Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

White Kabesak (Acacia Leucophloea RoxB) Leaves Utilization in Concentrate on Fermentation Products and In Vitro Gas Production Lawa, E.D. Wie; Chuzaemi, S; Hartutik, Hartutik; Marjuki, Marjuki
Journal of Tropical Life Science Vol 10, No 3 (2020)
Publisher : Journal of Tropical Life Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aimed to evaluate gas production and in vitro fermentation products from feed containing leaves of white kabesak (acacia leucophloea Roxb.)Willd. Feed was composed of a ratio of 60% natural grasses and 40% concentrate. The treatments were used levels of white kabesak leaves in concentrates i.e. 0, 10, 20, 30 and 40% in the dry matter (DM) basis as treatments, R0, R1, R2, R3 and R4 treatments, respectively. The results showed that inclusion of acacia leucophloea leaves in concentrate increased organic matter and crude fiber contents but decreased the crude protein content. Increasing level of acacia leucophloea  leaves in concentrate decreased  gas production (b, ml / 500 mg DM) from 198.29 (R0) to 139.93 (R4). The gas production rate (c, ml /hour) was relatively constant between 0.034 to 0.036 on R0 - R3 and 0.028 on R4. Gas production at 48 hours incubation (y, ml / 500 mg DM) decreased from 153.38 (R0) to 103.23 (R4). The NH3 concentrations ranged from 6.17-7.31 mg / 100 ml and the total VFA was 83.07-91.96 mM. The lowest C2 / C3 ratio was in R2 (2.63). The highest IVDMD was 50.18-67.14% in R0 and the lowest IVOMD was 55.04-71.35% R4. The use of acacia leucophloea leaves at level 20% in concentrates as supplements was more efficient in reducing gas production and in vitro fermentation products.
REDUKSI MISPREPSI PULMONARY EMBOLISM (PE) PADA CT-SCAN ANGIOGRAFI PULMONARY Maulidya Mar’athus N, Ildsa; Marjuki, Marjuki
JRI (Jurnal Radiografer Indonesia) Vol. 3 No. 1 (2020)
Publisher : Perhimpunan Radiografer Indonesia (PARI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.339 KB) | DOI: 10.55451/jri.v3i1.65

Abstract

Background: Pulmonary Embolism (PE) is the third highest cause of death in cardiovascular. Right ventricular failure usually occurs within the first few hours, leading to the occurrence of right ventricular dysfunction (RVD). Computed tomography pulmonary angiography (CTPA) is an imaging technique that is the gold standard in evaluating patients with suspected PE because of their high sensitivity and specificity. The presentation of Pulmonary CTA images in PE needs to be interpreted correctly so that there is no loss of diagnosis by radiologists and cardiologists. This article aims to find out how to minimize the presence of mispreseption in findings of PE cases using CT-Scan modalities with the CT Pulmonary Angiography protocol. Methods: The type of research in this mini research is qualitative research with an experimental approach with measurements on the pulmonary arteries that have emboli, which are aimed at knowing the type and evaluating existing parameters to reduce misdiagnosis in PE patients. Results: The results of identifying the type of emboli using ROI (Region Of Interestand) measurements of the right and left ventricles can be seen that the patient has acute pulmonary embolism. Precise parameter settings play a role in producing informative diagnostic images of Pulmonary CTA. Conclusion: To obtain informative diagnostic images in cases of pulmonary embolism, it is necessary to pay attention in optimizing the procedures and parameters of pulmonary Angiography CT so that there is no misdiagnosis in patients.
EFFECT OF WHEAT POLLARD (Triticum aestivum) AND SOYBEAN MEAL (Glycine max) PROTECTED WITH CONDENSED TANNIN IN THE DIET ON FEED INTAKE AND DIGESTIBILITY OF LACTATION DAIRY COW Siti Chuzaemi; Mashudi Mashudi; Marjuki Marjuki; Asri Nurul Huda
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 15, No 1 (2014): TERNAK TROPIKA
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.619 KB)

