Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN KADER POSYANDU DI DESA CIJERUK KECAMATAN PAMULIHAN KABUPATEN SUMEDANG Didah Didah; Astuti Dyah Bestari; Sefita Aryuti Nirmala
JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) Volume 3 Nomor 1 April 2020
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v3i1.2668

Abstract

ABSTRAKPosyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Kegiatan posyandu dapat dilakukan pengembangan, salah satunya adalah kegiatan yang ditujukan untuk kesehatan lansia. Kader sebagai seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan. Tujuan kegiatan PKM ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan kader. Metode kegiatan pelaksanaan pelatihan dilakukan dengan 3 tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Berdasarkan hasil PKM ini terdapat perbedaan pengetahuan sebelum dan setelah di lakukan pelatihan kader.Kata Kunci : Kader, Pelatihan, PosyanduABSTRACKPosyandu is one form of Community-Based Health Efforts which is managed and organized from, by, for and with the community in organizing health development, in order to empower the community and provide facilities to the community in obtaining basic health services to accelerate the reduction in maternal and infant mortality rates. Posyandu activities can be developed, one of which is activities aimed at elderly health. A cadre as a volunteer is recruited from, by and for the community to help fluency of health services. The purpose of this PKM activity is to improve cadre knowledge. The method of training activities is carried out in 3 stages, there are the preparation phase, the implementation phase and the evaluation phase. Based on the results of this PKM there are differences in knowledge before and after cadre training has been conducted. Keywords: Cadre, Posyandu, Training 
UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN KADER POSYANDU TENTANG KESEHATAN IBU HAMIL, BAYI DAN BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS JATINANGOR KECAMATAN JATINANGOR SUMEDANG Didah Didah; Ari Indra Susanti; Fardila Elba
JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) Volume 2 Nomor 1 April 2019
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v2i1.1140

Abstract

Peran kader dalam penyelenggaraan posyandu sangat besar karena selain pemberi informasi kesehatan pada masyarakat. Salah satu peran kader posyandu pada saat pelayanan kegiatan posyandu adalah melakukan penyuluhan kepada ibu hamil dan ibu yang memiliki bayi dan balita. Permasalahan yang dihadapi kader masih kurangnya  pengetahuan tentang kesehatan ibu hamil, bayi dan balita. Tujuan kegiatan PKM ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan kader posyandu tentang kesehatan ibu hamil, bayi dan balita, agar ibu hamil dan ibu yang mempunyai bayi dan balita mengetahui tentang kesehatannya. Metode kegiatan bertahap dengan : 1) meningkatkan pengetahuan kader dengan ceramah bervariasi, 2) Demonstrasi, 3) Latihan (Role Play) dan 4) Monitoring & Evaluasi. Hasil kegiatan ini adalah terdapat peningkatan pengetahuan kader posyandu tentang kesehatan ibu hamil yaitu sebesar 7,7% dan kesehatan bayi dan balita juga meningkat sebesar 20,3%. Pemberian pelatihan tentang kesehatan ibu hamil, bayi dan balita diwilayah puskesmas Jatinangor pada kader dapat menigkatkan pengetahuan yang dapat digunakan sebagai langkah awal dalam memberikan penyuluhan dan membentuk keterampilan kader untuk di salurkan kembali kepada ibu hamil dan ibu yang mempunyai bayi dan balita. Kata Kunci: Kader posyandu, Kesehatan ibu hamil, Bayi dan balita, Pengetahuan.  ABSTRACT The role of cadres in organizing posyandu (Integrated Service Post In Indonesia)was very large because in addition to provide health information to the community. One of the roles of cadres was educated pregnant women and mothers who have babies and children under five years old when posyandu activity was held. The problem faced by cadres was still a lack of knowledge about the health of pregnant women, infant and children under five years old. The purpose of this community services was to increasethe knowledge of cadres in posyandu about health the health of pregnant women, infant and children under five years old, so they would know about their health. Gradual activity method with : 1) increaning cadre knowledge with varied lectures, 2) demonstration, 3) exercises (Role play) and 4) Monitoring & Evaluation. The result of this activity was the increasing of cadres knowledge about the health of pregnant women, which amounted to 7.7% and the health of infant and children under five years old also increased by 20.3%. providing cadres’ training on the health of pregnant women, infant and children under five years old in Jatinagor Community health center (or, “Puskesmas Jatinagor” in Indonesia) could increase knowledge which could be used as an initial step in providing counseling and forming cadres’ skill to be distributed back to pregnant women and mothet who have babies and children under five years old. Keywords : Posyandu, cadres, health of pregnant women, infant and children under five years old, Knowledge. 
RIWAYAT STATUS IMUNISASI DASAR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BALITA STUNTING Yosintha Dilina Wanda; Fardila Elba; Didah Didah; Ari Indra Susanti; Fedri Ruluwedrata Rinawan
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 7, No 4 (2021): Vol.7 No.4 Oktober 2021
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v7i4.4727

