Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ASPEK BIOLOGI RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI PESISIR KABUPATEN LAMPUNG TIMUR, PROVINSI LAMPUNG Meuthia Maharani Kanedi; Priyanto Rahardjo; Mira Maulita
Buletin Jalanidhitah Sarva Jivitam Vol 2, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.092 KB) | DOI: 10.15578/bjsj.v2i1.8757

Abstract

Abstrak Salah satu potensi perikanan laut adalah rajungan (Portunus pelagicus). Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan komoditas yang penting karena mempunyai nilai ekonomi tinggi dan permintaan pasar baik di dalam maupun luar negeri masih tinggi. Tujuan dilaksanakan praktik integrasi ini adalah untuk Menganalisis beberapa aspek biologi untuk mengetahui pola pertumbuhan sebagai acuan kajian stok rajungan di Pesisir Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung dan Mengetahui aspek perikanan di Pesisir Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif.  Pengambilan data praktik meliputi penentuan hubungan lebar bobot karapas, nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad, ukuran pertama kali tertangkap dan ukuran pertama kali matang gonad. Hasil praktik menunjukkan rajungan yang ada di pesisir Kabupaten Lampung Timur diperoleh dari hasil pengukuran sampel lebar-bobot rajungan sebanyak 1013 spesies dengan pola pertumbuhan alometrik negatif. Hasil nisbah kelamin P. pelagicus memperlihatkan bahwa 544 rajungan jantan (54%) dan 469 rajungan betina (46%) memiliki sex ratio 1:0.862. Persentase Tingkat kematangan gonad jantan (46%) dan betina (54%). Ukuran morfometrik nilai standar length at first maturity (Lm) yaitu 12.48 cm. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Lc Total sebesar 13.23 cm. Rajungan di Pesisir Kabupaten Lampung Timur biasanya ditangkap menggunakan alat tangkap Jaring Rajungan dan Bubu.Kata Kunci : Rajungan; Lampung Timur, Alat Tangkap
ASPEK BIOLOGI IKAN JULUNG-JULUNG (Hemiramphus lutkei) di PULAU ROTE, NUSA TENGGARA TIMUR Rezky Natalia Balukh; Priyanto Rahardjo; Mira Maulita
Buletin Jalanidhitah Sarva Jivitam Vol 2, No 2 (2020): September 2020
Publisher : POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.641 KB) | DOI: 10.15578/bjsj.v2i2.8747

Abstract

Pulau Rote juga merupakan salah satu pulau yang memiliki potensi sumberdaya alam seperti ikan julung-julung (Hemiramphus lutkei) yang merupakan salah satu jenis ikan ekonomis penting. Oleh karena itu, perlu dikaji aspek-aspek biologis agar stok ikan yang tersedia di laut dapat dimanfaatkan secara optimal. Metode pengambilan data dengan metode survei di empat lokasi dari tujuh target lokasi yang dilakukan dengan cara; pengamatan morfologi, pengukuran panjang ikan, pengukuran bobot ikan dan penentuan jenis kelamin. Sedangkan metode analisis data secara deskriptif kuantitatif dengan memperhitungkan nisbah kelamin, hubungan panjang bobot, frekuensi panjang, ukuran rata tertangkap dan rata-rata ukuran pertama kali matang gonad. Hasil yang diperoleh sifat pertumbuhan ikan julung-julung (Hemiramphus lutkei) bersifat allometrik negatif . Frekuensi panjang antara 27,4-28,3 cm sebanyak 329 ekor dari total 1000 sampel. Nisbah kelamin dengan perbandingan jantan betina  1:2,57 dan didominasi oleh TKG III. TKG I tidak ditemukan, TKG II sebanyak 33 ekor (33%), TKG III sebanyak  43 ekor (43%) dan TKG IV sebanyak 24 ekor (24%) dari total 100 sampel yang diamati. Nilai rata-rata ukuran pertama kali tertangkap (Lc) dan rata-rata ukuran pertama kali matang gonad (Lm) adalah 28,50 cm dan 26,36 cm.
KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN IKAN PADA KM PUSPA SARI 03 DI PERAIRAN SUMATERA BARAT Eli Nurlaela; Afif Al Magribi; Eddy Sugriwa Husein; Tatty Yuniarty; Sarifah Aini; Robet Perangin angin; Iya Purnama Sari; Angkasa Putra; Mira Maulita
Buletin Jalanidhitah Sarva Jivitam Vol 3, No 2 (2021): September 2021
Publisher : POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/bjsj.v3i2.10583

