Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP BERAT BADAN ANAK USIA 6-24 BULAN DI PUSKESMAS CLUWAK KABUPATEN PATI Wilujeng, Catur Saptaning; Sariati, Yuseva; Pratiwi, Ranthy
Majalah Kesehatan FKUB Vol 4, No 2 (2017): MAJALAH KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.667 KB)

Abstract

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang dipakai sebagai indikator yang terbaik untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak. Salah satu faktor yang paling mempengaruhi berat badan adalah pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI). Data pemberian MP ASI pada anak usia 6-23 bulan di  Puskesmas Cluwak Kabupaten Pati Jawa Tengah tahun 2015 masih sangat rendah yaitu sebesar 23,33%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor yang mempengaruhi pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI) terhadap berat badan anak usia 6-24 bulan di Puskesmas Cluwak Kabupaten Pati Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling, dengan jumlah sampel 91 anak. Analisis data penelitian menggunakan uji Chi-Square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara faktor yang mempengaruhi pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI) yaitu faktor usia pertama (p = 0,000), jenis (p = 0,000), frekuensi (p value= 0,000 dan jumlah (p = 0,002) pemberian MP ASI terhadap berat badan anak umur 6-24 bulan di Puskesmas Cluwak Kabupaten Pati Jawa Tengah. Hasil analisis regersi logistik menunjukkan bahwa faktor yang paling mempengaruhi berat badan anak umur 6-24 bulan adalah jenis dan usia pemberian MP ASI.Kata Kunci:   berat badan anak, MP ASI
Pendidikan Gizi tentang Pengetahuan Pemilihan Jajanan Sehat antara Metode Ceramah dan Metode Komik Hartono, Nur Pratiwi; Wilujeng, Catur Saptaning; Andarini, Sri
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.027 KB) | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2015.002.02.2

Abstract

AbstrakKebiasaan jajan sangat melekat pada anak sekolah. Pangan jajanan anak sekolah (PJAS) banyak dijumpai di lingkungan sekitar sekolah dan rutin dikonsumsi sebagian besar anak usia sekolah karena harganya yang terjangkau dan sebagai tambahan asupan energi. Namun, peranan PJAS yang strategis ini belum diimbangi dengan mutu dan nilai gizi yang diharapkan. Metode ceramah merupakan metode yang efisien dan sederhana sedangkan metode komik merupakan metode yang menarik dan disukai anak SD. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur perbedaan tingkat pengetahuan siswa kelas 5 SD dalam pemilihan jajanan sehat dengan pembelajaran metode ceramah dan metode komik. Penelitian ini merupakan quasy experimental study dengan pre-test and post-test design. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 41 orang, diambil melalui metode total sampling pada seluruh siswa kelas 5A SDN Tumpakrejo 1 dan seluruh siswa kelas 5 SDN Tumpakrejo 2.Variabel yang diteliti adalah tingkat pengetahuan pada kelompok ceramah dan kelompok komik berdasarkan nilai pre-test, post-test pertama, dan nilai post-test kedua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan yang signifikan pada kedua kelompok yang diberi pendidikan gizi tentang jajanan sehat dengan metode ceramah dan metode komik (p<0,05). Namun, tidak ada perbedaan yang signifikan (p>0,05) tentang tingkat pengetahuan pemilihan jajanan sehat antara metode ceramah dan metode komik. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian pendidikan gizi pada dua kelompok dengan metode ceramah maupun komik. Namun tidak ada perbedaan tingkat pengetahuan antara kelompok dengan metode ceramah dan komik.Kata Kunci: komik, ceramah, pengetahuan, jajanan sehatAbstractConsuming snacks is a common habit among kids, usually on elementary school students and consumed regularly by the majority of school-age children because of its affordability and its additional intake of energy. However, these school snacks are often not balanced with food quality and expected nutritional values. Lecture method is efficient and a simple method while the comic method is an interesting and preferred method for elementary school children. The aim of this study was to determine differences about healthy snacks choice knowledge between lecture method and comic method on the fifth grade students in SDN Tumpakrejo 1 and SDN Tumpakrejo 2. This research was quasy experimental study with a pre-test and post-test design. 41 samples were used, which were taken by using total sampling, which selected all students in class 5A at SDN Tumpakrejo 1 and all students in class 5 at SDN Tumpakrejo 2. Research variables were the level of knowledge in both lecture group and comic group based on the value of the pre-test, first post-test and second post-test values. The results showed that there was a significant increase of knowledge in both groups that were given nutritional education of healthy snacks choice using lecture method and comic method (p<0.05). However, there was no significant difference of knowledge on healthy snacks choice on both treatment groups (p>0.05). Finally, nutritional education can improve knowledge of both treatment groups, but there is no difference of knowledge between the lecture methode and comic method.Keywords: comic, lecture, knowledge, healthy snacks.
PERBEDAAN METODE TEAM GAME TOURNAMENT DAN CERAMAH TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN PEMILIHAN JAJANAN SEHAT (THE DIFFERENCE BETWEEN TEAM GAME TOURNAMENT AND LECTURE IN INCREASING THE KNOWLEDGE OF CHOOSING HEALTHY SNACKS) Safitri, Cynthia Herdiana; Wilujeng, Catur Saptaning; Handayani, Dian
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.832 KB)

