Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pemanfaatan “Coding Danker” Terhadap Peningkatan Produksi ASI Ibu Menyusui Nova Yulita; Sarah Fitria; Jumiati Jumiati; Nevy Susianty; Siti Nurkhasanah; M. Azhari Herli Saptadi Putra; Ayu Rahmawati; Maswarni Maswarni; Reni Ardila; Rahmi Nawiti; Ayuni Septiani; Nazla Anugerah Hendri
JATI EMAS (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat) Vol 5 No 3 (2021): Jati Emas (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat)
Publisher : Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perkumpulan Dosen Indonesia Semesta (DIS) Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36339/je.v5i3.503

Abstract

The practice of breastfeeding is one way to optimize the health and development of children. Exclusive breastfeeding for infants 0-6 months without providing complementary foods/substitutes for breast milk. Exclusive breastfeeding problems can be caused by breast milk that does not come out after childbirth, lack of milk production, the inability of the baby to suck, abnormal conditions of the mother's nipples, working mothers, and lack of health information. Health problems that often occur in breastfeeding mothers are reduced milk production, which will later affect breastfeeding status so that it can be a risk factor for stunting. One way to increase the volume of breast milk is to provide Moringa leaf extract as an ingredient to be processed into alternative food products, namely "Coding Danker". This community service activity was carried out three times, namely exclusive breastfeeding and stunting counseling, processing alternative food products from Moringa leaves, providing food products to the community, breastfeeding mothers and monitoring evaluations and interventions from providing Coding Danker to breastfeeding mothers. This activity is aimed at increasing the knowledge and skills of PKK mothers in RW 7 Sialang Munggu Village in making pastries based on local wisdom, namely cookies with Moringa leaf extract. Community service participants were given material by showing videos on how to make these products. The outputs of this community service are one scientific article, one article in print/electronic mass media, activity videos and community service reports.
PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI PEPPERMINT TERHADAP MUAL MUNTAH PADA IBU HAMIL DI KOTA PEKANBARU Sellia Juwita; Nova Yulita; Jumiati Jumiati; Husna Farianti Amran
Ensiklopedia of Journal Vol 5, No 2 (2023): Volume 5 No. 2 Edisi 2 Januari 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.967 KB) | DOI: 10.33559/eoj.v5i2.1516

Abstract

Pregnancy is a physiological condition that can be followed by a pathological process that threatens the condition of the mother and fetus. One of the problems that can occur during pregnancy TM 1 and 2 is nausea and vomiting. Nausea is an unpleasant feeling related to feeling sick or urges to vomit, while vomiting is the expulsion of stomach contents through the mouth due to involuntary muscle spasms. Nausea and vomiting occur in 60-80% of first pregnant women (primigravidas) and 40-60% in multigravida mothers. Constant nausea and vomiting will cause complications for the mother and the fetus. The aim of this study was to see the effect of peppermint aromatherapy on nausea and vomiting in pregnant women. This type of research is a quantitative study using a quacy experimental research design using two group pretest-posttest design. The population in this study were pregnant women with TM 1 and 2, using a purposive sampling technique with a total sample of 30 people. Data processing used univariate and bivariate analysis. Bivariate analysis used the T test. The results showed that peppermint aromatherapy affected the reduction of nausea and vomiting in pregnant women with TM 1 and 2 with a value of ρ: 0.000 <0.05.
PENGARUH AROMA TERAPI LEMON TERHADAP PENGURANGAN MUAL MUNTAH PADA IBU HAMIL Jumiati -; Sellia Juwita; Nova Yulita
Jurnal Maternitas Kebidanan Vol. 8 No. 1 (2023): Jurnal Maternitas Kebidanan
Publisher : Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/jumkep.v8i1.3942

Abstract

Proses kehamilan menyebabkan perubahan fisik dan mental, dan kehamilan biasanya disertai dengan rasa ketidaknyamanan, dimana salah satu ketidaknyamanan yang sering dialami ibu hamil terutama pada trimester pertama kehamilan adalah mual dan muntah (Emesis gravidarium). Mual muntah pada kehamilan dialami oleh sekitar 70-80% ibu hamil. Tujuan dalam penelitian ini adalah melihat pengaruh aromaterapi lemon terhadap mual muntah pada ibu hamil. Jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif dengan desain penelitian quacy eksperiment menggunakan rancangan two group. Populasi penelitian ini adalah ibu hamil TM 1 dan 2, teknik pengambilan sampel purposive sampling dengan jumlah sampel 30 orang. Pengolahan data menggunakan analisa univariat dan analisa bivariat, analisa bivariat menggunakan uji T. Hasil penelitian didapatkan bahwa aroma terapi lemon mempengaruhi pengurangan mual muntah pada ibu hamil dengan nilai p value = 0,000 atau < 0,05. Untuk penanganan awal mual muntah pada ibu hamil dapat menggunakan terapi non farmako dengan menggunakan aroma terapi yang dapat memberikan efek tenang pada ibu hamil.
Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny. N Umur 3 Hari Dengan Indikasi Makrosomia Di Ruang Perinatologi Rsud Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Cici Sugiarsih; Vinta Mayanda; Jumiati
JUBIDA- Jurnal Kebidanan Vol. 2 No. 1 (2023)
Publisher : Yayasan Rahmatan Fidunya Wal Akhirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58794/jubida.v2i1.465

