Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

KINERJA MS-222 DAN KEPADATAN IKAN BOTIA (Botia macracanthus) YANG BERBEDA SELAMA TRANSPORTASI Yanto, Hendry; Raharjo, Eka I
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol 14, No 01 (2009)
Publisher : Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jpk.14.01.%p

Abstract

The research was aimed to find the optimal level of tricainemethanesulfonate (MS-222) and density of clown loach (Botia macracanthus) intransportation. These triplicate factorial experiments consisted of the three levelsof MS-222 (0, 25, and 50 ppm) and three densities of fish (25, 50 and 75 fish L-1).The fingerlings of clown loach (3.0-3.5 cm) have been transported in 1 liter ofwater for 18 hours. The results showed that the levels of MS-222, density of fishesand interaction of the both factors were different significantly (P<0.05) to theinduction time, sedative duration, and survival live of clown loach. Theinteraction level of MS-222 50 ppm with density 25 fishes L-1 was not significant(P>0.05) with 50 fishes L-1. Level of MS-222 50 ppm and density 50 fishes L-1were the best for survival live in transportation of clown loach.
Studi Hematologi Untuk Diagnosa Penyakit Ikan Secara Dini Di di Sentra Produksi Budidaya Ikan Air Tawar Sungai Kapuas Kota Pontianak Hendry Yanto; Hastiadi Hasan; Sunarto - -
Jurnal Akuatika Vol 6, No 1 (2015): Jurnal Akuatika Vol. VI. No. 1/Maret 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.999 KB)

Abstract

Kondisi hematologi dapat menggambarkan kesehatan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kondisi hematologi ikan lele dumbo (Clarias gariepinus), ikan mas (Cyprinus carpio) dan ikan nila merah (Oreochromis sp.) yang dibudidayakan di keramba apung di Sungai Kapuas Kota Pontianak, sehingga dapat diketahui apakah ikan-ikan tersebut mengalami serangan penyakit atau tidak secara lebih dini.  Pada penelitian survei ini, ikan sampel dikumpulkan secara acak dari beberapa pembudidaya ikan di KelurahanParit Mayor,  Tambelan Sampit, Banjar Serasan, Dalam Bugis, Tanjung Hilir, and Tanjung Hulu.Hasil penelitian menunjukkan bahwa hemoglobin ikan lele dumbo, ikan mas dan nila merah yaitu 4,00±0,68 g/100 ml; 6,26±0,92 g/100 ml dan 5,42±1,14 g/100 ml secara berturut-turut.Kadar hematokrit ikan lele dumbo adalah 16,63±3,10 %; ikan mas 19,72±2,88 %  dan nila merah 27,31±2,88%.  Jumlah eritrosit ikan lele dumbo yaitu 7,46±1,63 x 104 sel/mm3;ikan mas dan ikan nila merah adalah 6,76±1,07 x 104 sel/mm3 dan  8,66±1,56 x 104 sel/mm3 secara berturut-turut.Jumlah leukosit ikan lele dumbo yaitu 101,33±25,48 x 103 sel/mm3, dan secara berturut-turut ikan mas dan ikan nila merah yaitu 191,98±33.84 x 103 sel/mm3 dan 89.98±33.37 x 103 sel/mm3.  Nilai hemoglobin, hematokrit, dan eritrosit bahwa ketiga spesies ikan tersebut tidak normal dan terindikasi ada serangan penyakit. Berdasarkan parameter leukosit, ikan lele dan ikan nila merah dalam kondisi normal. Jumlah sel leukosit ikan mas di atas normal, dan ikan mas terinfeksi ekstoparasit Dactylogyrus sp. dengan prevalensi dan intensitas serangannya yang masih rendah, yaitu 8 % and 1,42.  Kata Kunci: Dactylogyrus sp. hematologi, dan Sungai Kapuas  
Kebutuhan Vitamin C dalam Pakan dan Pengaruhnya terhadap Peningkatan Vitalitas dan Pertumbuhan Benih Ikan Semah (Tor douronensis) selama Domestikasi Hendry Yanto
Akuatika Indonesia Vol 1, No 2 (2016): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v1i2.29160

