Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Peningkatan Ekonomi Usaha Kecil di Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru Rita Wiyati; Sri Maryati; M Thamrin
Diklat Review : Jurnal manajemen pendidikan dan pelatihan Vol 2 No 2 (2018)
Publisher : Komunitas Manajemen Kompetitif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.291 KB) | DOI: 10.35446/diklatreview.v2i2.222

Abstract

Kecamatan Rumbai Pesisir merupakan pemekaran dari kecamatan Rumbai, yang terdiri dari enam kelurahan antara lain: kelurahan Lembah Damai, kelurahan Lembah Sari, kelurahan Limbungan, kelurahan Limbungan Baru, kelurahan Meranti Pandak, kelurahan Tebing Tinggi Okura. Dikecamatan Rumbai Pesisir mata pencaharian masyarakatnya yang utama adalah perdagangan, nelayan dan pertanian. Daerah tersebut juga terdapat banyak kelompok tani kelompok tani yang dibentuk , diantaranya kelompok Tani Ladang Sari dan kelompok Tani Sari buah. Kelompok tani Sari Buah dan Kelompok Tani ladang Sari memiliki beragam usaha olahan produk pangan diantaranya produk kerupuk Bawang, namun produk yang dihasilkan selama ini tidak dikemas dengan baik sehingga sulit menembus pasar yang lebih luas lagi. Tujuan dari diadakannya IPTEKS bagi masyarakat ini adalah diharapkan produk yang dihasilkan oleh kelompok tani mampu bersaing dipasaran sehingga tidak ada lagi produk primer yang dijual dipasar dengan harga yang relatif murah. Dengan adanya diversifikasi produk diharapkan akan munculnya pengusaha baru yang tentunya dapat memberikan kontribusi bagi masyarkat setempat. Dengan adanya program IPTEKS ini akan muncul produk lain yang memiliki nilai jual lebih tinggi karena sudah diberi kemasan yang lebih elegan sehingga menarik bagi konsumen. Target khusus yang ingin dicapai adalah agar kelompok mitra dan masyarakat bisa lebih kreatif dan inovatif untuk menghasilkan beraneka produk baru dan mampu meningkatkan pendapatan keluarga serta mampu meningkatkan nilai jual dari produk kerupuk yang hasilkan dan produk yang hasilkan oleh mitra dapat masuk ke supermarket dengan kemasan yang menarik dilengkapi dengan izin PPIRT (Produksi Pangan Industri Rumah Tangga) untuk produk yang dihasilkannya. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan mengadakan pelatihan, penyuluhan tentang pentingnya mengelola usaha dengan baik bagi tiap usaha yang dijalani oleh kelompok mitra dan membuat desain kemasan bagi produk yang hasilkan agar dapat bersaing dan dikenal banyak orang serta mengurus ijin depkes agar produk dapat masuk ke supermarket atau minimarket.
NILAI-NILAI SIGNIFIKAN MASYARAKAT LOKAL TERHADAP PELESTARIAN PUSAKA PASCABENCANA DI BANDA ACEH Zya Dyena Meutia; Roos Akbar; Denny Zulkaidi; Sri Maryati
Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 25, No 2 (2019): Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan Pengembangan Ilmu Dakwah
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/albayan.v25i2.6681

Abstract

In the last few decades, there has been a shift in the sense of heritage from the thought of "how to ensure an heritage object will not be destroyed" into "what values an heritage object has and how best to preserve these heritage values". Many studies and researches on heritages in urban areas have been carried out, but not many have discussed more deeply about the characteristics of significant heritage values as a consideration in determining urban heritage. Heritage values that are inherent are only considered by perception experts and the government toward heritage usual as a temple, site the kingdom and historic buildings have hundreds of years age. While the perspective of comprehensive values and consideration of values from the heritage is one of the important factors in success preservation of heritage areas in urban areas. This study intends to uncover significant values that into consideration in preserving heritage post disaster in the urban heritage and in designating an object and place as a heritage. This study uses a constructivist paradigm with an interpretive approach because it attempts to construct the existence of significant cultural values in the public perception of seeing an area as an inheritance. The result is show the most important significant values for them, namely religius, memory, history, traumatic, resilience and social. Keywords: significant values, heritage, religius, local community
Pengembangan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Pendidikan Agama Islam Sri Maryati; Toto Santi Aji
An-Nufus Vol 1 No 1 (2019): Juli-Desember 2019
Publisher : Prodi Tasawuf dan Psikoterapi, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.847 KB) | DOI: 10.32534/annufus.v1i1.1772

