Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

SEJARAH PENGOBATAN TRADISIONAL ORANG BUTON DI KECAMATAN BATUPOARO KOTA BAUBAU: 1986-2016 Wa Ode Lilis Wahid; La Ode Ali Basri
Journal Idea of History Vol 1 No 1 (2018): Volume 1 Nomor 1, Januari - Juni 2018
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v1i1.419

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan sejarah pengobatan tradisional orang Buton di Kecamatan Batupoaro Kota Baubau. Metode penelitian (1) pemilihan topik (2) heuristik sumber, (3) kritik sumber, (4) interpretasi, dan (5) penulisan sejarah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pengetahuan tentang cara pengobatan tradisional pada orang Buton diperoleh secara turun-temurun. Pada umumnya, praktek pengobatan tersebut dihafal dan dipraktekkan secara berulang-ulang untuk mengobati penyakit. (2) Jenis tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional oleh masyrakat Buton di Kecamatan Batupoaro, yaitu: mengkudu (bangkudu), daun kumis kucing (bulumuncuna mbuta), sirih (gili), pepaya (kapaya), jambu biji (bulamalaka), jahe (malala), kunyit (mantomu), serai (padamalala), jeruk nipis (makolona), jarak (ntanga-ntanga) dan pinang. (3) Cara penggunaan tanaman obat orang Buton adalah pertama-tama mengumpulkan jenis tanaman yang akan digunakan sebagai obat untuk penyembuhan penyakit. Setelah terkumpul, tanaman untuk obat tradisional kemudian diramu. Tanaman yang telah diramu kemudian disajikan sebagai obat guna penyembuhan penyakit. Kata Kunci: pengobatan tradisional, orang Buton, obat herbal
SEJARAH ORANG BAJO DI DESA TONDASI KECAMATAN TIWORO UTARA KABUPATEN MUNA BARAT: 1980-2016 Nurhayati Nurhayati; La Ode Ali Basri
Journal Idea of History Vol 1 No 2 (2018): Volume 1 Nomor 2, Juli - Desember 2018
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v1i2.467

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sejarah orang Bajo di Desa Tondasi Kecamatan Tiworo Utara Kabupaten Muna Barat: 1980-2016. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang dikemukakan oleh Kuntowijoyo, yaitu (1) Pemilihan topik, (2) Pengumpulan sumber, (3) Verifikasi (4) Interpretasi, dan (5) Historiografi (penulisan sejarah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pada awalnya orang Bajo di Desa Tondasi berasal dari Bajoe Selatan daerah Lassareng. Orang Bajo meninggalkan Bajoe Selatan didorong oleh keinginan untuk mencari tempat yang lebih aman dan memperoleh hasil laut yang cukup menjanjikan. Pada 1980 orang Bajo tiba di Desa Tondasi dan mulai menetap karena merasa cocok dan nyaman. (2) Perkembangan ekonomi orang Bajo di Desa Tondasi ditandai dengan pola pemukiman masyarakat Bajo yang sudah membuat rumah permanen dengan menggunakan semen dan berjendela kaca. Orang Bajo yang berprofesi sebagai nelayan juga telah memanfaatkan alat-alat penangkap ikan yang bersifat tradisional dan modern. (3) Perubahan sosial orang Bajo di Desa Tondasi dapat dilihat pada hubungan kemasyarakatan mereka baik sesama masyarakat Bajo maupun dengan masyarakat Bugis, Buton dan Selayar. Pada umumnya hubungan antara kedua kelompok tersebut dapat dilihat antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Kata Kunci: orang Bajo, pola pemukiman, kehidupan sosial-ekonomi
TRADISI ABDA’U DI DESA TULEHU KECAMATAN SALAHUTU KABUPATEN MALUKU TENGAH ABAD XX Sumarni Lausiry Lausiry; La Ode Ali Basri
Journal Idea of History Vol 2 No 1 (2019): Volume 2 Nomor 1, Januari - Juni 2019
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1213.615 KB) | DOI: 10.33772/history.v2i1.671

Abstract

This research aims to describe the Abda'u Tradition at Tulehu Village, Salahutu District, and Central Maluku Regency. The method used in this study was the historical method according toKuntowijoyo with the following stages: 1) Topic selection, 2) Collection of sources, 3) Verification,4) Interpretation, and 5) Historiography. The theory used was the theory of rationality. The resultsof the study showed that: 1) The tradition of abda'u in Tulehu Village was one of the traditions ofthe local community which was believed to have a positive impact and also united the kinshipamong people and brough prosperity. This tradition must be carried out every year as a sense ofdevotion as a servant of Allah. 2) The process of carrying out the abda'u tradition at Tulehu Villageconsisted of a procession of slaughtering livestock sacrifices. General slaughter was carried outafter the Eid al-Adha prayer and specifically slaughter was carried out in the afternoon with threecompanion goats (one core and two companions). 3) Values embodied in the implementation of thistradition were social values, religious values, cultural values and educational values. Keywords: Tradition; Abda'u, Tulehu; Maluku.
KECENDERUNGAN ANAK-ANAK REMAJA LEBIH MEMILIH PERMAINAN MODERN DARI PADA PERMAINAN TRADISIONAL DI DESA GUALI, KECAMATAN KUSAMBI, KABUPATEN MUNA BARAT La Aso; Rahmat Jaya; La Ode Ali Basri
Jurnal Penelitian Budaya Vol 7, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpeb.v7i2.35432