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menetapkan kadar vitamin C dalam pakan untuk meningkatkan vitalitas, pengambilan pakan, dan laju pertumbuhan benih ikan semah ketika domestikasi. Ada 8 jenis pakan yang mengandung protein dan energi yang relatif sama, tetapi berbeda kandungan vitamin C yang bersumber dari L-Ascorbyl-2-Phospahte Magnesium (APM) sebagai perlakuannya, dan setiap perlakuan memiliki 3 ulangan. Pakan tersebut diberikan pada benih ikan semah hasil tangkapan nelayan di perairan umum Kabupaten Sekadau yang berbobot rata-rata 1,03±0,13 g selama 60 hari pemeliharaan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pemberian vitamin C berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kandungan vitamin C di hati, kandungan protein dan lemak tubuh, retensi protein dan lemak tubuh, laju pertumbuhan harian, jumlah konsumsi pakan, laju konsumsi pakan harian, efisiensi pemberian pakan, dan commulative mortality index (CMI) ikan semah. Kadar vitamin C 100 mg kg-1 pakan adalah yang terbaik untuk meningkatkan laju pertumbuhan ikan semah. Ikan semah memerlukan vitamin C 200 mg kg-1 pakan untuk menghasilkan vitalitas yang tinggi selama domestikasinya.
LAJU KONSUMSI PAKAN DAN KINERJA PERTUMBUHAN BENIH IKAN GABUS (Ophiocephalus striatus) DENGAN PEMBERIAN ATRAKTAN CACING KOOT (Pheretima sp) William Evans; Hendry Yanto; Sunarto .
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.005 KB) | DOI: 10.29406/rya.v1i1.229

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan atraktan tepung cacing koot (Pheretima sp) pada pakan pellet buatan terhadap laju konsumsi pakan dan kinerja pertumbuhan benih ikan gabus (Ohiocephalus striatus). Rancangan yang digunakan adalah Rancangan acak Lengkap dengan lima perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah perbedaan konsentrasi penambahan atraktan cacing koot yang terdiri dari perlakuan tanpa penambahan atraktan cacing koot (kontrol), perlakuan dengan penambahan atraktan cacing koot 2,5%/kg pakan, penambahan 5%/kg pakan, penambahan 7,5%/kg pakan dan penambahan 10%/kg pakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemberian pakan pellet dengan kadar atraktan cacing koot yang berbeda berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap Jumlah Konsumsi Pakan Harian dan Peningkatan Retensi Protein dalam tubuh benih ikan gabus serta berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap  Laju Pertumbuhan Bobot Harian, namun tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap Laju Konsumsi Pakan Harian, Efisiensi Pakan dan Tingkat Kelangsungan Hidup benih ikan gabus, akan tetapi sudah ada kecenderungan. sedangkan kadar atraktan  cacing koot 8 % adalah kadar atraktan yang optimum dalam pakan pellet untuk dapat meningkatkan retensi protein dan lemak dalam tubuh benih ikan gabus tersebut. Kesimpulan bahwa penggunaan kadar tepung cacing koot dalam pakan pellet benar-benar berfungsi sebagai atraktan dan layak untuk dimanfaatkan karena dapat meningkatkan laju pertumbuhan bobot harian benih ikan gabus. Kata kunci : gabus, pakan, pertumbuhan, atraktan.
EFEKTIVITAS EKSTRAK BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa blimbi L.) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI (Aeromonas hydrophila) PADA IKAN TENGADAK (Barbonymus schwanenfeldii) M Yunus; Hendry Yanto; Eka Indah Raharjo
Jurnal Borneo Akuatika Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Borneo Akuatika
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jba.v2i1.1982

Abstract

Ikan tengadak (Barbonymus schwanenfeldii) merupakan ikan endemik Kalimantan, memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan budidayanya. Salah satu jenis penyakit yang sering dijumpai pada organisme budidaya adalah penyakit bakterial yang disebabkan oleh bakteri Motil Aeromonas Septicemia (MAS). Upaya penanganan penyakit MAS dapat dilakukan dengan penambahan bahan alami dalam pakan berupa ekstrak buah belimbung wuluh yang memiliki kandungan antibakteri dan dapat meningkatkan daya tahan tubuh ikan. Tujuan Menentukan kadar ekstrak belimbung wuluh yang optimal untuk mencegah pertumbuhan bakteri Aeromonas hydrophilla pada ikan tengadak, dengan kadar 0 g, 5 g, 10 g, dan 15 g. Penambahan eksrtak buah belimbing wuluh melalui pakan buatan dapat mencegah pertumbuhan bakteri aeromonas hidrovylla. Memberi beri ekstrak buah belimbing wuluh dengan dosisi 15 g dapat mencegah pertumbuhan bakteri yang lebih baik dibandingkan dari pada dosis lainnya.
PENGARUH PEMBERIAN JENIS CACING YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN ARWANA BRAZIL (Osleoglossu bicirrhosum) Halim Apriyandi; Hendry Yanto; Eka Indah Raharjo
Jurnal Borneo Akuatika Vol 3, No 1 (2021): Jurnal Borneo Akuatika
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jba.v3i1.2703

