Putu Ratna Kusumadewi Giri
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Hubungan antara plak gigi dengan risiko karies gigi pada siswa kelas 4-6 di SD Negeri 4 Sanur Kadek Ayu Riska Iswari; Putu Ratna Kusumadewi Giri; Ni Wayan Septarini
Bali Dental Journal Vol. 1 No. 2 (2017): June 2017
Publisher : School of Dentistry Faculty of Medicine Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/bdj.v1i2.14

Abstract

ABSTRAK: Karies gigi merupakan penyakit multifaktorial dan merupakan penyakit gigi dan mulut dengan prevalensi dan morbiditas yang sangat tinggi. Faktor pencetus terjadinya karies gigi dan faktor risiko yang paling penting dalam proses demineralisasi gigi adalah produksi asam oleh plak gigi. Tindakan preventif dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut dapat dilakukan melalui kontrol plak sebagai prosedur utama untuk mengetahui faktor risiko karies gigi pada anak. Identifikasi Plak dapat dilakukan baik dengan skrining plak langsung pada permukaan gigi atau dengan menggunakan disclosing agent. Kontrol plak dengan menggunakan disclosing agent mudah dilakukan karena mampu secara efektif mengidentifikasi plak patologis dan menilai tingkat risiko karies gigi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara plak gigi dengan risiko karies gigi pada anak-anak kelas 4-6 di SD Negeri 4 Sanur. Metode penelitian: Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian adalah 107 siswa kelas 4-6 yang bersekolah di SD Negeri 4 Sanur dan dipilih menjadi sampel. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan systematic random sampling. Pengukuran skor plak gigi menggunakan indeks plak O’Leary. Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil: hasil penelitian mengenai hubungan plak gigi dengan risiko karies gigi, didapatkan nilai p=0,042 (p<0,05) dengan nilai OR = 2,46 (95% CI = 1,02-5,91). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara plak gigi dengan risiko karies gigi pada siswa kelas 4-6 di SD Negeri 4 Sanur. Semakin matang plak yang ada dipermukaan gigi apabila dibiarkan dalam jangka waktu yang lama akan meningkatkan risiko terjadinya karies gigi.
Hubungan tingkat pengetahuan dan perilaku ibu dalam merawat gigi anak terhadap kejadian karies anak di TK Titi Dharma Denpasar Ni Putu Chandra Parama Jyoti; Putu Ratna Kusumadewi Giri; Steffano Aditya Handoko; Desak Putu Yuli Kurniati; Luh Wayan Ayu Rahaswanti
Bali Dental Journal Vol. 3 No. 2 (2019): June 2019
Publisher : School of Dentistry Faculty of Medicine Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/bdj.v3i2.34

Abstract

ABSTRAK: Latar Belakang: Anak usia sekolah di Indonesia memiliki risiko besar terkena karies karena faktor makanan, penggunaan fluoride, penggunaan susu botol serta tingkat pengetahuan dan perilaku dari orang tua yang berkaitan dengan perawatan gigi dan mulut. Pada anak usia Taman Kanak-kanak, perawatan gigi dan mulut masih bergantung kepada ibu yang merupakan figur terdekat seorang anak. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dan perilaku ibu dalam merawat gigi anak terhadap kejadian karies anak di TK Titi Dharma Denpasar. Metode penelitian: desain penelitian menggunakan metode cross-sectional analitik pada 46 ibu serta anaknya. Ibu diberikan kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan serta perilaku dalam merawat gigi anak, kemudian dilakukan pemeriksaan rongga mulut untuk mengetahui indeks karies anak dari ibu yang telah mengisi kuesioner tersebut. Hasil : dari hasil penelitian menunjukan bahwa 67,9% ibu memiliki pengetahuan yang baik, kemudian terdapat 65,22% ibu dengan perilaku yang baik mengenai perawatan gigi anak. Indeks karies di TK Titi Dharma Denpasar sebesar 3,9 (kategori sedang). Kesimpulan: kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan tingkat pengetahuan serta perilaku ibu dalam merawat gigi anak terhadap kejadian karies anak di TK Titi Dharma Denpasar.
Gambaran kejadian pulpitis di wilayah kerja Puskesmas Dawan I Klungkung I Gede Krisna Merta Yoga; Putu Ratna Kusumadewi Giri; Ketut Suarjana
Bali Dental Journal Vol. 2 No. 2 (2018): June 2018
Publisher : School of Dentistry Faculty of Medicine Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/bdj.v2i2.115

