Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PENINGKATAN PENGETAHUAN MENGENAI ASPEK KLINIS DAN SOSIAL PANDEMI COVID-19 BAGI TENAGA KESEHATAN Perdani, Roro Rukmi Windi; Purnama, Dara Marissa Widya; Amiruddin, Suwaib; Darwis, Iswandi
Anoa : Jurnal Pengabdian Masyarakat Sosial, Politik, Budaya, Hukum, Ekonomi Vol 1, No 3 (2020): Edisi Khusus Covid-19
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.601 KB) | DOI: 10.52423/anoa.v1i3.13639

Abstract

Covid-19 menjadi pandemic global dan menjadi bencana non alam nasional di Indonesia. Tenaga kesehatan dituntut untuk dapat menangani kasus Covid-19 dengan baik, mulai dari pencegahan hingga penatalaksanaan sesuai dengan panduan terbaru. Ilmu kedokteran merupakan ilmu yang terus berkembang. Setiap detiknya terdapat penelitian terbaru yang dihasilkan dari Covid-19 ini di Dunia. Hal tersebut mengharuskan tenaga kesehatan di Provinsi Lampung untuk berperan aktif dalam meningkatkan pengetahuan sehingga dapat terselesaikannya pandemic covid-19. Sasaran dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah seluruh tenaga kesehatan baik yang ada di Provinsi Lampung maupun yang berada di luar Lampung. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah bahwa di Provinsi Lampung masih terdapat tenaga kesehatan yang kurang mengerti mengenai covid-19 baik pencegahan hingga penatalaksanaan terbaru. Seperti yang bisa kita lihat saat ini bahwa di provinsi lampung angka kasus terkonfirmasi positif dan meninggal semakin bertambah. Bahkan saat ini pemerintah sudah menetapkan Bandar Lampung sebagai wilayah transmisi lokal per 28 April 2020. Salah satu strategi solusi yang ditawarkan adalah dilakukan kegiatan webinar aspek klinis dan sosial di masa pandemic covid-19 pada anak dan dewasa yang ditujukan untuk seluruh tenaga kesehatan. Target luaran dari program pengabdian ini adalah meningkatkan pengetahuan terhadap aspek klinis dan sosial di masa pandemic covid-19 pada anak dan dewasa. Metode yang dilakukan dalam pengabdian ini adalah ceramah dalam bentuk webinar mengenai aspek klinis dan sosial di masa pandemic covid-19 pada anak dan dewasa.
Hubungan Stimulasi Ibu Dengan Perkembangan Anak Usia 0-3 Tahun di Kelurahan Penengahan Raya Kecamatan Kedaton Bandar Lampung Roro Rukmi Windi Perdani; Dara Marissa Widya Purnama; Nisrina Afifah; Anugerah Indah Sari; Sabrina Fahrieza
Sari Pediatri Vol 22, No 5 (2021)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp22.5.2021.304-10

Abstract

Latar belakang. Usia 0-3 tahun merupakan golden age period yang tepat untuk perkembangan anak. Perkembangan anak meliputi kemampuan gerak motorik kasar, motorik halus, bahasa, dan personal sosial. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan anak adalah pemberian stimulasi. Tujuan. Mengetahui hubungan stimulasi ibu dengan perkembangan anak usia 0-3 tahun di Kelurahan Penengahan Raya Kecamatan Kedaton Bandar Lampung.Metode. Desain penelitian ini kuantitatif observasional dengan pendekatan cross sectional dan teknik consecutive sampling. Data merupakan data primer dengan instrumen kuesioner yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya untuk menilai stimulasi ibu dan hasil skrining perkembangan dengan Denver II. Analisis data menggunakan uji chi-square.Hasil. Pada 80 responden, 44 (55%) ibu memberikan stimulasi motorik kasar baik dan 36(45%) kurang, 39(48,8%) ibu memberikan stimulasi motorik halus baik dan 41 (51,2%) kurang. 46 (57,5%) ibu memberikan stimulasi bahasa baik dan 34(42,5%) kurang. 33(41,2%) ibu memberikan stimulasi personal sosial baik dan 47(58,8%) kurang. Anak dengan perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa dan personal sosial dalam kategori normal berturut-turut adalah 61 (76,2%), 61 (76,2%), 45 (56,2%) dan 68 (85%). Terdapat hubungan yang bermakna antara stimulasi ibu dengan perkembangan motorik kasar (p= 0,004), motorik halus (p=0,025), bahasa (p=0,000) dan personal sosial (p=0,001).Kesimpulan. Terdapat hubungan stimulasi ibu dengan perkembangan anak usia 0-3 tahun di Kelurahan Penengahan Raya Kecamatan Kedaton Bandar Lampung.
Hematological parameters and remission induction of childhood acute lymphoblastic leukemia Roro Rukmi Windi Perdani; Bambang Sudarmanto
Paediatrica Indonesiana Vol 58 No 2 (2018): March 2018
Publisher : Indonesian Pediatric Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.755 KB) | DOI: 10.14238/pi58.2.2018.71-4

