Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

ADSORPSI-DESORPSI ZAT WARNA AZO JENIS REMAZOL BLACK B MENGGUNAKAN MEMBRAN POLIELEKTROLIT (PEC) KITOSAN-PEKTIN Ayuni, Ni Putu Sri; Yuningrat, Ni Wayan; Andriani, Ketut Yesi
JST (Jurnal Sains dan Teknologi) Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.754 KB) | DOI: 10.23887/jst-undiksha.v5i1.8277

Abstract

Abstrak Sekitar 2-50% dari zat warna azo yang digunakan selama proses pencelupan ini tidak mengikat serat dan langsung dilepaskan ke lingkungan melalui instalasi pengolahan limbah. Hal ini perlu dilakukan pengolahan limbah cair yang mengandung zat warna azo jenis Remazol Black B sebelum dibuang ke lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi optimum membran PEC kitosan-pektin yang dapat digunakan untuk mengadsorpsi zat warna azo jenis Remazol Black B .Untuk memperoleh kondisi optimum akan dilakukan adsorpsi zat warna azo jenis Remazol Black B dengan variasi waktu kontak (5-150 menit), pH (5-9) dan konsentrasi larutan zat warna azo jenis Remazol Black B (5, 10, 15, 20, dan 25 mg/L). Untuk mengetahui karakteristik zat warna jenis Remazol Black B oleh membran PEC kitosan-pektin di analisis dengan persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dan isoterm adsorpsi Freundlich sedangkan daya adsorpsi maksimum dari membran PEC kitosan pektin ditentukan dari kurva berdasarkan karakteristik membran yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adsorpsi zat warna azo jenis Remazol Black B terjadi pada kondisi optimum dengan pH 5, waktu 120 menit dan konsentrasi larutan zat warna azo jenis Remazol Black B 10 mg/L (62,75 %). Pola adsorpsi mengikuti pola adsorpsi isoterm Freundlich dengan daya adsorpsi maksimum 0,02 (mg/g). Untuk efisiensi desorpsi maksimal diperoleh pada larutan NaCl 1 M (11,17 %) Kata Kunci: adsorpsi, membran polielektrolit kitosan pektin, Remazol Black B Abstract Azo dyes produced approximately 2-50% from dying process were thrown through effluent to the environment without any treatment. The objective of this research were to know the optimum condition of PEC chitosan pectin membrane using to adsorp Remazol Black B with various contact time (5-150 min), pH (5-9) and Remazol Black B concentration (5, 10, 15, 20, dan 25 mg/L). Adsorption charactheristic of Remazol Black B by PEC chitosan pectin membrane were determined by Langmuir and Freundlich isotherm equation. Maximum capacity adsorption was determined by the graph of membrane characteristic. The results show that optimum condition of Remazol Black B adsorption by PEC chitosan pectin membrane at pH 5, 10 mg/L remazol black B for 120 minutes (62,75 %). The adsorption pattern is Freundlich isoterm with maximum capacity 0,02 (mg/g).Maximal Desorption efisiency at NaCl 1 M (11,17 %) Keywords : adsorption, PEC chitosan pectin membrane, Remazol Black B
TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN LIMBAH TEKSTIL BAGI INDUSTRI TENUN BINTANG TIMURTEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN LIMBAH TEKSTIL BAGI INDUSTRI TENUN BINTANG TIMUR Yuningrat, Ni Wayan; Ayuni, Ni Putu Sri; Martiningsih, Ni Wayan; Gunamantha, I Made; Widana, Gede Agus Beni
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.317 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v7i1.12673