Abstract

Abstrak Siswa sekolah dasar termasuk kelompok yang paling rentan menjadi korban dalam kasus keracunan makanan. Kejadian tersebut mencapai 17,26 – 25,15% kasus terjadi di lingkungan sekolah yaitu sebagian besar karena Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) tidak memenuhi syarat kesehatan. Ceramah merupakan metode dasar pembelajaran yang sering digunakan, namun cara ini terkadang membosankan karena responden cenderung lebih pasif, sedangkan bermain pada masa anak-anak merupakan sarana pendidikan yang penting untuk mengeksplorasi otak. Team Game Tournament (TGT) adalah salah satu metode pendidikan yang memadukan konsep pendidikan dengan kegiatan bermain. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan metode TGT dan ceramah terhadap peningkatan pengetahuan siswa kelas 5 SDN Tumpakrejo 1 dan SDN Tumpakrejo 2 kabupaten Malang tentang pemilihan jajanan sehat. Jenis penelitian ini adalah studi eksperimental, desain penelitian yang digunakan adalah quasy experimental study dengan pretest-posstest design. Metode sampling yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah sampel sebesar 41 orang dari siswa kelas 5B SDN Tumpakrejo 1 dan siswa kelas 5 SDN Tumpakrejo 2. Variabel yang diteliti dan dianalisis pada responden tersebut adalah pengetahuan gizi terkait jajanan sehat pada kelompok ceramah dan kelompok TGT berdasarkan nilai pretest-posttest. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan pengetahuan yang signifikan antara kelompok TGT dan kelompok ceramah (p < 0,05). Peningkatan rata-rata nilai kelompok TGT lebih tinggi 2,93% dibandingkan kelompok ceramah. TGT dapat direkomendasikan sebagai metode pendidikan yang lebih sesuai untuk sasaran anak usia sekolah. Kata Kunci: Team game Tournament (TGT), Ceramah, Pengetahuan, Jajanan Sehat AbstractElementary school students is one of the most vulnerable groups to become victims food poisoning. The incidence occurring in the school environment reaches 17,26 to 25,15% cases, which was due to PJAS (snack for aged school children) not fulfilling the health requirements. Providing a Lecture is the basic learning method often used, but this method is occasionally boring due to passive respondents, while  playing in childhood is an important educational tool to explore brain. Team Game Tournament (TGT) is  one of the educational methods combining educationional concept and play activities. This study aims to determine the method differences of TGT and lectures to increase students’s knowledge of grade 5 students in SDN Tumpakrejo 1 and SDN Tumpakrejo 2 electoral district of Malang concerning healthy snacks. This research was an experimental study in which the research design was quasy experimental study with  pretest-posttest design. The sampling method in this research was 41 samples from grade 5 students in class B of SDN Tumpakrejo 1 and grade 5 students of SDN Tumpakrejo 2. The variables studied and analyzed in the respondents are nutritional knowledge concerning healthy snacks related to the lecture group and TGT group based on the value of the pretest and posttest. The results showed that there were significant differences between the increased knowledge of TGT group and lecture group (p<0.05), accounting for 2,93% higher average value in the former group. Team Game Tournament is then recommended as an educational method, more appropriate to target  school-aged children. Keywords: Team Game Tournament (TGT), Lecture , Knowledge, Healthy Snacks
Gambaran Masalah Gizi pada 1000 HPK di Kota dan Kabupaten Malang (Illustration of Nutritional Problem in the First 1000 Days of Life in Both City and District of Malang, Indonesia) Rahmawati, Widya; Wirawan, Nia Novita; Wilujeng, Catur Saptaning; Fadhilah, Eriza; Nugroho, Fajar Ari; Habibie, Intan Yusuf; Fahmi, Ilmia; Ventyaningsih, Agustiana Dwi Indiah
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol 3, No 1 (2016): Suplemen "Malang Current Issues On Nutrition (MCION)"
Publisher : Jurusan Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.412 KB) | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2016.003.Suplemen.3