Abstract

Artikel ini mendiskusikan tentang Hak Asasi manusia (HAM) berdasarkan perspektif Pendidikan Agama Islam. Apakah HAM bertentengan dengan Islam? Atau justru sebaliknya: Islam mengakomodirnya? Tidak dapat dipungkiri HAM terkadang dijadikan “alat” untuk menjerat dan menjatuhkan seseorang. HAM sering mengalami reduksi makna. HAM menjadi dua sisi mata uang; satu sisi mengedepankan humanism, sementara sisi yang lain menakutkan bagi sebagian orang, terutama bagi pengambil kebijakan. Persoalanya kemudian, bagaimana sesungguhnya mendudukan HAM ini pada tempatnya? Lalu bagaimana Islam melihat dan memposisikan HAM ini?
Relationship Between Solid Waste Service Characteristics and Income Level in Metropolitan Bandung Raya Sri Maryati; An Nisaa' Siti Humaira; Husna Tiara Putri
MIMBAR (Jurnal Sosial dan Pembangunan) Volume 32, No. 2, Year 2016 [Accredited by Ristekdikti]
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.186 KB) | DOI: 10.29313/mimbar.v32i2.1853

Abstract

Rapid urbanization process has stimulated the emergence of the metropolitan area, including Metropolitan Bandung Raya. The development of the metropolitan region is not equipped by infrastructure. Generally, the level of service of infrastructure varies based on income level. The purpose of this research is to identify the relationship between solid waste service characteristics and household income level. Solid waste service characteristics are measured from waste handling and disposal, waste collection officers, the frequency of waste collection, and fees and payment. The results of the analysis show that there is a relationship between solid waste service and income level: the higher the income, the better the solid waste service. The followings are some significant findings found in this research: (a) solid waste service in housing developed by the developer is better compared to those in self-help housing, and (b) solid waste service in the urban area is better compared to those in peri-urban and rural area.  
HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN PENGGUNAAN Sri Maryati
Jurnal Kesehatan Rajawali Vol 11 No 1 (2021): Jurnal Kesehatan Rajawali
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Rajawali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.944 KB)

Abstract

Masalah pokok kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah jumlah penduduk sekitar 250 juta jiwa dengan laju pertumbuhan yang relatif tinggi sekitar 1.49% per tahun. Tingginya jumlah penduduk dikarenakan adanya ketidaksesuaian antara umur dan paritas dengan penggunaan kontrasepsi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Umur dan Paritas Ibu dengan penggunaan kontrasepsi IUD di Puskesmas Leuwigajah Cimahi Selatan Tahun 2016. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, sample dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor KB di Puskesmas Leuwigajah Cimahi Selatan Tahun 2016 yaitu 1138 responden dengan menggunakan teknik total sampling. Analisis data yang digunakan adalah Uji Chi Square. Hasil penelitian didapatkan bahwa umur <20 tahun sebanyak 8.2%, umur 20-35 tahun sebanyak 57.6% dan umur >35 tahun sebanyak 34.2%. Frekuensi paritas ibu didapatkan paritas primipara sebanyak 24.1%, multipara sebanyak 73.8% dan grandemultipara sebanyak 2.1%. Frekuensi akseptor KB IUD sebanyak 11.4%. Terdapat hubungan antara umur dan paritas ibu dengan penggunaan kontrasepsi IUD dengan nilai p value 0.000 < ɑ 0.05. Dapat disimpulkan bahwa ibu dengan umur >35 tahun lebih banyak menggunakan menggunakan IUD dibandingkan ibu dengan umur <20 tahun dan 20-35 tahun, sedangkan ibu dengan paritas multipara lebih banyak menggunakan kontrasepsi IUD dibandingkan ibu dengan paritas primipara dan grandemultipara.Diharapkan Puskesmas dapat memberikan dan meningkatkan informasi tentang kontrasepsi IUD melalui konseling KB serta penyuluhan yang dilakukan satu bulan sekali sehingga masyarakat mempunyai pengetahuan lebih banyak tentang alat kontrasepsi khususnya IUD sehingga masyarakat mampu memilih alat kontrasepsi yang efektif dan sesuai dengan kondisinya.Kata Kunci: Paritas, Penggunaan Kontrasepsi IUD, Umur
STRATEGI KERUANGAN UNTUK MENINGKATKAN AKSES MASYARAKAT KELURAHAN TAMBAKJATI KABUPATEN SUBANG TERHADAP AIR BERSIH Sri Maryati
Purifikasi Vol 12 No 2 (2011): Jurnal Purifikasi
Publisher : Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Environmental and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25983806.v12.i2.208

