Luh Wayan Ayu Rahaswanti
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search
Journal : Bali Dental Journal

Hubungan faktor risiko usia, perilaku menyikat gigi, dan penggunaan tusuk gigi terhadap angka kejadian abrasi gigi di Banjar Dinas Tangkupanyar, Desa Tangkup Sidemen, Karangasem Made Sukma Saraswathi; Putu Ratna Kusumadewi Giri; Luh Wayan Ayu Rahaswanti
Bali Dental Journal Vol. 4 No. 1 (2020): January 2020
Publisher : School of Dentistry Faculty of Medicine Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/bdj.v4i1.251

Abstract

Background: Dental and oral health problem in the rural area has increased every year. The Villagers knowledge about the dental abrasion is still lacking. Dental abrasion is a damage on the surface layer of the tooth caused by the contact of the tooth with an object outside which scratches the surface of the tooth and forms a hollow on the tooth surface. Clinical image of tooth abrasion is sharp V-shaped cavity in the CEJ portion of the facial aspect of the tooth. Abrasion can be caused by the improper tooth brushing behavior and the use of toothpicks. Beside that the age factor can also influence the number of dental abrasion in the community. Aim: The purpose of this research is to determine the corelation between risk factor of age, tooth brushing behavior, and the utilization of toothpicks to the number of dental abrasion case at Banjar Dinas Tangkupanyar, Tangkup village, Sidemen Karangasem. Methods: This research is a analytical observational research with cross sectional approach. The samples are 114 people who were determined by using simple random sampling. This research uses the spearman rank test correlation. The data of age, toothbrushing behavior, and utilization of toothpick were obtained by using questionnaire, while dental abrasion data were taken by doing dental screening. Result: The result of this research shows that there is a significant correlation between risk factor of age to dental abrasion with r=0.855 (p< 0.05). This research also shows that there is a correlation between toothbrushing behavior and dental abrasion case with r=0.863 (p <0.05). There is a significant correlation between toothpick use and dental abrasion occurrence with r=0.555 (p< 0.05). Conclusion: It can be concluded that there is a relationship between risk factor of age, tooth brushing behavior, and the utilization of toothpick to the number of dental abrasion case in Banjar Dinas Tangkupanyar, Tangkup Village Sidemen, Karangasem. Latar Belakang: Setiap tahunnya permasalahan kesehatan gigi dan mulut di pedesaan mengalami peningkatan. Pengetahuan masyarakat di pedesaan terkait abrasi pada gigi masih sangat minim. Abrasi gigi adalah kerusakan pada lapisan permukaan gigi diakibatkan oleh kontak gigi dengan benda dari luar yang menggores permukaan gigi hingga membentuk cekungan pada permukaan gigi. Gambaran klinis abrasi berupa cekungan tajam berbentuk V pada bagian CEJ dari aspek fasial gigi. Abrasi dapat diakibatkan oleh penerapan perilaku menyikat gigi yang kurang tepat dan penggunaan tusuk gigi, disamping itu faktor usia juga turut mempengaruhi kejadian abrasi gigi di masyarakat. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor risiko usia, perilaku menyikat gigi, dan penggunaan tusuk gigi terhadap angka kejadian abrasi gigi di Banjar Dinas Tangkupanyar, Desa Tangkup, Sidemen Karangasem. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 114 orang dengan metode pengambilan sampel simple random sampling. Penelitian in menggunakan uji korelasi Spearman rank test. Pengambilan data usia, perilaku menyikat gigi, penggunaan tusuk gigi dilakukan dengan metode wawancara kuesioner, sedangkan data abrasi gigi diambil dengan melakukan screening gigi. Hasil: Hasil dari penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara faktor risiko umur terhadap kejadian abrasi gigi dengan r=0,855 (p<0,05). Penelitian ini juga menunjukkan terdapat hubungan signifikan perilaku menyikat gigi terhadap abrasi gigi dengan r=0,863 (p<0,05), dan terdapat hubungan signifikan antara penggunaan tusuk gigi terhadap kejadian abrasi gigi dengan r=0,555 (p<0,05). Simpulan: Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara faktor risiko usia, perilaku menyikat gigi, dan penggunaan tusuk gigi terhadap angka kejadian abrasi gigi di banjar Dinas Tangkupanyar, Desa Tangkup Sidemen, Karangasem.
Pengaruh Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Orang Tua tentang Kesehatan Gigi terhadap Indeks Karies Gigi pada Siswa Retardasi Mental di SLB C Negeri 1 Badung I Gusti Ayu Chyntia Damarayatna; Louise Cinthia Hutomo; Luh Wayan Ayu Rahaswanti
Bali Dental Journal Vol. 6 No. 1 (2022): January 2022
Publisher : School of Dentistry Faculty of Medicine Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/bdj.v6i1.80

