M. Irfan Rasul
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pola kuman di ruang rawat inap dan UGD Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Hasanuddin periode Mei 2018: Microbe patterns in the inpatient and emergency room of the Dental and Oral Hospital of Hasanuddin University in May 2018 M. Irfan Rasul; Febrina Liana Jifary
Makassar Dental Journal Vol. 7 No. 3 (2018): Volume 7 No 3 Desember 2018
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.034 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v7i3.246

Abstract

Latar Belakang: Salah satu sasaran pembangunan kesehatan adalah lingkungan sehat, termasuk lingkungan rumah sakit. Rumah sakit sebagai tempat perawatan dan penyembuhan pasien, ternyata rentan terjadi infeksi penyakit, seperti yang terjadi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Hasanuddin (RSGM Unhas). Kualitas lingkungan di rumah sakit menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan, karena beberapa cara transmisi kuman penyebab infeksi dapat terjadi melalui droplet, airborne maupun kontak langsung. Penyebaran infeksi nosokomial di rumah sakit dapat terjadi pada fasilitas di rumah sakit seperti pada ruang rawat inap dan unit gawat darurat (UGD). Oleh karena itu, perlu diteliti jenis dan jumlah kuman udara di lingkungan RSGM Unhas. Tujuan Penelitian: untuk mengetahui sebagaimana angka dan jenis kuman udara memenuhi persyaratan indeks angka kuman udara. Metode Penelitian: Penelitian bersifat observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 ruang rawat inap dan 1 ruang UGD. Pengambilan data menggunakan teknik purposive sampling. Hasil: angka kuman udara di ruang rawat inap sebesar 32 CFU/m 3 udara dan di UGD sebesar 836 CFU/m 3 udara. Pada ruang rawat inap ditemukan organisme mikro Bacillus sp dan pada ruang UGD ditemukan organisme mikro Pasteurella testudinis, Staphylococcus saprophyticus, dan Pseudomonas stutzeri. Simpulan: Angka kuman udara di ruang rawat inap memenuhi persyaratan indeks angka kuman udara, sedangkan di UGD melebihi ambang batas total kuman udara yang ditetapkan. Kata Kunci: rumah sakit, infeksi, kuman, ruang rawat inap, UGD, indeks angka kuman udara
Pencegahan penyakit infeksi saluran pernapasan atas pada bayi pascaoperasi celah bibir dan langit-langit di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan: Prevention upper respiratory tract infection in infants after cleft lip and palate surgery in District Bantaeng, South Sulawesi A. Tajrin; M. Ruslin; Abul Fauzi; M. Irfan Rasul; Netty Kawulusan; Nasman Nur Alim
Makassar Dental Journal Vol. 7 No. 3 (2018): Volume 7 No 3 Desember 2018
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.767 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v7i3.250

Abstract

Latar Belakang: Celah bibir dan langit-langit (CBL) adalah anomali kongenital yang terjadi di daerah orofasial tetapi dapat mengganggu proses bicara juga dapat meningkatkan risiko infeksi, terutama infeksi saluran pernapasan atas pada anak-anak. Tujuan: Untuk mengumpulkan data pada pasien CBL abnormal dan komplikasinya yang sering disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan atas dan melakukan operasi CBL sebagai upaya manajemen gangguan yang diderita oleh pasien CBL. Metode: Subjek sebanyak 10 pasien dengan kelainan CBL yang berasal dari Bantaeng dan sekitarnya dikumpulkan data tentang riwayat infeksi saluran pernapasan atas, konseling tentang kelainan CBL serta pengelolaannya. Hasil: Dilakukan operasi kepada subjek yang berusia 3 bulan hingga 4 tahun yang terdiri atas 8 pasien celah bibir dan 2 pasien celah langit-langit. Sedangkan 3 pasien lainnya dibatalkan karena menderita infeksi saluran pernapasan bagian atas. Simpulan: Penderita dengan kelainan CBL cenderung menderita infeksi saluran pernapasan bagian atas jika tidak dilakukan operasi penutupan CBL.
Management of chronic osteomyelitis with extra oral fistula in the mandible: Penatalaksanaan osteomielitis kronis disertai fistula ekstraoral pada mandibula Faisal; M. Irfan Rasul; Eka Prasetiawaty
Makassar Dental Journal Vol. 9 No. 1 (2020): Volume 9 No 1 April 2020
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Osteomyelitis is an inflammation of bone marrow, caused by microorganisms, developed from odontogenic infection, and usually also affects the cortical bone and periosteum. There are several classifications of the osteomyelitis, according to the affected anatomy, acute and chronic, suppurative and non-suppurative. The treatment of the osteomyelitis is surgery and antibiotic therapy. Objective: A case report of a management of chronic osteomyelitis came from odontogenic infection. Case: A-39-years old male patient who came to the hospital, presented complaining of pain and swelling of the right mandibular region for 1 year. From the dental history, tooth on the right lower jaw had been extracted about two years ago. Osteomyelitis had developed from odontogenic infection. On examination, there was an asymmetrical face, right-sided facial swelling and an extraoral fistula, edentulous at 46 and 47 regions. Panoramic radiograph showed radiolucent regions which surround aportion of dense bone. Management: The treatment were sequstrectomy and fistulectomy which performed under general anesthesia. Conclusion: A sequestrectomy is a surgical intervention in treatment of the chronic osteomyelitis to remove the necrotic bone, improve the blood supply in the involved area thereby allowing adequate penetration of antibiotic.