Abstract

AbstrakMasa 1000 hari pertama kehidupan (HPK) merupakan masa terpenting dalam daur kehidupan manusia.  Status gizi pada 1000 HPK akan mempengaruhi terhadap  kualitas kesehatan, intelektual dan produktivitas pada masa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji gambaran status gizi pada 1000 HPK di wilayah Kota dan Kabupaten Malang. Penelitian ini menganalisis database dan laporan kegiatan survey gizi (Pre Dietetics Internship, Program Studi Ilmu Gizi-Universitas Brawijaya) di wilayah Kota dan Kabupaten Malang dalam kurun waktu Februari 2012-Februari 2016 dengan sasaran ibu hamil (n 777), ibu menyusui (n 718), bayi (n 638) dan baduta (n 554). Status gizi diukur menggunakan metode antropometri, indikator status gizi ibu hamil: IMT sebelum hamil, LILA dan peningkatan BB/minggu; ibu menyusui: IMT dan LILA; bayi dan baduta: z-score BB/PB, PB/U dan BB/U. Asupan zat gizi diperoleh melalui metode 24h recall. Pola pemberian ASI, MP ASI dan faktor yang mempengaruhi status gizi dikaji menggunakan kuesioner terstruktur. Seluruh data disajikan dalam statistik deskriptif. Hasil menunjukkan bahwa prevalensi masalah gizi pada subyek ibu hamil, menyusui, bayi dan baduta masih tergolong tinggi dan sedang. Sebanyak 18,9% ibu hamil kurus dan 30,3% gemuk di awal kehamilan, serta penambahan BB/minggu kurang=49,3%. Status gizi kurang pada ibu menyusui=8,4%. Kurus dan pendek termasuk kategori “masalah sedang” pada bayi dan baduta (kurus: 7,5% vs. 7,8%; pendek: 21,0% vs. 21,2%). Prosentase pemberian ASI termasuk tinggi (94,4%), namun pemberian prelakteal dan MP ASI dini tinggi (52,8% dan 66,5%), dan ASI Eksklusif rendah (28,8%). Masalah gizi di Kota dan Kabupaten Malang masih merupakan tantangan untuk diatasi.Kata Kunci: status gizi, ibu hamil, ibu menyusui, baduta, ASI Eksklusif AbstractThe first 1000 day of life is the most important period in human life. Nutritional status during this period highly influences the quality of health, cognitive and productivity in the future. This research aims to assess the nutritional status of the first 1000 days in City and District of Malang. This research analyses the database and report of nutritional survey (Pre Dietetics Internship, Nutritional Study Program University of Brawijaya) in area of City and District Malang from February 2012-February 2016. The research subjects included pregnant women (n 777), lactating mother (n 718), infant (n 638) and children under two year (n 554). Nutritional status was measured by using anthropometry method, with indicators for pregnant women: BMI pre pregnancy, MUAC and pregnancy weight gain; for lactating mother: BMI and MUAC; infant and under two year children: z-score weight-for-length, length-for-age dan weight-for-age. Nutrient intake was obtained by using 24h recall. Breastfeeding pattern, complementary feeding practice, and factors associated with nutritional status were collected by using structured questionnaire. All data was presented using descriptive statistics. Result shows that nutritional problem among pregnant women, lactating mother, infant and children under two year children was categorized into high and medium. There were 18,9% and 30,3% of pregnant women entering their pregnancy with underweight and overweight problem; and 49,3% low pregnancy weight gain. The percentage of underweight in lactating mother was  8,4%. Wasting and stunting in infant and children under two year were categorized as “medium problem” (wasting: 7,5% vs. 7,8%; stunting: 21,0% vs. 21.2%). There was 94,4% of infant receiving breastmilk. However exclussive breastfeeding practice only accounted for  28,8%, since there were 52,8% dan 66,5% of them received prelacteal and early complementary food. Nutritional problems in City and District Malang are still a challange and need to resolve.Keyword:  nutritional status, pregnant women, lactating mother, children under two year old, exclusive brestfeeding 
SURVEI STATUS GIZI DAN PERKEMBANGAN ANAK BALITA MENGGUNAKAN KUESIONER PRASKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) Wani, Yudi Arimba; Wilujeng, Catur Saptaning; Rahmi, Yosfi; Kusuma, Titis Sari; Rahmawati, Widya; Fadhilah, Eriza; Ruhana, Amalia
Majalah Kesehatan FKUB Vol 4, No 4 (2017): MAJALAH KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.15 KB) | DOI: 10.21776/ub.majalahkesehatan.2017.004.04.5