Abstract

Background: Dental caries is a multifactorial disease in hard tissue that can occur when there are factors interrelated to one another. Untreated dental caries will reach the pulp and cause pulp inflammation or pulpitis. Factors that cause pulpitis are internal factors and external factors. Aim: The purpose of this study is to know the prevalence of pulpitis in the region of Dawan I primary health center.Methods: Descriptive study used with cross sectional study approach was used in this study. Sample of 107 people was obtained by simple random sampling. Results: The result showed that prevalence of pulpitis in the region of Dawan I primary health center is high (25.2%). Meanwhile, the prevalence of respondents who have bad habit amounted to 66.7%. Respondents who have bad healthy behavior amounted 85.2%. Association between pulpitis and habit are significant in statistics (p=<0.001). The prevalence of pulpitis more occur in bad nutrition intake amounted 100%. Association between pulpitis and nutrition are significant in statistics (p=<0.001). Conclusions: It is concluded that the prevalence of pulpitis in the region of Dawan I primary health center is high. Community in the region of Dawan I primary health center which mostly pulpitis have a bad habit, bad healthy behavior and bad nutrition intake. Primary health center is expected to provide information by using media such as film, slide or print media to change habits, behavior and nutrition community.
Gambaran tingkat kecemasan terhadap prosedur perawatan gigi pada mahasiswa di berbagai Program Studi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Ni Putu Fitri Agustiari; Putu Ratna Kusumadewi Giri; Naomi Vembriati
Bali Dental Journal Vol. 2 No. 2 (2018): June 2018
Publisher : School of Dentistry Faculty of Medicine Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/bdj.v2i2.117

Abstract

Background: Anxiety about dental procedures is a natural thing experienced by every individual. The development of anxiety about dental procedures occur between ages of 18 and 26 years old, which has considered as a college student. Medical student is already equipped with knowledge about oral health science, both basic science or more specific one. With enough knowledge, it is expected that medical students do not feel anxious when performing dental treatment. Aim: The aim of this study is to describe the level of anxiety about dental procedures to students in Medical Faculty, Udayana University. Method: This study is a quantitative descriptive study with cross-sectional approach. The 107 samples was obtained using simple random sampling. Data were collected by using The Corah Dental Anxiety Scale (CDAS) questionnaire to determine the level of knowledge, the level of anxiety and dental procedures that the student most-worried about. Results: The results showed that the student with high level of knowledge (80%) are likely to experience mild to moderate anxiety. Whereas student with low level of knowledge (20%) tend to experience up to severe anxiety. Women tend to be more anxious than men. Conclusion: Conclusions from this research is most student in Medical Faculty, Udayana University tend to feel anxious when performing dental treatments.
Hubungan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut terhadap karies pada anak Sekolah Dasar 1 Astina Kabupaten Buleleng, Singaraja-Bali Putu Eka Mery Utami Putri Sari; Putu Ratna Kusumadewi Giri; Ni Wayan Arya Utami
Bali Dental Journal Vol. 3 No. 1 (2019): January 2019
Publisher : School of Dentistry Faculty of Medicine Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/bdj.v3i1.127

Abstract

Introduction: Dental caries in children is a very important issue and a major of dental and oral diseases in Indonesia. Caries is caused by multifactorial, four main factors including Host, Substrate, Microorganisms, and Time. The most influential of the high prevalence of caries is the behaviour. Behaviour of dental and oral health care has an important role to influence the dental and oral health status. Behaviour of dental and oral health care such as toothbrushing behaviour, consumption of food, and dentist visits. The purpose of this study was describing the relationship between behaviour of dental and oral health care against caries among student of SD 1 Astina Singaraja. Method: This study was an observasional analytic study using a cross-sectional approach. Sample number were 102 students who selected by Simple Random Sampling technique. Data were collected by questionnaire and screening with sonde and mouth mirror sterile. Result: Chi square test result showed p value = 0.005 (p<0.05) at the behaviour of dental and oral health care both in def-t and DMF-T categories. Conclusion: It can be cocluded that there were relationship between behaviour of dental and oral health care against caries among student of SD 1 Astina Singaraja p=0.005 (p<0.05).
Perbedaan kebocoran mikro antara resin komposit fiber dan non fiber pada kavitas kelas I Ivo Rennya Vidyanara; Putu Ratna Kusumadewi Giri; Sari Kusumadewi
Bali Dental Journal Vol. 5 No. 1 (2021): January 2021
Publisher : School of Dentistry Faculty of Medicine Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/bdj.v5i1.153

