Ai Mahmudatussa’adah
1) Departemen Ilmu Dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor 16680 2) Fakultas Teknologi Dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 14450

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

KARAKTERISTIK WARNA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ANTOSIANIN UBI JALAR UNGU [Color Characteristics and Antioxidant Activity of Anthocyanin Extract from Purple Sweet Potato] Ai Mahmudatussa’adah; Dedi Fardiaz; Nuri Andarwulan; Feri Kusnandar
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol. 25 No. 2 (2014): Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
Publisher : Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB Indonesia bekerjasama dengan PATPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (807.952 KB) | DOI: 10.6066/jtip.2014.25.2.176

Abstract

Anthocyanin is a natural pigment with color varying from red, purple, blue to yellow. The stability of its anthocyanin color is affected by pH, temperature and light. Purple sweet potato is rich in anthocyanin, particularly a stable acylated anthocyanin. This research was conducted to study the effect of pH on color and antioxidative activity of anthocyanin extracted from purple sweet potatoes harvested from Cilembu-Sumedang, Banjaran-Bandung, and Pakembangan-Kuningan. The experiments applied a completely randomized design with two replicates analyzed triplo.The results showed that the total number of monomeric anthocyanin in purple sweet potato harvested from Cilembu (3.78±0.08 mg cyanidin-3-glucoside/g dry weight, dw) was higher than that of Banjaran (3.18±0.01 mg/g) and Pakembangan (2.25±0.01 mg/g). The color of purple sweet potato anthocyanin extract was pH dependent. The color changed from red, faded red, purple, blue, green and yellow along with the increase of pH from 1 to 14. The content of anthocyanins from three locations of purple sweet potatoes differed from each other (p<0.05). Radical scavenging activity and reducing power of purple sweet potato anthocyanins extract at pH 1 was higher than that at pH 4.5 and pH 7. 
Sweet Potato Cream Soup as an Alternative Healthy Breakfast Menu Ai Mahmudatussa'adah; Tati Setiawati; Sudewi; Ade Juwaedah
Indonesian Journal of Applied Research (IJAR) Vol. 2 No. 3 (2021): Indonesian Journal of Applied Research (IJAR)
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/ijar.v2i3.166

Abstract

Breakfast is an important thing for everyone. Breakfast requires a complete nutritional composition. Cream of sweet potato soup is an alternative to a proper healthy meal. Sweet potato (Ipomoea batatas L) contains carbohydrates, vitamins, minerals, fiber, oligosaccharides, and other phytochemicals that are good for health. Sweet potato production is very abundant, but its utilization is not maximal yet. The purpose of this research was to produce sweet potato cream soup. The study was done by experimental method and organoleptic test by using Quantitative Descriptive Analysis (QDA) method and evaluation of the final product by using a hedonic method. The steps in this study include prescription cream soup analysis, focus group discussion (FGD), trial and evaluation with QDA method, the final product is tested receiving power by using hedonic test. The results showed cream of sweet potato soup has nutritional adequacy as a breakfast menu, has the characteristics of savory, shiny, sweet potato and spice. Cream of sweet potato soup is favored bay panels. Thus cream of sweet potato soup is perfect for a healthy breakfast.
Learning Reflections to Build Learner Autonomy Karpin Karpin; Ai Mahmudatussa&#039;adah
INVOTEC Vol 18, No 1 (2022)
Publisher : Faculty of Technological and Vocational Education-Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/invotec.v18i1.30172