Abstract

Abstrak Banyak anak usia 1-5 tahun terancam mengalami gangguan perkembangan karena keterbatasan ekonomi dan kondisi gizi yang tidak optimal. Kegiatan survei perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat tumbuh kembang anak, agar dapat melakukan tindakan perbaikan yang tepat bila ditemukan penyimpangan. Penelitian ini merupakan survei analitik. Jumlah sampel adalah 79 anak, berusia 1-5 tahun dan mendapat kesediaan orang tua untuk menjadi subjek penelitian. Pengukuran anthropometri berat badan dan tinggi badan serta observasi perkembangan dengan KPSP dilakukan pada setiap subjek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 12% anak kurus/sangat kurus, 26% anak gizi kurang/gizi buruk, 38% anak pendek/sangat pendek, dan 10% anak mengalami penyimpangan perkembangan serta 33% memiliki perkembangan meragukan. Disimpulkan bahwa pada penelitian ini, proporsi anak kurang gizi tergolong tinggi. Kata kunci: anak usia 1-5 tahun, KPSP, perkembangan anak, status gizi
Hubungan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) dengan Perubahan Persentase Lemak Tubuh pada Ibu Menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Arjuno Kota Malang pada Bulan November 2017-Februari 2018 Khasanah, Miftakhul; Windari, Era Nurisa; Wilujeng, Catur Saptaning
Journal of Issues in Midwifery Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Journal of Issues in Midwifery

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.513 KB) | DOI: 10.21776/ub.JOIM.2019.003.01.1

Abstract

Selama kehamilan akan terjadi perubahan metabolik karena adanya respon fisiologis yang ditimbulkan dari janin maupun plasenta. Akibat dari perubahan metabolik salah satunya adalah kenaikan berat badan. Peningkatan berat badan ini disebabkan oleh jaringan tubuh ibu yaitu darah, cairan ekstrasel, uterus, payudara, serta lemak. Selain itu, produk kehamilan seperti janin, cairan amnion serta plasenta. Pemberian air susu ibu (ASI) dapat mengurangi cadangan lemak yang telah dibuat selama hamil karena dengan menyusui cadangan lemak tersebut digunakan untuk menghasilkan energi dalam memproduksi air susu ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian air susu ibu dengan perubahan persentase lemak tubuh pada ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Arjuno Kota Malang. Penelitian ini menggunakan disain penelitian cohort study dengan jumlah sampel sebanyak 44 ibu menyusui yang berada di wilayah kerja Puskesmas Arjuno Kota Malang. Peneliti mengikuti sekelompok ibu yang menyusui baik eksklusif maupun non-eksklusif selama 2 bulan. Persentase lemak tubuh ibu diukur sebanyak 2 kali yaitu awal penelitian dan akhir penelitian dengan menggunakan Bioelectrical Impedance Analysis (BIA). Data pemberian ASI kepada bayi diobservasi secara wawancara melalui telefon setiap satu minggu sekali. Hasil penelitian menunjukkan ibu yang memberikan ASI eksklusif mengalami penurunan persentase lemak tubuh sebanyak 31,8% dan ibu yang mengalami kenaikan persentase lemak tubuh sebanyak 18,2%. Sebaliknya pada ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif mengalami peningkatan persentase lemak tubuh sebanyak 43,2% dan ibu yang mengalami penurunan persentase lemak tubuh sebanyak 6,8%. Hasil dari uji Chi-square didapatkan nilai p=0,001 dan nilai relative risk sebesar 2,37 artinya ibu yang memberikan ASI non-eksklusif memiliki peluang untuk meningkatkan persentase lemak tubuh sebesar 2,37 kali dibandingkan ibu yang memberikan ASI secara eksklusif. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara pemberian air susu ibu (ASI) dengan perubahan persentase lemak tubuh pada ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Arjuno Kota Malang.
Perbedaan Antara Asupan Vitamin B1, B6 dan B12 Dengan Kejadian Dysmenorrhea pada Remaja Putri di SMAN 8 Kota Malang dan MA Nurul Ulum Munjungan Kabupaten Trenggalek Pratiwi, Tiara Dewi; Putri, Rismaina; Wilujeng, Catur Saptaning
Journal of Issues in Midwifery Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Journal of Issues in Midwifery