Abstract

Background High-risk acute lymphoblastic leukemia (ALL) is one of the most common childhood malignancies in Indonesia. Many factors can inhibit the induction of remission. Hematological parameters are usually not normal. Identification of corresponding factors is important to increase the likelihood of successful inductions. Objective To assess for associations between hematological parameters and induction of remission in children with acute lymphoblastic leukemia. Methods Data were collected from medical records of ALL patients hospitalized in the Pediatric Ward at Dr. Kariadi Hospital from May 2014 – May 2016. Dependent variables were hemoglobin, leukocytes, platelets, and absolute neutrophil count (ANC) levels; the independent variable was induction of remission. Results Out of 55 patients, 33 (60%) had anemia, 6 (10.9%) had leukocytosis, and 1 (1.8%) had hyperleukocytosis, whereas 9 (34.5%) had leukopenia and 29 (52,7%) had normal leukocyte levels. Thirty-one subjects (56.4%) had thrombocytopenia, 15 (27.3%) had thrombocytosis, and only 9 (16.4%) patients had normal platelet counts. There were 29 (52.7%) with absolute ANC > 500, whereas 26 (47.3%) had ANC level ≤ 500. Most patients (80%) experienced remission induction, while 20% did not. There were significant associations between ANC level and induction of remission (P=0.010) as well as between platelet level and induction of remission (P= 0.033). Regression logistic test revealed that ANC level ≤ 500 was associated with a 7-fold lower remission event compared to ANC level > 500 (RR 7.147; 95%CI 1.38 to 37.14). Conclusion Lower ANC level (≤ 500) was significantly associated with lower remission compared to higher ANC level (> 500).
Asma Bronkial pada Anak Roro Rukmi Windi Perdani
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 3, No 1 (2019): JK Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v3i1.2220

Abstract

Batasan asma menurut Global Initiative for Asthma (GINA) adalah penyakit heterogen berupa inflamasi kronik saluran nafas. Gejala penyakit ini berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, dan batuk yang bervariasi serta keterbatasan aliran udara yang bervariasi.Wheezing berulang dan / atau batuk kronik berulang merupakan titik awal untuk menegakkan diagnosis. Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis seperti uji fungsi paru. Penyakit ini dapat diklasifikasikan menjadi asma episodik jarang, episodik sering serta persisten. Sedangkan saat serangan dibagi menjadi asma serangn ringan, sedang, berat dan ancaman henti napas. Tujuan tatalaksana asma anak secara umum adalah untuk menjamin tercapainya potensi tumbuh kembang anak secara optimal. Kata kunci : asma, GINA, wheezing
Diagnosis dan Tatalaksana Skrofuloderma pada Anak dengan Infeksi Human Immunodeficiency Virus dan Gizi Buruk Dwi Indria Anggraini; Roro Rukmini Windi Perdani; Piesta Prima Beta Pairul
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 3, No 2 (2019): JK Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v3i2.2518

Abstract

Latar belakang: Skrofuloderma merupakan tuberkulosis (TB) kulit sekunder yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis dan terjadi perkontinuitatum. Skrofuloderma merupakan kasus yang jarang dan sering mengalami keterlambatan dalam diagnosis. Gambaran klinis skrofuloderma dapat menyerupai penyakit infeksi kulit lainnya. Skrofuloderma diawali dengan timbul benjolan di area kelenjar limfe yang makin membesar dan pecah membentuk ulkus dengan pinggir merah kebiru-biruan dan dinding bergaung. Pengobatan yang tidak tepat dan ketidakpatuhan dapat menyebabkan resistensi kuman tuberkulosis sehingga tidak memberikan respon terapi yang baik. Tujuan: melaporkan satu kasus pada seorang pasien anak dengan skrofuloderma dan Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) serta gizi buruk. Kasus: seorang anak perempuan berusia 6 tahun dengan keluhan timbul benjolan-benjolan dan menjadi luka pada area pinggang, perut bawah, dan lipat paha sejak 4 bulan yang lalu. Keluhan tidak nyeri atau gatal. Pada regio flank, suprapubik dan inguinal sinistra tampak ulkus multipel, dangkal, bentuk iregular, tepi livide, dinding bergaung dan dasar bersih. Pada inguinal dextra tampak nodul soliter, ukuran 3x4 cm, bewarna livide. Pada pemeriksaan rontgen thoraks terdapat gambaran TB paru dengan skoring TB diperoleh skor 7. Pemeriksaan HIV diperoleh hasil reaktif. pasien menderita gizi buruk dengan berat badan/umur pasien kurang dari 80%. Pasien didiagnosis dengan skrofuloderma, TB paru, HIV, dan gizi buruk. Penatalaksanaan: pemberian obat oral antituberkulosis (OAT) pada anak berupa rifampisin, isoniazid, pirazinamid, etambutol selama 2 bulan dan dilanjutkan dengan rifampisin dan Isoniazid selama 4 bulan. Hasil terapi memberikan hasil baik. Kesimpulan: Skrofuloderma terjadi secara perkontinuitatum pada pasien anak dengan TB paru dan dapat sembuh dengan pengobatan oral OAT. Kata kunci: gizi buruk, HIV, skrofuloderma, tuberkulosis, obat antituberkulosis
Hipertensi Portal pada Anak Roro Rukmi Windi Perdani
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 1, No 3 (2017): JK UNILA
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v1i3.1728