Abstract

Tambakjati Subdistrict is located in Subang District and is one area that has a problem in the provision of drinking water. There are a number of water resources in Tambakjati Village, but the local people do not have good access to reach. This limitation is due to the high costs for investment and operations, while the economic capacity of local communities is very low. Therefore, it needs the intervention of local governments to provide clean water, which is accessible to the entire community. However, provision of clean water can still be pursued for cost recovery. Therefore, it needs a number of strategies to adjust the cost for supplying drinking water with a willingness to pay from the community. This study will analyze a number of spatial strategies in the provision of clean water in Tambakjati Village to adjust to the cost of supplying drinking water to the willingness to pay from the community.
IDENTIFIKASI FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DALAM PENGEMBANGAN PULAU BOKORIPASCA PANDEMI COVID-19 Sri Maryati; Manat Rahim; Wali Aya Rumbia
JPEP (Jurnal Progres Ekonomi Pembangunan) Vol 7, No 1 (2022): JURNAL PROGRES EKONOMI PEMBANGUNAN
Publisher : Pascasarjana Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpep.v7i1.21687

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis menganalisis, faktor internal dan faktor eksternal pengelolaan Pulau Bokori. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran dan keterangan-keterangan terkait pengembangan sektor pariwisata pasca Pandemi Covid-19 di Pulau Bokori. Alat Analisis adalah Analisis SWOT.Hasil penelitian menemukan bahwa Faktor Internal pengelolaan Pulau Bokori terdiri a)Kekuatan yang mencakup Potensi alam, Lokasi yang tidak terlalu jauh dari Kota Kendari dan Fasilitas sarana penunjang yang memadai dan b)Kelemahan, yang mencakup a)Akses jalan yang rusak parah, b)Fasilitas air bersih yang kurang optimal dan c) Kebersihan toilet yang memprihatinkan, sementara faktor Eksternal pengelolaan Pulau Bokori terdiri dari a)Peluang, yang mencakup dukungan pemerintah, peran media sosial dan keterlibatan masyarakat setempat dan b)Tantangan, yang mencakup Dampak Pandemi Covid-19 terhadap industri pariwisata, anggaran terbatas dan sarana transportasi yang belum optimal..Kata Kunci : Analisis SWOT, Strategi Pengembangan, Obyek Wisata 
ANALISIS KADAR AIR DAN KADAR KOTORAN TERHADAP MUTU INTI KELAPA SAWIT (PALM KERNEL) DI KERNEL BIN PT SOCFINDO KEBUN SEUNAGAN Suhaini S; Sri Maryati
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 1 (2023): edisi JANUARI
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Produksi utama tanaman kelapa sawit adalah buahnya. Minyak nabati yang dihasilkan buah kelapa sawit terdiri dari CPO (Crude Palm Oil) dan PKO (Palm Kernel Oil) yang berasal dari inti kelapa sawit (endocarp). Inti kelapa sawit (kernel) merupakan produk unggulan bernilai jual tinggi dan diolah lebih lanjut menjadi minyak inti sawit. Mutu inti kelapa sawit (kernel) dipengaruhi oleh kadar air dan kadar kotoran selama penyimanan sementara di kernel bin sebelum dikirim ke mitra. Mutu inti kelapa sawit (palm kernel) akan memengaruhi mutu minyak inti sawit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kadar air dan kotoran terhadap mutu inti kelapa sawit pada kernel bin di Pabrik Kelapa Sawit PT. Socfindo. Penelitian dilakukan di PT. Socfindo Kebun Seunagan, Kabupaten Nagan Raya menggunakan dua metode, yaitu pemisahan kadar kotoran sampel secara manual dan metode pencarian kadar air pada inti kelapa sawit menggunakan Instrument Moisture Analyzer Balance dengan prinsip penguapan. Hasil analisis kadar air pada sampel inti kelapa sawit di kernel bin selama 10 hari rata-rata adalah 6.90%, sedangkan nilai kadar kotoran pada sampel inti sawit di kernel bin selama 10 hari rata-rata 6.93%. Untuk kadar air pada inti sawit di kernel bin telah memenuhi syarat mutu yang ditetapkan oleh SNI dan PT Socfindo, yaitu maksimal 8%, sedangkan untuk kadar kotoran pada inti sawit tidak memenuhi syarat mutu SNI, yaitu maksimal 6% akan tetapi memenuhi syarat mutu dari PT Socfindo maksimal 8%.
The Priority of Infrastructure Development in Kabupaten Lampung Barat Ryansyah Izhar; Isye Susana; Sri Maryati
Journal of Science and Applicative Technology Vol 1 No 1 (2018): ICoSITeR Special Edition
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Lampung, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.318 KB) | DOI: 10.35472/281422