Abstract

Introduction: Microleakage is defined as the formation of a gap due to poor adaptation between restorative material and the surface of cavity wall. Composite resin used in this study are fiber and non-fiber composite resins. Fiber composite resin provides lower polymerization shrinkage and flow, it is easy to adapt to the cavity, while non-fiber composite resin will reduce volumetric shrinkage so polymerization shrinkage decreases, too. Aims: This study aims to determine the differences of microleakage between fiber and non-fiber composite resins in class I cavities. Method: This research is a laboratory experimental study with a post test only control group design. Thirty two premolar maxilla were prepared in class I cavities and randomly divided into two groups, group I uses fiber composite resin restorations and group II uses non-fiber composite resin restorations. Samples were immersed in saline solution for 24 hours, then it was thermocycled, 100 cycled at temperature between 5oC and 55oC. Samples were immersed in methylene blue for 24 hours then microleakage was observed and measured by method of dry penetration using stereomicroscope. Statistical analysis used univariate analysis with frequency distribution tables and non parametric Mann Whitney Test. Result: The results showed that microleakage in group I was smaller than in group II. The results of the analysis showed that there were significant differences between two groups (p<0,05) Conclusion: The conclusion of this study was fiber composite resin has a smaller microleakage than non-fiber composite resin Latar Belakang: Kebocoran mikro didefinisikan sebagai terbentuknya celah akibat adaptasi yang kurang baik antara bahan restoratif dan permukaan dinding kavitas. Resin komposit yang digunakan pada penelitian ini resin komposit fiber dan non fiber. Resin komposit fiber memberikan polymerization shrinkage yang lebih rendah dan lebih flow sehingga mudah beradaptasi pada kavitas, sedangkan resin komposit non fiber akan mengurangi volumetrik shrinkage sehingga penyusutan saat polimerisasi berkurang. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kebocoran mikro antara resin komposit fiber dan non fiber pada kavitas kelas I. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan post-test only control group design. Penelitian dilakukan pada 32 gigi premolar maksila yang dipreparasi kavitas kelas I dan dibagi menjadi dua kelompok, kelompok I menggunakan restorasi resin komposit fiber dan kelompok II menggunakan restorasi resin komposit non fiber. Sampel direndam dalam larutan saline selama 24 jam, kemudian dilakukan proses thermocycling sebanyak 100x pada suhu 5oC dan 55oC. Sampel direndam dalam larutan methylene blue selama 24 jam kemudian dilakukan pengamatan dan pengukuran kebocoran mikro dengan metode penetrasi zat warna yang dilihat di bawah stereomikroskop. Analisis statistik menggunakan analisis univariat dengan tabel distribusi frekuensi dan analisis statistik non-parametrik Mann-Whitney Test. Hasil: Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kebocoran mikro pada kelompok I lebih kecil dibandingkan pada kelompok II. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok (p<0,05). Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini adalah resin komposit fiber memiliki kebocoran mikro yang lebih kecil daripada resin komposit non fiber.
Gambaran Kondisi Oral Hygiene dan Karies Gigi pada Duta Pariwisata Kabupaten Klungkung I Gusti Ayu Dinda Sarmista Dewi; Putu Ratna Kusumadewi Giri; Ni Made Sri Nopiyani
Bali Dental Journal Vol. 5 No. 1 (2021): January 2021
Publisher : School of Dentistry Faculty of Medicine Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/bdj.v5i1.161