Abstract

Hipertensi portal adalah peningkatan tekanan vena portal di atas 5 mmHg. Referensi lain menyebutkan tekanan normal vena portal antara 5-10 mmHg dan apabila lebih dari 12 mmHg terjadi komplikasi seperti varises dan asites. Etiologi hipertensi portal terdiri prehepatik, hepatik dan pos hepatik. Manifestasi klinis dapat berupa perdarahan gastrointestinal,splenomegali, sites, gagal hati (liver failure), dan sistemik  portoensefalopati. Tata laksana hipertensi portal terdiri dari pengobatan dengan medikamentosa terutama untuk mencegah perdarahan varises akibat peningkatan tekanan portal, dapat berupa operatif. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan antara lain Pemeriksaan hematologi menentukan adanya tanda-tanda hipersplenisme anemia, leukopenia dan trombositopenia, waktu protrombin dan faal pembekuan lainnya.Pemeriksaan fungsi hati secara biokimia, gangguan fungsi hati lebih sering didapatkan pada penyebabkan intrahepatik dibanding prehepatik. Pemeriksaan USG dapat terlihat adanya kolateral dan splenomegali, perubahan echotexture. Sedangkan colour Doppler dapat memberikan informasi kecepatan dan arah vena porta, vena hepatika, dan vena cava.Endoskopi gastrointestinal dapat digunakan untuk melihat gambaran mukosa seperti gastropati dan varises. CT dan MRI dapat digunakan untuk evaluasi lesi fokal, derajat obstruksi vena dan keadaan parenkim liver. Biopsi liver per kutan dilakukan bila tidak ada kontra indikasi terutama untuk mengetahui penyebab intrahepatik. Pengobatan medikamentosa terdiri dari short acting splanchnic vasoactive agents, growth hormone inhibitor factor, vasokonstriktor, long acting splanchnic vasoactive agents, beta-adrenergik vasoactive agents, alpha –adrenergik receptors blockers, 5HT receptor antagonis, nitrovasodilator, diuretics.Kata kunci : hepatik, hipertensi portal, poshepatik, prehepatik
Relationship Between Low Born Weight (Lbw) And Stunting Events In Children (Age 24-59 Months) Sutarto; Sri Agustina; Kinanti Rahmadhita; Susianti; Roro Rukmi Windi Perdani
Indonesian Journal of Medical Anthropology Vol. 2 No. 1 (2021): Traditional Medicine
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.955 KB) | DOI: 10.32734/ijma.v2i1.4696

Abstract

Abstract     :     Background: Stunting is a condition of toddlers who have less length or height compared to age. Toddler stunting is a chronic nutritional problem caused by many factors, one of which is LBW. Babies born with LBW will be at high risk of morbidity, mortality, infectious diseases, underweight and stunting in the early neonatal period to childhood.The purpose of this study is to determine the association between  Low Birth Weight (LBW) with the incidence of stunting in toddlers (aged 24-59 months) in the Way Urang Community Health Center in South Lampung Regency.                         Method: This study uses an observational analytic method with a case control study design. LBW data is secondary data obtained by looking at the birth weight data of children under five listed in the Maternal and Child Health book Way Urang Community Health Center data. The statistical analysis uses the Chi Square test.                         Result: There is an association of Low Birth Weight (LBW) with the occurrence of stunting in toddlers (aged 24-59 months) in Way Urang Community Health Center South Lampung Regency. P value= 0,024.                         Conclusion: There is a significant association of Low Birth Weight with the incidence of stunting in toddlers (aged 24-59 months) in the Way Urang Community Health Center in South Lampung Regency.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Imunisasi Lanjutan Campak di Wilayah Kerja Puskesmas Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018 Arini Meronica; Roro Rukmi Windi Perdani; Susianti
MAJORITY Vol 10 No 1 (2021): MAJORITY
Publisher : Majority

