Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

APLIKASI MODEL NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATERI FLUIDA STATIS Nur Kamila; Lailatul Nuraini; Agung Sedayu
FKIP e-PROCEEDING Vol 4 No 1 (2019): Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa kelas XI IPA 4 di SMA Muhammadiyah 3 Jember pada materi fluida statis melalui penerapan model pembelajaran NHT (Numbered Head Together). Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA 4 di SMA Muhammadiyah 3 Jember yang berjumlah 24 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Model NHT untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa berpengaruh baik dan terjadi peningkatan pada setiap tindakan yang dilakukan. Hasil peningkatan keaktifan belajar siswa dilihat dari nilai presentase setiap indikator: 1) mengemukakan ide, dari sebelum tindakan 4,17% menjadi 29,17% pada akhir tindakan, 2) mengajukan dan menjawab pertanyaan, dari sebelum tindakan 8,33% menjadi 41,67% pada akhir tindakan, 3) mengerjakan soal di depan kelas 12,5% menjadi 41,67% pada akhir tindakan. Model NHT dapat dijadikan salah satu model pembelajaran fisika untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa khususnya pada materi fluida statis.Kata Kunci: Model NHT, Keaktifan Belajar, Fluida Statis
HUBUNGAN PEMAHAMAN TEORI EVOLUSI DAN TINGKAT RELIGIOSITAS DENGAN PENERIMAAN TEORI EVOLUSI (Studi pada Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Negeri Jakarta) Desty Bulandari; Rusdi Rusdi; Agung Sedayu
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 4 No. 2 (2019)
Publisher : Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpnk.v4i2.1215

Abstract

Many people, including academics do not consider the theory of evolution as a valid scientific theory so that the rejection of the theory of evolution emerges. The preference of Biology teacher for teaching evolution in the classroom is determined by the acceptance of such controversial topic. Indonesia as a Muslim-majority nation has implemented four core competencies (religious, social, knowledge, and skill) to be achieved by students in each lesson. Biology Education students who understand the theory of evolution in the future is expected to not avoid teaching evolution by excuse that evolution contradicts religious tenet. This study aimed to determine the correlation of evolutionary theory understanding and religiosity with evolutionary theory acceptance in Biology Education students who believe in Islam. Research conducted at State University of Jakarta in September-December 2018. The method used was a correlational survey. Data were analyzed using multiple correlation coefficient significance test. The results showed that there was a significant positive correlation of evolutionary theory understanding and religiosity with evolutionary theory acceptance. Therefore, evolution course taken by Biology Education students was needed to aware of clear understanding about evolutionary theory. In addition, educators need wide insight to not consider religiosity and evolutionary acceptance were in opposite.AbstrakBanyak orang termasuk akademisi tidak menganggap teori evolusi sebagai teori ilmiah yang valid sehingga timbul penolakan terhadap teori evolusi. Adapun kecenderungan guru Biologi untuk mengajarkan materi evolusi dalam kelas ditentukan oleh penerimaan terhadap materi kontroversial tersebut. Indonesia sebagai negara mayoritas Muslim menerapkan empat kompetensi inti (religius, sosial, pengetahuan, dan keterampilan) untuk dicapai siswa dalam tiap materi pembelajaran. Mahasiswa Pendidikan Biologi yang memahami teori evolusi di kemudian hari diharapkan tidak menghindar dalam mengajarkan evolusi dengan dalih evolusi kontradiksi terhadap ajaran agama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemahaman teori evolusi dan tingkat religiositas dengan penerimaan teori evolusi pada mahasiswa Pendidikan Biologi yang beragama Islam. Metode yang digunakan adalah survei korelasional. Penelitian dilaksanakan di Universitas Negeri Jakarta pada September-Desember 2018. Data dianalisis dengan uji signifikansi koefisien korelasi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara pemahaman teori evolusi dan tingkat religiositas dengan penerimaan teori evolusi. Oleh karena itu, pembelajaran evolusi terhadap mahasiswa Pendidikan Biologi perlu memperhatikan pemahaman mendalam tentang teori evolusi. Di samping itu, pengajar perlu berwawasan luas agar tidak menganggap religiositas dan penerimaan teori evolusi bertolak belakang.
DESKRIPSI TINGKAT KEPENTINGAN KINERJA INFRASTRUKTUR GREEN TERMINAL UNTUNG SUROPATI KOTA PASURUAN Agung Sedayu
SENTIA 2017 Vol 9 (2017)
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (680.779 KB)