Abstract

Infrastructure development is one of the important and vital aspect in order to accelerating the process of regional development. Infrastructure is also give an impact in improving the economy, accessibility, community development and the quality of human life. But, infrastructure development can’t be done simultaneously. Kabupaten Lampung Barat was designated by government as disadvantaged areas because of the lack on providing the infrastructure. Therefore, by using the analytical hierarchy process (AHP) this study is trying to find out the most important factor that affect the infrastructure development and the order of priority development of the five infrastructure in Kabupaten Lampung Barat, the infrastructure is: Roads, Drainage, Waste, Waste Water, and transportation. The AHP method revealed that the funding factor with the weight values 0,361, is the most important indicator that affect the infrastructure development in the study area. While, for the infrastructure, the AHP method revealed that roads infrastructure with weight values 0, 42, is the infrastructure which should be prioritized. Based on these result, the priority development of infrastructure in Kabupaten Lampung Barat is the provision of road infrastructure by increasing the capacity of the road and other road several indicators such as mobility and safety aspects
KEBERLANJUTAN PERUMAHAN FORMAL DI KECAMATAN KEMILING BERDASARKAN KONSEP ECOLOGICAL HOUSING Rima Yulia Mirhadi; Sri Maryati; Husna Tiara Putri
Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Vol 1 No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu (LP3) ITERA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/jppk.v1i2.493

Abstract

Along with the development of a city, the need for houses to support activities in it also continues to increase. Thus, housing tends to be made in a hurry to catch up with the increasing population as a city develops. Therefore, housing development is generally more emphasized in terms of quantity only in order to meet the needs for houses by the community rather than the quality of the houses built. Thus, in the provision of housing sometimes neglect the sustainability aspect. Similarly, Kemiling Sub-district is a sub-district with limited housing/settlement and has had housing since the 1980s, but new housing units continue to be built and are planned to be built. This study aims to determine the sustainability of formal housing in Kemiling District based on the concept of Ecological Housing. There are 2 targets to achieve these goals, namely: (1) Identifying the existing condition of formal housing in Kemiling District based on the concept of Ecological Housing, (2) Analyzing the condition of sustainability of Formal Housing in Kemiling District based on the concept of Ecological Housing. With descriptive analysis method and weighting analysis with Likert scale. The variables used are 7 variables, namely physical residential buildings, facilities, infrastructure, access to city facilities, environment, economy, social. Based on the results of the weighting analysis that has been carried out with the concept of Ecological Housing in Kemiling District categorized as 'good', then formal housing in Kemiling District can be sustainable. This is the reason why formal housing developers in Kemiling District continue to plan new housing developments because Kemiling District has the potential to continue to develop in terms of housing,