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (654.505 KB) | DOI: 10.21776/ub.JOIM.2019.003.02.1

Abstract

Dysmenorrhea merupakan salah satu masalah menstruasi yang paling sering dialami oleh remaja putri. Dysmenorrhea dibagi menjadi dysmenorrhe primer dan sekunder. Dysmenorrhea terjadi tanpa disertai patologi organ pelvik. Kekurangan mikronutrien yakni vitamin B1, B6 dan B12 merupakan salah satu faktor penyebab dari dysmenorrhe primer. Konsumsi seimbang dari ketiga vitamin pada menu harian dapat mencegah terjadinya dysmenorrhe primer  karena ketiga vitamin ini mampu menghambat sintesa prostaglandin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara asupan vitamin B1, B6 dan B12 dengan kejadian dysmenorrhea pada remaja di SMAN 8 Kota Malang dan MA Nurul Ulum Munjungan, Trenggalek. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik menggunakan metode cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 84 orang yang dipilih dengan menggunakan teknik proportional stratified random sampling. Uji analisis hubungan asupan Vitamin B1, B6 dan B12 dengan kejadian dysmenorrhea menggunakan uji Spearman Rank dan Regresi Linier. Hasil uji Spearman diperoleh nilai p&lt;0,05 untuk hubungan asupan Vitamin B1, B6 dan B12 dengan kejadian dysmenorrhea. Hasil analisis Regresi Linier diperoleh p&lt;0,05. Uji beda dilakukan untuk melihat adanya perbedaan antara asupan vitamin B1, B6 dan B12 dari kedua sekolah dilakukan menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil uji menunjukkan p&gt;0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan asupan vitamin B1, B6 dan B12 dari SMAN 8 Kota Malang dan MA Nurul Ulum Munjungan, akan tetapi zat mikronutrien yang paling berpengaruh dari kedua sekolah berbeda. Vitamin B12 merupakan vitamin yang paling berpengaruh di SMAN 8 Kota Malang, sedangkan di MA Nurul Ulum Munjungan Vitamin B1 yang paling berpengaruh.
Konsumsi Junk food dan Serat pada Remaja Putri Overweight dan Obesitas yang Indekos Septiana, Pipit; Nugroho, Fajar Ari; Wilujeng, Catur Saptaning
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 30, No. 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkb.2018.030.01.11

