Eni Rahayuningsih
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

RESILIENSI PEREMPUAN DENGAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN DI KOTA BANDUNG Jean Klara Paliyama; Ellya Susilowati; Eni Rahayuningsih
Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial, Vol 3 No 02 (2021): LINDAYASOS
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.728 KB) | DOI: 10.31595/lindayasos.v3i02.450

Abstract

Resilience is a person's ability to survive, rise, and adapt to difficult conditions. This study aims to examine the resilience of women with unwanted pregnancies at the Hope Growing House Foundation, Bandung City, West Java. The aspects studied include 1) Informant Characteristics 2) Emotion Regulation 3) Impulse Control 4) Analysis of Causes of Problems 5) Reaching Out. This study uses a descriptive qualitative approach to three informants JR, L, ENS and one social worker namely ADK. Data collection techniques used in-depth interviews, observation and documentation studies.The results showed that the informants had less resilience due to unwanted pregnancy. The aspect of resilience that is lacking is emotional regulation where at the beginning of pregnancy the informant thought to commit suicide and in the aspect of impulse control the informant experienced trauma. To overcome this, the researcher designed a "Resilience Strengthening Program for Women with unwanted pregnancies through the Educational Group." The purpose of the program is to increase resilience. Women with unwanted pregnancies can gain knowledge about postnatal mental health and infant care training skills so that they are ready to become mothers.
Indonesian Journal Of Social Work Volume 6 Number 2 February 2023: COPING STRATEGI KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA PEREMPUAN DALAM MENGHADAPI HIGH RISK SITUATION PADA IPWL DI JAWA BARAT Sinta Yulianti Suyono; Yuti Sri Ismudiyati; Eni Rahayuningsih
Indonesian Journal of Social Work Vol 6 No 2 (2023): IJSW
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31595/ijsw.v6i2.732

Abstract

For drug users, returning to being a “normal” person is a struggling process. There is a High-Risk Situation that can cause the recovery process (abstinence) for drug users not to reuse. The ability to deal with various difficult situations or events, both personal demands (internal) and community demands (external) can cause pressure on a person. But whether an event will cause pressure or not, depends on how the individual handles it, which is called coping. This study aims to determine the Coping Strategy of female drug abusers in confronting High-Risk Situations at IPWL in West Java and to design programs to improve drug abusers of women’s coping capabilities. The method used in this research is quantitative with a descriptive approach. The results showed that of drug abuse of female in dealing with situations related to feelings faced by both negative and positive emotions tend to do Coping Strategy: Emotional Focus Coping (EFC), where they follow what is being felt. If the negative emotions are being felt, they will lost in these feelings which allows them to do things that can trigger a relapse or can hinder the rehabilitation process that is being carried out. Likewise, when faced with positive emotional situations, they also tend to enjoy the joy they feel so that their behavior is less controlled. Based on this, it is necessary for social workers and addiction counselors at IPWL to pay attention to mentoring drug abusers when they face situations related to emotional aspects. So that of drug abuse can choose effective coping strategies and rehabilitation goals can be achieved.
KUALITAS HIDUP KELUARGA PEKERJA PEMETIK TEH DI KAMPUNG SUKAWANA DESA KARYAWANGI KECAMATAN PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT Mia Shifa; Nur Nurjanah; Eni Rahayuningsih
Peksos: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol 17 No 1 (2018): PEKSOS
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31595/peksos.v17i1.126

Abstract

Abstrak Kemiskinan merupakan permasalahan yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia baik di kota maupun di desa. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah kemiskinan yang dialami keluarga pemetik teh di Desa Karyawangi Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Tujuan penelitian ini yaitu untuk memperoleh data dan gambaran yang jelas mengenai karakteristik responden dan kualitas hidup responden. Terkait dengan kualitas hidup, World Health Organization (WHO) dalam Adi Fahrudin (2012) mendefinisikan “Quality of life atau kualitas hidup adalah sebagai persepsi individu dalam kehidupannya di masyarakat dalam konteks budaya dan sistem nilai yang ada yang terkait dengan tujuan, harapan, standar dan juga perhatian terhadap menikmati taraf hidup yang wajar”. Kualitas hidup dalam hal ini berkaitan dengan kesejahteraan sosial. Farquhar dalam Adi Fahrudin (2012:44) mengatakan bahwa “Kesejahteraan sosial juga selalu dikaitkan dengan konsep kualitas hidup (quality of life). Konsep kualitas hidup selalu digunakan untuk mendeskripsikan ‘kehidupan yang baik’...”. Aspek-aspek yang menggambarkan kualitas hidup menurut WHO diantaranya aspek kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial dan lingkungan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 157 KK. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 61 KK yang bekerja sebagai pemetik teh. Penarikan sampel ditentukan dengan menggunakan teknik simple random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu kuesioner dan studi dokumentasi.  Hasil penelitian mengenai kualitas hidup dilihat dari skor tiap aspeknya menunjukkan bahwa kualitas hidup keluarga pekerja pemetik teh berada pada kategori sedang atau cukup berkualitas. Namun, dari hasil analisis masalah dan analisis kebutuhan ditemukan beberapa masalah dan kebutuhan yang mempengaruhi kualitas hidup keluarga pemetik teh, diantaranya kurangnya informasi yang didapat keluarga mengenai sistem sumber dan cara mengakses sistem sumber tersebut, serta minimnya pendapatan keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Permasalahan yang ditemukan seperti ini perlu adanya penyelesaian dan perhatian dari berbagai pihak khususnya masyarakat dan pemerintah setempat. Kata Kunci : Kualitas Hidup, Keluarga, Pekerja Pemetik teh
INTERAKSI SOSIAL TAHANAN MASA PENGENALAN LINGKUNGAN DI RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS I KEBON WARU KOTA BANDUNG Nabela Octari; Eni Rahayuningsih; Nurjanah .
Peksos: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol 17 No 1 (2018): PEKSOS
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31595/peksos.v17i1.129