Abstract

Pada umumnya industri tekstil khususnya tenun menggunakan zat warna sintetis untuk proses pencelupannya, dengan pertimbangan warna yang dihasilkan akan lebih menarik dan tidak mudah pudar. Zat warna yang telah selesai digunakan dalam pencelupan seringkali dibuang langsung ke lingkungan tanpa diolah terlebih dahulu. Hal ini juga dilakukan oleh industri bintang timur, yang mana zat warna hanya ditampung dalam tanah yang digali sedalam 1 meter, sedangkan lokasinya dekat dengan persawahan. Kegiatan pengabdian diawali dengan identifikasi pengetahuan peserta tentang karakteristik, bahaya, penanggulangan dan penanganan awal zat warna tekstil melalui kuisioner. Sosialisasi alat pengolahan limbah dilakukan melalui penyerahan reaktor fotokatalitik fixed bed TiO2-batu apung dan dilanjutkan dengan demonstrasi pengoperasiannya menggunakan zat warna sisa pencelupan. Berdasarkan hasil kuisioner, sebagian besar peserta belum mengetahui karakteristik zat warna tekstil dan proses pengolahan yang diperlukan agar zat warna tekstil tidak mencemari lingkungan. Proses degradasi zat warna tekstil berjalan kurang efektif (26%) yang disebabkan kurangnya sinar matahari yang diperlukan untuk proses fotodegradasi tersebut. Pada umumnya industri tekstil khususnya tenun menggunakan zat warna sintetis untuk proses pencelupannya, dengan pertimbangan warna yang dihasilkan akan lebih menarik dan tidak mudah pudar. Zat warna yang telah selesai digunakan dalam pencelupan seringkali dibuang langsung ke lingkungan tanpa diolah terlebih dahulu. Hal ini juga dilakukan oleh industri bintang timur, yang mana zat warna hanya ditampung dalam tanah yang digali sedalam 1 meter, sedangkan lokasinya dekat dengan persawahan. Kegiatan pengabdian diawali dengan identifikasi pengetahuan peserta tentang karakteristik, bahaya, penanggulangan dan penanganan awal zat warna tekstil melalui kuisioner. Sosialisasi alat pengolahan limbah dilakukan melalui penyerahan reaktor fotokatalitik fixed bed TiO2-batu apung dan dilanjutkan dengan demonstrasi pengoperasiannya menggunakan zat warna sisa pencelupan. Berdasarkan hasil kuisioner, sebagian besar peserta belum mengetahui karakteristik zat warna tekstil dan proses pengolahan yang diperlukan agar zat warna tekstil tidak mencemari lingkungan. Proses degradasi zat warna tekstil berjalan kurang efektif (26%) yang disebabkan kurangnya sinar matahari yang diperlukan untuk proses fotodegradasi tersebut.
ESTIMASI KANDUNGAN ENERGI DAN POTENSI ENERGI LISTRIK DARI KOMPONEN BIOGENIK SAMPAH PERKOTAAN Gunamantha, I Made; Yuningrat, Ni Wayan
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2012: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2012
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPada tulisan ini telah dilakukan estimasi kandungan energi dan potensi energi listrik yang dapat dihasilkan dari komponen biogenik sampah melalui proses biokonversi maupun thermokonversi. Estimasi kandungan energi dihitung dengan menggunakan dua hubungan empirik antara higher heating value (HHV) dengan data analisis ultimat, pendekatan stoikiometri, dan thermokimia. Perhitungan berdasarkan data analisis ultimat dan biodegradabilitas komponen biogenik sampah. Hasil estimasi potensi energi dari semua cara dibandingkan dengan hasil pengukuran menggunakan bomb calorimeter. Potensi energi listrik yang dapat dipungut, dihitung dan dibandingkan berdasarkan hasil estimasi kandungan energi dari pendekatan empirik, teoritik dan pengukuran. Hasilnya menunjukkan kandungan energi tertinggi dihasilkan dari persamaan Bunner (22030 kJ/kg), diikuti hasil perhitungan dengan persamaan thermokimia (18206 kJ/kg), tulisan ini (16113 kJ/kg), pendekatan stoikiometri (15516 kJ/kg) dan hasil pengukuran (14980 kJ/kg). Hasil tersebut menunjukkan pendekatan estimasi berbasis thermokonversi memberikan kandungan energi yang lebih besar dibandingkan dengan biokonversi, sedangkan potensi energi listrik yang dihasilkan ditentukan oleh efisiensi fasilitas pembangkit.
PENURUNAN KEKERUHAN, KADAR LAS DAN FOSFAT LIMBAH CUCIAN RUMAH TANGGA DENGAN METODE KOMBINASI PENGOLAHAN KOAGULASI DAN PROSES OKSIDASI LANJUT SISTEM UV/H2O2 Wiguna, I Made Candra; Yuningrat, Ni Wayan; Gunamantha, I Made
International Journal of Applied Chemistry Research Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/ijacr.v2i2.28980

