Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : JURNAL HUTAN TROPIS

STRATEGI KEBIJAKAN PEMANTAPAN KAWASAN KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG (KPHL) MODEL KAPUAS KALIMANTAN TENGAH Jovan Sofyan; Mahrus Aryadi; Mufidah Asy'ari
Jurnal Hutan Tropis Vol 4, No 1 (2016): Jurnal Hutan Tropis Volume 4 Nomer 1 Edisi Maret 2016
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1665.564 KB) | DOI: 10.20527/jht.v4i1.2881

Abstract

The purpose of this study is to identify the policies and processes related to the consolidation of forest land in the area KPHL Model Kapuas, and formulate strategies stabilization policy in the area of forest area KPHL Model Kapuas. Identification Policies and Processes Forest Area Consolidation is done by collecting data regulations regarding clarification of the forest area. Forest Area Stabilization Policy strategy using SWOT analysis to reveal the internal factors and external factors that are considered important in achieving the goal, which is to identify the strengths, weaknesses, opportunities and threats. The results of the identification of policies and clarification of forest areas shows that the internal forces KPHL Model Kapuas is their legislation, activities boundaries of land has been gathering bracelet and the strong position of KPHL in RTRWP, while the chances of the external is the absence of government support through the process of accelerating the inauguration of forest area , The model is a progressive strategy employed is to speed up the gazetting of forest areas through mapping and determination of the results of the boundary area KPHL Model Kapuas.Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi kebijakan dan proses yang berkaitan dengan pemantapan kawasan hutan di areal KPHL Model Kapuas, dan merumuskan strategi kebijakan pemantapan kawasan hutan di areal KPHL Model Kapuas.  Identifikasi Kebijakan dan Proses Pemantapan Kawasan Hutan dilakukan dengan mengumpulkan data-data peraturan yang berlaku terkait proses pemantapan kawasan hutan. Strategi Kebijakan Pemantapan Kawasan Hutan menggunakan analisis SWOT dengan mengungkapkan faktor internal dan faktor eksternal yang dianggap penting dalam mencapai tujuan, yaitu dengan mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman. Hasil identifikasi kebijakan dan proses pemantapan kawasan hutan menunjukan bahwa kekuatan internal KPHL Model Kapuas adalah adanya peraturan perundang-undangan, kegiatan tata batas kawasan hutan telah temu gelang serta kuatnya posisi KPHL dalam RTRWP, sedangkan peluang eksternalnya adalah adanya dukungan pemerintah melalui proses percepatan pengukuhan kawasan hutan. Model strategi yang ditempuh adalah progresif yaitu dengan mempercepat proses pengukuhan kawasan hutan melalui pemetaan dan penetapan hasil tata batas areal KPHL Model Kapuas.
PEMETAAN BIOMASSA TEGAKAN HUTAN HUJAN TROPIS DI BUKIT MANDIANGIN MENGGUNAKAN CITRA SENTINEL-2 MSI Mufidah Asy’ari; Syam’ani Syam’ani; Trisnu Satriadi
Jurnal Hutan Tropis Vol 9, No 3 (2021): JURNAL HUTAN TROPIS VOLUME 9 NOMER 3 EDISI NOVEMBER 2021
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jht.v9i3.12318

Abstract

The preservation of standing biomass is one of the most vital elements for environmental sustainability and the sustainability of the forest itself. One of the actions that can be taken in an effort to maintain the sustainability of forest stand biomass is to map the distribution of biomass, and monitor changes or dynamics of stand biomass from time to time in a sustainable manner. This study aims to build a model based on remote sensing imagery to estimate the total biomass of tropical rainforest stands in Mandiangin Hill, South Kalimantan. The models developed in this study are based on vegetation indices extracted from Sentinel-2 MSI Imagery. A total of ten vegetation indices were tested in this study. For the construction process and validation of stand biomass estimation models, biomass information was measured directly in the field using a number of measuring plots. Stand biomass estimation models were made by correlating stand biomass information from the field with vegetation indices from Sentinel-2 MSI Imagery. The results showed that the most accurate model for estimating the biomass of tropical rainforest stands was 9.5806.exp (0.1454.PSSRa). Where PSSRa is Pigment Specific Simple Ratio. This model has a correlation coefficient (R2) of 0.876, a Mean Absolute Percentage Error (MAPE) of 16.8%, and a Root Mean Square Error (RMSE) of 32.6. The estimation results show that the total biomass of the Bukit Mandiangin tropical rainforest stands is between 11.7 to 998.5 Mg/ha, with an average biomass of 135.8 Mg/ha. Furthermore, the estimation of stand biomass in this study is limited to woody vegetation with a DBH of 10 cm and above. The PSSRa model with various improvements can be used to accurately estimate stand biomass
ESTIMASI BIOMASSA TEGAKAN HUTAN HUJAN TROPIS DI BUKIT MANDIANGIN MENGGUNAKAN METODE INTERPOLASI SPASIAL Mufidah Asy’ari; Syam’ani Syam’ani; Trisnu Satriadi
Jurnal Hutan Tropis Vol 10, No 3 (2022): Jurnal Hutan Tropis Volume 10 Nomer 3 Edisi November 2022
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jht.v10i3.14975