Abstract

Seiring dengan perkembangan zaman angka kejadian overweight dan obesitas remaja semakin meningkat. Remaja dengan obesitas memiliki kebiasaan konsumsi makanan tinggi kalori dan rendah serat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsumsi junk food dan serat pada remaja putri dengan overweight dan obesitas yang indekos. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan di wilayah Sumber Sari dan Kerto, Malang. Sampel dipilih dengan metode purposive sampling yang terdiri dari 9 orang informan kunci dan 14 orang teman informan kunci sebagai triangulasi untuk menjamin validitas data. Data dikumpulkan dengan metode wawancara mendalam dan observasi dibantu dengan catatan, tape recorder, dan kamera. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi konsumsi junk food pada informan tergolong tinggi dengan jenis junk food yang sering dikonsumsi fried chicken. Alasan tingginya konsumsi junk food paling utama adalah alasan rasa. Frekuensi konsumsi serat informan juga masih rendah dengan jenis serat yang sering dikonsumsi adalah lalapan. Alasan utama rendahnya konsumsi serat karena keterbatasan ketersediaan makanan sumber serat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah konsumsi junk food pada remaja putri indekos dengan overweight dan obesitas masih tinggi dan konsumsi serat informan masih begitu rendah. 
ASUPAN LEMAK TOTAL DAN ZAT GIZI MIKRO BERKORELASI DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA KOTA MALANG Wilujeng, Catur Saptaning; Nugroho, Fajar Ari; Deananta, Senja Deananta; Reswari, Ardhana Kusuma; Kusumawardani, Septya Ayu; Aryanti, Shabrina Dessy; Puspitasari, Devi
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 10, No 01 (2018): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v10i01.2227

Abstract

Premenstrual syndrome are commonly found in many adolescent girls. There are several factors that contribute to the incidence of premenstrual syndrome such as hormonal changes, nutritional status, food intake, and lifestyle. The purpose of this study was to determine the factors that mostly affect the incidence of premenstrual syndrome in adolescent girls. This study used analytic observational design with cross sectional approach. As many as 100 adolescent girls in Brawijaya Smart School (BSS) Malang were randomly chosen to take a part in this stud. The independent variables in this study were total fat intake and intake of micronutrients (iron, potassium, calcium, vitamins B1 and B6) that measured by using Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ) and the dependent variable was the severity premenstrual syndrome, as measured using Moos Menstrual Distress Questionnaire (MDQ),. The results showed that some of the nutrient intake of food that was classified as less was iron intake (94%), potassium intake (95%), calcium intake 81%), intake of B1 and B6 (84% and 43%), while total fat intake mostly were  high (86%) and most respondents experienced moderate severity of premenstrual syndrome (97%). The conclusions of this study is the most influential factors on the premenstrual syndrome is iron intake.So it is necessary to increase iron intake in adolescent girls., especially food from animal products.  Keywords: premenstrual syndrome, iron, calium, calcium, vitamine B1 and B6, total fat
Perbedaan asupan mikronutrien pada lansia penderita hipertensi esensial yang overweight dan tidak overweight Catur Saptaning Wilujeng; Wasilah Rochmah; Susetyowati Susetyowati
Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol 10, No 1 (2013): Juli
Publisher : Minat S2 Gizi dan Kesehatan, Prodi S2 IKM, FK-KMK UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijcn.18840

Abstract

Background: Hypertension in overweight elderly is a crucial problem considering that its pathogenesis, disease pattern and management are not entirely the same with hypertension in young adults. Hypertension in overweight elderly requires particular attention because it is closely associated with overall management (medical and nutritional).Objective: To study different intake of micronutrients, i.e. natrium (Na), potassium (K), calcium (Ca), and magnesium (Mg) in overweight and non overweight elderly with essential hypertension at Griya Sehat Lansia (GSL) Yogyakarta.Method: The study was analytical with case control study design. Samples were as many as 138 elderly of 60-75 years old taken using multistage sampling technique. Data of intake Na, K, Ca, Mg were obtained through semi quantitative food frequency questionnaire (FFQ); essential hypertension through assessment of blood pressure using sphygmomanometer; overweight and non overweight status through body mass index (BMI), BMI for overweight was 23-24.9 kg/m2 and non-overweight was 18.50-22.99 kg/m2. Statistical analysis used paired t test, Chi-Square and logistic regression.Results: There were differences in intake of Na, K, Ca, and Mg between overweight and non overweight elderly (p<0.05). There were significant association (p<0.05) between intake of Na, K, Ca, and Mg of overweight and non overweight elderly with essential hypertension, with OR 5.271; 6.813; 3.398 and 3.444. Intake of Na and K were variables most significantly associated with overweight and non overweight elderly with essential hypertension (p<0.05).Conclusion: There were significant differences in intake of micronutrients (Na, K, Ca, Mg) between overweight and non overweight elderly with essential hypertension at GSL Yogyakarta.