Abstract

Background: Knowledge is very influential on the behavior of parents who have children with mental retardation with their limitations. The behavior of parents will be applied in the daily life of children with mental retardation, especially in maintaining dental and oral health. The level of dental and oral health, especially caries in normal children is higher when compared with children with mental retardation. Therefore children with mental retardation need special attention in maintaining dental and oral health. Objective: Aim of this study is to determine the effect of parents's level of knowledge and behavior on dental health due to dental caries index of SLB C Negeri 1 Badung children. Methods: This study used an observational study design with a cross-sectional study design. The sampling technique is using a stratified random sampling, with a total sample is 90 parents and children. Data was obtained from filling out questionnaires by parents and screening children’s oral health. Data analyzed uses univariate and bivariate data analyzed. Results: The results showed that knowledge had an effect on behavior (p = 0.038). While the behavior of parents affects the caries index in the phase of permanent teeth and mixed teeth (p-value DMF-T = 0,000; p-value DMF-T primary teeth = 0.001; p-value def-t = 0.001). Conclusion: Parent's knowledge influences parent’s behavior and parental behavior influences caries index (DMF-T) in permanent dental phase, caries index (DMF-T) in mixed dental phase and caries index (def-t) in mixed dental phase of students in SLB C Negeri 1 Badung. Latar Belakang: Pengetahuan sangat berpengaruh terhadap perilaku orang tua yang memiliki anak retardasi mental dalam keterbatasannya. Perilaku yang dimiliki orang tua akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari anak dengan retardasi mental terutama dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Tingkat kesehatan gigi dan mulut, terutama karies pada anak normal lebih tinggi jika dibandingkan dengan anak dengan retardasi mental. Oleh karena itu anak retardasi mental membutuhkan perhatian khusus dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan dan perilaku orang tua tentang kesehatan gigi terhadap indeks karies gigi anak SLB C Negeri 1 Badung. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan studi observasional dengan desain penelitian cross-sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling, dengan total sampel sebesar 90 orang tua dan anak. Data diperoleh dari pengisian kuesioner yang diisi sendiri oleh orang tua kemudian dilakukan screening pada anak. Analisis data menggunakan analisis data univariat dan bivariat. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan berpengaruh terhadap perilaku (p= 0,038). Sementara perilaku orang tua berpengaruh terhadap indeks karies pada fase gigi permanen dan gigi campuran (p-value DMF-T = 0,000; p-value DMF-T gigi sulung = 0,001; p-value def-t = 0,001). Simpulan: Pengetahuan orang tua berpengaruh terhadap perilaku orang tua serta perilaku orang tua berpengaruh terhadap indeks karies (DMF-T) pada fase gigi permanen, indeks karies (DMF-T) pada fase gigi campuran dan indeks karies (def-t) pada fase gigi campuran siswa-siswi SLB C Negeri 1 Badung.
Perbedaan Indeks Karies (DMF-T/def-t) Anak dengan Retardasi Mental Ringan dan Sedang di SLB Negeri 1 Badung Audrey Calista Putri; Luh Wayan Ayu Rahaswanti; Mia Ayustina Prasetya
Bali Dental Journal Vol. 6 No. 1 (2022): January 2022
Publisher : School of Dentistry Faculty of Medicine Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Children with mental retardation have higher incidence of periodontal disease and lower oral hygiene than normal children. Low levels of oral and dental health of children with mental retardation can cause other oral problems. The most common teeth and mouth problem in children with mental retardation is caries. The aim of this study is to determine the differences in mean caries index in children with mild and moderate mental retardation. Methods: The design of this study was observational with a comparative cross-sectional study design. The sample selection was done by stratified random sampling, which was done based on the existing class strata with a total sample of 64 students by intraoral screening procedure. Results: The result of this research indicated that in elementary school students, the group of children with mild mental retardation obtained a def-t index of 3.2 ± 5.03 (medium) and DMF-T index of 1.5 ± 1.22 (low). Meanwhile, in the group of children with medium mental retardation was recorded a def-t index of 4.1 ± 2.30 which (medium) and DMF-T amounted to 3 ± 2.27 (medium). In junior / high school students, the group of children with mild mental retardation obtained a DMF-T index of 1.9 ± 1.48 (low) and children with mental retardation was recorded DMF-T index of 4.3 ± 2.91 (medium). Conclusion: There was a significant difference in DMF-T of junior / high school students (permanent dentition) in which DMF-T children with mild mental retardation were lower than children with moderate mental retardation, but no significant difference in def-t and DMF- T in elementary school students (mixed dentition) with mild and moderate mental retardation. Latar Belakang: Anak dengan retardasi mental memiliki tingkat kejadian penyakit periodontal yang lebih tinggi serta oral hygiene yang lebih rendah dibandingkan anak normal. Rendahnya tingkat kesehatan gigi dan mulut anak dengan retardasi mental dapat menimbulkan masalah rongga mulut lainnya. Masalah gigi dan mulut yang paling banyak ditemui pada anak dengan retardasi mental adalah karies. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan rerata indeks karies pada anak dengan retardasi mental ringan dan sedang. Metode: Desain penelitian ini adalah observasional dengan rancangan penelitian comparative cross-sectional. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara stratified random sampling, yaitu dilakukan berdasarkan strata kelas yang ada dengan total sampel 64 siswa melalui prosedur screening intraoral. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siswa SD, kelompok anak dengan retardasi mental ringan didapat indeks def-t sebesar 3.2 ± 5.03 (sedang) dan indeks DMF-T sebesar 1.5 ± 1.22 (rendah). Sementara itu, pada kelompok anak dengan retardasi mental sedang tercatat indeks def-t sebesar 4.1 ± 2.30 (sedang) dan DMF-T sebesar 3 ± 2.27 (sedang). Pada siswa SMP/SMA, kelompok anak dengan retardasi mental ringan didapat indeks DMF-T sebesar 1.9 ± 1.48 (rendah) dan anak dengan retardasi mental sedang tercatat indeks DMF-T sebesar 4.3 ± 2.91 (sedang). Simpulan: Terdapat perbedaan signifikan pada DMF-T siswa SMP/SMA (permanent dentition) dimana DMF-T anak dengan retardasi mental ringan lebih rendah dibandingkan anak dengan retardasi mental sedang, tetapi tidak ada perbedaan signifikan indeks def-t maupun DMF-T pada siswa SD (mixed dentition) dengan retardasi mental ringan dan sedang.