Luh Wayan Ayu Rahaswanti
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

GAMBARAN PERILAKU MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDEMEN, KECAMATAN SIDEMEN, KABUPATEN KARANGASEM, PADA JUNI-JULI 2013 Desak Made Dwi Ambari Ningsih; Louise Cinthia Hutomo; Luh Wayan Ayu Rahaswanti
E-Jurnal Medika Udayana vol 4 no 4(2015):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.809 KB)

Abstract

Kesehatan gigi masih menjadi masalah di Indonesia dilihat dari prevalensi karies gigi yang mencapai 73% dari jumlah penduduk. Di Puskesmas Sidemen, penyakit gigi, gusi dan pulpa merupakan urutan keempat dari 10 besar penyakit yang paling sering terjadi. Adanya fakta bahwa ketersediaan air bersih, sikat gigi dan pasta gigi di daerah Sidemen tidak sulit diperoleh, menunjukkan adanya faktor lain yang mempengaruhi tingginya kejadian karies gigi, misalnya perilaku menggosok gigi dan juga pengetahuan  orang tua dan anak terhadap karies gigi.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi karies gigi, perilaku menggosok gigi, dan gambaran perilaku menggosok gigi terhadap kejadian karies gigi pada siswa usia sekolah dasar di wilayah Puskesmas Sidemen, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif potong-lintang yang dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2013. Penelitian ini menggunakan 68 orang sampel yang ditentukan secara purposive random sampling pada siswa usia 7 hingga 12 tahun di SD Negeri 1 Telagatawang. Pada penelitian ini, didapatkan prevalensi karies gigi pada anak usia sekolah dasar di wilayah kerja Puskesmas Sidemen  masih tinggi (58,8%). Sebanyak 58 orang (85,3%) belum menerapkan perilaku menggosok gigi yang memenuhi standar dan hanya 10 orang (14,7%) yang perilaku menggosok gigi sudah memenuhi standar. Karies gigi lebih banyak dialami oleh anak-anak yang tidak memenuhi standar dalam perilaku menggosok gigi, yaitu sebanyak 63,8% (37 orang) dari total 58 orang yang perilaku menggosok gigi tidak memenuhi standar. Sedangkan dari 10 orang yang memenuhi standar perilaku menggosok ternyata didapatkan sebagian besar, yaitu 7 orang (70%) tidak karies. Sehingga secara umum dari penelitian ini dapat ditarik simpulan bahwa terdapat kecenderungan peningkatan presentase kejadian karies gigi pada anak dengan perilaku menggosok gigi yang salah dibandingkan yang benar.    
GAMBARAN PERILAKU MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDEMEN, KECAMATAN SIDEMEN, KABUPATEN KARANGASEM, PADA JUNI-JULI 2013 Desak Made Dwi Ambari Ningsih; Louise Cinthia Hutomo; Luh Wayan Ayu Rahaswanti
E-Jurnal Medika Udayana vol 4 no 2 (2015):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.809 KB)

Abstract

Kesehatan gigi masih menjadi masalah di Indonesia dilihat dari prevalensi karies gigi yang mencapai 73% dari jumlah penduduk. Di Puskesmas Sidemen, penyakit gigi, gusi dan pulpa merupakan urutan keempat dari 10 besar penyakit yang paling sering terjadi. Adanya fakta bahwa ketersediaan air bersih, sikat gigi dan pasta gigi di daerah Sidemen tidak sulit diperoleh, menunjukkan adanya faktor lain yang mempengaruhi tingginya kejadian karies gigi, misalnya perilaku menggosok gigi dan juga pengetahuan  orang tua dan anak terhadap karies gigi.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi karies gigi, perilaku menggosok gigi, dan gambaran perilaku menggosok gigi terhadap kejadian karies gigi pada siswa usia sekolah dasar di wilayah Puskesmas Sidemen, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif potong-lintang yang dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2013. Penelitian ini menggunakan 68 orang sampel yang ditentukan secara purposive random sampling pada siswa usia 7 hingga 12 tahun di SD Negeri 1 Telagatawang. Pada penelitian ini, didapatkan prevalensi karies gigi pada anak usia sekolah dasar di wilayah kerja Puskesmas Sidemen  masih tinggi (58,8%). Sebanyak 58 orang (85,3%) belum menerapkan perilaku menggosok gigi yang memenuhi standar dan hanya 10 orang (14,7%) yang perilaku menggosok gigi sudah memenuhi standar. Karies gigi lebih banyak dialami oleh anak-anak yang tidak memenuhi standar dalam perilaku menggosok gigi, yaitu sebanyak 63,8% (37 orang) dari total 58 orang yang perilaku menggosok gigi tidak memenuhi standar. Sedangkan dari 10 orang yang memenuhi standar perilaku menggosok ternyata didapatkan sebagian besar, yaitu 7 orang (70%) tidak karies. Sehingga secara umum dari penelitian ini dapat ditarik simpulan bahwa terdapat kecenderungan peningkatan presentase kejadian karies gigi pada anak dengan perilaku menggosok gigi yang salah dibandingkan yang benar.    
Gambaran Kejadian Karies Gigi Berdasarkan Body Mass Index pada Anak-anak Usia 48-60 Bulan di TK Negeri Pembina Denpasar Dylan Dharmalaksana; L W Ayu Rahaswanti; Luh Seri Ani
Bali Dental Journal Vol. 1 No. 1 (2017): January 2017
Publisher : School of Dentistry Faculty of Medicine Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/bdj.v1i1.6

