Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH LATIHAN FISIK TERHADAP KEKUATAN OTOT PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DI RUANG HEMODIALISA Fitri Rahayu; Dwi Wulandari; Dilfera Hermiati
The Indonesian Journal of Health Science Vol 11, No 1 (2019): The Indonesian Journal Of Health Science
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/ijhs.v11i1.2241

Abstract

Memperbaiki kapasitas kerja fisik dan mengurangi keterbatasan fungsi kekuatan otot dapat dilakukan melalui latihan fisik secara teratur pasien penyakit ginjal kronik setelah menjalani hemodialisis. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh pelaksanaan Latihan fisik terhadap peningkatan kekuatan otot pada pasien penyakit ginjal kronik di ruang Hemodialisa Rumah Sakit M. Yunus Bengkulu. desain dalam penelitian ini adalah analitik menggunakan rancangan Quasi Experimental Design (One Group Pre Tes-Post Test Design) yang dilakukan dengan memberikan pengamatan dan penilaian awal terlebih dahulu pada pasien sebelum diberikan intervensi penelitian berupa latihan fisik setelah pelaksanaan pengobatan hemodialisa, kemudian pasien diberikan intervensi berupa Latihan Fisik pada pasien menggunakan alat Dumbbell dan ankle kuff pada ekstremitas, kemudian dilakukan pengamatan terakhir dengan mengukur kekuatan otot pasien. Jumlah responden 30 orang pasien. Hasil analisis menggunakan uji pairetd T test diperoleh rata-rata (mean) pretest yaitu 0,70 dan nilai posttest yaitu 0,47 dengan nilai signifikansi sebesar 0.006 yang berarti terdapat pengaruh yang bermakna pengaruh latihan fisik terhadap kekuatan otot pasien gagal ginjal kronik di ruang hemodialisa Rumah Sakit M. Yunus Bengkulu. Latihan fisik dapat digunakan menjadi salah satu intervensi dalam asuhan keperawatan post hemodialisa diruangan, sehingga dapat mengurangi efek yang terjadi post hemodialisa seperti keram pada bagian tubuh yang dilakukan pemasangan Intravena, dan mengurangi gangguan kekuatan otot akibat tirah baring yang lama selama menjalani hemodialisa
Multifaset Determinan Stunting Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kerkap Kabupaten Bengkulu Utara Wulandari Wulandari; Fitri Rahayu; Darmawansyah Darmawansyah; Hairil Akbar
Afiasi : Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 8 No. 1 (2023): Afiasi
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/afiasi.v8i1.233

Abstract

Stunting  adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita. Dampak stunting  adalah terganggunya  perkembangan  otak,  kecerdasan,  gangguan  pertumbuhan  fisik,  dan  gangguan metabolisme dalam tubuh. WHO memperkirakan terdapat 162 juta balita  pendek, jika tren berlanjut tanpa upaya penurunan, diproyeksikan akan menjadi 127 juta. Kasus Stunting  di  Puskesmas  Kerkap tertinggi  di  Kabupaten  Bengkulu  Utara  sebesar  18,75%. Balita  stunting  pada Maret 2018 sebanyak 68 balita (18,84%) dan pada Juni 2018 sebanyak 45 balita (18,75). Implementasi program 1000 HPK telah dilaksanakan namun kasus stunting masih tinggi  di  Wilayah  Kerja  Puskesmas  Kerkap. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui multifaset determinan kejadian stunting pada  balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kerkap Kabupaten Bengkulu Utara. Metode penelitian ini adalah kuantitatif  dengan  desain  cross  sectional.  Veriabel  Penelitian  ini  adalah  variabel  indenpenden (ASI  Ekslusif,  Sanitasi  Lingkungan,  Pemanfaatan  Pelayanan  Kesehatan,  Praktik Kebersihan/Hygiene,  Riwayat  Penyakit  Infeksi,  Budaya  dan  asupan  energi)  dan  Variabel depedenden (Kejadian Stunting). Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pemberian ASI Eksklusif  (p=0,002), Sanitasi Lingkungan (p=0,008), Praktik kebersihan hygiene (p=0,000), riwayat penyakit infeksi (p=0,000) dan budaya (p=0,001) dengan stunting pada Balita. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pelayanan kesehatan (p=1,000) dengan stunting pada Balita. Penelitian ini menyimpulkan variabel penyakit infeksi merupakan faktor resiko yang paling dominan terhadap kejadian stunting pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kerkap Kabupaten Bengkulu Utara. Diharapkan ibu-ibu yang memiliki balita. Disarankan untuk ibu balita untuk memberikan ASI secara eksklusif, meningkatkan akses sanitasi lingkungan, PHBS, akses informasi  kesehatan, dan pengobatan segera bagi balita yang mengalami diare dan ISPA.