Abstract

Peneliatian ini adalah penelitian eksperimen yang bertujuan untuk menganalisis kekeruhan, kadar LAS (Linier Alkyl Sulfonate) dan fosfat pada limbah cucian rumah tangga di salah satu pemukiman padat penduduk di kawasan Kota Singaraja sesuai Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup KEP 51/MENLH/10/1995. Subjek penelitian ini adalah limbah cucian rumah tangga di salah satu pemukiman padat penduduk di kawasan Kota Singaraja, sedangkan objek dari penelitian ini adalah kekeruhan, kadar LAS (Linier Alkyl Sulfonate) dan fosfat. Penelitian ini menggunakan metode koagulasi dengan koagulan FeCl3. Metode koagulasi ini untuk menentukan pH dan konsentrasi optimum FeCl3 dikombinasikan dengan proses AOP sistem UV/H2O2 untuk menurunkan kekeruhan, kadar LAS dan fosfat pada limbah cucian rumah tangga. Sebelum percobaan dilakukan, kekeruhan, kadar LAS dan fosfat ditentukan terlebih dahulu nilai kekeruhan  awal limbah  cucian rumah tangga tersebut sebelum diberikan perlakuan yaitu 164 NTU, kadar LAS awal tanpa perlakuan yaitu 2,659 mg/L, dan kadar fosfatt awal tanpa perlakuan 0,988 mg/L. Kondisi optimum pada proses koagulasi untuk pengolahan limbah cucian rumah tangga dengan penambahan 25 mL koagulan FeCl3 2% pada pH 4. Efisiensi penurunan kekeruhan LAS dan fosfat berturut-turut pada kondisi tersebut adalah 90,7%, 72,9% dan 89,2%.Efisiensi penurunan kekeruhan, kadar LAS dan fosfat dari proses dengan Proses AOP Sistem UV/H2O2 berturut-turut adalah 72,5% , 93,3% dan 96,2% Efisiensi penurunan nilai kekeruhan, kadar LAS dan fosfat dari kombinasi proses koagulasi dan AOP sistem UV/H2O2 berturut-turut sebesar 97,4%, 98,1% dan 99,5%.
Study of creatinine transport through chitosan/pectin/poly(vinyl alcohol) blend membranes Ni Putu Sri Ayuni; Ni Wayan Yuningrat
Indonesian Journal of Biotechnology Vol 21, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1068.6 KB) | DOI: 10.22146/ijbiotech.25812