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Advanced measles immunization is a health program held by the government for ncreasing the level of immunity and extending the period of protection given to children under the age of three and school-age children. The corevage advanced measles immunization at Labuhan Ratu Primary Health Center is the lowest in Bandar Lampung, which is caused by immunization providing behaviour of the mother which is influenced by some factors such as mother's knowledge, mother's attitude, mother's job status, affordability of health services and the role of health workers.This study was an observational study with a cross sectional design. There were 42 respondents which are determined by purposive sampling method. The data was assessed by questionnaire and collected by interview. The data was analyzed univariate and bivariate. Bivariate analysis using chi square test. The results showed 35.7% of respondents received incomplete immunization. Bivariate analysis showed the variables associated with sustainable immunization were knowledge (p value 0.002) and maternal attitudes (p value 0.001). Bivariate analysis also showed that the mother’s employment status (p value 0.47), affordability of the health service place (p value 0.287) and the role of health workers (p value 0.357) were not related. The conclusion is that mother’s knowledge and mother’s attitude were the factors correlated to advanced measles immunization.
Efek Suplementasi Madu terhadap Penurunan Frekuensi Diare Akut pada Anak di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Nidia Putri Meisuri; Roro Rukmi Windi Perdani; Hanna Mutiara; Asep Sukohar
MAJORITY Vol 9 No 2 (2020): MAJORITY
Publisher : Majority

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diarrheal diseases is still health problems of the world with high number of mortality and morbidity. Traditional medicine which has a bitter taste and antibacterial effect, one of which has the effect of antibacterial honey, bitter taste and antioxidants. This study to find out the potential effects of honey supplementation on reducing the frequency of acute diarrhea in children in the Dr. H. Abdul Moeloek. This study used quasi-experimental design with nonequivalent control group design. Subjects of study were children with acute diarrhea who were divided into two intervention groups and control group, each group amounted to 15 respondents. Data obtained directly from research subjects through primery data. From the data obtained then the analysis is performed using unpaired samples t-test. This study indicates the frequency of first-day acute diarrhea of intervention group was more than control group. The frequency of acute diarrhea on the second, third and fourth days in intervention group was less than children who were controls group. The statistical test results show the potential effects of honey supplementation on decreasing frequency of acute diarrhea. Provision of honey supplementation was proven to reduce the frequency of acute diarrhea in the Dr. H Abdul Moeloek Hospital Bandar Lampung.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Imunisasi Lanjutan Pentavalen (DPT-HB-Hib) di Wilayah Kerja Puskesmas Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018 Nanda Salsabila Itsa; Roro Rukmi Windi Perdani; Hanna Mutiara
MAJORITY Vol 9 No 1 (2020): MAJORITY
Publisher : Majority

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Pentavalent (DPT-HB-Hib) immunization is one of advanced immunization programmed by the goverment to prevent diseases such as diphteria, pertussis, tetanus, B-type hepatitis, and B-type Haemophilus influenzae. The lowest advanced pentavalent immunization coverage in Bandar Lampung is located at Labuhan Ratu Health Center (26,9%). Several factors are related to pentavalent immunization administration such as mother’s knowledge, mother’s attitude, mother’s job status, affordability of health services, and the role of health workers. Purpose of this research is to find out the factors related to advanced pentavalent immunization in the working area of Labuhan Ratu Public Health Bandar Lampung. This research used analytic observational method with cross-sectional approach. The sample of the research is 42 respondents in which live at work area of Labuhan Ratu Public Health Bandar Lampung city through purposive sampling method. The result of univariate analysis was 42,9% of respondents had complete advanced Pentavalent immunization status and the other 64,3% respondents had incomplete status. The result of bivariate analysis showed some variables had a correlation with advanced pentavalent immunization status such as mother’s knowledge (p-value 0,029), mother’s attitude (p-value 0,022) and mother’s job status (p value 0,014). Meanwhile, some variables had no correlation with advanced pentavalent immunization status such as mother’s education (p-value 0,384), affordability to health services (p-value 0,344) and the role of health workers (p-value 0,571). The conclusion is mother’s knowledge, mother’s attitude, and mother’s job status are correlated to advanced Pentavalent immunization in the working area of labuhan ratu public health Bandar Lampung city 2018.