Abstract

Introduction: Tourism generates billions of dollars in revenues and millions of jobs around the world. Figures that can help in introducing or promoting the tourism is tourism ambassadors. As a Tourism Ambassador it requires the ability or expertise in promoting tourism potential and has an attractive appearance that is able to influence the people. The task of a Tourism Ambassador will be directly into the community to promote regional tourism. So that people are interested to listening, the Tourism Ambassador must pay attention to his appearance. Face is a part that becomes the center attention, while the mouth is the most prominent part because the condition of the tooth affects the appearance of a person. Oral hygiene can cause bad breath that can affect the confident in the task of being a tourism ambassador of Klungkung Regency. Caries can cause toothache that can also interfere with the task. Objective: To know the condition of oral hygiene and dental caries in the tourism ambassadors of Klungkung Regency. Research method: This research is a descriptive research conducted on the tourism Ambassador of Klungkung Regency with a total of 50 respondents. Results: Through OHI-S examination the results were good (92%), moderate (8%). Through DMF-T examination obtained very low results (82%), low (6%), and moderate (12%). Conclusion : Oral Hygiene conditions in Ambassadors Tourism of Klungkung Regency is on good criteria and condition of caries The teeth are on very low criteria. Pendahuluan : Pariwisata menghasilkan miliaran dolar dalam pendapatan dan jutaan pekerjaan di seluruh dunia. Figur yang dapat membantu dalam memperkenalkan atau mempromosikan potensi wisata suatu daerah yaitu Duta Pariwisata. Dalam menjalankan peran sebagai Duta Pariwisata dibutuhkan kemampuan atau keahlian dalam mempromosikan potensi wisata serta memiliki penampilan yang menarik yang mampu mempengaruhi massa. Tugas seorang Duta Pariwisata nantinya akan terjun langsung ke masyarakat untuk mempromosikan pariwisata daerahnya. Agar masyarakat tertarik untuk mendengarkan, Duta Pariwisata haruslah memperhatikan penampilannya. Wajah merupakan bagian yang menjadi pusat perhatian dari tubuh kita, sedangkan mulut adalah bagian yang paling menonjol karena itu kondisi gigi mempengaruhi penampilan seseorang Oral hygiene yang buruk dapat menyebabkan bau mulut yang dapat mempengaruhi rasa percaya diri saat melakukan tugas sebagai Duta Pariwisata Kabupaten Klungkung. Karies dapat menyebabkan Duta Pariwisata Kabupaten Klungkung merasakan sakit gigi yang juga dapat mengganggu saat menjalankan tugas. Tujuan: Mengetahui gambaran kondisi oral hygiene dan karies gigi pada Duta Pariwisata Kabupaten Klungkung. Metode Penelitian : Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang dilakukan pada Duta Pariwisata Kabupaten Klungkung dengan jumlah 50 responden. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kondisi oral hygiene dan karies gigi secara langsung Hasil : Melalui pemeriksaan OHI-S diperoleh hasil baik (92%), sedang (8%). Melalui pemeriksaan DMF-T diperoleh hasil sangat rendah (82%), rendah (6%), dan sedang (12%). Kesimpulan : Kondisi Oral Hygiene pada Duta Pariwisata Kabupaten Klungkung berada pada kriteria baik dan kondisi Karies Gigi berada pada kriteria sangat rendah.
Perbandingan efektivitas permen karet yang mengandung ekstrak teh hijau “camellia sinesis” dengan permen karet yang mengandung xylitol terhadap penurunan tingkat halitosis pada mahasiswa di Universitas Udayana I Dewa Md Bagus Putra Baskara; Desak Nyoman Ari Susanti; Ratna Kusumadewi Giri
Bali Dental Journal Vol. 3 No. 2 (2019): June 2019
Publisher : School of Dentistry Faculty of Medicine Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/bdj.v3i2.165