Abstract

Karies gigi merupakan masalah gigi yang utama khususnya pada kelompok anak usia sekolah. Karies pada anak akan berdampak pada pola makan, tumbuh kembang anak, dan konsentrasi belajar. Salah satu faktor yang berhubungan terjadinya karies adalah Body Mass Index (BMI). BMI telah menjadi standar di dunia medis untuk mendefinisikan obesitas. Tujuan : untuk mengetahui gambaran kejadian karies gigi berdasarkan BMI, usia dan jenis kelamin pada anak usia 48-60 bulan di TK Negeri Pembina Denpasar. Metode penelitian: jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional, dengan teknik sampling menggunakan total sampling pada 42 orang anak umur 48-60 bulan di TK Negeri Pembina Denpasar. Data diperoleh dengan pemeriksaan klinis untuk mengetahui kejadian karies dan pengukuran tinggi serta berat badan untuk menghitung Body Mass index (BMI). Hasil: hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata indeks def-t (decayed, extracted, filled tooth) pada anak usia 48-60 bulan di TK Negeri Pembina Denpasar sebesar 6,26 (kategori tinggi). Dari kategori BMI 2 anak yang masuk dalam kategori sangat kurus, 3 orang yang masuk kategori kurus,30 orang yang masuk ketegori normal, dan 7 orang yang masuk kategori gemuk. Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini adalah angka kejadian karies pada anak-anak umur 48-60 bulan di TK Negeri Pembina Denpasar tergolong tinggi, dan anak yang termasuk kategori kurus memiliki presentase kejadian karies paling tinggi
Perbandingan indeks plak setelah konsumsi buah apel fuji (Malus pumila) dan buah apel manalagi (Malus sylvestris mill) pada anak usia 9 dan 10 tahun di SD Negeri 1 Dalung Dik Megaputri Handayani; I Dewa Made Sukrama; L.W. Ayu Rahaswanti
Bali Dental Journal Vol. 2 No. 1 (2018): January 2018
Publisher : School of Dentistry Faculty of Medicine Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/bdj.v2i1.27

Abstract

Background: Primary prevention of oral health problems need to be carried by applying the habit of plaque control to the children. Plaque control can be done naturally by chewing solid and fibrous food, such as apples. Objective: The aim of this study was to determine the plaque index before and after chewing Manalagi and Fuji apples. Methods: This study is an experimental research which used Pre-Post Test Control Group Design on children aged 9 to 10 years old. The sampling technique was using simple random sampling on 32 children and divided into 2 groups. Group 1 was chewing 100 grams of Fuji apples as the control group and group 2 was chewing 100 grams of Manalagi apples as the tested group. Results: The result from Paired Sample T-test shows that there was a significant difference of mean plaque index before and after chewing Fuji apples and Manalagi apples (p<0,05). The result from Independent Sample T-test shows that there was a significant difference of mean plaque index value between the group who was chewing Manalagi apples and group who was chewing Fuji apples (p<0,05). Conclusion: The conclusion of this study is that both of chewing Fuji apples and Manalagi apples are effective in reducing plaque accumulation, where chewing Manalagi apples shows higher efficacy in reducing plaque accumulation compared with chewing Fuji apples.
Hubungan tingkat pengetahuan dan perilaku ibu dalam merawat gigi anak terhadap kejadian karies anak di TK Titi Dharma Denpasar Ni Putu Chandra Parama Jyoti; Putu Ratna Kusumadewi Giri; Steffano Aditya Handoko; Desak Putu Yuli Kurniati; Luh Wayan Ayu Rahaswanti
Bali Dental Journal Vol. 3 No. 2 (2019): June 2019
Publisher : School of Dentistry Faculty of Medicine Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/bdj.v3i2.34

