Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Berat Badan, Panjang Badan dan Faktor Genetik sebagai Prediktor Terjadinya Stunted pada Anak Sekolah Hetriana Leksananingsih; Slamet Iskandar; Tri Siswati
JURNAL NUTRISIA Vol 19 No 2 (2017): Vol 19 No 2 (2017): September 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (41.542 KB) | DOI: 10.29238/jnutri.v19i2.17

Abstract

Background: Riskesdas in 2013 showed that Yogyakarta (DIY) had a prevalence of stunted new kid in school is less than the national average, which is 14.9% (MOH, 2013). Stunted or short, is a linear growth retardation has been widely used as an indicator to measure the nutritional status of individuals and community groups. Stunted can be influenced by several factors: birth weight, birth length match and genetic factors. Objective: To determine the weight, length of low birth weight and genetic factors as predictors of the occurrence of stunted on elementary school children. Methods: The study was a case control analytic. Research sites in SD Muhammadiyah Ngijon 1 Subdistrict Moyudan. The study was conducted in May and June 2015. The subjects were school children grade 1 to grade 5 the number of cases as many as 47 children and 94 control children. With the inclusion criteria of research subjects willing to become respondents, was present at the time of the study, they have a father and mother, and exclusion criteria have no data BB and PB birth, can not stand upright. The research variables are BBL, PBL, genetic factors and TB / U at this time. Data were analyzed by chi-square test and Odd Ratio (OR) calculation. Results: In case group as much as 91.5% of normal birth weight and length of 80.9% of normal birth weight, most of the height of a normal mother and father as many as 85.1%. In the control group as much as 78.7% of normal birth weight and 61.7% were born normal body length, height mostly normal mom and dad that 96.7% of women and 90.4% normal normal father. Statistical test result is no significant correlation between height mothers with stunted incidence in school children, and the results of chi-square test P = 0.026 with value Odd Ratio (OR) of 3.9 and a range of values from 1.091 to 14.214 Cl95%. Conclusion: High maternal body of mothers can be used as predictors of the occurrence of stunted school children and mothers with stunted nutritional status have 3.9 times the risk of having children with stunted nutritional status. Keywords: BBL, PBL, Stunted, Schoolchildren
IMPLEMENTASI INTERPROFESIONAL EDUCATION LITERASI REMAJA SEHAT PADA MASA PANDEMI COVID-19 Tri Siswati; Lukman Waris; Yustiana Olfah
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 1 No. 10: Maret 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Remaja adalah generasi penerus bangsa. Beberapa masalah kesehatan remaja meliputi kebiasaan konsumsi fast-food, asupan gizi tidak seimbang, kecukupan konsumsi harian buah dan sayur kurang, sedentary lifestyle, kesehatan mental, dan kurangnya PHBS. Masalah tersebut berpotensi semakin meningkat pada masa pandemic covid-19. Intervensi literasi kesehatan merupakan upaya yang penting untuk memberikan wawasan. Mitra kegiatan adalah SMP N 1 Sleman dengan partisipan seluruh siswa kelas VII sebanyak 224 siswa. Kegiatan dilakukan secara virtual dengan google-meet, tele health counselling melalui whatsapp dan kampanye melalui media social pada bulan Juli-Agustus 2020. Materi literasi meliputi gizi, kesehatan remaja, kesehatan mental, pertumbuhan dan perkembangan, kenakalan remaja, PHBS, serta produktivitas remaja di era pandemic covid-19. Pemateri terdiri dari keahlian bidang gizi, keperawatan, BKKBN, psikolog. Keberhasilan kegiatan diukur melalui rata-rata kehadiran siswa 75%, peningkatan pengetahuan 40% dan kampanye remaja sehat melalui media sosial. Hasil kegiatan menyatakan bahwa rata-rata kehadiran siswa adalah 80%, peningkatan pengetahuan sebesar 47%, dan pelaksanaan kampanye remaja sehat melalui media sosial.
Kampanye Aksi Bergizi pada Remaja di Kabupaten Sleman Tri Siswati; Yustiana Olfah; Idi Setiyobroto; Rita Ramayulis; Lukman Waris; Agus Sarwo Prayogi
JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 2 No 4 (2023): Oktober
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Remaja merupakan salah satu kelompok rentan gizi.  Untuk meningkatkan derajat kesehatan remaja, perlu dilakukan upaya edukasi, salah satunya melalui kampanye aksi bergizi. Tujuan: Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang anemia dan gizi seimbang serta meningkatkan cakupan konsumsi tablet Fe. Metode: Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan di SMPN Gamping, Sleman pada bulan Juli 2023. Jumlah partisipan adalah semua siswa baru sebanyak 192 orang. Aksi bergizi dilakukan melalui kampanye dengan memberikan edukasi tentang gizi seimbang dan anemia, minum tablet Fe, penandatanganan deklarasi aksi bergizi dan komitmen untuk hidup sehat. Hasil: Sebagian besar partisipan adalah perempuan (53,1%), umur 13 tahun (57,3%). Berkaitan dengan kebiasaan hidup sehat, sebagian besar kadang-kadang sarapan (40,6%) dan pergi ke sekolah dengan moda transportasi pasif berupa kendaraan bermotor (motor/mobil).  Setelah mengikuti edukasi pengetahuan remaja tentang gizi seimbang dan anemia mengalami peningkatan masing masing 21% dan 19% dengan kategori nilai baik (>76). Kesimpulan: Kampanye aksi bergizi efektif untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang anemia dan gizi seimbang, sehingga kampanye aksi bergizi merupakan salah satu alternatif upaya meningkatkan derajat kesehatan remaja. Kata kunci:  aksi bergizi, anemia, hidup sehat, kampanye, remaja ________________________________________________________________________________ Abstract Background: Nutritionally, adolescents are one of the most vulnerable populations.  To enhance adolescent health, it is necessary to engage in educational efforts, one of which is the implementation of nutritious action campaigns. Objective: This activity aims to increase adolescent knowledge about anemia and balanced nutrition and increase the coverage of Fe tablet consumption. Method: his community service activity will be carried out at SMPN Gamping, Sleman, in July 2023. The number of participants was all new students—as many as 192 people. Nutritious action is carried out through campaigns by providing education on balanced nutrition and anemia, taking Fe tablets, and signing a declaration of nutritious action and commitment to healthy living. Result: Most of the participants were women (53.1%) and 13 years old (57.3%). With regard to healthy living habits, most people sometimes eat breakfast (40.6%) and go to school with passive transportation modes in the form of motor vehicles (motorbikes or cars). After participating in education, adolescents' knowledge about balanced nutrition and anemia increased by 21% and 19%, respectively, with good value categories (>76). Conclusion: Nutritious action campaigns are effective in increasing adolescent knowledge about anemia and balanced nutrition, so nutritious action campaigns are one alternative effort to improve adolescent health. Keywords: aksi bergizi, anemia, healty life tyle, campaign, adolescent