Abstract

The research objective was to improve the students' competency mastery which is the demand for lectures; building student learner autonomy; describes the stages of learning reflection to build learner autonomy. Quasi-experimental research is used to achieve research objectives. The research subject is a reflection of learning in the Statistics subject in the Culinary Education Study Program, Universitas Pendidikan Indonesia. This research used exit tickets and test instruments. The results of the study obtained an increase in student learning outcomes from the tests given; learner autonomy indicators are found in students' answers to exit tickets. The stages of learning reflection are first, the action taken as an experience (action); second, looking back on the actions that have been taken (looking back on the action); third, assessing the quality of decisions in real situations and overcoming limitations (awareness of essential aspects); fourth, making decisions for corrective actions (creating alternative methods of action); fifth, to continue the learning process with better action (trial). The conclusion of this research is that learning reflection can increase the mastery of student competence, build student learner autonomy, and there are five stages of learning reflection to build learner autonomy.
PENGAWETAN DAN DAYA TERIMA SAUS NANAS SEBAGAI OLEH-OLEH KHAS SUBANG Nauroh Nadzhifah; Atat Siti Nurani; Ai Mahmudatussa&#039;adah
Media Pendidikan Gizi dan Kuliner Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.912 KB) | DOI: 10.17509/boga.v8i2.21955

Abstract

Kabupaten Subang memiliki banyak potensi alam di berbagai bidang seperti pertanian, hortikultura, perkebunan, peternakan dan perikanan. Salah satu produk unggulan Kabupaten Subang di bidang hortikultura dan komoditas utamanya adalah buah nanas. Hasil panen buah nanas di Kabupaten Subang sangat banyak, namun belum termanfaatkan secara maksimal. Untuk memanfaatkan hasil panen buah nanas secara maksimal, maka buah nanas perlu diolah menjadi sebuah produk yang inovatif yaitu dengan mengolahnya menjadi saus nanas. Saus nanas bisa dijadikan sebagai alternatif oleh-oleh khas Subang, namun umur simpan saus nanas hanya bertahan dalam waktu yang relatif singkat yaitu sekitar 7-10 hari, maka dari itu perlu upaya untuk membuat umur simpan saus nanas agar lebih tahan lama yaitu dengan cara pengawetan. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan metode mengawetkan saus nanas yang paling efektif, mengetahui umur simpan saus nanas, dan menganalisis daya terima saus nanas pada masyarakat. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental yaitu dengan memperbaiki langkah pembuatan saus nanas yang pada awalnya potongan buah nanas ditambahkan pada 5-10 menit terkahir sebelum saus nanas matang, kemudian diubah dengan memasukan potongan nanas saat saus nanas mulai mendidih. Setelah saus nanas matang dilakukan pengecekan pH, kemudian ditambahkan pengawet berupa natrium benzoat dengan takaran 500 mg/Kg saus nanas. Selanjutnya diuji masa simpannya di lab dan dihasilkan masa simpan saus nanas selama 7 bulan 1 hari. Saus nanas dengan penambahan natrium benzoat dapat diterima dan disukai oleh masyarakat.
PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAINS BERBASIS PEMAHAMAN ALQURAN DALAM PEMBELAJARAN KIMIA MAKANAN Karpin Karpin; Ai Mahmudatussa&#039;adah
Media Pendidikan Gizi dan Kuliner Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.1 KB) | DOI: 10.17509/boga.v7i1.11595

Abstract

Kompetensi capaian pembelajaran kimia makanan selama ini, lebih menitik- beratkan pada aspek kompetensi kognitif. Tujuan pendidikan nasional untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Kompetensi penghayatan dan pengamalan agama sering dilupakan. Tujuan penelitian ini adalah menginternalisasi pemahaman Al-Quran dalam pembelajaran kimia makanan, sehingga mahasiswa mempunyai kompetensi inti penghayatan dan pengamalan agama. Metode dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran sains berbasis pemahaman Al-Quran. Tahapan penelitian meliputi refleksi, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi program. Hasil penelitian menunjukkan pendekatan pembelajaran sain berbasis pemahaman Al-Quran dapat meningkatkan pemahaman siswa bahwa sains dan Al-Quran adalah tidak terpisahkan. Di dalam Al-Quran banyak ayat-ayat yang menjelaskan zat kimia yang terdapat dalam makanan. Al-Quran menganjurkan seluruh manusia untuk mengkonsumsi makanan yang halal dan baik. Peningkatan skor sebelum tindakan ke setelah tindakan dialami oleh semua sampel dengan nilai N-Gain yang berbeda-beda. Sebagian besar (59%) berada pada kategori sedang, 20% pada kategori tinggi dan sebagian kecil (11%) berada pada kategori rendah. Pendekatan pembelajaran sains berbasis pemahaman Al-Quran dapat meningkatkan pemahaman dan penghayatan mahasiswa mengenai agama. Agama mengurus dan mengatur semua aspek kehidupan termasuk makanan.Kata Kunci : Pendekatan Pembelajaran Sains, Pemahaman Al-Quran, Kimia Makanan
PENDAPAT SISWA TENTANG MEDIA PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN PRAKTIKAN PPL PRODI PENDIDIKAN TATA BOGA DI SMK NEGERI 2 BALEENDAH Asri Karunia Triamukti; Elly Lasmanawati; Ai Mahmudatussa&#039;adah
Media Pendidikan Gizi dan Kuliner Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.11 KB) | DOI: 10.17509/boga.v7i1.11591

