logistic regression test.Result: The results showed that there are several factors that affect the dental anxiety in children (p <0,05) and there was the most influencing factor on dental anxiety in children with OR = 2,210.Conclution: The conclusions of this research are factors that affect dental anxiety in children aged 8-12 years in Sekolah Dasar Negeri 3 Peguyangan Denpasar is lack of control, medical experience, communication with patients, gender and dental practice environment and the most influential factor with dental anxiety in children aged 8-12 years in Sekolah Dasar Negeri 3 Peguyangan Denpasar is lack of control. Latar Belakang: Kecemasan dental merupakan masalah yang sering terjadi saat melakukan perawatan gigi. Kecemasan dental berhubungan dengan masalah kesehatan rongga mulut dan masalah psikologi. Kecemasan dental merupakan fenomena multifaktorial kompleks, di beberapa negara, kecemasan dental paling banyak ditemui pada anak-anak. Tingkat kecemasan pada anak akan mudah di observasi pada usia 8-12 tahun karena pada anak usia 8-12 tahun dianggap sudah memiliki kemampuan untuk mengenali lingkungannya serta memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Kecemasan pada anak memerlukan perhatian khusus karena akan memengaruhi keberhasilan perawatan gigi.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kecemasan dental serta faktor yang paling berpengaruh terhadap kecemasan dental pada anak usia 8-12 tahun di Sekolah Dasar Negeri 3 Peguyangan Denpasar.Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah analitik cross-sectional dengan teknik purposive sampling dan didapatkan sampel sebesar 182 anak. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner CFSS-DS yang telah dimodifikasi. Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan uji korelasi Pearson, uji Chi-square, dan analisis regresi logistik.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kecemasan dental pada anak (p<0,05) dan terdapat faktor yang paling berpengaruh terhadap kecemasan dental pada anak dengan nilai OR=2,210. Simpulan: Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor-faktor yang memengaruhi kecemasan dental pada anak usia 8-12 tahun di Sekolah Dasar Negeri 3 Peguyangan Denpasar adalah lack of control, pengalaman medis, komunikasi dengan pasien, jenis kelamin dan lingkungan praktek dokter gigi dan faktor yang paling berpengaruh terhadap kecemasan dental pada anak usia 8-12 tahun di Sekolah Dasar Negeri 3 Peguyangan Denpasar adalah lack of control.
Determinan perilaku perawatan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 12 tahun di wilayah kerja Puskesmas I Baturiti Ni Nyoman Feby Wulandari; Steffano Aditya Handoko; Desak Putu Yuli Kurniati
Intisari Sains Medis Vol. 9 No. 3 (2018): (Available online: 1 December 2018)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.175 KB) | DOI: 10.15562/ism.v9i3.265

Abstract

Latar Belakang: Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian fundamental dari kesehatan umum dan berpengaruh terhadap kesejahteraan secara keseluruhan. Para ahli sepakat bahwa penyakit gigi dan mulut merupakan “behavioral disease” atau penyakit terkait perilaku. Faktor yang mempengaruhi perilaku perawatan kesehatan gigi dan mulut belum diketahui, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk melihat determinan yang paling berpengaruh terhadap perilaku perawatan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 12 tahun di wilayah kerja Puskesmas I Baturiti, Tabanan.Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional analitik. Sampel pada penelitian ini adalah anak sekolah dasar yang berusia 12 tahun yang berada di wilayah kerja Puskesmas I Baturiti, Tabanan tahun ajaran 2016 dengan teknik simple random sampling. Hasil: Penelitian ini menunjukkan hasil hubungan determinan dengan perilaku perawatan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 12 tahun berdasarkan pengetahuan yaitu p=0,007. Berdasarkan sikap dengan nilai p=0,033. Berdasarkan sumber informasi yaitu p=0,000. Berdasarkan dukungan orang tua yaitu p=0,028. Sedangkan berdasarkan dukungan guru diperoleh p=0,009.Simpulan: Adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap, sumber informasi, dukungan orang tua dan dukungan guru dan sekolah dengan perilaku perawatan kesehatan gigi dan mulut pada anak. Sumber Informasi merupakan faktor dominan dalam mempengaruhi perilaku perawatan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 12 tahun di wilayah kerja Puskesmas I Baturiti, Tabanan.