Abstract

Diabetes mellitus mengakibatkan ibu melahirkan bayi besar (makrosomia) dengan berat lahir mencapai 4000-5000 gram atau lebih, Kasus bayi besar dengan berat badan dibawah 5 kg masih sering terjadi, akan tetapi bayi yang lahir dengan berat ekstrim antara 6 kg masih sangat jarang terjadi. Tercatat janin yang dapat dilahirkan secara pervaginam tetapi meninggal seberat 11,3 kg dan 11 kg. Janin yang lahir dan hidup tercatat seberat 10,8 kg, tetapi anak ini hanya hidup kira-kira 11 jam saja. Frekuensi bayi yang lahir dengan berat badan leih dari 4000 gr adalah 5,3% dan yang lebih dari 4500 gr adalah 0,4 %. Penelitian ini dilakukan menggunakan teknik observatif deskriptif. Pendekatan yang digunakan adalah studi kasus. Pendekatan dalam studi kasus ini dilaksanakan berdasarkan langkah-langkah manajemen kebidanan yang selanjutnya didokumentasikan dalam bentuk SOAP selama 4 kali kunjungan. Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Perinatologi RSUD Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis pada tanggal 18 April 2015 sampai dengan 21 April 2015. Responden dalam penelitian ini Bayi Ny. N Umur 3 Hari dengan Indikasi Makrosomia. Tujuan penelitian ini melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi Bayi Ny. N Umur 3 Hari dengan Indikasi Makrosomia. Hasil hasil studi kasus yang penulis peroleh tentang asuhan kebidanan pada bayi Ny. N umur 3 hari dengan indikasi makrosomia di Ruang Perinatologi RSUD Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Tahun 2015 adalah tidak adanya kesenjangan antara teori dan praktek dari pelaksanaan asuhan kebidanan yang diberikan di lapangan, sehingga bayi dengan indikasi makrosomia setelah dilakukan perawatan dan pemantauan selama 4 hari dapat memulihkan kondisi bayi, diantaranya hasil keadaan umum bayi baik, kesadaran komposmentis, vital sign dilakukan tiap 4 jam; nadi 128 x/menit, pernafasan 30 x/menit, suhu 36,10C. Tidak terjadi hipoglikemia sehingga tidak dilakukan pemeriksaan penunjang untuk menghindari komplikasi pada bayi ibu. Diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang makrosomia dan komplikasi yang dapat terjadi baik selama kehamilan maupun saat persalinan dan bayi yang dilahirkan dengan cara mengikuti penyuluhan yang diadakan oleh tenaga kesehatan dan mencari informasi yang terkait dengan makrosomia dari berbagai sumber.
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Ny. S Dengan Perawatan Infeksi Ruptur Perineum Di Bps Hafniza Arief, Amd.Keb Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Ria Puji Harti; Okta Virani; Jumiati; Siti Hotna Siagian
JUBIDA- Jurnal Kebidanan Vol. 2 No. 1 (2023)
Publisher : Yayasan Rahmatan Fidunya Wal Akhirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58794/jubida.v2i1.469

Abstract

Angka kematian ibu di Indonesia tertinggi di ASEAN, jumlahnya mencapai 290/100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut 3-6 kali dari angka kematian ibu negara-negara maju dan salah satunya disebabkan karena infeksi dengan proporsi 20-30%, dan kasus ini 25-55% disebabkan oleh infeksi jalan lahir yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya mobilisasi dini, vulva hygene, dan nutrisi. Survei Kesehatan Rumah Tangga awal bulan september 2007 terhadap 10 orang ibu nifas didapatkan data 60% melakukan vulva hygene dengan benar dan 40% melakukan vulva hygene kurang benar. Hal tersebut sebagai parameter bahwa infeksi masa nifas di Indonesia masih tinggi. Penelitian ini dilakukan menggunakan teknik observatif deskriptif. Pendekatan yang digunakan adalah studi kasus.  Pendekatan dalam studi kasus ini dilaksanakan berdasarkan langkah-langkah manajemen kebidanan yang selanjutnya didokumentasikan dalam bentuk SOAP selama 4 kali kunjungan. Penelitian ini dilaksanakan di BPS Hafniza Arief, Amd.Keb Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis pada tanggal 6 Mei 2015 sampai dengan 9 Mei 2015. Responden dalam penelitian ini adalah ibu nifas Ny.S. Tujuan penelitian ini adalah melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas ny. S dengan perawatan infeksi ruptur perineum di BPS Arief, Amd.Keb Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis. tidak adanya kesenjangan antara teori dan praktek dari pelaksanaan asuhan kebidanan yang diberikan di lapangan, sehingga ibu dengan indikasi infeksi rupture perineum setelah dilakukan perawatan dan pemantauan selama 4 hari dapat memulihkan kondisi luka perineum ibu, diantaranya KU dan tanda-tanda vital ibu baik, Tekanan darah 120/80 mmHg, Pernafasan 20 kali per menit, Nadi 80 kali per menit, suhu tubuh 26,60C, kontraksi baik, TFU 3 jari dibawah pusat, infeksi luka rupture perineum telah membaik dan tidak dijumpai tanda-tanda infeksi lanjutan, perawatan luka perineum terus dianjurkan kepada ibu dengan teknik aseptic, ibu sudah mengerti tentang cara perawatan luka infeksi perineum dan cara menjaga kebersihan genetalia, serta ibu telah mengkonsumsi makanan  yang bergizi sehingga mempercepat proses penyembuhan luka perinneum, ibu mengkonsumsi obat yang telah diberikan sesuai dengan advice dokter secara teratur. Diharapkan kebada ibu untuk meningkatkan pengetahuan dengan mengikuti penyuluhan dan mencari informasi tentang perawatan ruptur uteri.
Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Penyakit Menular Seksual (PMS) di SMA Negeri 3 Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Tahun 2017 Mahdalena Mahdalena; Jumiati
JKEMS- Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2024)
Publisher : Yayasan Rahmatan Fiddunya Wal Akhirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58794/jkems.v2i1.561