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kecenderungan anak-anak remaja lebih memilih permainan modern dari pada permainan tradisional di Desa Guali, Kecamatan Kusambi, Kabupaten Muna Barat. Penelitian ini dilakukan di Desa Guali, Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna Barat. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sumber data dalam penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder. Data Primer diperoleh dengan hasil wawancara mendalam kepada informan yang sudah ditentukan oleh peneliti untuk menjelaskan tentang tema penelitian.Adapun yang menjadi sumber data primer adalah anak-anak remaja serta orang tua anak remaja yang menjadi informan dalam penelitian ini. Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pengamatan atau melakukan observasi, selebihnya merupakan data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu pengamatan terlibat (Participation Observation), Wawancara mendalam (Indepth Interview) dan Dokumentasi (Documentation). .Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif-kualitatif dengan menyusun satuan-satuan data yang dikumpul dari hasil pengamatan (Observasi) dan wawancara (Interview) serta dikumpulkan sesuai dengan golongannya, kemudian dilakukan analisis reduksi untuk mengevaluasi data yang kurang relevan, membuat abstraksi dan menyusun satuan-satuan data, melakukan kategorisasi data serta menyusun antar kategori data yang lainnya, sehingga dapat ditemukanmakna dan kesimpulannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan anak-anak remaja lebih memilih Permainan Modern dari pada Permainan Tradisional di Desa Guali, Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna Barat adalah sebagai berikut: (1) Dorongan keinginan dan mudah dimainkan, (2) Dorongan untuk Mengembangkan bakat, dan (3) Menghilangkan rasa gengsi. Kata kunci: Kecenderungan, anak-anak remaja, permainan modern, permainan tradisional.
MASIFIKASI ATRAKSI SENI-BUDAYA TRADISIONAL SEBAGAI UPAYA MENGHAMBAT KEPUNAHAN La Ode Ali Basri
Jurnal Penelitian Budaya Vol 7, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpeb.v7i2.35433

Abstract

Penelitian ini didasari oleh suatu fakta bahwa banyak budaya lokal Muna yang sedang mengalami proses menuju kepunahan bahkan sudah ada yang hilang. Penelitian ini merupakan penelitian kebudayaan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi partisipan, wawancara mendalam, studi pustaka/dokumen, dan diskusi terfokus. Analisis data dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: (a) menyusun satuan-satuan seluruh data yang terkumpul dari hasil wawancara, observasi, studi kepustakaan dan diskusi kelompok terfokus dibagi satu persatu, dikumpulkan sesuai golongannya, kemudian dilakukan reduksi data guna mengeliminir data yang kurang relevan, (b) melakukan kategorisasi data sehingga proses kategorisasi dan pengelompokkan data bisa menjadi lebih baik, (c) menyusun hubungan antar kategori, membandingkan kategori data yang satu dengan kategori data yang lainnya, dan melakukan interpretasi setiap hubungan data tersebut, (d) memberikan interpretasi dan hubungan antar kategori data yang sudah dikelompokan sehingga dapat ditemukan makna dan kesimpulannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pagelaran seni budaya dan perlombaan budaya tradisional menarik minat dan perhatian masyarakat lokal untuk menyaksikan dan berpartisipasi dalam pentas tersebut. Perlombaan budaya tradisional juga menghidupkan kembali memori kolektif masyarakat tentang budaya lokalnya, yang terlihat dari adanya proses belajar dan pewarisan pengetahuan budaya lokal dari orag tua kepada anak, sebagai bekal dalam mengikuti perlombaan. Dengan demikian masifikasi atraksi seni budaya tradisional merupakan salah satu cara merawat dan mejaga eksistensi budaya lokal dari ancaman degradasi.Kata kunci: atraksi, pelestarian dan budaya lokal
THE MEANING OF TINGKA RITUALS IN SHIFTING CULTIVATION OF MUNA COMMUNITY SOUTHEAST SULAWESI, INDONESIA La Ode Ali Basri; Akhmad Marhadi; Hisna .; Fatma .; Fetni .
E-Journal of Cultural Studies Vol 16 No 1 (2023): Volume 16 Number 1 February 2023
Publisher : Cultural Studies Doctorate Program, Postgraduate Program of Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/cs.2023.v16.i01.p01

Abstract

Most of the Muna community are shifting cultivators who are very dependent on their natural environment, so they always adapt and interact with nature. One of the media used to adapt and interact with nature is ritual tingka. In practice, the ritual tingka contains symbolic messages for nature conservation and a form of human appreciation for nature, flora, and fauna as a whole. The objective of this study was to study and analyze the ecological wisdom of shifting cultivation related to land conservation and the form of human appreciation for nature through farming rituals. This study used a normative survey method which was carried out in seven villages in Muna regency, Southeast Sulawesi. Data collection was conducted through in-depth interviews, observation, and focus group discussions. The collected data were analyzed using flow analysis techniques. The results showed that symbolically the tingka ritual was the institutionalization of knowledge of land conservation through agro forestry patterns, namely by combining the planting of trees such as bamboo, areca nut, kapok with food and secondary crops. Ritual tingka is a form of respect for nature to create a harmonious relationship between the microcosm and the macrocosm, so that farmers are protected from various disasters. Keywords: Shifting cultivation; rituals Itingka; ethnoecology; and Muna community