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan berupa cacing yang berbeda terhadap pertumbuhan benih ikan arwana brazil serta menentukan jenis cacing terbaik untuk pertumbuhan benih ikan arwana brazil. Rancangan yang  digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 3 perlakuan dan 3 ulangan dengan perlakuan pemberian jenis pakan cacing yang berbeda yaitu cacing tanah, cacing tubifex, dan cacing nipah, hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan jenis cacing yang berbeda terhadap pertumbuhan benih ikan arwana brazil berpengaruh sangat nyata p>0,05 terhadap laju pertumbuhan mutlak, efisiensi pakan dan tingkat kelangsungan hidup benih ikan arwana brazil, dengan perlakuan terbaik pada jenis cacing tubifex laju pertumbuhan multak memiliki nilai sebesar 1,74±0,35, efisiensi pakan memiliki nilai sebesar 48,16±3,35 dan kelangsungan hidup yaitu 83,33%±28,87
TRANSPORTASI CALON INDUK IKAN BIAWAN (Helostoma temminckii) MENGGUNAKAN SISTEM KERING DENGAN KETEBALAN MEDIA AMPAS TEBU YANG BERBEDA Transportation Of Biawan (Helostoma Temminckii) Parent Fish Parents Using A Dry System With The Thickness Of Different Ampas Cane Media Sri Hardiyani; Hendry Yanto; Farida .
Jurnal Borneo Akuatika Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Borneo Akuatika
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jba.v2i1.1986

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk Mempelajari pengaruh ketebalan ampas tebu yang berbeda terhadap kelangsungan hidup ikan biawan selama transpotrasi sistem kering dan untuk menentukan ketebalan ampas tebu yang optimal untuk kelangsungan hidup ikan biawan yang tinggi selama transportasi sistem kering. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan sesuai model Hanafiah (2012) dengan 4 perlakuan 3 ulangan adapun metode penelitian yang dilakukan adalah perlakuan A tidak menggunakan ampas tebu, perlakuan B ampas tebu dengan ketebalan 5 cm, perlakuan C ampas tebu dengan ketebalan 10 cm dan perlakuan D ampas tebu dengan ketebalan 15 cm. Berdasarkan hasil penelitian mengenai transportasi calon induk ikan biawan (Helostoma temminckii) menggunakan sistem kering dengan ketebalan media ampas tebu yang berbeda berpengaruh nyata terhadap masa induksi, masa sedaif dan kelangsungan hidup ikan biawan selama proses transportasi, maka dapat disimpulkan bahwa perlakuan D (ampas tebu dengan ketebalan 15 cm) memberikan hasil masa induksi yang terbaik (3 menit). Hasil penelitian perlakuan C(ampas tebu dengan ketebalan 10 cm) menghasilkan masa induksi yang terbaik (6 jam 58 menit). Sedangkan perlakuan C (ampas tebu dengan ketebalan 10 cm) menghasilkan tingkat kelangsungan hidup yang terbaik (8,78 %).
LAJU KONSUMSI PAKAN DAN KINERJA PERTUMBUHAN BENIH IKAN GABUS (Ophiocephalus striatus) DENGAN PEMBERIAN ATRAKTAN CACING KOOT (Pheretima sp) William Evans; Hendry Yanto; Sunarto .
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.005 KB) | DOI: 10.29406/rya.v1i1.229

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan atraktan tepung cacing koot (Pheretima sp) pada pakan pellet buatan terhadap laju konsumsi pakan dan kinerja pertumbuhan benih ikan gabus (Ohiocephalus striatus). Rancangan yang digunakan adalah Rancangan acak Lengkap dengan lima perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah perbedaan konsentrasi penambahan atraktan cacing koot yang terdiri dari perlakuan tanpa penambahan atraktan cacing koot (kontrol), perlakuan dengan penambahan atraktan cacing koot 2,5%/kg pakan, penambahan 5%/kg pakan, penambahan 7,5%/kg pakan dan penambahan 10%/kg pakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemberian pakan pellet dengan kadar atraktan cacing koot yang berbeda berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap Jumlah Konsumsi Pakan Harian dan Peningkatan Retensi Protein dalam tubuh benih ikan gabus serta berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap  Laju Pertumbuhan Bobot Harian, namun tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap Laju Konsumsi Pakan Harian, Efisiensi Pakan dan Tingkat Kelangsungan Hidup benih ikan gabus, akan tetapi sudah ada kecenderungan. sedangkan kadar atraktan  cacing koot 8 % adalah kadar atraktan yang optimum dalam pakan pellet untuk dapat meningkatkan retensi protein dan lemak dalam tubuh benih ikan gabus tersebut. Kesimpulan bahwa penggunaan kadar tepung cacing koot dalam pakan pellet benar-benar berfungsi sebagai atraktan dan layak untuk dimanfaatkan karena dapat meningkatkan laju pertumbuhan bobot harian benih ikan gabus. Kata kunci : gabus, pakan, pertumbuhan, atraktan.