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi dalam melaksanakan pembelajaran Tata Hidang, Praktikan PPL menggunakan media pembelajaran untuk mencapai kompetensi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pendapat siswa tentang jenis media pembelajaran, pemilihan media pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, dan manfaat yang dirasakan siswa pada media pembelajaran yang digunakan Praktikan PPL Prodi Pendidikan Tata Boga di SMK Negeri 2 Baleendah. Metodologi dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan teknik analisis data statistik deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Jasa Boga 1, XI Jasa Boga 2, XI Jasa Boga 3, dan XI Jasa Boga 4. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan random sampling dengan perhitungan rumus dari Taro Yamane diperoleh jumlah sampel sebanyak 60 orang. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan angket dengan alat ukur data penelitian menggunakan skala likert. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pendapat siswa dalam pembelajaran Tata Hidang Praktikan PPL selalu menggunakan jenis media flipchart, media nyata dan media power point yang selalu sesuai dengan kriteria pemilihan media dan selalu sesuai dengan prinsip-prinsip penggunaan media pembelajaran. Media flipchart, media nyata dan media power point yang digunakan Praktikan PPL selalu bermanfaat bagi siswa. Saran penelitian ini ditujukan kepada Mahasiswa (Praktikan PPL) selanjutnya agar dapat merancang, menyusun dan membuat media pembelajaran yang lebih menarik lagi sehingga dapat bermanfaat untuk lebih meningkatkan motivasi belajar siswa. Saran penelitian ini juga ditujukan untuk siswa program keahlian jasa boga SMK Negeri 2 Baleendah diharapkan lebih termotivasi dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti proses belajar dikelas.Kata kunci: Pendapat Siswa, Media Pembelajaran, Praktikan PPL
DAYA TERIMA DONAT BUAH NAGA MERAH SEBAGAI PRODUK YEAST DOUGH Poppy Puteri Wijaya; Sudewi Yogha; Ai Mahmudatussa&#039;adah
Media Pendidikan Gizi dan Kuliner Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.362 KB) | DOI: 10.17509/boga.v8i1.19236

Abstract

Latar belakang penelitian ini untuk melakukan inovasi produk donat. Donat umumnya berwarna kuning coklat muda, warna memiliki peranan penting dalam mempengaruhi daya terima konsumen terhadap suatu produk. Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan produk donat buah naga merah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Langkah-langkah penelitian berupa proses screening panelis, focus grup discussion (FGD), screening recipe, quantitative descriptive analysis (QDA), uji sensori dan uji ranking kepada panelis ahli dan panelis terlatih dan uji hedonik kepada panelis tidak terlatih. Atribut sensori yang disepakati oleh panelis meliputi penampakan, rasa manis, rasa umami, aroma ragi, aroma susu, tekstur dan citarasa keseluruhan. Hasil dari penelitian ini didapatkan formula donat buah naga merah yang paling disukai adalah dengan penambahan puree sebanyak 90%. Hasil uji hedonik kepada panelis tidak terlatih menyatakan produk donat buah naga merah dapat diterima secaca positif oleh konsumen. Peneliti selanjutnya dapat menganalisis daya simpan produk donat buah naga merah
Substitution of Cassava Peel Flour In Making Siomai Skin Anggita Dwirevyanti; Atat Siti Nurani; Ai Mahmudatussa&#039;adah
Media Pendidikan Gizi dan Kuliner Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (839.874 KB) | DOI: 10.17509/boga.v10i2.40777

