Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL 50% DAUN KITOLOD (Isotoma longiflora (L.) Presl.) TERHADAP SEL KANKER SERVIKS (Ca Ski Cell Line) SECARA IN- VITRO yanti, Aprilita rina
Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian Vol 3 No 1 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.748 KB)

Abstract

Kitolod (Isotoma longiflora (L.) Presl.) Is a traditional medicinal plant which is efficacious as anticancer. Empirically kitolod had been used  by Indonesian people for the treatment of cancer, but this remains to be proven scientifically through research. The objective of this research was to determine the cytotoxic activity of 50% Ethanol Extract of Kitolod leaves (Isotoma longiflora (L.) Presl) at a concentration of 25 mg / mL, 50 mg / mL, 75 mg / mL, and 125 mg / mL against cervical cancer cells (Ca Ski Cell Line) in vitro assay using red natural methods.Results of Cytotoxic assay  shows that  IC50 values 50% Ethanol Extract of Kitolod leaves (Isotoma longiflora (L.) Presl) in Ca Ski Cell Line  is  55.78 ug / mL. Ethanol extract  at  concentration of 25 mg / mL, 50 mg / mL, 75 mg / mL, and 125 mg / mL have cytotoxic effecst against cervical cancer cells (Ca Ski Cell Line) and extract at a concentration of 125 ug / mL indicates the largest percentage of cell death.
SARS-Cov-2: Virologi dan Target Obat Yanti Eff, Aprilita Rina
Archives Pharmacia Vol 3, No 2 (2021): ARCHIVES PHARMACIA
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pandemi COVID-19 yang disebabkan oleh coronavirus 2 (SARS-CoV-2) menimbulkan tantangan bagi para peneliti dalam mengidentifikasi obat yang efektif untuk pencegahan maupun pengobatan Covid-19. Pengetahuan yang berkembang pesat mengenai virologi SARS-CoV-2 memberikan informasi sejumlah besar target obat yang potensial. Banyak terapi telah dilaporkan efektif menghambat replikasi SARS-CoV-2 sejak merebaknya pandemi ini. Target utama pada obat-obat ini adalah protein esensial dalam siklus hidup virus. Beberapa obat saat ini direkomendasikan untuk pasien COVID-19 yang memiliki gejala sedang hingga berat, termasuk obat antivirus Favipiravir, Remdesivir, Baricitinib dan Kortikosteroid. Pendekatan saat ini untuk terapi COVID-19 umumnya terbagi dalam dua kategori: antivirus yang mencegah virus bereplikasi dan imunomodulator yang membantu sistem kekebalan untuk melawan virus. Pandemi Covid-19 merupakan tantangan dan krisis kesehatan global. Oleh karena itu sangat dibutuhkan kecepatan dan jumlah uji klinis obat-obat yang potensial untuk Covid-19.  Sampai saat ini belum ada terapi yang terbukti efektif dalam mengobati covid-19.
Pengaruh pemberian aminofusin hepar terhadap kadar albumin dan status gizi pasien sirosis di RSUD Cengkareng Anugrah Novianti; Della Mahdalia; Aprilita Rina Yanti
Darussalam Nutrition Journal Vol 3, No 1 (2019): Darussalam Nutrition Journal
Publisher : University of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/dnj.v3i1.3029

Abstract

Latar belakang : Sirosis hati dapat dijumpai di seluruh negara termasuk Indonesia. Menurut data Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) pada tahun 2013, rata-rata prevalensi sirosis hati sebesar 47,4% dari seluruh pasien penyakit hati yang dirawat. Data di RSUD Cengkareng, pada periode tahun 2015 - 2017 terdapat 146 pasien sirosis hati yang dirawat inap. Sirosis hati dapat menyebabkan gangguan sintesis albumin. Seringkali pasien dengan penyakit berat tidak memungkinkan untuk pemberian zat gizi secara oral karena adanya gangguan pencernaan, maka pemberian terapi gizi enteral atau parenteral dapat menjadi solusi guna mencegah terjadinya malnutrisi. Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian terapi gizi parenteral (Aminofusin Hepar) terhadap kadar albumin dan status gizi pada pasien penyakit sirosis hati kronis. Metode :Penelitian ini menggunakan desain penelitian retrospektif, total populasi 146 orang, total sampel 21 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Jenis data merupakan data sekunder, kemudian dianalisis menggunakan uji t berpasangan dan uji Wilcoxon jika data berdistribusi tidak normal. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak yaitu pria, dengan rata-rata responden berada pada kategori pra lansia, kadar albumin seluruh responden rendah, status gizi terbanyak berada di kategori normal. Ada pengaruh pemberian terapi gizi parenteral aminofusin hepar terhadap kadar albumin (p=0,002), tetapi tidak ada pengaruh dengan status gizi berdasarkan IMT (p=0,109). Kesimpulan : Pemberian terapi gizi parenteral aminofusin hepar berpengaruh terhadap kadar albumin tetapi tidak berpengaruh pada IMT.