Abstract

ABSTRAK: Latar Belakang: Anak usia sekolah di Indonesia memiliki risiko besar terkena karies karena faktor makanan, penggunaan fluoride, penggunaan susu botol serta tingkat pengetahuan dan perilaku dari orang tua yang berkaitan dengan perawatan gigi dan mulut. Pada anak usia Taman Kanak-kanak, perawatan gigi dan mulut masih bergantung kepada ibu yang merupakan figur terdekat seorang anak. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dan perilaku ibu dalam merawat gigi anak terhadap kejadian karies anak di TK Titi Dharma Denpasar. Metode penelitian: desain penelitian menggunakan metode cross-sectional analitik pada 46 ibu serta anaknya. Ibu diberikan kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan serta perilaku dalam merawat gigi anak, kemudian dilakukan pemeriksaan rongga mulut untuk mengetahui indeks karies anak dari ibu yang telah mengisi kuesioner tersebut. Hasil : dari hasil penelitian menunjukan bahwa 67,9% ibu memiliki pengetahuan yang baik, kemudian terdapat 65,22% ibu dengan perilaku yang baik mengenai perawatan gigi anak. Indeks karies di TK Titi Dharma Denpasar sebesar 3,9 (kategori sedang). Kesimpulan: kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan tingkat pengetahuan serta perilaku ibu dalam merawat gigi anak terhadap kejadian karies anak di TK Titi Dharma Denpasar.
Hubungan perilaku menyikat gigi dengan tingkat kebersihan gigi dan rongga mulut anak sekolah dasar Usia 7-12 tahun di SD Negeri 3 Peguyangan, Bali-Indonesia Luh Putu Sasmi Indudewi; Luh Wayan Ayu Rahaswanti; I Gusti Ayu Fienna Novianthi Sidiartha
Bali Dental Journal Vol. 4 No. 2 (2020): June 2020
Publisher : School of Dentistry Faculty of Medicine Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/bdj.v4i2.49

Abstract

Poor oral hygiene could lead into plaque accumulation. Tooth brushing behavior is one way of mechanical plaque control that could keep the oral hygiene in a good condition. The aim of this study was to determine the correlation of tooth brushing behavior with oral hygiene in primary school children aged 7-12 years in SD Negeri 3 Peguyangan. Method: this study is a cross-sectional analytic study that included 100 samples of primary school children aged 7-12 years in SD Negeri 3 Peguyangan by using stratified and simple random sampling. The data was collected through interviews by questionnaire about daily tooth brushing behavior and examined sample’s oral hygiene, then analized with univariate and bivariate (chi-square) test. Result: the result of this study shows that there were 55% samples with good tooth brushing behavior and 36% samples with fair oral hygiene. Chi-square analysis showed that there is a significant correlation between tooth brushing behavior with oral hygiene, with p values (<0.05) p=0.009. Conclusion: The conclusion of this study is that, there is a correlation of tooth brushing behavior with oral hygiene in primary school children aged 7-12 years in SD Negeri 3 Peguyangan. Latar Belakang: Tingkat kebersihan gigi dan rongga mulut yang buruk dapat menyebabkan terjadinya akumulasi plak. Salah satu cara menjaga kebersihan rongga mulut yaitu dengan perilaku menyikat gigi yang merupakan kontrol plak secara mekanik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku menyikat gigi dengan tingkat kebersihan gigi dan rongga mulut anak sekolah dasar di SD Negeri 3 Peguyangan. Metode: Desain penelitian ini menggunakan metode cross-sectional analitik dengan melibatkan 100 sampel anak sekolah dasar berusia 7-12 tahun di SD Negeri 3 Peguyangan yang dipilih melalui stratified dan simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kuesioner kepada sampel dan pemeriksaan tingkat kebersihan gigi dan rongga mulut sampel. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara univariat dan bivariat. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan 55% sampel memiliki perilaku baik dan sebagian besar sampel memiliki tingkat kebersihan gigi dan rongga mulut sedang yaitu 36% Hasil analisis chi square didapatkan bahwa p=0,009 untuk hubungan perilaku menyikat gigi dengan tingkat kebersihan gigi dan rongga mulut. KesimpulaSimpulan:n dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara perilaku menyikat gigi dengan tingkat kebersihan gigi dan rongga mulut anak sekolah dasar usia 7-12 tahun di SD Negeri 3 Peguyangan.
Hubungan Pengetahuan Kebersihan Gigi dan Mulut dengan Indeks Karies pada Anak Usia 10-12 Tahun di Sekolah Dasar Negeri 5 Sumerta Gusti Ngurah Ade Sorolawe; Luh Wayan Ayu Rahaswanti; Desak Putu Yuli Kurniati
Bali Dental Journal Vol. 5 No. 2 (2021): June 2021
Publisher : School of Dentistry Faculty of Medicine Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/bdj.v5i2.71