Abstract

Introduction: Halitosis is a oral maloudour that comes from mouth and caused by Volatile Sulfure Compounds. The Solution to overcome the malodour is by chewing gum. Chewing gum that often consumed by a lot people is chewing gum that contain green tea extract and chewing gum that contain xylitol. The purpose in this study is to compare the efectiveness of chewing gum that contain green tea extract and chewing gum that contain xylitol in reduce halitosis rate on Udayana University student. Method: This study used an experimental study, with 32 student on Udayana University as a sample that divided into 2 groups including groups of study subject that were instructed to chew gum that contain green tea extract and groups of study subject that were instructed to chew gum that contain xylitol. The sample was taken by using purposive sampling technique. Result: The result in this study show chewing gum contain green extract is more effective in reducing halitosis based on the halitosis level measurement that show constant value at minute 20 to minute 40 with mean 2,13 compared with chewing gum contain xylitol that have 2,88 value. There are significant differences on the effectiveness of chewing gum contain green tea extract and chewing gum contain xylitol to reduce the halitosis level with the p value 0,000 (p<0,05). Conclusion: Chewing gum containg green tea extract is more effective to reduce halitosis compared to xylitol chewing gum.
Gambaran Mutu Pelayanan Kesehatan Gigi dan Kepuasan Pasien Di Poli Gigi Puskesmas Abiansemal IV Badung Ni Putu Ita Mahayati; Putu Ratna Kusumadewi Giri; I Md Ady Wirawan
Bali Dental Journal Vol. 5 No. 2 (2021): June 2021
Publisher : School of Dentistry Faculty of Medicine Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/bdj.v5i2.171

Abstract

Introduction: Community Health Centers need to improve the quality of dental health services to improve patient satisfaction. Aim: The objective of this study is to obtain an overview of the quality of dental health services and patient satisfaction at Dental Poly of Community Health Center Abiansemal IV Badung. The specific objectives of the study are to 1) find out the procedure of dental health services at Dental Poly of Community Health Center Abiansemal IV Badung; 2) obtain an overview of the dimensions of the dental health services quality at Dental Poly of Community Health Center Abiansemal IV Badung; 3) obtain an overview of the characteristics of the patients at Dental Poly of Community Health Center Abiansemal IV Badung; and 4) obtain an overview of patient satisfaction with the dental health services quality at Dental Poly of Community Health Center Abiansemal IV Badung. Method: The research design used is descriptive research with time-sequential sampling. The sample size is determined with the Slovin formula. Results: The results of the study at Dental Poly of Community Health Center Abiansemal IV Badung were the dental health procedures starting from the patient registration to the patient's return, all dimensions of health services quality have been implemented. The majority of patients were 68.4% female, the age group 20-29 years were 34.2%, the senior high school education level was 53.9%, the funding source of BPJS was 90.8% and the frequency of the first visit was 50%. The quality of dental health services is expressed well by 3% of patients, and is expressed very well by 97% of patients Conclusion: According to this study, patients were satisfied with the quality of dental health services at Community Health Center Abiansemal IV Badung. Pendahuluan: Puskesmas perlu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan gigi untuk meningkatkan kepuasan pasien. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang mutu pelayanan kesehatan gigi dan kepuasan pasien di Poli Gigi Puskesmas Abiansemal IV Badung. Tujuan khusus penelitian adalah untuk: 1) mengetahui prosedur pelayanan kesehatan gigi di Poli Gigi Puskesmas Abiansemal IV Badung; 2) memperoleh gambaran tentang dimensi mutu pelayanan kesehatan gigi di Poli Gigi Puskesmas Abiansemal IV Badung; 3) memperoleh gambaran tentang karakteristik pasien di Poli Gigi Puskesmas Abiansemal IV Badung; dan 4) memperoleh gambaran tentang kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan gigi di Poli Gigi Puskesmas Abiansemal IV Badung. Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan time squential sampling. Ukuran sampel ditentukan dengan rumus slovin. Hasil: Penelitian pada Puskesmas Abiansemal IV Badung memperoleh hasil yakni prosedur pelayanan kesehatan gigi mulai dari pendaftaran pasien sampai dengan kepulangan pasien. Keseluruhan dimensi mutu pelayanan kesehatan telah dilaksanakan. Pasien terbanyak berjenis kelamin perempuan 68,4%, kelompok umur 20-29 tahun sebesar 34,2%, tingkat pendidik SMA sebesar 53,9%, sumber pembiayaan dari BPJS sebesar 90,8%, dan frekuensi kunjungan pertama kali sebesar 50%. Mutu pelayanan kesehatan gigi dinyatakan baik oleh 3% pasien, dan dinyatakan sangat baik oleh 97% pasien. Simpulan: Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pasien puas terhadap mutu pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas Abiansemal IV Badung.
Hubungan faktor risiko usia, perilaku menyikat gigi, dan penggunaan tusuk gigi terhadap angka kejadian abrasi gigi di Banjar Dinas Tangkupanyar, Desa Tangkup Sidemen, Karangasem Made Sukma Saraswathi; Putu Ratna Kusumadewi Giri; Luh Wayan Ayu Rahaswanti
Bali Dental Journal Vol. 4 No. 1 (2020): January 2020
Publisher : School of Dentistry Faculty of Medicine Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/bdj.v4i1.251