Abstract

The objectives of this study were to investigate the effect of wheat pollard (Triticum aestivum) and soybean meal (Glycine max) protected by condensed tannin (CT) on feed intake and organic matter digestibility of lactation Holstein-Friesian Crossbred cows. Twelfth lactation cows were divided into 4 groups based on the month of lactation and each group consist of 4 diet treatments which were supplemented by CT. The using of CT was 6% from total dry matter of wheat pollard and soybean meal depending on the feeding treatments. Feeding treatments consist of T1 : 65% corn leaves (Zea mays)+ 35% concentrate (control 0% CT); T2 : 65% corn leaves + 35% concentrate (soybean meal protected by 6% CT); T3 : 65% corn leaves + 35% concentrate (wheat pollard protected by 6% CT); T4 : 65% corn leaves + 35% concentrate (soybean meal and wheat pollard protected by 6% CT).  Cows were allowed a week of adaptation period, 10 days of preliminary period and 30 days of data collection. Dietary supplemented by 6% CT did not affect feed intake and organic matter digestibility. These results suggest continuing the next experiment to determine the effect of CT on ruminant animals with higer level of CT and the other parameters.   Keywords : condensed tannin (CT), wheat pollard, soybean meal, feed intake, digestibility, lactation dairy cows
PERBEDAAN KUALITAS SEMEN DAN PRODUKSI SEMEN BEKU PADA BERBAGAI BANGSA SAPI POTONG Karim Khalifa Zamuna; Trinil Susilawati; Gatot Ciptadi; Marjuki Marjuki
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 16, No 2 (2015): TERNAK TROPIKA
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.887 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtapro.2015.016.02.1

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan produksi semen beku pada berbagai bangsa sapi potong dan untuk mengetahui produksi semen pada masing-masing  individu pada bangsa yang sama. Penelitian dilakukan di Balai Inseminasi Buatan Daerah Ungaran Jawa Tengah Indonesia. Materi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah catatan produksi semen yang terdiri kualitas semen segar dan jumlah straw semen beku pada bulan Januari sampai Desember tahun 2014  sebanyak  39 ekor sapi  yang terdiri dari 18 ekor sapi Simental, 8 ekor sapi  Limousin, 8 ekor PO dan 5 ekor sapi Brahman. Pengencer yang dipergunakan adalah skim kuning telur.  Metode yang dipergunakan adalah studi kasus dengan rancangan acak kelompok. Variabel yang diamati adalah Volume semen, Konsentrasi, Motilitas individu, total spermatozoa dan total spermatozoa yang motil. Hasilnya menunjukkan volume sapi Limousin yang terbanyak = 7,2 + 1,3 ml, diikuti oleh  oleh sapi simental = 6,8 + 1,6 ml,  sapi PO = 6,1 + 1,2 ml dan yang paling sedikit adalah sapi Brahman = 4,2 + 1,8 ml. Rata-rata volume semen pada berbagai bangsa terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05). Rata-rata persentase motilitas spermatozoa sapi  Simental =  57,8 + 13,05 %, Sapi  Limousin = 61,17 +1.37%, sapi PO = 63,5 + 6,62 %  dan  Brahman = 44,8 + 25,33 %, Rata-rata persentase motilitas pada berbagai bangsa tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05). Rata-rata Total spermatozoa dan total spermatozoa yang motil pada sapi Simental adalah 9.320,3 + 2.461,2 and 5.532,9 + 2.314,2 ; Sapi Limousin = 11.266,9 + 1.159,6 dan  7.908,9 + 3.851,2; Sapi PO = 8.995,1 + 2.860,8 dan  5.651,6 + 2.418,4 , Sapi  Brahman =  6.189,3 + 22,6 dan  3.053,3 + 4.356,6. Rata-rata kedua parameter ini tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada berbagai bangsa sapi  (P>0,05). Rata-rata produksi semen beku per hari pada sapi  Simental 280,67 + 68,57 straw ; sapi Limousin 315,6 + 44,32 straw ;  sapi PO 275,15 +70,61  straw  dan sapi   Brahman 225,18 + 59,74 straw. Rata-rata produksi semen beku tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada berbagai bangsa sapi  (P>0,05). Volume semen, motilitas individu dan produksi semen beku harian masing-masing  individu pada bangsa yang sama pada sapi Limousin, Simental, PO dan Brahman terdapat perbedaan yang sangat nyata (P<0,05). Keyword: Sapi Limousin , Sapi Simental, Sapi PO dan Sapi Brahman
PENGGUNAAN TEPUNG IKAN DALAM PAKAN KONSENTRAT DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN KAMBING BETINA Marjuki Marjuki
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 9, No 2 (2008): Ternak Tropika
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.835 KB)