Abstract

Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus memiliki potensi perikanan yang melimpah. Produksi hasil perikanannya semakin meningkat setiap tahunnya. Posisi Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus juga sangat dekat dengan WPP 572. Alat tangkap yang banyak digunakan di Pelabuhan Perikanan Bungus adalah Bagan Berahu. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan bagan perahu pada KM PUSPA SARI 03 di Perairan Sumatera Barat. Penelitian ini dilaksanakan selama 134 hari yaitu pada tanggal 11 Januari 2021 sampai dengan 25 Mei 2021 dengan melakukan operasi penangkapan ikan di perairan Sumatera Barat pada KM PUSPA SARI 03 yang berpengkalan di Pelabuhan Perikanan Samudra Bungus, Kota Padang, Sumatera Barat. Teknik pengambilan data yang digunakan yaitu observasi/pengamatan langsung di lapangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 3 jenis ikan hasil tangkapan utama kapal bagan perahu KM. Puspa Sari 03 yaitu: Tongkol (Euthynnus affinis), Tuna sirip Kuning (Thunnus albacares), dan Layang Deles (Decapterus macrosoma). Total hasil tangkapan sebanyak 62.674 kg, dengan komposisi hasil tangkapan yaitu ikan tongkol sebesar 49 % atau (30.840 kg) kemudian ikan layang deles sebesar 35 % atau (21.690 kg) dan ikan tuna sirip kuning sebesar 16 % atau (10.144 kg). Data tersebut di dapat selama 14 trip penangkapan dengan jumlah setting 96 kali.
STATUS PERIKANAN LENCAM (Lethrinus lentjan) DI PERAIRAN TELUK BONE Mira Maulita; Nur Amaliah; Ratna Suharti; Sarifah Aini; Angkasa Putra; Nunung Sabariah
Buletin Jalanidhitah Sarva Jivitam Vol 4, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/bjsj.v4i1.11078

Abstract

Sumberdaya ikan karang merupakan salah satu sumberdaya perikanan yang sangat penting yang hidup pada ekosistem terumbu karang. Potensi ikan karang cukup besar khususnya pada perairan Indonesia. Wilayah pesisir teluk bone terbagi atas 15 kabupaten/kota yang meliputi: Kab. Bulukumba, Selayar, Sinjai, Bone, Wajo, Luwu, Luwu Utara, LuwuTimur, Kota Palopo, Kolaka Utara, Kolaka, Bombana, Muna, Kota Bau-Bau dan Buton, Aspek biologi Ikan Lencam (Lethrinus lentjan) di kedua tempat bersifat allometrik negatif yaitu pertambahan panjang ikan lencam lebih cepat di bandingkan pertambahan bobot,  Ukuran Lm ikan lencam masing- masing ke dua tempat yaitu 24 cm dan 24,6 cm untuk (Lc) yaitu 22,6 cm di Sinjai dan 21,9 cm di Bone. CPUE tertinggi di sinjai di hasilkan pada tahun 2016 yaitu 0,257 ton/trip, dan CPUE Terendah pada tahun 2018 yaitu 0,117 ton/trip, sedangkan di bone CPUE tertinggi di hasilkan pada tahun 2016 yaitu 0,263 ton/trip, dan tahun 2019 CPUE Terendah yaitu 0,196 ton/trip.
STUDY OF BIOLOGICAL ASPECTS AND MANAGEMENT OF TUNA AND SKIPJACK TUNA THAT LANDED IN THE FISHING PORT OF WEST SUMATRA Yusrizal Yusrizal; Eli Nurlaela; Erick Nugraha; Bongbongan Kusmedy; Priyantini Dewi; Aman Saputra; Hari Setiawan; Ratna Suharti; Mira Maulita; Basuki Rachmad; Hery Choerudin; Rahmat Muallim; Eddy Sugriwa Husen; Syarif Syamsuddin
Indonesian Fisheries Research Journal Vol 28, No 2 (2022): (December 2022)
Publisher : Research Center for Fisheries

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ifrj.28.2.2022.%p

Abstract

Tuna and skipjack are large pelagic fish that have high economic value and have a very wide export market. The need for and the high market demand for tuna and skipjack causes the intensity of catching this fish to increase. To ensure that the potential of these fish resources remains sustainable, it is necessary to properly manage fisheries.The purpose of this study was to examine several aspects of biology, aspects of capture fisheries, aspects of utilization and management of yellow fin tuna and skipjack tuna. Data collection for yellowfin tuna was focused on one location, namely PPS Bungus, while data collection for skipjack tuna was focused on 4 location points, namely PPS Bungus, PPP Carocok Terusan, PPI Kambang and PPI Tiku. Productivity and cultivation levels of yellowfin tuna in West Sumatra have tended to decline in the past 4 years (2017-2020). Skipjack tuna in the West Sumatra region caught by boat charters was indicated to be overfishing, while skipjack tuna caught by troll showed the fish caught had not spawned yet. The productivity of skipjack tuna has fluctuated over the past 5 years (2016-2020).