Abstract

Background: Oral hygiene knowledge is a factor that can affect the occurrence of dental caries. The prevention of dental caries occurrence can be done with Dental Health Education (DHE) to the community especially early childhood because, in this phase, the teeth growth enter the mixed dentition phase, the children are more independent and able to receive information. DHE can be given through public health services from a program called UKGS (School Dental Health Unit) that are aimed at elementary school children. Objective: The purpose of this study is to determine the relationship between the levels of oral hygiene knowledge with caries index in children aged 10-12 years at SDN 5 Sumerta. Methods: This research used an analytical research design with a cross-sectional approach. The sampling technique is using simple random sampling with 50 children as total samples. Data was obtained by questionnaire and dental screening, then analyzed with Rank Spearman Test. Results: The results of this study showed that children with high knowledge levels had a def-t index of 1.38 and DMF-T of 0.19. This value was lower compared to children with less knowledge who had the def-t index of 4.83 and the DMF-T index of 2.17. Spearman rank test results showed a value of (p) is -0.596 on def-t and -0.658 on DMF-T and a value of (α) is 0.01 (α < 0.05) which means that the correlation is significant. Conclusion: The conclusion of this research was oral hygiene knowledge had a strong association with the caries index of deciduous or permanent teeth with a negative correlation value. Latar belakang: Pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat terjadinya karies gigi. pencegahan terhadap terjadinya karies gigi dapat dilakukan dengan pemberian Dental Health Education (DHE) kepada masyarakat terutama anak usia dini karena pada fase ini, gigi memasuki fase gigi bercampur serta anak mulai lebih mandiri dan mampu menerima informasi. DHE dapat diberikan melalui salah satu program puskesmas yaitu UKGS (Unit Kesehatan Gigi Sekolah) yang ditujukan pada anak sekolah dasar. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan kebersihan gigi dan mulut dengan indeks karies pada anak usia 10-12 tahun di SDN 5 Sumerta. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional. Tehnik sampling menggunakan metode simple random sampling dengan total sampel 50 orang anak. Data diperoleh dengan pemberian kuesioner dan screening gigi, kemudian dianalisis dengan Uji Rank Spearman. Hasil : Hasil dari penelitian ini menunjukan anak dengan tingkat pengetahuan tinggi memiliki indeks def-t sebesar 1,38 dan DMF-T sebesar 0,19. Nilai ini lebih rendah dibandingkan dengan anak dengan pengetahuan kurang yang memiliki indeks def-t sebesar 4,83 dan indeks DMF-T sebesar 2,17. Hasil uji rank spearman menunjukan nilai (p) sebesar -0,596 pada def-t dan -0,658 pada DMF-T dan nilai (α) 0,01 yang berarti bahwa korelasi signifikan karena nilai (α) < 0,05. Simpulan: Simpulan penelitian ini adalah pengetahuan kebersihan gigi dan mulut memiliki hubungan yang kuat terhadap indeks karies gigi sulung atau permanen dengan nilai korelasi negatif.
Gambaran kejadian karies dan konsumsi makanan kariogenik pada anak usia 10-12 tahun di Sekolah Dasar Negeri 3 Batur Intan Pertiwi; Luh Wayan Ayu Rahaswanti; I Wayan Gede Sutadarma
Bali Dental Journal Vol. 2 No. 2 (2018): June 2018
Publisher : School of Dentistry Faculty of Medicine Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/bdj.v2i2.114