Abstract

Creatinine was final product of creatine metabolism inskeletal muscle. Increasing of creatinine showed decreasing of kidney function. Kidney fuction decreased could be treated by hemodialysis (HD). One of the natural polymer was cellulose which often used as hemodialysis membrane. Chitosan as natural membrane was used as membrane in this research because the structure was almost similar to cellulose. Chitosan was complexed by pectin and poly(vinil alcohol) (PVA) to fixed mechanical characteristic of membrane. The objective of this research were to synthesize, characterize, and know efficiency of creatinine transport using chitosan/pectin/PVA blend membranes. The functional groups of synthesized membrane were characterized by FTIR spectrophotometer. Efficiency of optimum creatinine transport was known by using membrane with chitosan and pectin ratio70:30 while PVA used 0.5%; 1.0% and 1.5%. The source and acceptor phase resulted were complexed by picric acid and analyzed by Ultraviolet-Visible (UV-Vis) Spectrophotometer. The result of membrane synthesized which was analyzed by FTIR Spectrophotometer shows that there is a band broadening on wave number 3448.72 cm-1. It is indicated that there are an overlapped stretching of hydrogen bond -OH on PVA and NH2 on chitosan. The optimum creatinine 70 ppm transported using membrane with 1.5% PVA addition is 59%. 
Kajian Transpor Kreatinin Menggunakan Membran Kitosan-Alginat Tertaut Silang Polivinil Alkohol (PVA) Ni Putu Sri Ayuni; Ni Wayan Yuningrat; Ni Wayan Citra
Jurnal Rekayasa Proses Vol 12, No 2 (2018)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.902 KB) | DOI: 10.22146/jrekpros.38401

Abstract

A B S T R A C TThe objective of this research was to determine the efficiency of the creatinine transport using chitosan alginate cross linked by polyvinyl alcohol (PVA) 0.1% with 70, 100, and 130 mg/L of creatinine concentration. The subject of this study was the membranes of chitosan alginate PVA, while the object of this study was the efficiency of the creatinine transport. The PVA 0.1% cross-linking chitosan-alginate membrane (1:0.15) was successfully synthesized. The membrane synthesized was characterized by FTIR, as well as tensile and strain test. The FTIR spectra showed that there is a new peak of the amino group of chitosan and carboxyl group of alginate at ca. 1651 cm-1. The hydroxyl group appears at ca. 1088 cm-1 while ester groups at ca. 1088 cm-1 and ca. 1265 cm-1 which indicate the cross binding between alginate and PVA. The water uptake test of the chitosan alginate PVA membrane reaches 257.76% for 6 hours. The tensile test results of the membrane before and after creatinine transport are 2.77 MPa and 12.56 MPa while the strain tests yield 14.24% and 18.51%, respectively. The maximum efficiency of the creatinine transport using the chitosan-alginate cross linked by PVA is 51.02% at 130 mg/L creatinine. This creatinine transport result using the PVA cross linking chitosan-alginate membrane are more efficient than chitosan-pectin membrane (25.24%) with the same creatinine concentration.Keywords: chitosan-alginate PVA membrane; creatinine; cross-link; synthesis; transportA B S T R A KPenelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai efisiensi transpor kreatinin menggunakan membran kitosan-alginat tertaut silang polivinil alkohol (PVA) 0,1% dengan konsentrasi kreatinin 70, 100 dan 130 mg/L. Subjek dalam penelitian ini adalah membran kitosan-alginat PVA, sedangkan objek penelitian ini adalah pengaruh efisiensi transpor pada variasi konsentrasi kreatinin. Membran kitosan alginat (1:0,15) tertaut silang PVA 0,1% telah berhasil disintesis. Karakterisasi membran kitosan-alginat tertaut silang PVA diperoleh untuk spektra FTIR membran menunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran serapan gugus amino dari kitosan dan gugus karboksil dari alginat pada puncak sekitar 1651 cm-1. Pada bilangan gelombang 3363,86 cm-1 terdapat serapan gugus –OH serta pada bilangan gelombang sekitar 1088 cm-1 dan 1265 cm-1 berasal dari gugus ester yang menunjukkan ikatan silang antara alginat dan PVA. Hasil uji serapan air pada membran kitosan-alginat PVA selama 6 jam mencapai rata-rata 257,76%. Hasil uji tarik membran sebelum dan setelah transpor masing-masing: 2,77 MPa dan 12,56 MPa dan untuk hasil uji regang membran sebelum dan setelah transpor masing-masing: 14,24% dan 18,51%. Efisiensi transpor kreatinin pada membran kitosan-alginat tertaut silang PVA mencapai efisiensi transpor maksimal pada konsentrasi 130 mg/L (51,02%). Efisiensi transpor kreatinin ini lebih tinggi jika dibandingkan menggunakan membran kitosan-pektin (25,24%) pada konsentrasi yang sama.Kata kunci: kreatinin; membran kitosan-alginat PVA; sintesis; taut silang; transpor
ADSORPSI-DESORPSI ZAT WARNA AZO JENIS REMAZOL BLACK B MENGGUNAKAN MEMBRAN POLIELEKTROLIT (PEC) KITOSAN-PEKTIN Ni Putu Sri Ayuni; Ni Wayan Yuningrat; Ketut Yesi Andriani
JST (Jurnal Sains dan Teknologi) Vol. 5 No. 1 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.754 KB) | DOI: 10.23887/jstundiksha.v5i1.8277