Abstract

Cassava peel flour comes from the cassava plant which has several ingredients that are beneficial to the body, including 8.11 grams of protein, 15.20 grams of crude fiber, 0.22 grams of pectin, 1.29 grams of fat, 0.63 grams of calcium. Utilization of cassava peel flour can be developed into a food preparation as a substitute for some of the use of wheat flour, one of which is making siomay skin by using cassava peel flour substitution. The purpose of this study was to determine consumer acceptance of siomay skin products with cassava peel substitution based on color, aroma, texture, taste, and overall impression. This study used experimental methods and RAL design (completely randomized design). The development of siomay skin products with cassava peel flour substitution was carried out by replacing some of the use of wheat flour by substituting cassava peel flour in making siomay skins with 3 treatments, 245 (20% cassava peel flour: 80% wheat flour), 425 (cassava peel flour) 30%: 70% wheat flour), 542 (cassava peel flour 50%: 50% wheat flour). The instrument used to measure consumer acceptance was using a questionnaire with a Likert scale in the form of a checklist and using a semi-trained panel of 20 people. Acceptance analysis is done by analyzing the data that has been collected which is then processed using descriptive analysis with interval class sizes. The results showed that the product with the code 245 was the product with the highest level of acceptance by consumers. Based on the overall results, product 245 is the recommended product for production.
CHIFFON CARROT CAKE: INOVASI CAKE DENGAN FORTIFIKASI BETAKAROTEN DARI WORTEL DAN PREFERENSI KONSUMEN Alifya Azhar; Yulia Rahmawati; Ai Mahmudatussa&#039;adah
Media Pendidikan Gizi dan Kuliner Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (660.977 KB) | DOI: 10.17509/boga.v8i1.19229

Abstract

Carrot cake merupakan cake dengan tambahan parutan wortel segar didalam adonan. Carrot cake adalah cake klasik yang telah dibuat sejak tahun 1982 dengan karakteristik cake padat, dan memiliki remahan cake yang kasar. Wortel mengandung salah satu pro vitamin A yaitu betakaroten. Betakaroten memiliki banyak manfaat diantaranya mencegah kanker, penyakit kardiovaskuler, peningkat imun tubuh, mencegah katarak, dan age related macular degeneration (AMD) kelainan serius pada retina yang dapat menyebabkan kebutaan. Karakteristik carrot cake klasik justru bertolak belakang dengan masyarakat Indonesia yang cenderung menyukai cake dengan tekstur lembut dan ringan. Sehingga pada penelitian ini peneliti akan membuat inovasi produk carrot cake dengan metode pembuatan cake jenis chiffon cake dengan penambahan wortel bukan berupa parutan tetapi dalam bentuk puree yang selanjutnya akan diberi nama chiffon carrot cake. Hasil penelitian yang dilakukan menyatakan sampel chiffon carrot cake dengan penambahan puree wortel sebanyak 90% adalah yang paling disukai oleh panelis terlatih. Pengujian daya terima chiffon carrot cake dilakukan kepada 30 panelis tidak terlatih dengan karakteristik penampakan, aroma, rasa, tekstur, dan kesan keseluruhan. Skor uji hedonik dari segi penampakan adalah 87,3% atau termasuk pada kriteria sangat suka, skor karakteristik aroma adalah 80,7% atau suka, skor karakteristik rasa 92,7% atau sangat suka, skor karakteristik tekstur adalah 92,7% atau sangat suka, skor karakteristik adalah 87,3% atau sangat suka. Kandungan betakaroten dalam chiffon carrot cake adalah 18,94 mg/Kg