Abstract

Background: According to the World Health Organization (WHO) 2018, the prevalence of stunting in Indonesia is the third country with the highest prevalence in the Southeast Asia Region (SEAR). The average prevalence of children under five in Indonesia in 2005-2017 was 36.4%. In West Java the incidence of stunting is 29.9% and in Sumedang Regency the figure is still quite high at 36%, and based on data from the Jatinangor Health Center in 2020 there are 60 stunting toddlers.Purpose: The purpose to analyze the relationship between the history of basic immunization status and the incidence of  in toddler in Hegarmanah Village, Jatinangor District in 2020.Methods: This research design is a quantitative research conducted in Hegarmanah Village in November. This study use a case control design with a ratio of 1:1. The case group of this study was stunting and the control group was non-stunted. The groups of stunting and non-stunted toddlers were determined by a matching system of age and gender categorization. Sampling used proportionate stratified random technique. The sample in this study were stunted and non-stunted toddlers with a total sample of 120 respondents, 60 case groups and 60 control groups. The research instrument is a questionnaire and a microtoise to measure height. Bivariate analysis was carried out with Chi-Square and Odds Ratio testsResults: The results showed that 30 (25%) stunting toddlers aged 24-<36 months, 23 (19%) toddlers aged 24-<36 months and 19 (16%) boys with a history of incomplete basic immunization status . Bivariate analysis was carried out with Chi-Square and Odds Ratio tests with a 95% confidence level obtained (p = 0.000) with OR and CI (4.958 (2.074-11.852)). This states that there is a relationship between the history of basic immunization status on the incidence of stunting under five in Hegarmanah Village, Jatinangor District.Conclusion: There is a relationship between the history of basic immunization status on the incidence of stunting in toddlers in Hegarmanah Village, Jatinangor District with a value of p<0.05 (p=0.00<0.05) and there is a risk of stunting in toddlers with incomplete immunization 4.9 times compared to toddlers with complete immunization.Suggestion Future researchers are expected to be able to further investigate what types of immunization can affect stunting. Keywords: Relationship, Stunting, Basic Immunization, Toddler ABSTRAK  Latar Belakang: Menurut World Health Organization (WHO) data prevalensi kejadian stunting Indonesia termasuk negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara /South-East Asia Regional (SEAR). Rata-rata prevalensi balita di Indonesia tahun 2005-2017 adalah 36,4%. Di Jawa Barat angka kejadian stunting yaitu 29,9% dan di Kabupaten Sumedang angkanya masih cukup tinggi yaitu sebesar 36%, dan berdasarkan data Puskesmas Jatinangor pada tahun 2020 terdapat 60 balita stunting.Tujuan: Menganalisis hubungan riwayat status imunisasi dasar dengan kejadian balita stunting di Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor Tahun 2020.Metode: Rancangan penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan di Desa Hegarmanah pada Bulan November. Penelitian ini menggunakan desain case control dengan perbandingan 1:1. Kelompok kasus penelitian ini yaitu stunting dan kontrol yaitu non stunting. Kelompok balita stunting dan non stunting ditentukan dengan sistem matching kategorisasi usia dan jenis kelamin. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportionate stratified random. Sampel dalam penelitian ini adalah balita yang stunting dan non stunting dengan jumlah sampel 120 responden, sebanyak 60 kelompok kasus dan 60 kelompok kontrol. Instrumen penelitian ini yaitu kuisioner dan microtoise untuk mengukur tinggi badan. Analisis bivariate dilakukan uji Chi-Square dan Odds RatioHasil: Hasil penelitian didapatkan 30 (25%) balita stunting dengan usia 24-<36 bulan, 23 (19%) balita usia 24-<36 bulan dan 19 (16%) balita laki-laki dengan riwayat status imunisasi dasar yang tidak lengkap. Analisis bivariate dilakukan uji Chi-Square dan Odds Ratio dengan tingkat kepercayaan 95% didapatkan (p=0,000) dengan OR dan CI (4,958 (2,074-11,852)).Kesimpulan: Terdapat hubungan antara riwayat status imunisasi dasar pada kejadian balita stunting di Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor dengan nilai p<0,05 (p=0.00<0.05) serta terdapat risiko kejadian stunting pada balita dengan imunasi tidak lengkap 4,9 kali dibanding balita dengan imunisasi yang lengkap.Saran Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti lebih lanjut mengenai jenis imunisasi apa yang dapat mempengaruhi stunting. Kata kunci : Hubungan, Stunting, Imunisasi Dasar, Balita
Effect of health education video on knowledge about the first 1000 days of a child's life among women in childbearing age Anisya Virliana Budiman; Puspa Sari; Sri Astuti; Dini Saraswati Handayani; Didah Didah
Jurnal Kesehatan Ibu dan Anak Vol. 15 No. 2 (2021): November
Publisher : Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29238/kia.v15i2.629

Abstract

The first thousand days of life, also known as the golden period, began from conception until the children were 2 years old. This period is critical, so if not utilized properly there will be permanent damage such as impaired physical growth, intelligence, and non-communicable diseases. This study aimed to explore the effect of health education using video media on knowledge about the first 1000 days of life among women of childbearing age. This research uses quantitative methods with a pre-experimental design in the form of one group Pretest-Posttest conducted in July-November 2019. Samples of the research are women of childbearing age in the working area of Jatinangor Public Health Center. Sampling technique with Multistage random sampling with a sample count of 221 respondents. Data analysis using the Wilcoxon test. The results showed that there was an influence on health education by using video media in improving women of childbearing age knowledge about the first 1000 days of life with test result Wilcoxon P = < 0.05 (P = 0,000) and value R = 0,755. There is a health education influence using video media in increasing the knowledge of women of childbearing age about the first 1000 days of life.