Abstract

Abstrak Sekitar 2-50% dari zat warna azo yang digunakan selama proses pencelupan ini tidak mengikat serat dan langsung dilepaskan ke lingkungan melalui instalasi pengolahan limbah. Hal ini perlu dilakukan pengolahan limbah cair yang mengandung zat warna azo jenis Remazol Black B sebelum dibuang ke lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi optimum membran PEC kitosan-pektin yang dapat digunakan untuk mengadsorpsi zat warna azo jenis Remazol Black B .Untuk memperoleh kondisi optimum akan dilakukan adsorpsi zat warna azo jenis Remazol Black B dengan variasi waktu kontak (5-150 menit), pH (5-9) dan konsentrasi larutan zat warna azo jenis Remazol Black B (5, 10, 15, 20, dan 25 mg/L). Untuk mengetahui karakteristik zat warna jenis Remazol Black B oleh membran PEC kitosan-pektin di analisis dengan persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dan isoterm adsorpsi Freundlich sedangkan daya adsorpsi maksimum dari membran PEC kitosan pektin ditentukan dari kurva berdasarkan karakteristik membran yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adsorpsi zat warna azo jenis Remazol Black B terjadi pada kondisi optimum dengan pH 5, waktu 120 menit dan konsentrasi larutan zat warna azo jenis Remazol Black B 10 mg/L (62,75 %). Pola adsorpsi mengikuti pola adsorpsi isoterm Freundlich dengan daya adsorpsi maksimum 0,02 (mg/g). Untuk efisiensi desorpsi maksimal diperoleh pada larutan NaCl 1 M (11,17 %) Kata Kunci: adsorpsi, membran polielektrolit kitosan pektin, Remazol Black B Abstract Azo dyes produced approximately 2-50% from dying process were thrown through effluent to the environment without any treatment. The objective of this research were to know the optimum condition of PEC chitosan pectin membrane using to adsorp Remazol Black B with various contact time (5-150 min), pH (5-9) and Remazol Black B concentration (5, 10, 15, 20, dan 25 mg/L). Adsorption charactheristic of Remazol Black B by PEC chitosan pectin membrane were determined by Langmuir and Freundlich isotherm equation. Maximum capacity adsorption was determined by the graph of membrane characteristic. The results show that optimum condition of Remazol Black B adsorption by PEC chitosan pectin membrane at pH 5, 10 mg/L remazol black B for 120 minutes (62,75 %). The adsorption pattern is Freundlich isoterm with maximum capacity 0,02 (mg/g).Maximal Desorption efisiency at NaCl 1 M (11,17 %) Keywords : adsorption, PEC chitosan pectin membrane, Remazol Black B
ESTIMASI KANDUNGAN ENERGI DAN POTENSI ENERGI LISTRIK DARI KOMPONEN BIOGENIK SAMPAH PERKOTAAN I Made Gunamantha; Ni Wayan Yuningrat
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2012: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2012
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPada tulisan ini telah dilakukan estimasi kandungan energi dan potensi energi listrik yang dapat dihasilkan dari komponen biogenik sampah melalui proses biokonversi maupun thermokonversi. Estimasi kandungan energi dihitung dengan menggunakan dua hubungan empirik antara higher heating value (HHV) dengan data analisis ultimat, pendekatan stoikiometri, dan thermokimia. Perhitungan berdasarkan data analisis ultimat dan biodegradabilitas komponen biogenik sampah. Hasil estimasi potensi energi dari semua cara dibandingkan dengan hasil pengukuran menggunakan bomb calorimeter. Potensi energi listrik yang dapat dipungut, dihitung dan dibandingkan berdasarkan hasil estimasi kandungan energi dari pendekatan empirik, teoritik dan pengukuran. Hasilnya menunjukkan kandungan energi tertinggi dihasilkan dari persamaan Bunner (22030 kJ/kg), diikuti hasil perhitungan dengan persamaan thermokimia (18206 kJ/kg), tulisan ini (16113 kJ/kg), pendekatan stoikiometri (15516 kJ/kg) dan hasil pengukuran (14980 kJ/kg). Hasil tersebut menunjukkan pendekatan estimasi berbasis thermokonversi memberikan kandungan energi yang lebih besar dibandingkan dengan biokonversi, sedangkan potensi energi listrik yang dihasilkan ditentukan oleh efisiensi fasilitas pembangkit.
Kajian Transpor Kreatinin Menggunakan Membran Kitosan-Alginat Tertaut Silang Polivinil Alkohol (PVA) Ni Putu Sri Ayuni; Ni Wayan Yuningrat; Ni Wayan Citra
Jurnal Rekayasa Proses Vol 12, No 2 (2018)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.902 KB) | DOI: 10.22146/jrekpros.38401