Abstract

Background: Dental and oral health problem in the rural area has increased every year. The Villagers knowledge about the dental abrasion is still lacking. Dental abrasion is a damage on the surface layer of the tooth caused by the contact of the tooth with an object outside which scratches the surface of the tooth and forms a hollow on the tooth surface. Clinical image of tooth abrasion is sharp V-shaped cavity in the CEJ portion of the facial aspect of the tooth. Abrasion can be caused by the improper tooth brushing behavior and the use of toothpicks. Beside that the age factor can also influence the number of dental abrasion in the community. Aim: The purpose of this research is to determine the corelation between risk factor of age, tooth brushing behavior, and the utilization of toothpicks to the number of dental abrasion case at Banjar Dinas Tangkupanyar, Tangkup village, Sidemen Karangasem. Methods: This research is a analytical observational research with cross sectional approach. The samples are 114 people who were determined by using simple random sampling. This research uses the spearman rank test correlation. The data of age, toothbrushing behavior, and utilization of toothpick were obtained by using questionnaire, while dental abrasion data were taken by doing dental screening. Result: The result of this research shows that there is a significant correlation between risk factor of age to dental abrasion with r=0.855 (p< 0.05). This research also shows that there is a correlation between toothbrushing behavior and dental abrasion case with r=0.863 (p <0.05). There is a significant correlation between toothpick use and dental abrasion occurrence with r=0.555 (p< 0.05). Conclusion: It can be concluded that there is a relationship between risk factor of age, tooth brushing behavior, and the utilization of toothpick to the number of dental abrasion case in Banjar Dinas Tangkupanyar, Tangkup Village Sidemen, Karangasem. Latar Belakang: Setiap tahunnya permasalahan kesehatan gigi dan mulut di pedesaan mengalami peningkatan. Pengetahuan masyarakat di pedesaan terkait abrasi pada gigi masih sangat minim. Abrasi gigi adalah kerusakan pada lapisan permukaan gigi diakibatkan oleh kontak gigi dengan benda dari luar yang menggores permukaan gigi hingga membentuk cekungan pada permukaan gigi. Gambaran klinis abrasi berupa cekungan tajam berbentuk V pada bagian CEJ dari aspek fasial gigi. Abrasi dapat diakibatkan oleh penerapan perilaku menyikat gigi yang kurang tepat dan penggunaan tusuk gigi, disamping itu faktor usia juga turut mempengaruhi kejadian abrasi gigi di masyarakat. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor risiko usia, perilaku menyikat gigi, dan penggunaan tusuk gigi terhadap angka kejadian abrasi gigi di Banjar Dinas Tangkupanyar, Desa Tangkup, Sidemen Karangasem. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 114 orang dengan metode pengambilan sampel simple random sampling. Penelitian in menggunakan uji korelasi Spearman rank test. Pengambilan data usia, perilaku menyikat gigi, penggunaan tusuk gigi dilakukan dengan metode wawancara kuesioner, sedangkan data abrasi gigi diambil dengan melakukan screening gigi. Hasil: Hasil dari penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara faktor risiko umur terhadap kejadian abrasi gigi dengan r=0,855 (p<0,05). Penelitian ini juga menunjukkan terdapat hubungan signifikan perilaku menyikat gigi terhadap abrasi gigi dengan r=0,863 (p<0,05), dan terdapat hubungan signifikan antara penggunaan tusuk gigi terhadap kejadian abrasi gigi dengan r=0,555 (p<0,05). Simpulan: Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara faktor risiko usia, perilaku menyikat gigi, dan penggunaan tusuk gigi terhadap angka kejadian abrasi gigi di banjar Dinas Tangkupanyar, Desa Tangkup Sidemen, Karangasem.