Abstract

Terminal Untung Suropati beroperasi pertama kali pada tahun 2002 hingga kini kondisi terminal Untung Suropati terus mengalami penurunan kinerja dimana suasana terminal sepi dari pengunjung dan kendaraan angkutan umum. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan deskripsi suara pengguna terhadap kinerja terminal Untung Suropati. Metode penelitian berupa survei untuk memperoleh faktor kinerja terminal. Faktor kinerja disusun dengan mengacu pada prinsip green terminal. Hasil penggalian tingkat kepentingan pengguna melalui survei dan wawancara pendahuluan menunjukkan bahwa tingkat kepentingan pengguna terhadap 12 variabel kinerja green terminal Untung Suropati dengan rincian skala penting (skala 4) diperoleh untuk 8 variabel kinerja, tiga variabel pada skala cukup penting (skala 3), dan satu variabel pada skala sangat penting (skala 5).Kata kunci : tingkat kepentingan, kinerja infrastruktur, green terminal
IDENTIFIKASI KINERJA TERMINAL TLOGOMAS MALANG BERBASIS VOICE OF USER Agung Sedayu
SENTIA 2017 Vol 9 (2017)
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.878 KB)

Abstract

Terminal Tlogomas Kota Malang Jawa Timur termasuk tipe B berdiri sejak 1991 terus mengalami penurunan kinerja dan pelayanannya. Untuk mengantisipasi semakin menurunnya kinerja terminal Tlogomas maka dilakukan kajian yang mengevaluasi kinerja terminal sebagai salah satu infrastruktur transportasi yang melayani hajat hidup orang banyak. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi dan mencari faktor-faktor kinerja terminal Tlogomas dengan mempertimbangkan persepsi dari pengguna atau suara pengguna (voice of user). Metode yang dikembangkan berupa survei pendahuluan terhadap pengguna terminal yaitu penumpang angkutan umum yang sering menggunakan pelayanan terminal. Survei pendahuluan yang dilakukan memperoleh faktor yang memiliki skor tingkat kebutuhan tertinggi adalah faktor Keandalan dalam hal kedatangan dan keberangkatan, waktu tunggu, dan pelayanan tiket angkutan umum. Secara keseluruhan dalam rekpitulasi frekuensi tingkat kebutuhan pengguna menunjukkan bahwa skor frekuensi tertinggi adalah skala membutuhkan. Faktor kinerja Ketersediaan fasilitas terminal diuraikan menjadi 21 fasilitas dan dari survei pendahuluan diperoleh fasilitas yang memiliki skor tertinggi tingkat kebutuhannya adalah Pos Kesehatan. Pengelola terminal Tlogomas Kota Malang untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja terminal sesuai dengan peringkat tingkat kebutuhan faktor kinerja dan ketersediaan fasilitas yang dimiliki.Kata kunci : kinerja, voice of user, terminal Tlogomas
The Correlation between Students Perception about School Garden with the Attitude of School Environmental Management Lenny Prastiwi; Diana Vivanti Sigit; Agung Sedayu
Biosfer: Jurnal Pendidikan Biologi Vol 8 No 1 (2015): Biosfer: Jurnal Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (510.174 KB) | DOI: 10.21009/biosferjpb.8-1.4

Abstract

School garden is one of learning sources to introduce students with environmental education. Environmental education through school garden can form a student’s perception that helps to develop a good atittude of school environmental management. The aim of this study was to find out the correlation between student’s perception about school garden with the attitude of school environmental management. This study was conducted in May 2015 at SMAN 4 Tangerang and SMAN 5 Tangerang. This study used quantitative method through correlational studies. Sampling was done by simple random sampling used 214 students of class XI who had been using school garden as a learning sources. The analysis prerequisite test results are normally distributed and homogeneous data. The regression models was Ŷ = 19.41 + 0,672X, and the correlation coefficient was 0.715 which means there was positive correlation between student’s perception about the school garden with the attitude of school environmental management. The coefficient of determination was 51.1%. It can be interpreted that student’s perception about school garden contributed 51.1% to the attitude of school environmental management.
LIGHT PREFERENCES IN TWO LANDSCAPE MANAGEMENTS AND ONTOGENIC LIGHT REQUIREMENTS OF TERRESTRIAL FERNS IN KEBUN RAYA BATURRADEN, CENTRAL JAVA Agung Sedayu; Rahadian Ajeng Saraswati; Yuli Puji Astuti
REINWARDTIA Vol 21, No 1 (2022): Reinwardtia
Publisher : Research Center for Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/reinwardtia.v21i1.4265

