Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA DI SMA NEGERI 5 MATARAM Harmoko Harmoko; Muntari Muntari; Hamidsyukrie Hamidsyukrie
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 2 No. 1 (2017)
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.146 KB) | DOI: 10.29303/jipp.v2i1.39

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan, teknik, evaluasi, tindak lanjut, dan implikasinya pengelolaan SDM Di SMA Negeri 5 Mataram. Hasil penelitian yaitu: 1) Perencanaan pengelolaan SDM di SMA Negeri 5 Mataram: a) Mempertimbangan secara demokratis, b) Penempatan guru yang berkompoten dan profesional pertimbangan psikologis, c) Menjaga kualitas dan peningkatan SDM memanfaatkan sumber daya yang ahli di bidang IT, d) Di bentuk tim kecil dengan tugas menemukan permasalahan sekolah, e) Secara bersama melalui rapat kerja tahunan (RAKER), f) Kesejahteraan guru, g) Menyelesaikan masalah secara kekeluargaan. 2) Pengelolaan SDM (Guru) di SMA Negeri 5 Mataram: a) Memperkuat dan memperkokoh atribut Smala, iklim kerja humanis serta kultur (kebersamaan, keteladanan, dan (5 S), b ) Buadaya melek IT, c) Memiliki sasaran mutu, d) Pendekatan individual (supervisi klinis). 3) Teknik evaluasi pengelolaan SDM (Guru) di SMA Negeri 5 Mataram: a) membangun kerja sama tim, b) kesadaran pribadi, reward dan 3) penerpan program unggulan 5S, c) aturan tidak terlalu ketat, d) Program kerja, silabus, RPP sudah terjadwal khusus diawal tahun pelajaran secara serentak di kontrol kepala sekolah, e) menjadikan mereka (guru) mampu bersatu, berkerja sama, memahami, menerima satu sama lain menuju tujuan bersama, f) Guru-guru di Smala bersikap sesuai tuntutan yang tercermin 4 kompetensi, g) pemanfaatan guru produktif untuk kreatif dalam bekerja, kemampuan computer mereka di atas rata-rata, mampu membuat buku pedoman pendidikn SMA Negeri 5 Mataram, dan Guru IN (Instruktur Nasional) dan guru instruktur provinsi, h) Kepemimpinan partisipan, i) Kegiatan menjadi Pembina, panitia/mengawas, pelatihan, seminar, sosialisasi, dan sebagainnya. 4) Tindak lanjut dari hasil pengelolaan SDM(Guru) di SMA Negeri 5 Mataram: a) mempertimbangkan 4 model manajemen pengelolaan SDM, b) Mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal, c) Mempersiapkan prioritas melet IT, d) Menyesuaikan perubahan eksternal, e) Menggunakan analisis SWOT d, f) Menyatukan persepsi guru, g) Melakukan koordinasi dengan bawahan atas tupoksi yang telah dibebankan, h) Mempertimbangkan secara professional dan secara psikologis, i) Memperkuat sistem yang sudah berjalan, j) Fokus pada visi misi dan tujuan sekolah. 5) Implikasi pelaksanaan pengelolaan SDM (Guru) di SMA Negeri 5 Mataram: a) Guru-guru dengan rasa kekeluargaan, b) rotasi tugas pertimbangan kualitas kerjanya, c) Pemberian insentif, d) Memiliki tim yang kuat, e) Komitmen dan kerja sama guru. Kata kunci: Pengelolaan Sumber Daya Manusia.
Perlawanan Sosial terhadap Korporasi untuk Pelestarian Lingkungan dari Eksplorasi Tambang Syafruddin Syafruddin; Hamidsyukrie Hamidsyukrie; Hairil Wadi; Yuliatin Yuliatin; Ulfatun Hasanah
Society Vol 10 No 2 (2022): Society
Publisher : Laboratorium Rekayasa Sosial FISIP Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/society.v10i2.426

Abstract

Environmental preservation needs to be considered to avoid conflicts and social protests in the mining world, especially in the communities around the mines. Conflicts of social resistance and efforts to preserve the environment through protests to preserve the environment in West Nusa Tenggara. This research method is descriptive qualitative with a case study approach. The results of this research indicate that exploration permits without regard to sociological and ecological conditions cause social conflict. Furthermore, the form of social conflict is in the form of demonstrations and protests on a large scale by closing the main access to West Nusa Tenggara - East Nusa Tenggara, burning state facilities and social vulnerability. It is hoped that the results of this research are related to the policies and granting of mining business licenses to pay more attention to social problems.
IMPLEMENTASI MODEL PENANAMAN NILAI-NILAI KESETARAAN GENDER DALAM MENCEGAH PERILAKU BULLYING DI SMAN 7 KOTA MATARAM Hamidsyukrie Hamidsyukrie; Syafruddin Syafruddin; Muhammad Ilyas; Nurlaili Handayani
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 4 (2022): November
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.959 KB) | DOI: 10.29303/jppm.v5i4.4171

Abstract

Bullying merupakan salah satu tindakan perilaku agresif yang disengaja dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang secara berulang-ulang dan dari waktu ke waktu terhadap seorang korban yang tidak dapat mempertahankan dirinya dengan mudah. Kasus bullying kini marak terjadi, tidak hanya di masyarakat namun kasus ini terjadi di dunia pendidikan. Berdasarkan kondisi tersebut, pelu dilaksanakan sosialisasi terkait implementasi model penanaman nilai kesetaraan gender guna mencegah tindakan bullying di lingkungan sekolah. Model ini dapat menjadi salah satu alternatif strategis bagi pihak sekolah dalam menciptakan suasana lingkungan belajar yang harmonis tanpa adanya kekerasan. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan sosialiasasi dan penyuluhan kepada guru serta membimbing guru agar memiliki pemahaman akan nilai-nilai kesetaraan gender. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi 3 tahapan, diantaranya: kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal meliputi observasi dan FGD bersama mitra dan tim, kegiatan inti adalah pelaksanaan sosialisasi, ketiga yaitu tindak lanjut. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa pemahamn dan kemampuan peserta sosialisasi mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Data awal menunjukkan pada aspek pengetahuan awal terhadap pemahaman nilai kesetaraan gender dan dampak perilaku bullying 11,1 % diantara mereka yang memahami, hal tersebut meningkat menjadi 100% setelah pelaksanaan sosialisasi. Selanjutnya pada aspek pemahaman terhadap penerapan model penanaman nilai kesetaraan gender melalui kegiatan sosialisasi, sebelum dilaksanakan sosialisasi hanya 33,3% peserta yang memahami dan pernah mengikuti sosialisasi terkait gender dan setelah pelaksanaan sosialisasi meningkat menjadi 100%. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengabdian ini berjalan dengan baik dan berhasil memeberikan pemahaman yang komperhensif kepada peserta dalam mengimplementasikan model penanaman nilai-nilai kseteraan gender dalam mencegah perilaku bullying.