Abstract

Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut Depkes RI (2007) adalah 10-19 tahun dan belum menikah. Remaja menurut BKKBN (2012) adalah penduduk laki-laki atau perempuan yang berusia 10 sampai 24 tahun. Pada tahun 2010 jumlah remaja terdapat sekitar 27% dari jumlah penduduk Indonesiasimplifikasi dari kerangka atau teori-teori yang mendukung penelitian tertentu. Terdiri dari variabel-variabel serta hubungan variabel yang satu dengan yang lain Berdasarkan tabel 4.1 diatas, dapat diketahui bahwa dari 65 orang remaja kelas XII di SMA Negeri 3 Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Tahun 2017 menunjukkan bahwa mayoritas pada jenis kelamin perempuan sebanyak 37 orang (56,92%), dan pada sumber informasi melalui media elektronik sebanyak 29 orang (44,62%). Dari hasil penelitian tentang Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Penyakit Menular Seksual (PMS) Di SMA Negeri 3 Kecamatam Mandau Kabupaten Bengkalis Tahun 2017, dapat disimpulkan bahwa: Mayoritas remaja berpengetahuan cukup tentang penyakit menular seksual (PMS) sebanyak 32 orang (49,23%), pada jenis kelamin perempuan sebanyak 23 orang (35,38%), remaja memperoleh sumber informasi tentang penyakit menular seksual (PMS) melalui media elektronik sebanyak 17 orang (26,15%), remaja memiliki sikap positif terhadap penyakit menular seksual sebanyak 38 orang (58,46%).
Penerapan Aktivitas Fisik Terhadap Kadar Hemoglobin Saat Menstruasi Remaja Putri Sarah Fitria; Nevi Susianty; Jumiati Jumiati
JKEMS- Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2024)
Publisher : Yayasan Rahmatan Fiddunya Wal Akhirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58794/jkems.v2i1.646

Abstract

Anemia pada remaja putri memiliki risiko terhadap kesehatan wanita, baik jangka pendek maupun jangka panjang yang akan menganggu siklus kehidupan wanita. Penyebab anemia pada remaja putri salah satunya karena terjadinya menstruasi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan kadar hemoglobin sebelum dan setelah mentsruasi remaja putri. Penelitian ini menggunakan 30 responden sebagai subjek penelitian yang dibagi menjadi 15 orang kelompok intervensi dan 15 orang kelompok kontrol. Kelompok intervensi diberikan aktivitas fisik dan tablet Fe selama 4 minggu dengan durasi 15-20 menit 3 kali seminggu. Pengambilan darah dilakukan 2 kali, yaitu sebelum menstruasi, dan sesudah mentruasi. Hasil penelitian ini didapatkan peningkatan kadar hemoglobin. Kelompok intervensi kadar hemoglobin sebelum menstruasi 10.85 gr/dL dan setelah menstruasi 9.16 gr/dL terjadi penurunan sebesar 1.69 gr/dL, sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata sebelum perlakuan 10.34 gr/dL dan sesudah perlakuan 9.03 gr/dL dan mengalami penurunan 1.30 gr/dL dengan nilai pvalue <0.05 yang berarti bahwa terdapat perbedaan kadar hemoglobin pada kelompok intervensi dan kontrol sebelum dan sesudah menstruasi. Kesimpulan penelitian ini membuktikan perbedaan perubahan rata-rata kadar hemoglobin sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pada kelompok intervensi lebih besar perubahan sebelum dan sesudah daripada kelompok kontrol.