Abstract

SEDAYU, A., SARASWATI, R. A. & ASTUTI, Y. P. 2022. Light preferences in two landscape managements and ontogenic light requirements of terrestrial ferns in Kebun Raya Baturraden, Central Java. Reinwardtia 21(1): 25–33. — Human management on landscapes influences environmental requirements including solar irradiation, which may affect fern establishment in different age classes. Two contrasting terrestrial fern communities were inspected in Kebun Raya Baturraden, Central Java; the first thrives among the garden (collection) area, representing the well managed area, and the latter living on the less managed area closest to a natural forest remnant. We found 78.7% species living exclusively in either landscape type; only 21% were shared on both, indicating a light preference among ferns and lycophytes. The four most common species (out of 32 fern and lycophyte species), Cyclosorus heterocarpus, Selaginella ornata, Nephrolepis biserrata, and Sphaerostephanos arbuscula in three different age classes and under gradient canopy openness were surveyed. Statistical test on the canopy openness of individuals of S. ornata and N. biserrata showed that three age categories used significantly different canopy openness, which is not the case for C. heterocarpus and S. arbuscula. It showed that some ferns and lycophytes ontogenically have gradual requirements on light exposure, while others are able to live in wide range of light exposure. This implies that in terms of wild species management, including ferns, the Baturraden gardens landscape management must be directed toward the ecological understanding of species of interest for Botanical Gardens and conservation
Induksi Mutasi Pisang Cv. Tanduk secara In Vitro dan Deteksi Awal Ketahanan Tunas Varian terhadap Fusarium oxysporum f.sp cubense Reni Indrayanti; Fauziah Khairatunnisa; Adisyahputra; Agung Sedayu; Rizak Koen Asharo
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 12 No. 2 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.12.2.147-156

Abstract

Pisang Tanduk (AAB) merupakan jenis pisang olahan dengan ciri-ciri buah yang tidak cepat busuk, namun menghasilkan jumlah sisir relatif sedikit. Tujuan penelitian untuk menginduksi mutasi pisang Tanduk dan mengidentifikasi klon pisang yang resisten terhadap infeksi Fusarium oxysporum f.sp cubense (Foc). Pisang Tanduk ditanam pada media MS dengan penambahan 6.5 mg L-1 BAP, 1.175 mg L-1 IAA, dan 0.22 mg L-1 TDZ selama tiga bulan. Biakan tunas pisang kemudian di iradiasi gamma pada 0, 20, 30, 40, 50, dan 60 Gy (Co60). Hasil analisis dengan CurveExpert 1.4 diketahui bahwa reduksi pertumbuhan tunas pisang sebesar 20-50% (LD20-50) berada pada kisaran 30.64-68.66 Gy. Hasil multiplikasi tunas setelah 6 bulan menunjukkan bahwa jumlah tunas dan daun terbanyak dihasilkan oleh eksplan yang tidak di iradiasi (0 Gy) dan jumlah nodul meristem dan tunas terendah dihasilkan oleh eksplan hasil iradiasi gamma 60 Gy. Skrining awal ketahanan tunas varian melalui teknik kultur ganda secara in vitro menunjukkan bahwa sebagian besar varian bersifat rentan terhadap cendawan Foc. Tunas varian pisang putatif agak tahan terhadap Foc berasal dari hasil iradiasi gamma 30 Gy. Kata kunci: dosis letal, iradiasi gamma, kultur ganda, pisang olahan.
PEWARNAAN GRAF WELCH-POWELL PADA PENYUSUNAN JADWAL PERKULIAHAN DI PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS BALI DWIPA Ida Bagus Kade Puja Arimbawa K; Ketut Queena Fredlina; Agung Sedayu
Jurnal Teknologi Informasi dan Komputer Vol. 9 No. 4 (2023): Jurnal Teknologi Informasi dan Komputer
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyusunan jadwal di awal semester akademik menjadi kompleks karena sering kali terjadibentrok jadwal antar mata kuliah. Walaupun penyusunan jadwal secara individu tidaklah sulit,namun hal tersebut dapat menjadi rumit Ketika melibatkan banyak orang dengan kesibukan yangberbeda-beda. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, salah satu solusinya adalah denganmenggunakan Teknik pewarnaan graf yang memanfaatkan algoritma Welch-Powell untukmendapat solusi yang optimal dalam penyusunan jadwal kuliah. Dengan demikian, permasalahanrutinitas di awal semester dapat diatasi dengan lebih efektif.