Abstract

A B S T R A C TThe objective of this research was to determine the efficiency of the creatinine transport using chitosan alginate cross linked by polyvinyl alcohol (PVA) 0.1% with 70, 100, and 130 mg/L of creatinine concentration. The subject of this study was the membranes of chitosan alginate PVA, while the object of this study was the efficiency of the creatinine transport. The PVA 0.1% cross-linking chitosan-alginate membrane (1:0.15) was successfully synthesized. The membrane synthesized was characterized by FTIR, as well as tensile and strain test. The FTIR spectra showed that there is a new peak of the amino group of chitosan and carboxyl group of alginate at ca. 1651 cm-1. The hydroxyl group appears at ca. 1088 cm-1 while ester groups at ca. 1088 cm-1 and ca. 1265 cm-1 which indicate the cross binding between alginate and PVA. The water uptake test of the chitosan alginate PVA membrane reaches 257.76% for 6 hours. The tensile test results of the membrane before and after creatinine transport are 2.77 MPa and 12.56 MPa while the strain tests yield 14.24% and 18.51%, respectively. The maximum efficiency of the creatinine transport using the chitosan-alginate cross linked by PVA is 51.02% at 130 mg/L creatinine. This creatinine transport result using the PVA cross linking chitosan-alginate membrane are more efficient than chitosan-pectin membrane (25.24%) with the same creatinine concentration.Keywords: chitosan-alginate PVA membrane; creatinine; cross-link; synthesis; transportA B S T R A KPenelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai efisiensi transpor kreatinin menggunakan membran kitosan-alginat tertaut silang polivinil alkohol (PVA) 0,1% dengan konsentrasi kreatinin 70, 100 dan 130 mg/L. Subjek dalam penelitian ini adalah membran kitosan-alginat PVA, sedangkan objek penelitian ini adalah pengaruh efisiensi transpor pada variasi konsentrasi kreatinin. Membran kitosan alginat (1:0,15) tertaut silang PVA 0,1% telah berhasil disintesis. Karakterisasi membran kitosan-alginat tertaut silang PVA diperoleh untuk spektra FTIR membran menunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran serapan gugus amino dari kitosan dan gugus karboksil dari alginat pada puncak sekitar 1651 cm-1. Pada bilangan gelombang 3363,86 cm-1 terdapat serapan gugus –OH serta pada bilangan gelombang sekitar 1088 cm-1 dan 1265 cm-1 berasal dari gugus ester yang menunjukkan ikatan silang antara alginat dan PVA. Hasil uji serapan air pada membran kitosan-alginat PVA selama 6 jam mencapai rata-rata 257,76%. Hasil uji tarik membran sebelum dan setelah transpor masing-masing: 2,77 MPa dan 12,56 MPa dan untuk hasil uji regang membran sebelum dan setelah transpor masing-masing: 14,24% dan 18,51%. Efisiensi transpor kreatinin pada membran kitosan-alginat tertaut silang PVA mencapai efisiensi transpor maksimal pada konsentrasi 130 mg/L (51,02%). Efisiensi transpor kreatinin ini lebih tinggi jika dibandingkan menggunakan membran kitosan-pektin (25,24%) pada konsentrasi yang sama.Kata kunci: kreatinin; membran kitosan-alginat PVA; sintesis; taut silang; transpor
PENURUNAN KEKERUHAN, KADAR LAS DAN FOSFAT LIMBAH CUCIAN RUMAH TANGGA DENGAN METODE KOMBINASI PENGOLAHAN KOAGULASI DAN PROSES OKSIDASI LANJUT SISTEM UV/H2O2 I Made Candra Wiguna; Ni Wayan Yuningrat; I Made Gunamantha
International Journal of Applied Chemistry Research Vol. 2 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/ijacr.v2i2.28980