Abstract

Background: Caries is the main oral disease among Indonesian society. One of the main etiology of the dental caries is cariogenic food intake. Aim: The aim of this study was to investigate the caries incidence and cariogenic food intake pattern among elementary students aged 10 to 12 years old at Batur village, Gianyar, Bali. Methods: This study is a cross sectional descriptive study. The data was collected by filling Food Frequency Questionnaires (FFQ) by 104 elementary students aged 10 to 12 years old to investigate the type and intake pattern of cariogenic food. Results: The result shows that the average of def-t index (decayed, extracted, filled tooth) among respondents was 1,8 (low category), and the average of DMF-T index (Decayed, Missing, Filled Tooth) was 2,78 (moderate category). The highest cariogenic food was candy which was consumed more than 3 times a day and 5 to 6 times a week. Conclusions: The conclusion of the study is that the caries incidence and the cariogenic contained food intake rate are cariogenic contained food intake among elementary student at Batur village, Gianyar, Bali.
Pengaruh durasi pemberian air susu ibu terhadap intercanine distance dan intermolar distance pada anak usia 4 - 5 tahun di Taman Kanak-Kanak Handayani Denpasar AA B Dasta Budawangsa; Louise Cinthia Hutomo; Luh Wayan Ayu Rahaswanti
Bali Dental Journal Vol. 3 No. 1 (2019): January 2019
Publisher : School of Dentistry Faculty of Medicine Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/bdj.v3i1.131

Abstract

Introduction: Some studies have reported that breastfeeding duration can affect the growth and development of the children’s jaws. It happens because the oral motion of the baby during breastfeeding is actually a combination of sucking, chewing, swallowing and breathing which can stimulate the growth and development of the jaw arch including the arch width and the occlusion pattern of the child. The aim of this study is to determine the effect of breastfeeding duration towards the arch width by measuring the Intercanine Distance (ICD) and Intermolar Distance (IMD) in 4 to 5 years old children at Handayani Kindergarten Denpasar. Method: This is an analytical research with cross-sectional approach on 40 children whom selected with total sampling technique. The arch width data was collected by measuring ICD and IMD from each maxillary arch study model using a caliper, while breasfeeding duration data was collected by using questionnaire, and those data was analized with Fisher’s Exact Test. Result: the results of this study shows that there are significant differences in ICD in children with breastfeeding duration less than 6 months and children with breastfeeding duration is 6 months or more (p<0.05), and no significant difference in IMD (p>0.05). Conclusion: the conclusion of this study is the duration of breastfeeding affect the size of ICD, but it does not affect the size of IMD.
Prevalensi bottle feeding caries dan faktor risiko pada anak usia 3 sampai 5 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Mengwi III Badung Made Dena Pramita; L W Ayu Rahaswanti; Ni Luh Putu Ariastuti
Bali Dental Journal Vol. 3 No. 1 (2019): January 2019
Publisher : School of Dentistry Faculty of Medicine Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/bdj.v3i1.133

Abstract

Introduction: Bottle feeding caries is multifactorial tooth decay in infants due to the high consumption of refined carbohydrates, and poor oral hygiene. Risk factors for bottle feeding caries include parent socio-economic status, knowledge of parents, experience of dental caries of parents, certain diseases, and the habit of drinking poor formula milk.The aim of the study is to investigate the prevalence and risk factor of bottle feeding caries in children aged 3 to 5 years old at Puskesmas Mengwi III Badung work area. Method: This study is a cross sectional observational descriptive study, and used multistage random sampling technique on 93 children aged 3 to 5 years old. Result: The prevalence of of bottle feeding caries was 40.9%, and the incidence of bottle feeding caries had tendency to happen in children aged 3 to 5 years old who had her/his first tooth eruption at the age of 8 to 12 month, and had poor pattern of bottle feeding. Conclusion: The conclusion of this study is the prevalence of bottle feeding caries in Puskesmas Mengwi III Badung work area is relatively high. Most of those children came from poor socio-economic family, parents with caries history and have low level of knowledge about oral hygiene maintenance.