Abstract

Enam belas ekor kambing betina tidak bunting digunakan untukmengevaluasi pengaruh penggunaan tepung ikan dalam pakan konsentrat danpengaruhnya terhadap konsumsi pakan dan efisiensinya. Kambing tersebutdikelompokkan menjadi empat kelompok berdasarkan bobot badan awal dandiberi pakan konsentrat sebagai perlakuan, yaitu konsentrat A yang mengandung4,5% bungkil kedele dan 1,5% urea, dan konsentrat B, C, and D mengandung 5,10, dan 15% tepung ikan. Masing-masing kambing diberi konsentrat sesuaidengan perlakuan sebanyak 1,5% dari bobot badan dan rumput gajah secara adlibitum hingga total pemberian pakan dalam bentuk bahan kering mencapai 3%dari bobot badan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung ikan dalamkonsentrat dapat meningkatkan palatabilitas konsentrat, konsumsi pakan,kecernaan pakan, N-retensi, and berat badan. Kambing yang diberi konsentrat B,C, dan D menunjukkan konsumsi pakan lebih tinggi dibanding pemberiankonsentrat A (P>0,05). Pemberian konsentrat C menunjukkan konsumsi pakan,efisiensi pakan, dan pertambahan bobot badan lebih tinggi dibanding pemberiankonsentrat B dan C (P>0,05).Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa tepungikan dapat digunakan sebagai salah satu bahan penyusun konsentrat pada ternakruminansia untuk meningkatkan efisiensi pakan dan pertambahan bobot badan,dengan tingkat penggunaan optimal sebanyak 10%.Kata kunci: tepung ikan, konsumsi pakan, efisiensi pakan, kambingUTILIZATION OF FISHMEAL IN THE CONCENTRATE AND ITSEFFECT ON DAILY WEIGHT GAIN OF FEMALE GOATSAbstractSixteen adult unpregnant does were divided into four groups to evaluate theeffect of feeding fishmeal in concentrate on feed intake and its efficiency. Thedoes were given different concentrate as treatment, i.e. concentrate A containing4.5% soy bean meal and 1.5% urea, and concentrate B, C, and D containing 5, 10,and 15% fishmeal, respectively, at level of 1.5% of body weight. In addition,adlibitum elephant grass to reach a total of feed dry matter offered at minimum of3.0% of body weight and drinking water were given to each doe. The resultsshowed that the use of fishmeal in concentrate improve palatability of theconcentrate, feed intake and its efficiency including digestibility, N-retention, anddaily weight gain for does. Does fed on concentrate B,C, and D showed betterfeed intake and efficiency than does fed on concentrate A (P>0.05). While doesfed on concentrate C showed the lowest feed intake with moderate concentrateand forage DM ratio, higher feed efficiency and body weight gain than does fedon concentrate B and D (P>0.05). It was concluded that fish meal can be used asone of feed component in concentrate feed for ruminant (goat) to improve feedefficiency and body weight gain, with the most optimal of use of 10 % in theconcentrate feed.Key words: fish meal, feed intake, feed efficiency, does
The Effect of Using CIDR and Various Doses of PMSG as Well as Genistein on the Reproductive Characteristics of Palu Fat-tailed Sheep Mardiah Mangun; Suyadi Suyadi; Muhammad Nur Ihsan; Marjuki Marjuki
Jurnal Ilmu Ternak Vol 22, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v22i1.38035