Abstract

Peneliatian ini adalah penelitian eksperimen yang bertujuan untuk menganalisis kekeruhan, kadar LAS (Linier Alkyl Sulfonate) dan fosfat pada limbah cucian rumah tangga di salah satu pemukiman padat penduduk di kawasan Kota Singaraja sesuai Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup KEP 51/MENLH/10/1995. Subjek penelitian ini adalah limbah cucian rumah tangga di salah satu pemukiman padat penduduk di kawasan Kota Singaraja, sedangkan objek dari penelitian ini adalah kekeruhan, kadar LAS (Linier Alkyl Sulfonate) dan fosfat. Penelitian ini menggunakan metode koagulasi dengan koagulan FeCl3. Metode koagulasi ini untuk menentukan pH dan konsentrasi optimum FeCl3 dikombinasikan dengan proses AOP sistem UV/H2O2 untuk menurunkan kekeruhan, kadar LAS dan fosfat pada limbah cucian rumah tangga. Sebelum percobaan dilakukan, kekeruhan, kadar LAS dan fosfat ditentukan terlebih dahulu nilai kekeruhan  awal limbah  cucian rumah tangga tersebut sebelum diberikan perlakuan yaitu 164 NTU, kadar LAS awal tanpa perlakuan yaitu 2,659 mg/L, dan kadar fosfatt awal tanpa perlakuan 0,988 mg/L. Kondisi optimum pada proses koagulasi untuk pengolahan limbah cucian rumah tangga dengan penambahan 25 mL koagulan FeCl3 2% pada pH 4. Efisiensi penurunan kekeruhan LAS dan fosfat berturut-turut pada kondisi tersebut adalah 90,7%, 72,9% dan 89,2%.Efisiensi penurunan kekeruhan, kadar LAS dan fosfat dari proses dengan Proses AOP Sistem UV/H2O2 berturut-turut adalah 72,5% , 93,3% dan 96,2% Efisiensi penurunan nilai kekeruhan, kadar LAS dan fosfat dari kombinasi proses koagulasi dan AOP sistem UV/H2O2 berturut-turut sebesar 97,4%, 98,1% dan 99,5%.