Abstract

Menurut Chaplin dalam Bimo Walgito (2011:3) Interaksi sosial merupakan hubungan yang saling memengaruhi satu dengan yang lainnya. Dalam interaksi sosial akan terdapat perilaku individu maupun perilaku sosial. Penelitian ini bertujuan untuk memahami secara mendalam mengenai interaksi sosial Tahanan Masa Pengenalan Lingkungan di Rumah Tahanan Negara Klas I Kebon Waru Kota Bandung dengan menggali hal-hal seperti karakteristik tahanan yang sedang menjalani masa pengenalan lingkungan, interaksi sosial tahanan melalui kerjasama, interaksi sosial tahanan melalu akomodasi atau penyesuaian diri, interaksi sosial tahanan dalam persaingan, interaksi sosial tahanan dalam kontravensi, serta harapan para tahanan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu data berupa kata-kata tertulis/lisan atau perilaku yang diamati secara utuh yang berkaitan dengan interaksi sosial. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi sosial dapat dikatakan kurang baik. Hal tersebut dikarenakan masih kentalnya budaya senioritas di dalam sel yang membuat para tahanan yang sedang menjalani masa pengenalan lingkungan tidak dapat berperilaku sesuai dengan yang dikehendakinya. Sedangkan ditinjau dari Aspek Kerjasama, Akomodasi, Persaingan, dan Kontravensi pun tidak cukup nampak dikarenakan tahanan baru lebih memilih untuk pasif di dalam sel agar dapat terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Kata Kunci: interaksi sosial, tahanan masa pengenalan lingkungan
KONTROL SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP ANAK PENYALAHGUNA INHALAN DI KABUPATEN BANGKA TENGAH Nanda Helen; Ellya Susilowati; Eni Rahayuningsih
Peksos: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol 19 No 2 (2020): PEKSOS
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31595/peksos.v19i2.325

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan mengalisis tentang karakteristikresponden, upaya preventif, dan upaya represif masyarakat dalam melakukan kontrolsosial terhadap anak penyalahguna inhalant. Desain penelitian menggunakan pendekatankuantitatif dengan metode survey deskriptif. Penarikan sampel menggunakan probabilitysampling dengan teknik simple random sampling dan penentuan ukuran sampelmenggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10%. Responden penelitianberjumlah 98 orang yang merupakan masyarakat Kelurahan Sungaiselan, yang berusia diatas 18 tahun. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, observasi, dan studidokumentasi dengan alat ukur rating scale yaitu dengan gradasi selalu, sering, kadangkadang dan tidak pernah. Uji Instrumen menggunakan uji validitas muka dan uji reliabilitas Alpha Cronbach. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kontrol sosialmasyarakat pada aspek preventif berada pada kategori sedang dengan skor 4.994,sedangkan pada aspek represif berada pada kategori rendah dengan skor 3.146, yangmenunjukkan bahwa kontrol sosial masyarakat terhadap anak penyalahguna inhalant diKelurahan Sungaiselan masih belum belum optimal. “Untuk mengatasi masalahpenyalahgunaan inhalant pada anak-anak dan remaja di Kelurahan Sungaiselan, makaperlu ada intervensi kebijakan dan program yang diarahkan pada peningkatan kapasitaskomunitas setempat untuk mencegah dan mengatasi masalah tersebut.
PRAKTIK INTERVENSI KRISIS DALAM PENANGANAN KASUS ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL (Studi pada Pekerja Sosial Di Balai Rehabilitasi Sosial Anak Yang Memerlukan Perlindungan Khusus –-BRSAMPK Paramita Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat): Studi pada Pekerja Sosial Di Balai Rehabilitasi Sosial Anak Yang Memerlukan Perlindungan Khusus –-BRSAMPK Paramita Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat Baiq Dwicahya Ramdyanti; Ellya Susilowati; Eni Rahayuningsih
Peksos: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol 21 No 1 (2022): PEKSOS
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31595/peksos.v21i1.539

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang praktik “Intervensi Krisis’ yang dilakukan oleh Pekerja Sosial Dalam Menangani Kasus Anak Korban Kekerasan Seksual di Balai Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Paramita Mataram”. Konsep Intervensi krisis merujuk pada model Robert (2005) tentang tujuh tahapan dalam pelaksanaan intervensi krisis. Metoda Penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan deskriptif. Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi non partisipatif kepada dua informan pekerka sosial yang sedang menangani kasus korban kekerasan seksual, serta studi dokumentasi pada laporan mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja sosial melakukan intervensi krisis dengan tahapan berikut : 1) perencanaan dan penilaian krisis (lethality); 2) membangun hubungan psikologis dengan klien; 3) mengidentifikasi kasus utam; a 4) melakukan ekslporasi perasaan ; 5) eksplorasi alternatif masa lalu anak korban kekerasan seksual 6) penyusunan rencana tindakan 7) menyussn rencana tindak lanjut dalam melakukan intervensi krisis. Namun demikian dalam praktik tersebut masih perlu peningkatan berkaitan dengan keterampilan Pekerja Sosial dalam komunikasi interpersonal dengan anak korban kekerasan seksual. Sehubungan tersebut maka direkomendasikan program “Penguatan Keterampilan Komunikasi Interpersonal Pekerja Sosial Melalui Educational Group di Balai Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus Paramita Mataram”