Abstract

The objective of this study was to observe the reproductive characteristics of Palu fat-tailed sheep affected by animal parities given pregnant mare serum gonadotropin (PMSG) and genistein (GEN) as a synthetic phytoestrogen. This study employed 32 ewes arranged in a completely randomized experimental design. The first factor was parity (P2 and P3) and second factor was a hormonal treatment as follows; H0 (14 d-controlled internal drug release or CIDR implant as control), H1 (CIDR+PMSG at 15 IU/kg BW, im injection), H2 (CIDR+GEN 0.1 mg/kg BW, iv injection); H3 (CIDR+PMSG at 15 IU/kg BW and GEN at 0.1 mg/kg BW, iv injection). Results indicated that all animals exhibited estrous and the onset for H1 was significantly earlier than for H2 and H0. The duration of estrous for P3 was significantly longer than for P2, while that for H1 was significantly longer than for H2 and H0. Gestation rate was 93.75%, birth rate was 83.33% and length of gestation was 147.76±1.54 d. Birth weight for P3 was significantly higher than for P2. It is concluded that CIDR, PMSG, and genistein enhanced the estrous characteristics in Palu fat-tailed sheep but did not affect litter size and birth weight.
Evaluasi Kandungan Nutrien Konsentrat Yang Diberikan Pada Sapi Perah Rakyat Di Kabupaten Malang Rizka Muizzu Aprilia; Marjuki Marjuki; Hartutik Hartutik
Jurnal Nutrisi Ternak Tropis Vol 1, No 1 (2018): JNT | Jurnal Nutrisi Ternak Tropis September 2018
Publisher : Jurnal Nutrisi Ternak Tropis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jnt.2018.001.01.7

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai kandungan nutrien pakan konsentrat yang diberikan peternak rakyat pada sapi perah rakyat di Kecamatan Gondanglegi, Jabung dan Pujon. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh bahan pakan konsentrat yang diberikan peternak rakyat di ketiga kecamatan dan seperangkat alat dan bahan untuk analisa kandungan nutrien. Metode yang digunakan yaitu observasi pada 30 responden dengan  penentuan lokasi didasarkan pada sentra peternakan sapi perah yang berada di Kab. Malang, sedangkan pemilihan responden menggunakan purposive sampling berdasarkan pada peternak yang mempunyai minimal dua sapi perah laktasi dan masuk kedalam tiga kategori yaitu peternak skala kecil (2-8 ekor), peternak skala sedang (8-15 ekor) dan peternak skala besar (>15 ekor). Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan pada jenis bahan pakan konsentratyang digunakan serta status kandungan nutrien diketiga kecamatan tersebut. Hasil terbaik ditunjukkan pada Kecamatan Gondanglegi ditinjau dari jenis bahan pakan konsentrat yang diberikan dan kandungan nutrien pada konsentrat yang diberikan.
Evaluasi Kandungan Nutrien Konsentrat Yang Diberikan Pada Sapi Perah Rakyat Di Kabupaten Malang Rizka Muizzu Aprilia; Marjuki Marjuki; Hartutik Hartutik
Jurnal Nutrisi Ternak Tropis Vol. 1 No. 1 (2018): JNT | Jurnal Nutrisi Ternak Tropis September 2018
Publisher : Jurnal Nutrisi Ternak Tropis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jnt.2018.001.01.7

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai kandungan nutrien pakan konsentrat yang diberikan peternak rakyat pada sapi perah rakyat di Kecamatan Gondanglegi, Jabung dan Pujon. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh bahan pakan konsentrat yang diberikan peternak rakyat di ketiga kecamatan dan seperangkat alat dan bahan untuk analisa kandungan nutrien. Metode yang digunakan yaitu observasi pada 30 responden dengan  penentuan lokasi didasarkan pada sentra peternakan sapi perah yang berada di Kab. Malang, sedangkan pemilihan responden menggunakan purposive sampling berdasarkan pada peternak yang mempunyai minimal dua sapi perah laktasi dan masuk kedalam tiga kategori yaitu peternak skala kecil (2-8 ekor), peternak skala sedang (8-15 ekor) dan peternak skala besar (>15 ekor). Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan pada jenis bahan pakan konsentratyang digunakan serta status kandungan nutrien diketiga kecamatan tersebut. Hasil terbaik ditunjukkan pada Kecamatan Gondanglegi ditinjau dari jenis bahan pakan konsentrat yang diberikan dan kandungan nutrien pada konsentrat yang diberikan.