Abstract

.  Biomassa atau cadangan karbon merupakan salah satu indikator kelestarian tegakan hutan. Kuantitas biomassa yang stabil dan proporsional mengindikasikan kelestarian hutan berada dalam kondisi yang baik. Dalam rangka menjaga kelestarian hutan, pihak-pihak terkait dituntut untuk selalu aktif di dalam pemantauan hutan, salah satunya adalah kondisi biomassa tegakan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji sejumlah metode interpolasi spasial untuk mengestimasi distribusi biomassa tegakan hutan hujan tropis di Bukit Mandiangin, Kalimantan Selatan. Interpolasi spasial bertujuan untuk mengatasi keterbatasan data sampel di lapangan pada wilayah hutan yang luas. Beberapa metode interpolasi spasial diimplementasikan didalam penelitian ini, yaitu IDW, GPI, RBF, LPI, dan Kriging. Sebanyak 50 plot sampel dibuat di lapangan untuk mengukur biomassa tegakan hutan. Meskipun ketika dianalisis semivariogram, hanya 40 titik sampel diantaranya yang dapat diikutsertakan didalam analisis, sebanyak 30 titik dijadikan sebagai training samples untuk input interpolasi spasial dan 10 titik dijadikan sebagai testing samples untuk validasi hasil interpolasi. Validasi hasil interpolasi spasial dilakukan menggunakan MAPE dan RMSE. Hasil riset menunjukkan bahwa IDW dengan nilai power 2 merupakan metode interpolasi spasial yang paling optimal untuk estimasi biomassa tegakan hutan. Disamping memiliki MAPE dan RMSE yang cukup kecil, IDW juga lebih praktis dibandingkan dengan metode-metode interpolas spasial lainnya. Metode lainnya yang dapat dijadikan sebagai alternatif selain IDW untuk biomassa tegakan hutan adalah RBF dengan fungsi inti Completely Regularized Spline dan Empirical Bayesian Kriging dengan fungsi inti Linear. Lebih jauh, untuk mendapatkan hasil interpolasi spasial yang lebih akurat, titik-titik sampel harus dibuat lebih banyak dan tersebar lebih merata di dalam wilayah yang akan diestimasi.
PENDUGAAN POTENSI NEKROMASSA BERDASARKAN INDEKS VEGETASI, KELERENGAN, SUHU PERMUKAAN LAHAN DAN KORELASINYA DI WILAYAH KHDTK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Agus Hadi Pranata; Mufidah Asyari; Suyanto Suyanto
Jurnal Hutan Tropis Vol 11, No 3 (2023): Jurnal Hutan Tropis Volume 11 Nomer 3 Edisi September 2023
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jht.v11i3.17622

Abstract

Penelitian ini bertujuan Menganalisis potensi nekromassa pada berbagai indeks vegetasi, kelas lereng dan LST (Land Surface Temperature) dan Menganalisis korelasi antara potensi nekromassa dengan indeks vegetasi, kelas lereng dan LST (Land Surface Temerature). Penelitian ini merupakan ide dari pengembangan analisis citra satelit indeks vegetasi dengan nekromassa di wilayah KHDTK ULM agar nantinya dapat diharapkan bisa memetakan nekromassa melalui asumsi serasah yang diproduksi oleh tegakan hutan memiliki korelasi dengan persen indeks vegetasi. Bedasarkan hal tersebut penting kiranya untuk dapat menjelaskan bagaimana peranan yang sangat penting dalam pengukuran nekromassa ini. Informasi terkait simpanan karbon tegakan, nekromasa dan seresah di KHDTK ULM belum banyak dikaji. Untuk itu diperlukan penelitian yang intensif untuk menduga simpanan karbon tersebut, sehingga nantinya dapat dilakukan pemetaan berkelanjutan tentang nekromassa ini. Hasil analisis potensi nekromassa pada berbagai indeks vegetasi, kelas lereng dan LST (Land Surface Temperature) pada area sampel penelitian menunjukkan bahwa nekromassa total serasah hutan di area KHDTK ULM berkisar antara 50,9 hingga 192,7 Kg/ha, dan Hasil penelitian ini menunjukan analisis korelasi potensi nekromassa antara indeks vegetasi, kelas lereng dan LST(Land Surface Temerature) menunjukan model Pigment Specific Simple Ratio (PSSRa) merupakan indeks vegetasi yang paling sedikit kesalahan error dalam melakukan pengukuran estimasi dan memetakan nekromassa serasah dengan nilai kesalahan error 46,450.